Home / Pernikahan / Penyesalan Terdalam Suami Arogan / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Penyesalan Terdalam Suami Arogan: Chapter 141 - Chapter 150

194 Chapters

Kejutan Dari Irene

Malam ini para anggota keluarga Wijaya akan segera berkumpul di rumah lama Devan. Mereka akan melihat bersama-sama hasil dari tes DNA yang kini suratnya sudah ada di tangan Diana.Wanita paruh baya itu sudah menyuruh pengacaranya untuk mengamankan surat itu, agar tidak ada kecurigaan dari pihak Irene maupun Devan tentang kemungkinan perubahan isi dari surat tersebut. Dengan demikian, kedua belah pihak yang sedang berseteru merasa percaya pada Diana dan siap untuk menerima hasil keputusan malam ini.Tidak bisa dipungkiri lagi kalau suasana hati Sandra saat ini sedang tidak baik-baik saja. Meskipun dia sangat percaya kalau suaminya tidak mungkin melakukan hal buruk, meskipun pernah sedikit terpeleset sehingga rumah tangga mereka sempat berantakan, namun Devan bukanlah tipe orang yang mudah untuk berbohong.Meskipun Sandra baru mengenal sosok Devan setelah mereka menikah, namun Sandra sudah cukup mengenal sosok Devan ketika mereka menjadi dekat. Meskipun terkadang Devan lebih egois dan m
Read more

Tolong Percaya Aku

Edo segera mengambil tas koper yang sedari tadi dia bawa. Di depan semua orang, pengacara Diana itu segera membuka koper kerjanya lalu mengambil sebuah surat dari laboratorium milik Rumah Sakit tempat Irene melahirkan.Gesture semua orang kini berubah menjadi tegang. Semua menantikan surat yang sudah mereka tunggu sekian lama, bahkan sampai menguras banyak emosi.Sandra mencoba untuk tetap tenang dan santai. Dia tidak ingin mengikuti alur permainan Irene yang selalu membuatnya terpancing emosi. Sandra menggenggam tangan Devan dengan erat, untuk menunjukkan rasa dukungannya pada sang suami.Lembaran kertas hasil tes DNA sudah dipegang oleh Edo. Teguh jantung semua orang yang ada di sana sepertinya sudah mulai tidak stabil, karena mereka juga penasaran dengan hasil dari tes tersebut.“Saya sudah membaca hasilnya dan ....” Edo menggantung kalimatnya lalu melihat ke arah Devan.“Anak ini adalah anak pak Devan,” lanjut Edo.“Gak mungkin! Ini gak mungkin! Ini pasti bohong! Dia bukan anak
Read more

Terjawab Sudah

PLAAK!Semua orang kaget melihat Diana tiba-tiba menampar Bram yang hendak membela Irene. Mereka semua langsung terdiam dan bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya apa yang terjadi pada Diana saat ini.Wanita paruh baya itu seharusnya marah kepada Irene yang tampak semakin serakah setelah kejadian perseteruannya dengan Devan tadi. Tapi entah kenapa yang menjadi sasaran pemukulan Diana adalah Bram.“Bu Diana! Kenapa Ibu pukul saya? Emangnya saya salah apa?” tanya Bram tidak terima dengan perlakuan Diana.“Kamu tanya kesalahan kamu apa? Emangnya kamu masih belum tahu apa kesalahan kamu sebenarnya?” tanya Diana balik.“Saya salah apa emangnya? Emangnya salah kalau saya ngebela Irene sebagai klien saya. Bu Diana jangan sembarangan ngelakuin hal seperti ini ke saya ya, saya bisa ajukan tuntutan perlakuan tidak menyenangkan terhadap Ibu!” Bram melakukan perlawanan.“Tuntut saja kalau kamu berani. Maka saya akan balik menuntut kamu atas tuduhan perkongkolan dengan Irene!” tantang Diana bali
Read more

Penyiksaan Pertama

Suasana di dalam mobil masih sunyi karena tidak ada satu pun di antara mereka berdua yang berbicara. Tampaknya mereka masih ingin menenangkan diri dari kenyataan baru yang baru saja diungkap oleh Diana.Selagi Devan mengemudikan mobil, Sandra memilih untuk menghidupkan pemutar musik yang ada di mobil Devan itu. Biarpun mereka berdua lebih memilih diam, setidaknya tetap akan ada suara di dalam mobil yang sedang berjalan dengan kecepatan sedang itu.“Sayang, kamu nggak papa? Perut kamu sakit?” tanya Devan yang sempat melihat istrinya mengusap perutnya yang masih datar itu.“Nggak papa kok, Mas. Tapi kok aku rasanya pengen ....” Sandra menggantung ucapannya sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.Devan menghentikan mobilnya di belakang mobil lain yang berhenti di lampu merah, “Kamu pengen apa emangnya?” tanya Devan ingin tahu.“Itu lho Mas, kamu tahu nggak biasanya ada tukang jualan makanan yang di lampu merah gini. Kayak dia jual kacang atau tahu atau kerupuk gitu tuh.”“Iya aku tahu,
Read more

Anak Mahal

“Kenapa emangnya kalau sama Mbok Darmi atau Wati?” tanya Devan memotong ucapan istrinya.“Nggak apa-apa sih Mas, cuma kan kita harus mikirin sesuatu juga kayak ....”“Mama,” panggil Nathan yang keluar dari dalam kamar.“Nathan. Kok Nathan bangun, sayang?” Sandra langsung beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri putranya yang turun dari lantai dua rumahnya.“Nathan haus, air di kamar habis. Tadi ke kamar Eyang, Tapi Eyang nggak ada,” ucap Nathan yang kini sudah digandeng oleh Sandra.“Sari, ambilkan minum terus isi botol airnya Nathan yang ada di kamar,” perintah Devan memanggil asisten rumah tangganya setelah dia mendengar apa yang dikeluhkan oleh Putra tercintanya.“Nathan haus?” tanya Devan yang langsung mengangkat putranya untuk dia dudukan di sofa.“Iya, Nathan haus, Papa. Kok Papa belum tidur sama Mama juga?” tanya Nathan sambil melihat ke arah kedua orang tuanya.“Lagi nunggu Om Raka datang. Nathan Laper nggak?” tanya Devan sambil memegang perut putranya.Nathan
Read more

kewaspadaan Devan

“Niko?”Sandra dan Devan kaget mendengar nama yang disebutkan oleh Sari. Mereka berdua langsung berpandangan dengan wajah yang serius setelah mendengar nama Niko di sebut di rumah mereka.“Kamu ketemu Niko di mana?” tanya Devan.“Ketemu di pojokan situ, Pak. Kebetulan kayaknya Pak Niko juga lagi beli martabak,” jawab Sari sambil menjelaskan pertemuannya dengan Niko.“Kok Niko kenal kamu? Emangnya kamu pernah ketemu sama dia?” tanya Sandra yang sedikit curiga dengan cerita Sari tadi.“Kan rumahnya Pak Niko ada di depan sini, Bu. Saya sering ketemu kok kalau lagi beberes di depan rumah,” jawab Sari menjelaskan tentang perkenalannya dengan Niko.“Apa?! Rumah di depan itu rumahnya Niko.” Devan mengulangi ucapan asisten rumah tangganya.“Bukan di depan sekali Pak, tapi di depan rumah yang dijual di samping ini. Tapi katanya itu bukan rumah Pak Niko sih, cuma itu rumah saudaranya atau gimana gitu. Cuma Pak Niko sering ke situ, Pak.”Sari kemudian menjelaskan kepada para majikannya tent
Read more

Seorang Tetangga

“Apa maksud kalian ngomong kayak gitu!” bentak Irene yang langsung membuat Mbok Darmi dan Wati kaget.“Bu Irene, maksudnya anu, Bu. Tadi itu ....”“Apa? Apa maksudnya kalian ngomong kayak gitu? Apa kalian dari dulu emang sukanya ngomongin saya di belakang saya ya?!” Irene memotong ucapan Wati.“Bukan gitu, Bu. Tapi kami emang denger kayak gitu pas Bu Diana kemaren ke sini. Maksudnya gak sengaja denger pas Bu Diana lagi telponan. Emang bener ya kalo Bu Irene bakalan pindah ke Semarang?”“Siapa yang bilang! Saya biarpun gak tinggal di sini, saya juga masih punya rumah! Wati, kamu nanti bakalan tetep ikut saya. Kamu yang urus anak saya,” bantah Irene.“Ikut Bu Irene? Maaf Bu, saya mau kembali ke rumah Bu Diana. Saya udah di suruh balik, soalnya kata Pak Devan rumah ini bakalan di jual,” tolak Wati.“Kamu mau balik ke rumah Tante Diana? Bukannya kamu gak mau balik ke sana ya?”“Ya dulu sih gitu, Bu. Tapi kan gaji yang dikasih Bu Diana tuh gede, jadi ... saya tetep milih kerja di sa
Read more

Tetangga Baik

Sandra menjadi sedikit panik dan salah tingkah ketika pandangan matanya sempat beradu dengan Niko. Meskipun jarak mereka cukup jauh, tapi Sandra masih bisa melihat kalau pria itu sedang menatap ke arahnya saat ini.Merasa telah tertangkap basah oleh Niko karena dia tampak sedang mengamati pria itu, Sandra segera bergabung kembali dengan dua asisten rumah tangganya yang sejak tadi sedang membersihkan halaman depan. Sandra kembali menyibukkan diri dengan memberikan beberapa perintah pada tukang kebun rumahnya, seolah tidak terjadi apa-apa dan berpura-pura tidak tahu kalau Niko tadi melihat ke arahnya.“Hai San, akhirnya kita ketemu juga,” sapa Niko yang tiba-tiba ada di dekat Sandra.Sandra langsung menoleh ke arah Niko, “Hai Nik, ternyata kita tetanggaan ya,” ucap Sandra mencoba untuk membalas sapaan Niko.“Kamu mau ngantor?: tanya Sandra sambil melihat ke arah Niko yang berdiri di depannya.“Iya, biasalah kan aku masih ngantor. Aku dengar kamu udah resign ya? Kenapa kok resign? Aku
Read more

Perubahan Besar

“Papa.”Ada suara teriakan yang membuat Sandra langsung menoleh ke arah rumah Niko. Mata Sandra langsung membulat lebar ketika melihat Niko tampak menyambut seorang gadis kecil yang baru saja keluar dari dalam rumah itu.“Papa? Kok manggilnya papa,” ucap Sandra kaget.Spontan Sandra langsung menoleh ke arah rumah Niko kembali. Dia melihat Niko sedang bersama dengan seorang gadis kecil yang kini tampak sedang bermanja pada pria yang dikenalnya tuh.Tentu saja hal itu membuat Sandra semakin penasaran tentang sosok gadis kecil yang tadi diakui oleh Niko sebagai anak dari kakaknya. Tapi entah mengapa gadis itu malah memanggil Niko dengan sebutan papa.“Manggilnya kok papa sih. Aku tadi nggak salah dengar kan,” ucap Sandra bermonolog sendiri.“Eh, orang yang lihat,” ucap Sandra yang kemudian segera membuang mukanya agar Niko tidak menyadari kalau dia sedikit curiga pada pria itu.“Aneh, kayaknya aku harus cari tahu deh. Sebenarnya rumah itu rumah siapa sih,” gumam Sandra lagi yang kemudi
Read more

Mengadu

Hari ini Devan datang dari dinasnya ke Singapura. Sandra sudah bersiap untuk menyambut kedatangan suaminya yang kabarnya saat ini sudah berada di bandara.Seharusnya Devan sudah tiba di rumah sejak sore tadi, tapi masih ada pertemuan mendadak dengan salah satu kliennya, Devan harus memundurkan jadwal kepulangannya menjadi sedikit lebih malam.Hari ini Sandra yang memasak sajian makan malam yang akan dia hidangkan pada suaminya. Rasanya ingin sekali Sandra menyajikan makanan istimewa untuk menyambut kedatangan suami tercintanya setelah mereka berpisah kemarin.“Mama, papa mana?” tanya Nathan yang sudah sejak tadi bertanya kenapa papanya tidak juga kunjung datang.“Papa masih di jalan. Kan tadi papa udah bilang kalau papa udah di bandara. Pasti sekarang papa lagi di jalan sama Om Raka,” jawab Sandra memberi penjelasan pada putranya.“Papa lama. Nathan pengen lihat hadiah yang udah dibeliin papa,” rengek Putra Devan itu.“Sabar dong. Bentar lagi papa juga pasti dateng. Nathan udah lap
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
20
DMCA.com Protection Status