Semua Bab Anak Kembar Mr. Billionaire: Bab 301 - Bab 310

356 Bab

(ZO-YAS) WANITAKU YANG SEMPURNA

"Yasmin, kau tidak papa hem?" Kenzo mengusap rambut Yasmin dari belakang saat istrinya berbaring di atas ranjang memunggunginya. Laki-laki itu memberikan kecupan di pipi kanan istrinya dan memeluknya dari belakang. Dia tahu kalau Yasmin mungkin bersedih karena Liana akan pergi. Dari semua orang yang Yasmin kenali sejak dulu, hanya Liana lah yang menjadi rumah sekaligus pelarian yang selalu menerimanya. "Sayang, kita tidak bisa memutuskan apa yang sudah Liana pilih, dia yang menginginkan dan dia yang bisa mengambil pilihannya," bisik Kenzo menenangkan Yasmin. "Tapi kenapa dia tidak menyelesaikan masalahnya baik-baik? Kenapa malah pergi pulang ke Lyon?" Yasmin memegangi tangan Kenzo. "Liana tidak mau masalahnya semakin bertambah, karena itulah dia pergi. Ingat Sayang, di dunia ini seseorang itu datang dan pergi," jelas Kenzo dengan sabar. Mendengar penjelasan Kenzo barusan, Yasmin mulai memahami sedikit. Ia pun membalikkan badannya dan mengulurkan kedua tangannya memeluk Kenzo. K
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-03
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) SUAMIKU YANG ROMANTIS

Pagi-pagi sekali saat Kenzo terbangun, ia tidak mendapati istrinya di sampingnya. Bak cacing tersiram air panas, ia langsung bangkit dari atas ranjangnya dan mencari Yasmin seketika. "Di mana gadis itu?" gumam lirih Kenzo kebingungan. Masih dengan balutan piyama kimono putih, ia berjalan terburu-buru membuka pintu kamar dan berjalan ke lantai satu. Di dapur ada Bibi yang sedang memasak. Kenzo pun segera menghampirinya. "Bi, di mana istriku?!" pekik Kenzo menatap sang pembantu. "Eh, Non Yasmin? Bibi tidak tahu, Tuan. Bibi baru masuk rumah," jawab wanita itu meletakkan beberapa barang dapur yang ia bersihkan. Kenzo mengacak rambutnya. "Bibi lanjut saja memasak untuk sarapan istriku, dia pasti tidak akan pergi jauh." Laki-laki itu tidak peduli meskipun kini memamerkan dada bidangnya dan juga betisnya di hadapan sang pembantu. Langkah kaki Kenzo membawanya membuka pintu samping rumahnya, dan benar saja pintu itu tidak dikunci, pasti si kucing kecil cantik miliknya itu keluar lewat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-04
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) TETAPLAH MANJA PADAKU

"Hari ini masih libur, aku ingin menemani istriku di rumah. Jadi tunda beberapa pekerjaan dulu." Suara sang suami yang terdengar marah dan kesal membuat tidur siang Yasmin terganggu. Gadis itu langsung bangun dan duduk di tepi ranjang mengucek kedua matanya. Gorden kamar terbuka, jendela-jendela besar pun juga terbuka menunjukkan pemandangan taman sekitar rumah di musim semi yang indah. "Sayang, sudah bangun... Kenapa? Apa kau lapar?" tanya Kenzo meletakkan ponselnya dan melangkah mendekati Yasmin. Gadis itu menggeleng pelan mengulurkan satu tangannya meminta pada sang suami untuk mendekat. Kenzo memilih duduk di sampingnya, merangkul pundak Yasmin dengan hangat. "Kenapa? Ada apa, Sayangku?" bisik laki-laki itu mengecup pipi Yasmin dengan begitu mesra. "Badanku tidak nyaman, Kenzo. Kepalaku berkunang-kunang, dan pinggangku terasa sakit." Jujur Yasmin menjawabnya, pasalnya sejak dia jatuh kemarin, setiap bangun tidur tubuhnya akan sakit. "Istirahatlah, mungkin juga karena fakto
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-04
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) DIA MENENANGKAN

Sore ini di kediaman Yasmin dan Kenzo kedatangan beberapa orang tamu penting dari Jerman, mereka semua adalah rekan kerja Kenzo. Ada empat tiga laki-laki dan dua perempuan. Yasmin ikut menyambut mereka dengan penuh hormat, ia tidak mau membuat Kenzo malu kalau dirinya bersikap manja seperti tak ada orang. "Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi, Kenzo," ujar seorang perempuan, dia adalah Sonia, istri Jerfic sahabat Kenzo juga. "Ya, kalian dulu satu universitas, kan?!" Mahesa menyela mereka. Kenzo menganggukkan kepalanya. "Heem, aku dan Sonia dulu satu kampus. Tapi kita berbeda kelas." "Aku juga satu kampus dengan kalian kan," sahut Rifel, laki-laki berkulit putih dan berambut cokelat terang itu menatap kesal pada tiga sahabatnya. Di sana, Yasmin hanya tahu nama mereka saja, Mahesa, Jefric, Rifel, Sonia, dan satu wanita lagi yang pendiam dan tak acuh, dia begitu cuek, Yasmin tidak tahu siapa dia dan siapa namanya. "Kalau Yasmin, dulu kuliah di mana? Jangan-jangan dia benar-b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) POSESIFNYA SUAMIKU

Malam ini Yasmin tidak bisa tidur, gadis itu keluar dari dalam sendirian tanpa membangunkan Kenzo. Langkah kaki kecilnya membawa Yasmin masuk ke dalam kamar bayi di samping kamar tidurnya dengan Kenzo berada. "Aroma bayi ini," lirih Yasmin tersenyum mengusap perut besarnya. "Mami berdoa agar kalian sehat-sehat selalu, Mami tidak sabar bertemu dengan kalian." Kini Yasmin duduk di sebuah sofa memeluk boneka beruang putih besar dan menyandarkan kepalanya menatap ke arah luar jendela menikmati pemandangan musim semi di malam hari. Yasmin mengingat masa kecilnya di musim semi di malam hari, ia selalu meminta pada mendiang Mamanya membelikan kembang api dan menyalakannya di taman rumah mereka. Hal itu membuat Yasmin rindu pada mendiang Mamanya. Ia hanya bisa menutup mata dan menyampaikan rasa rindunya. 'Mama, Yasmin sekarang sudah bahagia. Yasmin akan merasakan bagaimana posisinya menjadi Mama nanti, doakan Yasmin bisa membahagiakan dan mendidik anak-anak Yasmin dengan baik, semoga pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) TAK BISA TANPAMU

Benar dugaan Kenzo kalau ia tidak akan bisa pulang sore. Buktinya setengah enam sore dia masih berada di ruangan meeting dengan beberapa berkas menumpuk di atas meja kayu besar ditemani dua temannya. Kenzo mengusap keningnya dan mengeluh pelan. "Pekerjaan tidak ada habisnya, aku merasa sejak pagi kita bertiga bekerja keras, tapi tidak selesai juga."Mendengar hal itu, Call pun tertawa pelan. "Tidak biasanya si pekerja keras ini mengeluh." "Dia kan sudah menjadi budak cinta, pantas saja mengeluh. Dulu pulang jam satu malam juga fine-fine saja!" Mahesa menyahuti. "Tapi lihat sekarang, seperti cacing kepanasan."Ekor mata Kenzo melirik dua manusia laknat itu dengan ekspresi dan sorot mata sinisnya. Mereka berdua memang belum memiliki pasangan, jelas saja keduanya hanya bisa nyinyir dan ngomong seenak jidat. "Awas saja kalau kalian merasakan di posisiku nanti," jelas Kenzo. "Memangnya secemas itu ya, Ken?" tanya Call seraya menata berkas bersampul biru di hadapannya. "Kau pikir! Me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) KECELAKAAN

"Sayang, tidak bisa satu hari ini saja libur ya? Aku ingin ditemani..." Yasmin memegangi bagian belakang tuxedo hitam yang suaminya pakai. Sembari mondar-mandir dia mengikuti langkah kaki Kenzo. "Tidak bisa, Yasmin. Ada meeting pagi ini, Daddy bisa kesal padaku kalau aku tidak datang." Kenzo menyahut kunci mobilnya di atas meja rias dan menyahut pula mentel cokelat tebalnya. "Aku tidak akan pulang malam, tenang saja." "Tapi aku ingin kau libur pokoknya!" Yasmin cepat berdiri di hadapan Kenzo. Laki-laki itu menyergah napasnya panjang. "Aku sibuk, Sayang. Besok saja, tiga hari lagi sudah hari Minggu!" seru laki-laki itu menjelaskan. Yasmin menundukkan kepalanya dan sedih, tapi Kenzo keukuh tetap akan pergi ke kantornya. "Kau tega sekali denganku, ya. Padahal aku hanya menginginkan hari ini saja aku temani seharian, atau setengah hari saja. Kau tidak pernah ada waktu untukku bahkan di saat aku seperti ini," ungkap Yasmin tanpa membalikkan badannya. Kenzo yang hendak menuruni anak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) PUTRIKU SAYANG, SELAMAT JALAN

'Hanya bayi laki-laki yang selamat, bayi perempuanmu tidak bisa tertolong karena dia sudah tidak bernyawa saat di dalam perut. Yasmin pun masih belum sadarkan diri, tolong bersabarlah.'Kosong. Isi kepala Kenzo bagai tak ada apapun lagi setelah mengingat ucapan dokter. Hidupnya kini hanya akan dirundung sesal. Andai, dia terus berandai-andai. Misal pagi tadi dia menemani istrinya, mungkin satu anaknya masih selamat, mungkin Yasmin tidak akan kritis seperti ini. "Yasmin... Kesepian ini yang kau katakan padaku, Yas? Kenapa Yas? Kenapa aku tidak mengerti perasaanmu tadi, Yasmin..." Kenzo menangis menundukkan kepalanya. Dia dipeluk oleh Alex dan ditemani Kenzi di sisinya. "Kenzo, jangan begini... Berdoalah untuk Yasmin, Tuhan mungkin belum memberikan anak itu untukmu, tapi Yasmin harus tetap kau perhatikan." Alex terus menyemangatinya. "Apa yang harus aku katakan kalau dia bangun, Dad?" Kenzo memejamkan kedua matanya. "Dia pasti akan terpukul, dan aku pasti akan sangat bersalah. Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-07
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) KITA SAMA-SAMA BERDUKA

Semua orang tahu betapa sedihnya Yasmin saat ini. Semuanya juga mengerti betapa berdukanya Kenzo dan Yasmin setelah satu anak yang mereka tunggu kelahirannya harus tiada. Namun siapa yang mau disalahkan di situasi ini selain Yasmin menyalahkan dirinya sendiri yang terlalu bodoh. Gadis itu diam menatap ke arah luar jendela dan mengingat-ingat pagi hari di mana ia marah pada Kenzo dan berakhir terpeleset. "Yasmin, hei... Jangan melamun saja," ujar Kenzo mendekatinya dan mengusap pucuk kepala istrinya. Yasmin menatap mangkuk sup yang Kenzo bawa. Laki-laki itu pasti akan membujuknya untuk makan, tapi Yasmin merasa kenyang bahkan ia mungkin akan muntah kalau makan di saat seperti ini. "Ayo makan dulu, aku suapi," bujuk Kenzo. "Aku tidak lapar," jawab Yasmin tanpa menatapnya sama sekali. "Kau bisa tambah sakit, Sayang. Sedikit saja makan sarapannya, setelah itu kau boleh kembali diam." Yasmin menatap suaminya dan ia tetap keukuh menggelengkan kepalanya menolak dengan tegas. Sudah s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-07
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) BABY RAFAEL

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Yasmin diperbolehkan pulang membawa bayinya. Saat sudah berada di rumah, Kenzo meminta Bibi menggendongkan bayinya dan mengajak mereka ke kamar di lantai dua. "Kenzo..." Yasmin meremas lengan suaminya saat hendak membuka pintu kamar anak mereka. Kenzo tersenyum paham. "Tidak papa, Sayang." Pintu kamar itu pun dibuka. Yasmin terdiam saat melihat semua perabotan bayi perempuannya sudah tidak ada. Di dalam sana hanya ada satu ranjang besar dan satu keranjang tempat tidur bayi juga barang-barang mainan anak laki-laki. Netra Yasmin memperhatikan suaminya yang kini membuka gorden kamar itu. 'Lagi-lagi dia membuatku damai dengan perasaan yang terguncang. Sebenarnya aku tahu, kau begitu setia dan sangat mencintaiku, Kenzo.' "Bi, Rafael tidurkan di sini saja, biar aku yang menjaganya," ujar Yasmin pada Bibi. "Eh, iya Nyonya." Wanita itu tersenyum manis, kini dia memanggil Yasmin dengan sebutan Nyonya lantaran Yasmin sudah memiliki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2930313233
...
36
DMCA.com Protection Status