Semua Bab Anak Kembar Mr. Billionaire: Bab 271 - Bab 280

356 Bab

(ZO-YAS) BERJUANG SENDIRI

"Yasmin, ke mana saja kau tidak pernah terlihat, tahu-tahu kau sudah hamil dan menikah tidak mengundangku, begitu!"Seorang wanita berkacak pinggang menatap Yasmin dengan wajah kesal. Namun Yasmin menanggapinya dengan senyuman. Sudah biasa Liliana mengomeli Yasmin seperti ini. Sebagai teman dan sekaligus sudah Yasmin anggap sebagai Kakak, Liliana sejak dulu senang membantu Yasmin. "Emm... Itu rahasia Kak Liana," jawab Yasmin terkekeh. Helaan napas panjang terdengar dari Liana, dia menarik satu kursi dan membereskan banyak kertas di atas meja. Wanita itu memiliki sebuah usaha yang sudah maju, percetakan, dan juga galeri komik, novel, buku, dan banyak lagi. Dia tidak pernah cocok dengan banyaknya karyawan yang ingin bekerja dengannya, dia hanya suka dengan kinerja Yasmin. "Aku itu sejak dulu ingin menghubungimu, tapi aku tidak punya nomor kontakmu, sudah beberapa bulan kau hilang seperti ditelan bumi," ujar Liana duduk menyilangkan kakinya di hadapan Yasmin seraya menyangka teh. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-14
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) YANG BAIK BUKAN HANYA KAU

Hari berjalan dengan cepat, tak terasa sudah lima hari Yasmin tanpa Kenzo. Gadis itu tetap menekan kuat dirinya untuk bertahan sendiri, dan hidup dalam kesendirian. Pagi ini Yasmin hendak berangkat kerja, ia mampir membeli sebuah sarapan, hanya berupa wafle dan sebuah minuman hangat. Di sana, Yasmin harus mengantre lebih dulu. "Lama sekali," lirih Yasmin sembari berdiri membawa tasnya. "Yasmin..." Suara seorang laki-laki memanggilnya dengan pelan. Mendengar namanya disebut, Yasmin sontak menoleh ke belakang dengan cepat. Wajah gadis itu berubah cerah begitu ia tahu siapa yang memanggilnya."Mahesa... Sedang membeli makanan juga, ya?" tanya Yasmin menatap laki-laki itu. "Heem, kau ke sini dengan siapa? Mana Kenzo?" tanya laki-laki itu. Pertanyaan Mahesa membuat Yasmin diam dan gadis itu terkesan enggan menjawabnya. "Yas," lirih Mahesa. "Aku... Aku dan Kenzo tidak lagi tinggal bersama. Sekarang aku pulang ke rumahku sendiri, ada di sana!" Yasmin menunjuk ke arah sebuah jalan gan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) BUKAN KAU, TAPI DIA YANG SELALU ADA

Yasmin berjaga di bagian depan, gadis itu kini berjalan mengelilingi rak buku dan membersihkannya. Meskipun sangat sepele, pekerjaan ini sangat Yasmin sukai. Karena ia tidak ditempatkan di satu pekerjaan itu-itu saja, melainkan ia juga mengerjakan yang lainnya. Sesungguhnya Yasmin sangat berbakat. "Yasmin, aku pergi keluar beli makan siang dulu ya, aku tinggal sendirian tidak papa, kan?" Liana menatap Yasmin yang berdiri di dekat beberapa tak buku. "Iya Kak Li, tidak papa." Wanita itu mengangguk dan langsung berjalan keluar meninggalkan tokonya. Yasmin sendiri melangkah ke tempat kasir usai bersih-bersih, ia duduk diam di sana seraya mengawasi beberapa anak muda yang masuk ke dalam sana untuk membeli peralatan buku, komik, dan banyak lagi. Yasmin yang tengah asik memperhatikan, senyumannya tiba-tiba luntur saat ia melihat Kenzo dan Hauri berada di sebuah cafe yang bersebrangan dengan toko milik Liana. "Mereka," lirih Yasmin menatapnya. "Mereka mungkin membahas hal kerja, dan...
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) TAK ADA KATA KEMBALI

"Kau terlalu ikut campur, Mahesa!" Kenzo menyentak Mahesa dan mendorongnya hingga laki-laki itu nyaris saja terjatuh. Tiga orang di cafe yang tadinya menunggu Kenzo, mereka pun kini langsung menghampiri dengan cepat. Mereka melerai Kenzo dan menariknya untuk tidak memperpanjang masalah. "Pak Kenzo sudah, jangan ribut lagi," seru Hauri, gadis itu memeluk Kenzo di hadapan Yasmin yang menangis memeluk Liana. Di depannya, Mahesa lantas berbalik menatap Yasmin. "Yas, kau tidak papa? Tidak ada yang terluka, kan?" tanya laki-laki itu dengan wajahnya yang sangat cemas. Yasmin menggelengkan kepalanya pelan. Ia menatap Hauri yang masih setia memeluk Kenzo. Gadis itu menatap sengit pada Yasmin. "Bu Yasmin harusnya tidak seperti ini!" pekik Hauri menuding Yasmin. "Harusnya sebagai wanita yang baik Bu Yasmin bisa menghargai perasaan Pak Kenzo!" "Heh! Siapa kau hah?! Kau hanya asisten, kau hanya bawahan yang sangat rendah! Jaga mulutmu!" teriak Mahesa menuding balik Hauri. Saat itu juga, K
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-17
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) SEBUAH TAWARAN

Rumah berlantai dua, megah, mewah, dan hidup dengan fasilitas yang lengkap tanpa harus Yasmin bekerja keras. Gadis itu diam memikirkannya, setelah Alana dan Alex pulang, Yasmin segera masuk ke dalam kamar duduk di depan jendela kamarnya sembari makan dan berpikir keras. 'Apa yang harus aku jawab?' batin gadis itu bingung. Yasmin menggembungkan pipinya yang penuh dengan makanan. Ia memang gampang sekali lapar, dan gadis itu mendadak merasa kenyang begitu pikirannya sedang bekerja keras. "Mungkin aku besok harus bilang pada Kak Liana, setidaknya aku tidak berhenti bekerja." Yasmin menatap seisi rumah kecilnya. Diam tatapannya jatuh pada sebuah cermin, diusapnya perut yang kini membuncit. "Bagaimanapun juga, aku pasti membutuhkan bantuan seseorang suatu hari nanti. Kalau aku sendirian begini, bagaimana? Siapa orang yang akan menolongku saat aku tiba-tiba akan melahirkan?" Kacau, pikiran Yasmin menjadi sangat berantakan. Gadis itu memukuli kepalanya dengan pelan dan mendengus kasar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-18
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) DIAM-DIAM MASIH PERHATIAN

"Kak Liana... Aku boleh bertanya tidak?" Yasmin duduk menatap Liana yang tengah mengepak beberapa komik di atas meja besar. Wanita berambut panjang itu menoleh dan mengangguk. "Boleh, ada apa Yas?" "Itu, semalam Mamanya Kenzo ke rumah." Kegiatan Liana langsung terhenti, wanita itu menatap Yasmin dengan tatapan lekat. "Lalu?" "Dia memintaku tinggal di tempatnya, Papanya akan membelikan aku rumah, memberikan aku pembantu dan sopir, setidaknya mereka tidak ingin aku tinggal di rumah. Tapi-""Tidak mungkin kalau Kenzo tidak tahu, lambat laun dia pasti akan tahu, Yas." Liana menjelaskan. Wajah Yasmin kembali sedih, ia meletakkan bolpoin yang ada di tangannya. "Lalu, aku harus bagaimana ya, Kak?" Decakan lidah sebal terdengar dari Liana. Baginya, Yasmin itu sangat bodoh dan polosnya keterlaluan. Sejak awal-awal Liana sudah memperingatkannya lebih baik untuk tinggal bersamanya saja di sana, tidak mungkin dan tidak akan sampai hati bagi Liana menyakiti Yasmin. "Berapa kali Kakak b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) TANPAMU, TERNYATA SEBERAT INI

Hari sudah malam, Kenzo pulang ke rumahnya sendiri. Setelah berhari-hari lamanya ia tinggal di rumah kedua orangtuanya, bahkan saat Yasmin pergi sekalipun. Namun saat ia turun dari dalam mobil, menyeruak rasa rindu di dalam hatinya. Ingatannya akan Yasmin selalu menunggu ia pulang, memeluknya, bertanya padanya tentang hari-hari Kenzo di kantor. Pintu rumah terbuka tiba-tiba."Loh, Tuan? Nona Yasmin mana?" tanya Bibi. Pertanyaan itu menusuk uluh hati Kenzo, bukan hanya rasa sedih, tapi kerinduan yang sangat mendalam. Kenzo tidak menjawab pertanyaan Bibi, dia mencoba mengabaikannya dan memilih masuk ke dalam rumah. Begitu pintu dibukanya, makin terasa menyiksa perasaannya. Seolah dirinya mundur dari waktu beberapa bulan yang lalu. Istrinya berlari turun dari atas tangga menuju ke arahnya, memeluk, mengecup, dan tersenyum lebar penuh kemanjaan. "AAARRRGGHHH... YASMIN!" teriak Kenzo tiba-tiba, ia memukul pintu kayu kamar tamu di dekatnya. "Astaga, Ya Tuhan... Tuan Kenzo!" Bibi bert
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-20
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) MENGAKHIRI YANG MENGGANGGU

"Tidak bisakah kau kembali mempertimbangkan aku?"Pertanyaan Kenzo membuat Yasmin yang berdiri di sampingnya lantas mundur. Gadis itu menatapnya dalam-dalam dan menggeleng. "Tidak bisa, Kenzo," jawab Yasmin jelas. "Aku... Aku takut dibohongi." "Yasmin, aku berjanji aku tidak akan-"Ucapan Kenzo terhenti, Yasmin tersenyum tipis padanya. Gadis itu mundur dan berbalik melangkah meninggalkan Kenzo. Dia menaiki anak tangga di teras galeri, dan kembali menatap Kenzo dengan tatapan lelah. "Kalau kau ke sini ingin menjenguk anakmu, tidak papa. Tapi jangan membahas perihal rumah tangga kita yang kacau. Aku tidak bisa, sekali tidak bisa, maka tidak bisa." Yasmin membuka pintu toko, ia berjalan masuk dan menutup kembali pintu kaca tersebut. Gadis itu diam menyandarkan punggungnya dan menarik napas panjang-panjang. Ekor matanya tergerak mengintip Kenzo yang masih berdiri di depan sana, laki-laki itu tidak kunjung pergi. "Seberapa lama dia akan di sana," lirih Yasmin, gadis itu menghela na
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-21
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) BOLEH AKU MEMELUKMU?

Yasmin siang ini menjaga toko seorang diri, setelah Liana membelikan makan siang untuknya, wanita itu pergi ke sebuah pertemuan penting para pelanggannya. Dan Yasmin kini duduk di belakang meja kasir, di sana Yasmin membuka kotak makanan yang tadi Liana belikan. Senyumannya pun mengembang manis. "Steak," lirih Yasmin senang, sederhana sekali karena makanan itu adalah makanan favoritnya. "Kak Liana tahu dari mana kalau aku sedang ingin makan steak," gumam Yasmin. Ia pun memakannya, saat siang hari begini toko tidak terlalu ramai dan pengunjung akan datang pagi dan menjelang sore, itulah jam-jam ramai. Pintu kaca besar di depan terbuka, seorang laki-laki masuk ke dalam sana melangkah mendekat Yasmin sebelum tiba-tiba dia menekan bel lonceng di dekat meja Yasmin. Gadis yang asik makan itu, tidak menyadari seseorang datang di depannya. "Permisi," sapa laki-laki itu. Kegiatan makan Yasmin pun terhenti, ia mengangkat wajahnya dengan masih menggigit daging steak yang ia makan. Laki-l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

(ZO-YAS) KAU SELALU DI HATIKU

Kedua mata Yasmin mengerjap begitu Kenzo meminta izin padanya, laki-laki itu ingin memeluknya. Dia mendekat perlahan, tapi Yasmin mundur pelan. Sangat pelan. Sampai langkah Kenzo pun terhenti, dia mengangguk paham kalau Yasmin enggan. "Tidak papa," jawab Kenzo. "Jangan terlalu berkontak, aku tidak ingin terlena olehmu," ujar Yasmin berterus-terang. "Kenapa? Kita masih suami istri, Yas..." "Iya, tapi aku sudah bilang padamu kan, setelah anak ini lahir, maka kita akan berpis-"Ucapan Yasmin terhenti seketika, tubuhnya tersentak saat Kenzo dengan tiba-tiba memeluknya sangat erat. Yasmin membola dengan apa yang Kenzo lakukan sekarang ini. Dia memeluk Yasmin dengan erat. Menunduk meletakkan keningnya di pundak kiri gadis itu. "Jangan berpisah, aku tahu aku salah... Aku menyesal, aku minta maaf padamu, jangan berpisah," bisik Kenzo kian erat memeluknya. Yasmin tidak pernah melihat Kenzo sampai seperti ini. Dia benar-benar menyesal, kah? Sosok dingin dan kaku seperti bongkahan es ki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
36
DMCA.com Protection Status