Home / Romansa / Anak Kembar Mr. Billionaire / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Anak Kembar Mr. Billionaire: Chapter 91 - Chapter 100

356 Chapters

Perasaanku Tak Terhapuskan, Sayang

'Ingatan Alana sudah kembali, tolong hibur dia. Aku yakin kau pasti salah satu orang yang dia rindukan, kumohon.' Seorang gadis cantik berambut ikal berdiri di depan pintu kamar Alana setelah tadi siang Alex mendatanginya dan meminta tolong padanya untuk menemui Alana. Gladys, dia membuka pintu kamar Alana yang gelap. Gadis berkulit cokelat itu tersentak saat melihat Alana duduk di atas ranjang menekuk kedua lututnya dan menyembunyikan wajahnya dai lipatan tangannya. Jelas sekali dia tengah kacau dan takut. "Alana," panggil Gladys dengan nada lembut. Panggilan itu sukses membuat Alana mendongakkan kepalanya menatap siapa yang datang. Sontak Alana melebarkan kedua matanya dan ia langsung beranjak memeluk Gladys dengan cepat. Ia menangis. "Gladys," lirih Alana. Kedua mata Gladys berkaca-kaca, ternyata sahabatnya ini tidak melupakan dia. Alana masih mengingat Gladys dengan baik. Seketika Glad langsung duduk dan menarik Alana dari pelukannya. Mereka saling menatap dan menangis ber
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more

Diam-diam Alana Sangat Menggemaskan

"Tuan Alex, saat ini Nona Alana tengah pergi bersama dengan Glad. Sepertinya Glad mengajaknya kabur." Kedua mata Alex melebar mendengar apa yang Benigno katakan. Alex yang duduk di kursi kerjanya, ia langsung berdiri dan menyahut ponsel miliknya. Berulang kali Alex mencoba menghubungi Gladys. Pasalnya kondisi Alana belum seratus persen sembuh total, dia tidak boleh pergi dulu."Ah sial! Kenapa pula Glad mengajak Alana pergi?! Apa Mama tidak di rumah?!" pekik Alex menatap Benigno. "Tidak ada Tuan, Nyonya Stella pergi mengantarkan kembar ke sekolah barunya. Jadi Gladys mengajak Nona Alana pergi, tapi Tuan bisa melacak keberadaan mereka," ujar Benigno menyerahkan ponselnya pada Alex. Tanpa pikir panjang Alex menyahut ponsel itu. "Kau ambil alih pekerjaanku sampai aku kemnali!" seru Alex pada Benigno. "Baik Tuan." Tidak menunggu nanti-nanti, Alex langsung pergi dari kantornya dan gegas mencari ke mana Alana dibawa oleh Gladys saat ini. Berulang kali ia tetap mencoba menghubungi Gl
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

Sedihmu Adalah Sedihku

"Kalian ikut Oma yuk, nanti kita jalan-jalan, kita beli mainan yang banyak, beli makanan yang enak. Kalian mau?" Renata membujuk merayu-rayu si kembar yang sengaja ia temui di taman dekat rumah Alana sore ini. Wanita itu selalu mengawasi cucunya yang sering keluar rumah berdua dan bermain dengan banyak temannya di taman. Ini adalah kesempatan terbesar untuk Renata, ia ingin mengambil si kembar dan menjauhkan dari Alana. Sesuai rencananya dari awal. Si kembar nampak saling tatap dan mereka kebingungan. "Oma, tapi Kenzo dan Kenzi belum pamit sama Mommy, sama Oma Stella," ujar Kenzo menggeleng. "Tidak papa Sayang, barusan Oma sudah panitkan," alibi Renata dengan senyuman lebar. Seketika wajah kedua bocah manis itu berbinar-binar. "Oma serius?!" "Serius dong, ngapain juga Oma bohongin Cucu kesayangan Oma. Ayo Sayang, kita mau ke mana dulu? Beli apa dulu, yuk?!" "Asik! Kita main ke game zone ya, Oma... Kita beli mainan yang banyak!" seru Kenzi menggandeng tangan Renata. Wanita itu
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

Sejujurnya Alana, Membutuhkan Kehangatan Alex

Sepanjang perjalanan, Alana tetap diam membisu. Tapi ia tidak protes saat Alex tetap memeluknya, bahkan tiap detiknya bertambah erat. Hingga tiba-tiba saja Alana menyandarkan kepalanya di pundak Alex dan memejamkan kedua matanya perlahan. "Pusing, Sayang?" tanya Alex mengusap kepala Alana dengan lembut. "Heem," jawab Alana hanya bergumam. Gadis itu melingkarkan satu lengannya memeluk tubuh Alex. Cukup mengejutkan, Alex tidak habis pikir untuk hal ini. Pelukan itu ia balas dengan tak kalah hangat. "Tuan, sepertinya mobil Nyonya Renata sudah pergi dari apartemen," ujar Benigno tiba-tiba, laki-laki itu yang mengemudikan mobilnya. "Lalu? Apa Jack dan yang lainnya tidak mengikutinya?" tanya Alex. "Sudah Tuan. Nyonya pulang ke rumah, mungkin sepuluh menit yang lalu baru sampai." "Heem, kita ke sana!" "Baik Tuan." Mereka menuju ke kediaman orang tua Alex. Entah perasaan apa yang tiba-tiba kini Alana rasakan. Gadis itu menarik tubuhnya dari pelukan Alex. Seketika laki-laki itu memp
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

Kita Tidak Hanya Sekali Pernah Melakukannya

Plak..."Kurang ajar kau hah?! Beraninya kau membuat anakku menderita, Nyonya Renata!" Tamparan keras mendarat sempurna di pipi Renata hingga membuat wanita itu tersungkur dan terjatuh di bawah sofa rumahnya. Stella berdiri tegap menatap berani wanita konglomerat tidak punya hati seperti Renata. "Kau... Beraninya kau menamparku!" desis Renata. "Apa?! Jangankan menamparmu! Menghabisimu aku juga berani!" berang Stella berjalan mendekat. Renata mengulurkan tangannya dan meminta pada Stella untuk mundur. "Tidak...!" Sekali lagi Stella melangkah mendekatinya, ia menatap berapi-api pada wanita keji itu tanpa ampun. Namun benar dugaan Stella kalau Renata tidak akan berani dengannya. Kali ini wanita itu berdiri dan mengulurkan tangannya meminta Stella menghentikan penyerangannya. "Ja-jangan, cukup..." Renata menyeka cairan merah di sudut bibirnya. "Kenapa cukup! Buktinya kau tidak ada cukupnya membuat anakku menderita!" teriak Stella menarik krah blouse yang Renata pakai dan memiting
last updateLast Updated : 2023-08-27
Read more

Kecupan Penuh Rasa Rindu

Kedua mata Alana mengerjap berat saat napas hangat menyapu lembut lehernya. Ia menutup wajahnya perlahan saat cahaya hangat menerpa wajahnya. Lilitan lengan kekar di perutnya terasa jelas hingga Alana tiba-tiba tersentak saat merasakan beban di pundaknya. "Dia!" lirih Alana menatap lurus ke arah cermin di depan sana. Alana menggigit bibir bawahnya dengan gugup. 'Apa yang laki-laki ini lakukan?! Kenapa dia memelukku seerat ini?!' batin Alana menjerit memaki Alex. Susah payah kini Alana melepaskan lilitan tangan Alex yang sangat kuat. Ia bahkan sampai kehabisan rasa sabar memukuli tangan itu. Senyuman tipis terukir di bibir Alex. Alana memekik dalam hitungan detik saat laki-laki itu kian mengeratkan dan menyandarkan kepalanya di pundak Alana. "Mama tadi pulang, mengajak kembar pergi dengan Papa. Ada urusan di luar kota," bisik Alex lirih. "Da-dan kau?!" pekik Alana masih menarik tangan Alex "Di sini, menjagamu. Supaya kau tidak nakal," bisiknya menggoda. Alana menipiskan bibir
last updateLast Updated : 2023-08-27
Read more

Kecupan Bibirmu yang Sangat Hangat

"Mama kenapa tidak pulang-pulang? Sengaja ya, Mama meminta Alana berduaan terus sama Alex?!" Alana marah-marah pada Mamanya di telfon. Gadis itu duduk di sofa memeluk bantal kecil miliknya dan sesekali melirik laki-laki yang tengah duduk sibuk dengan laptop yang dia tatap sejak tadi. "Pasti Mama sengaja kan?! Mama sedang liburan di sana? Mama tidak mengajak Alana, Mama malah mengajak anak-anak nakal itu, iya kan?!" pekiknya dengan nada sangat sebal. "Tidak Sayang, memang di sini Papa ada beberapa urusan dan belum bisa pulang. Alana jangan khawatir, Alex tidak akan macam-macam sama Alana," tutur Stella dari balik panggil itu. Alana mendengkus kesal, ia pun langsung menutup panggilan itu tanpa mendengarkan kata-kata Mamanya. Alex meliriknya dan menatap bibir Alana yang cemberut. Sengaja Alex membuatnya sebal, ke mana saja Alana melangkah maka ia akan terus mengikutinya. "Pintar merajuk, hem?" Alex mengusap pipi Alana dan mendekatkan wajahnya. "Diam, jangan ganggu!" Alana mendoron
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Lelap Dalam Dekapanmu yang Hangat

Setelah beberapa hari di rumah hanya dengan Alex yang selalu memperhatikannya, meskipun Alana kadang mengusirnya, mengunci pintu untuknya, tapi laki-laki itu tetap setia menjaganya dengan baik. Hingga kini Alana duduk di sofa ruang tamu menatap Alex yang sibuk berkutat dengan laptop-nya sejak satu yang lalu. "Apa kau tidak mengantuk?" tanya Alana tiba-tiba. Alex seketika mengangkat wajahnya. "Memangnya kau mengantuk, hem?" tanya balik laki-laki itu. Alana tidak memberikan jawaban, melainkan ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas malan. Laki-laki itu meletakkan bantalan sofa di sampingnya. "Tidurlah di sini, aku akan menemanimu." "Tidak mau. Kau pasti mencari-cari kesempatan dariku," jawab Alana drngan bibirnya cemberut. "Ya sudah, tidur di kamar saja sana, aku akan melanjutkan pekerjaanku sebentar," ujar Alex tersenyum tipis. Alana tersenyum tipis. "Aku akan menghubungi Papaku kalau aku kecewa dan benci dijaga olehmu!" ujar Alana tiba-tiba. Mendengar apa
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Mommy, Kita Sudah Pulang!

"Akhirnya kita sampai rumah juga! Aaa... Tidak sabar ngasih kejutan buat Mommy!"Teriakan Kenzo melengking saat ia berlari membuka pintu rumah dan masuk ke dalam diikuti kembaranya yang berjalan menyeret tas koper miliknya yang di dalamnya penuh dengan banyak oleh-oleh. Kenzi dan Kenzo berdiri di bawah anak tangga menatap ke lantai dua di kamar Alana. "Heum, kok sepi?" Kenzi mengerjapkan kedua matanya. "Mommy ada di kamar!" seru Kenzo berlari naik ke lantai dua. Anak-anak itu berjalan menuju ke kamar Alana, mereka membuka pintu kamar itu dan menemukan Alana yang tertidur nyenyak di atas ranjang dan Alex yang duduk menyangga kepalanya di sofa dengan wajah terkantuk-kantuk. "Psss... Psss... Daddy!" Suara bisikan itu membuat Alex membuka kedua matanya lebar-lebar, ia menoleh ke arah pintu di mana Kenzi melambaikan tangan dan tersenyum lebar. "Kalian?! Sudah pulang?!" pekik Alex lirih. Seketika si kembar berlari masuk ke dalam kamar Alana dan langsung menubruk memeluk Alex penuh k
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

Ajari Aku Mencintaimu

Sejak semalam Alana mengusir Alex dan si kembar, hingga pagi ini ia tidak melihat lagi mereka bertiga di rumah. Alana menuruni anak tangga dan berjalan membuka pintu samping rumahnya. Taman pun juga sangat sepi, tidak ada siapapun. Alana menundukkan kepalanya. 'Apa mereka tersinggung dengan ucapanku? Tapi mereka kan memang anak-anak yang berisik. Aku jujur, kan?' batin Alana dengan resah. "Sayang, sedang apa di sana? Ayo sarapan dulu, Mama sudah buat sup ayam kesukaanmu. Ayo makan dulu," ajak Stella merangkul pundak Alana. "Ma, anak-anak nakal ke mana?" tanya Alana menatap sang Mama. "Kenzo dan Kenzi?" Stella tersenyum tipis. Alana hanya mengangguk dan duduk di kursi ruang makan tepat di samping sang Papa. "Bukannya mereka anak-anak yang berisik? Jadi kan kalau begini sepi, tidak ada yang mengganggu Alana," ujar Frans menyahuti. Ucapan Papanya yang begitu menyinggung, membuat Alana kembali meletakkan sendok yang baru saja ia pegang. Gadis itu terlihat sebal dan wajahnya jadi m
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more
PREV
1
...
89101112
...
36
DMCA.com Protection Status