"Ayumi... Makan dulu yuk, jangan sedih terus. Biar nanti Papi yang menasihati Kenzi, ya?"Rivaldo membujuk Ayumi, laki-laki itu tahu bagaimana perasaan putri kesayangannya. Meskipun sebagai orang tua, Rivaldo dan Tery jelas saja marah, anak satu-satunya pulang ke rumah orang tuanya dalam keadaan menangis histeris, dan sendirian. Gadis itu masih diam berbaring di atas ranjang kamarnya memeluk boneka miliknya. Ayumi berpura-pura tidur, seperti biasa. "Ayumi... Biasanya Ayumi tidak pernah tidak mendengarkan nasihat Papi," ujar Rivaldo mengusap rambut panjang putrinya. Barulah Ayumi bangun, gadis itu menunjukkan wajah masamnya. Senyuman Rivaldo mengembang, ia menangkup kedua pipi Ayumi dan mengecup kening putrinya penuh kasih sayang. "Ayo, Mami sudah masak makanan kesukaan Ayumi," bujuk Rivaldo."Papi hu-hubungi Kenzi kalau Ayumi di si-sini?" tanya Ayumi lirih. Rivaldo diam sesaat, sebelum akhirnya dia menggeleng dan tersenyum lebar. "Tidak, Papi tidak menghubunginya. Tenang saja!
Terakhir Diperbarui : 2023-12-10 Baca selengkapnya