Home / Pernikahan / Penyesalan Terdalam Suami Arogan / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Penyesalan Terdalam Suami Arogan: Chapter 121 - Chapter 130

194 Chapters

Iya Atau Enggak

“Maaf Bu, Pak Devan sedang tidak ada di tempat. Beliau sedang keluar kantor saat ini, Bu,” ucap Dewi melarang Irene masuk ke dalam ruang kerja Devan.“Kalo gtu biar saya tunggu dia di dalam aja,” jawab Irene yang tetap memaksa ingin masuk ke ruang kerja Devan.“Maaf, Bu. Kalau pengen nunggu Pak Devan, silakan tunggu di ruang tamu aja.”“Apa kamu bilang ? Kamu suruh saya untuk tunggu di ruang tamu . Apa kamu nggak tahu siapa saya?” tanya Irene pada Dewi dengan nada congkak.“Yang saya tahu Ibu ini adalah tamunya Pak Devan. Dan saya tetap melaksanakan prosedur yang berlaku di perusahaan ini, Bu.”“Saya ini calon istrinya atasan kamu itu. Jadi apa kamu pikir saya masih pantas untuk nunggu di ruang tamu, hah!”“Apa?! Calon istrinya Pak Devan?” Dewi kaget mendengar pernyataan dari Irene sampai matanya membulat lebar.Sekretaris Devan itu langsung melihat Irene dari atas ke bawah. Pandangan matanya berhenti di perut Irene yang sudah sangat membesar itu.Ada rasa keragu-raguan dalam ha
Read more

Mengalah Untuk Menang

“Ngapain kamu ke sini, hah!” tanya Devan dengan sangat tegas dan menatap tajam ke arah Irene.“Mas, sabar dulu, Mas. Nggak usah marah-marah,” ucap Sandra mencoba untuk meredam amarah suaminya agar tidak meledak.Devan menoleh ke arah istrinya, “Orang kayak dia nggak perlu dikasih hati. Dia bisanya cuma mancing emosi orang aja. Gimana aku bisa sabar kalau ngadepin orang kayak gitu.”“Mau apa kamu ke sini, hah!” tanya Devan sebenarnya malas untuk bicara dengan Irene.“Aku cuma pengen mampir aja. Kan aku udah lama banget nggak main ke sini. Jadi boleh dong kalau aku mampir ke sini sambil nyapa kamu,” jawab Irene dengan sikap sok manis pada Devan.“Ren, kita nggak punya waktu banyak buat ngeladenin kamu. Mendingan sekarang kamu bilang tujuan kamu ke sini apa. Kalau kamu cuma mau main doang, mendingan kamu pulang sekarang. Aku sama Mas Devan masih ada urusan penting,” tegas Sandra sekaligus ingin segera mengusir Irene pergi secara halus.Irene menatap tajam ke arah Sandra, “Kamu ngus
Read more

Pingsan

“SANDRA!”Devan berteriak memanggil Sandra ketika ibu dari anaknya itu tiba-tiba lemas dan hampir jatuh di hadapannya. Untung saja Devan masih bisa secara cepat memegang badan Sandra yang sejak tadi berdiri di sampingnya.Devan terlalu kaget melihat keadaan Sandra yang sejak tadi tidak memperlihatkan keanehan apa pun, namun tiba-tiba saja wanita yang dia cintai itu pingsan di hadapannya. Devan terus berteriak memanggil Raka dan Dewi, berharap para asistennya itu bisa segera masuk ke ruangannya. Sayang, bangun, Sayang. Kamu kenapa?” tanya Devan yang kini sudah duduk di lantai sambil menahan tubuh Sandra.“Raka! Dewi!” Devan memanggil semua anak buahnya yang ada di luar ruang kerjanya.“Sayang, bangun, Sayang,” ucap Devan yang semakin panik sambil sedikit menepuk-nepuk pipi istrinya.Sandra yang sudah tergeletak di lantai masih bisa mendengar sayup-sayup suara Devan. Namun dia tidak mampu menggerakkan tubuhnya karena tubuhnya seperti sudah kehilangan organ penggeraknya. Sandra lemas
Read more

Selentingan Kecil

“Eeh ... liat deh Bu Sandra. Kayaknya kabar yang bilang kalo Bu Sandra pingsan di ruangan Pak Devan tadi beneran deh. Waah ... jangan-jangan kabar tadi bener ya?”“Iya bener, tadi aku juga denger katanya Bu Sandra pingsan ya. Masa sih Bu Sandra pingsan gara-gara kedatangan ibu-ibu hamil tadi.”“Iya bener, tadi aku dengar ibu hamil itu bilang ke anak yang di dalam perutnya itu, kalau dia bakal dapat tunjangan dari Papanya. Masa sih Pak Devan selingkuh.”“Waah ... kok gitu ya. Padahal mereka udah jadi goal couple loh di sini. Waah ... kok bisa gitu ya, gak nyangka banget.”“Iya ... aku juga bener.”Ada banyak selentingan yang dilontarkan oleh para karyawan perusahaan. Mereka kaget dengan kabar yang mengagetkan itu. Mereka tidak sengaja bertemu dengan Irene yang datang tiba-tiba ke kantor Devan.Irene memang sengaja membuat sedikit kehebohan di kantor Devan. Tentu saja hal itu dia sengaja karena dia ingin sedikit membuat Devan terganggu dengan kabar itu. Dia ingin sedikit menekan Dev
Read more

Dua Rumah Yang Berbeda

Hari kepindahan tiba. Sandra dan Devan sudah di jemput oleh Pak Budi untuk pindah dari rumah kontrakan Sandra ke rumah baru mereka.Pagi tadi Nathan dan Siska sudah membagikan beberapa bingkisan yang semalam di siapkan oleh Sandra. Kini beberapa tetangga yang rumahnya berdekatan dengan rumah Sandra pun sudah berdatangan untuk mengantar kepindahan Sandra.“Waah ... bentar lagi Nathan gak bisa jajan ciloknya Mang Edi lagi ya?” “Than, ntar yang betah ya di rumah baru.”“Bu Sandra, kalo ada waktu boleh loh main ke sini.”“Makasih banyak, Bu. Ntar kalo ada waktu pasti bakalan main. Udah krasan sebenernya di sini, tetangganya juga pada baik. Nathan juga banyak temen mainnya,” jawab Sandra.“Iya ... ntar kalo main ke sini bisa main ke rumah Ibu,” ucap tetangga depan rumah Sandra yang selalu akrab dengan Siska.“Makasih, Bu. Kalo gitu, kami permisi dulu ya. Maafkan kami kalo selama tinggal di sini ada kesalahan,” pamit Sandra “Iya sama-sama.”Sandra dan keluarganya segera berpamitan
Read more

Tamu Tak Diundang

Suasana rumah yang ditinggali Irene tampak sedang sibuk. Wanita hamil itu banyak memberikan perintah pada Mbok Darmi dan juga Wati tentang apa saja yang harus mereka lakukan demi kesuksesan pesta yang akan dia adakan.Beberapa kali juga Irene terlihat sedang menerima telepon dari teman-temannya atau bahkan dia menelepon sendiri temannya dengan maksud untuk mengundang mereka. Irene benar-benar ingin merayakan keberhasilannya merebut rumah milik Sandra ini.“Mbok, kok minumannya belum di sajikan semua sih. Oh ya, jangan lupa siapkan gelas wine juga ya,” pinta Irene.“Gelas wine? Bu Irene mau minum wine?” tanya Mbok Darmi yang merasa aneh dengan perintah Irene.“Bukan saya, tapi temen-temen saya. Mana enak kalo party trus gak ada minuman kayak gitu. Ini bukan restoran prasmanan dan pesta kampungan kayak yang biasanya majikan kamu lakukan itu, Mbok. Udah buruan sana siapin, lelet amat jadi orang.”Irene menggerutu karena sejak tadi Mbok Darmi banyak protes dan bertanya kepadanya. Mungki
Read more

Kerennya Diana

“Tapi apa?” potong Diana.“Tan, mereka dateng ke sini buat nemenin Irene. Mereka mau ngehibur Irene,” ucap Irene beralasan.“Gak gini juga ceritanya. Pulang kalian semua. Pulang!” Diana memerintah semakin tegas.Irene sudah tidak berani lagi membantah ucapan Diana. Meski dia sangat kesal pada wanita paruh baya itu, tapi dia masih butuh dukungan Diana untuk melawan Devan dan Sandra. Irene pun akhirnya hanya bisa menyuruh teman-temannya pulang lebih awal. Sebenarnya, tanpa di suruh pun, para tamu Irene itu sudah akan pergi sendiri. Mereka takut melihat Diana yang terlihat sangat berkelas, jauh dibanding mereka.Kalau Irene dan para tamunya sedang kesal karena di usir oleh Diana, di bagian dapur ada dua orang yang saat ini tertawa dalam diam. Ternyata kedatangan Diana benar-benar untuk membubarkan pesta Irene. Tanpa di suruh pun, Mbok Darmi dan Wati segera membereskan sisa kekacauan yang di buat oleh Irene dan para tamunya.Flash back on.“Mas, ada pesan dari Mbok Darmi nih,” ucap San
Read more

Penyelidikan Dewi

“Selidiki keanehannya dan laporkan ke saya. Kalo gak ada yang aneh, saya bakalan kasih kami SP1!” ancam Raka.“Baik, Pak,” jawab Dewi yang kini sudah ditinggal oleh Raka sendirian setelah pria itu memberikan perintah.“Tadi aja ngomel pas ngelihat aku pegang handphone, tapi sekarang malah nyuruh aku nyari tahu. Dasar gak jelas nih orang. Makanya kalau ada apa-apa tuh nanya dulu, jangan asal nuduh aja,” gerutu Dewi pelan sambil melihat punggung Raka yang kini sudah menghilang masuk ke dalam ruang kerjanya.Dewi memundurkan kursi kerjanya lalu meluruskan kakinya sambil mencoba untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan grup chat kantor yang tiba-tiba menjadi sepi. Dewi mencoba untuk menghubungi teman-teman dekatnya secara pribadi untuk sekedar bertanya tentang keanehan yang dia rasakan beberapa hari ini berharap dia akan memiliki petunjuk.Namun sayangnya para teman dekat Dewi itu tidak ada yang menjawab dengan jelas apa yang ingin dia ketahui itu. Mereka memberikan jawaban
Read more

Peringatan Raka

“Siapa yang bilang saya mau nikah lagi!”Suara Devan terdengar begitu menggelegar ketika dia mendapati berita miring tentang dirinya baru saja keluar dari mulut sekretarisnya. Amarah Devan langsung terpancing begitu dia mendengar kabar tidak benar tentang dirinya. Berita yang benar-benar buat telinga Devan menjadi panas.Mendengar suara Devan, otomatis membuat Raka dan Dewi langsung melihat ke arah Devan yang saat ini sedang berdiri di depan mereka dengan memasang wajah yang sangat masam. Sudah bisa dipastikan kalau sebentar lagi mereka berdua pasti akan mendapatkan ocehan dari pemilik perusahaan ini.“Bos,” sapa Raka.Siapa yang berani bilang kayak gitu? Berani sekali mereka ngomong kayak gitu tentang saya. Apa mereka nggak takut kehilangan pekerjaan di kantor ini, hah!” murka Devan.“Pak Raka,” bisik Dewi yang mulai takut.Raka memilih untuk melangkah sedikit ke depan agar Dewi terlindungi, “Maaf Bos, kami hanya mendengar beberapa selentingan yang ada di lantai bawah. Saya juga k
Read more

Perubahan Besar

“Aduh,” keluh Sandra tiba-tiba sambil memegang kepalanya.“Sayang, kamu kenapa, sayang?” Devan langsung mendekati istrinya dan menangkap tubuh Sandra yang terlihat oleng.“Mama kenapa, Mama,” Nathan ikut berkomentar melihat mamanya hampir terjatuh.“Sayang kamu kenapa? Kamu sakit?” tanya Devan yang kini sudah mendudukkan Sandra di sofa yang ada di kamar mereka.“Nggak tahu Mas, kepalaku tiba-tiba pusing aja gitu ... apa aku kurang darah ya? Soalnya beberapa hari ini kan aku kayak kurang istirahat dan badanku sering lemas,” jawab Sandra sedikit menceritakan tentang keadaan tubuhnya saat ini.“Kok kamu nggak bilang sih kalau kamu nggak enak badan. Kalau lagi nggak enak badan tuh jangan ditahan-tahan, langsung ke dokter atau minum obat. Kamu tuh dari dulu kebiasaan deh suka ngentengin badan sendiri tapi merhatiin kesehatan orang terus. Bentar, aku ambilin minum sama obat dulu.” Devan mulai mengomel karena dia sangat tahu kebiasaan Sandra.Devan menyuruh Nathan untuk menjaga mamanya
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
20
DMCA.com Protection Status