Penyesalan Terdalam Suami Arogan의 모든 챕터: 챕터 151 - 챕터 160

194 챕터

Keputusan Akhir

Sandra langsung memonyongkan bibirnya begitu dia mendengar ucapan pertama dari suaminya yang dia dengar hari ini. Ternyata Devan masih saja bersikeras dengan keputusannya untuk tidak berkompromi lagi mengenai rencana pembelian rumah di sebelah mereka.Kalau Sandra tiba-tiba menjadi kecewa pada suaminya, hal berbeda langsung ditunjukkan oleh Nathan yang sejak tadi sudah menunggu kedatangan sang papa. Bocah kecil itu langsung berlari ke arah papanya untuk menyambut kedatangan sang papa setelah sejak kemarin mereka tidak bertemu.“Asik, Papa pulang,” ucap Nathan bersorak senang.“Aduh ... jagoannya papa. Udah kangen banget Papa nih, Nathan kangen nggak sama Papa?” tanya Devan ketika dia sudah memeluk putranya.“Kangen dong. Nathan kangen sama Papa. Papa, mana hadiah buat Nathan?” tanya bocah itu yang sudah dari tadi sudah menunggu kedatangan papa dan hadiahnya.“Karena Nathan kangen sama Papa, jadinya Papa kasih hadiah. Tapi kayaknya ada yang nggak kangen sama Papa nih,” sindir Devan
더 보기

Akhirnya Berdamai

“Apa syaratnya, Mas?” tanya Sandra yang bersemangat karena sebentar lagi keinginannya akan dikabulkan oleh sang suami.“Kita makan dulu, aku udah laper. Dari Singapura tadi aku belum sempat makan, biar aku bisa makan di rumah bareng kalian,” jawab Devan sambil memegangi perutnya yang sudah keroncongan.“Oh, Mas Devan mau makan sekarang ya? Aku panasin bentar ya, Mas. Soalnya sop buntutnya udah agak dingin.” Sandra langsung berhambur ke arah dapur untuk menghangatkan sop buntut kesukaan suaminya.Melihat Sandra bersemangat untuk menyiapkan makan malam untuk dia, Devan jadi ikut senang. Tampaknya istrinya itu sudah kembali seperti Sandra yang dulu dia kenal dan cintai.Tidak Lupa juga Devan mengingatkan istrinya untuk berhati-hati karena di dalam tubuh istrinya itu ada jiwa lain yang saat ini masih sangat rentan. Siska langsung ikut bergabung dengan Sandra, untuk membantu putrinya itu menyiapkan makan malam untuk mereka semua.Diana tersenyum melihat kehidupan putranya jauh lebih baik
더 보기

Malam Panjang

Sandra segera membuka kotak berukuran sedang yang saat ini ada di pangkuannya itu. Rasa penasaran sudah memenuhi pikirannya saat ini karena dia ingin tahu apa yang diberikan oleh suaminya padahal kemarin dia tidak titip apa pun pada sang suami.Mata Sandra membulat lebar ketika dia sudah bisa mengenali isi dari kotak tersebut. Senyum juga mulai mengembang di bibir wanita itu setelah hadiah itu kini sudah terpampang di hadapannya.“Apa ini mas? Sengaja benar beli lingerie dari Singapura,” ucap Sandra sambil terkikik.“Aku kemarin nggak sengaja lihat lingeri ini digantung di depan salah satu etalase toko. Karena aku suka model dan warnanya, jadi aku beli aja buat kamu.” Devan bercerita pada sang istri.“Kamu beli ini ada Raka gak, Mas?”“Enggak lah. Dia aku suruh ke toko lain dulu, baru habis itu aku masuk buat beli. Habis beli pun aku langsung ke restoran tempat aku sama Raka mau ketemu klien. Jadi, dia gak tau apa yang aku beli.“Oh baguslah kalau kamu pakai strategi gitu, bisa ma
더 보기

Cemburu Jangan Over Dong

“Selamat pagi Pak Devan,” sapa seseorang yang tampak berjalan masuk ke rumah Sandra dari arah gerbang depan.“Niko, mau ngapain dia ke sini,” gumam Devan pelan ketika melihat yang muda yang tepat membuatnya emosi itu hadir di hadapan matanya.“Sayang, kamu masuk ke dalam sana. Aku nggak mau dia curi pandang lagi ke kamu.” Devan menyuruh Sandra untuk masuk ke dalam rumah.“San, ternyata kamu istri yang baik bener ya. Nganterin suami mau berangkat kerja sampe ke depan rumah.” Niko menyapa Sandra yang berdiri di samping suaminya.Sandra menjadi bingung saat ini. Ketika suaminya menyuruh dia untuk masuk ke dalam rumah untuk menghindari sapaan dari Niko, pria yang sekaligus tetangga Sandra itu justru malah menyapa dirinya juga. Mau tidak mau Sandra balik menyapa Niko, meskipun itu hanya lewat sedikit senyuman tanggung.Belum sempat Sandra masuk ke dalam rumah, Niko sudah berdiri di depan Devan dan Sandra. Jika keadaan sudah seperti ini, itu artinya mereka berdua harus bertemu dengan Nik
더 보기

Maria

“Awaass!!” teriak seseorang yang membuat ucapan Sandra terhenti dan ketiga orang itu menoleh ke sumber suara.“Aaakch!” Sandra berteriak.“San, kamu gak papa?” tanya Niko yang khawatir pada keadaan Sandra.“Sayang, kamu gak papa?” Devan juga ikut khawatir dan langsung memegang tubuh Sandra.“Aku gak papa, Mas. Aku cuma kaget aja,” jawab Sandra.Sandra kaget ketika ada sesuatu yang tiba-tiba menabrak kakinya. Sandra yang awalnya sudah kaget dengan teriakan itu kini ditambah lagi dengan adanya suatu benda tidak dia kenal menabrak kakinya dengan sedikit keras.Maria. Bocah kecil yang baru saja masuk ke dalam rumah Niko itu tertawa melihat Sandra ketakutan setelah mobil-mobilannya secara tidak sengaja menabrak kaki Sandra. Gadis kecil itu merasa lucu dengan tingkah Sandra yang takut pada sebuah mainan.“Maria, nggak boleh gitu. Kasihan Tante Sandra, dia jadi kaget tuh. Minta maaf yuk ke Tante Sandra.” Niko menyuruh Maria untuk meminta maaf pada Sandra.“Papa, Tante itu lucu. Masa sam
더 보기

Penasaran Tinggi

“Itu siapa, Nik?” tanya Sandra yang kepo dengan kehidupan pribadi Miko.“Itu ....”Mata Sandra dan Devan tertuju pada sosok wanita yang baru saja turun dari dalam mobil yang parkir di depan rumah Niko. Seorang wanita berusia muda dan sepertinya usianya tidak lebih tua dari Niko.Jika ini adalah seseorang yang diakui Niko adalah kakaknya sekaligus ibu dari Maria, semua orang pasti tidak akan percaya dengan pernyataan itu. Karena wanita yang saat ini ada di depan Sandra, tampaknya lebih cocok menjadi adik dari Niko.“Itu mamanya Maria. Kakakku. Kakak sepupuku,” ucap Niko menjelaskan tentang siapa sosok yang kini ada di hadapan mereka.Devan menoleh ke arah Niko, “Kakak sepupu? Maksudnya gimana nih.” Devan seolah ingin mendapatkan jawaban yang lebih jelas.“Iya ... dia kakak sepupuku. Dia ... ah, apa aku harus buka aib orang di sini?” Niko masih merasa berat untuk menceritakan tentang kehidupan kakak sepupunya.“Nggak usah diceritain. Itu kan pribadi kalian. Kalau gitu kami pergi dul
더 보기

Kabur Saja

“Bu, Bu ... lihat itu deh.” Sandra menunjuk dengan dagunya.“Apaan sih?” Siska menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh Sandra untuk melihat apa yang ingin Sandra beritahukan kepadanya.Sandra terus menunjuk ke arah orang yang ingin dia tunjukkan kepada ibunya. Selagi dia menunjukkan orang itu, tubuh Sandra semakin bergeser ke arah belakang tubuh ibunya sambil memegang erat troli belanjaan yang sedari tadi dia pegang.Siska melihat gelagat putrinya yang mulai tampak tidak nyaman saat ini. Dia segera memegang punggung tangan Sandra untuk menenangkan putrinya itu agar dia tidak merasa sendirian.“Kita pulang aja yuk. Kita cari supermarket lain aja nanti,” ajak Siska sambil mengambil alih troli belanjaan mereka.“Iya, Bu. Sandra juga males ribut,” jawab Sandra yang langsung menuruti ajakan ibunya untuk segera keluar dari supermarket itu.Sandra memilih untuk segera keluar dari supermarket meskipun dia belum selesai berbelanja. Sosok Irene yang tiba-tiba muncul di hadapannya, membuat seler
더 보기

Sosok Nita

“Kayaknya ibu hamil satu ini kepo banget ya. Ya udah deh, aku cerita ... tapi ini rahasia ya.” Niko tergelak ringan melihat Sandra yang penasaran.“Aman, Nik. Itu juga kalo kamu percaya sama aku,” Sandra memberikan jaminan.Sandra menjadi sangat antusias untuk mendengarkan cerita dari Niko. Meskipun mereka baru saja berkenalan, tapi kehidupan Niko menjadi sangat menarik untuk diketahui oleh Sandra.Seorang pimpinan perusahaan besar dan anak seorang konglomerat, ternyata menyembunyikan seorang anak kecil yang tampaknya kehadirannya tidak diketahui oleh keluarga Niko. Ketika pertemuan pertama Niko dan Sandra di pesta keluarganya beberapa waktu lalu, Sandra tidak melihat sosok Maria ataupun mamanya di pesta tersebut. Hal itulah yang membuat Sandra ingin tahu, siapa sebenarnya Maria bagi Niko.“Ok, aku percaya. Jadi ceritanya tuh gini, waktu itu kakak aku ini diusir dari rumahnya. Yah ... kamu tahu sendirilah akibat hamil duluan, kakakku diusir dari rumah dan dicoret sebagai ahli waris d
더 보기

Ternyata Dia Tulus

Sandra dan Niko serta Siska terlibat dalam perbincangan yang seru. Namun saat di tengah perbincangan sambil menikmati makanan, Siska berpamitan sejenak untuk pergi ke toilet restoran. Dia meninggalkan Sandra dan Niko sendirian di meja, sambil sedikit membahas tentang rumah yang akan dibeli Sandra.Tanpa dua orang itu sadari, ada sepasang mata yang sedang melihat ke arah mereka berdua. Orang itu bukan hanya melihat, tapi mengambil foto dari jarak jauh untuk mengabadikan keakraban antara Sandra dan juga Niko.“Ternyata istri yang dibanggakan oleh Devan bisa juga duduk berduaan sama cowok lain tanpa Devan. Ternyata Sandra nggak se polos itu. Tapi kira-kira Devan tahu nggak ya apa yang dilakukan sama istrinya sekarang? Atau mungkin Sandra ngelakuin ini tanpa sepengetahuan suaminya,” ucap Irene yang berhasil mengambil foto Sandra secara diam-diam.“Tapi siapa ya itu, kok aku nggak pernah ngeliat orang itu sebelumnya. Wah ... kayaknya aku harus benar-benar cari tahu nih.”“Bu, ini pesanan
더 보기

Meluluhkan Devan

“Apa ini? Jelaskan sama aku, apa ini?” Devan menunjukkan sesuatu pada Sandra.Devan meletakkan benda yang dia pegang sedari tadi ke atas meja dan dia serahkan pada Sandra. Dia ingin menuntut sebuah penjelasan dari sang istri tentang apa yang dia temukan dari dalam tas istrinya.Sandra mengambil kertas pemberian suaminya, kemudian dia melihat ke arah sang suami. Sandra tidak mengerti dengan maksud suaminya menanyakan kertas desain yang tadi dia rancang bersama dengan Niko.“Ini gambaran rencana desain rumah kita yang baru, Mas. Emang kenapa sama gambar ini?” ucap Sandra memberikan penjelasan pada suaminya.“Aku nggak nanya soal itu. Tapi aku mau nanya kenapa ada nama Niko di sana,” tegas Devan sambil menunjuk ke arah kertas itu lagi.“Oh ini. Iya Mas, tadi kebetulan nggak sengaja aku ketemu sama dia waktu aku lagi makan sama ibu. Terus kami ngobrol dan ngerancang ini juga. Kamu nggak lagi salah paham kan, Mas?” Sandra menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan Nik
더 보기
이전
1
...
1415161718
...
20
DMCA.com Protection Status