Home / Romansa / Anak Kembar Mr. Billionaire / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Anak Kembar Mr. Billionaire: Chapter 81 - Chapter 90

356 Chapters

Si Bungsu yang Sedang Merajuk

Sepulang sekolah, Kenzi tidak semangat seperti biasanya. Anak itu bahkan mengabaikan Alana yang tengah menunggunya di gerbang depan rumah. Berbeda dengan Kenzo yang selalu hangat dan heboh seperti biasa. Mereka pulang bersama dengan Ayumi, anak perempuan itu ingin bermain di rumah si kembar. "Mom, tadi bekal Kenzo habis! Kenzo makan berdua kongsi sama Ayumi!" seru Kenzo berjalan ke teras seraya membuka tasnya. "Wah pintar, kalau punya Kenzi?" Alana menatap ke depan sana, Kenzi nampak menundukkan kepalanya dan tidak merespon. Alana merasa tidak enak, ada hawa sedih menyelimuti Kenzi. Ia tidak tahu kenapa, mungkin Kenzi bertengkar dengan Kakaknya, atau adalah masalah. "Kenzo, Ayumi, kalian masuk ke dalam ya, Mommy mau ke Kenzi dulu," ujar Alana pada kedua anak itu. "Iya Mom!" Alana berjalan cepat masuk ke dalam rumah, ia tidak akan tenang kalau tidak berbicara dan bertanya sendiri pada si bungsu. Kenzi yang berjalan menuju ke kamarnya pun berpapasan dengan Alex yang baru saja ke
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more

Aku Papa Kandung Di Kembar yang Sebenarnya

"Hari ini aku sibuk, Sayang. Aku memang tidak ke kantor, tapi aku mengawasi mereka semua dari rumah. Tolong jangan pergi ke mana-mana!" Alex mengomeli Alana karena calon istrinya itu ingin pergi ke sekolah si kembar. Alana ingin mengantarkan bekal milik Kenzo yang tertinggal. Namun seperti biasa, penyakit posesif Alex yang selalu melekat dalam dirinya membuat Alana panjang-panjang bersabar menghadapinya. "Tapi Al, kalau dia lapar, bagaimana?!" cemas Alana berdiri menatap penuh kekesalan pada Alex. "Dia punya kembaran, Alana! Kenzi pasti mau bergabung makan dengan Kenzo. Mereka tidak pernah...." "Kau tidak tahu mereka, Al!" Alana menyela ucapan Alex seraya menyahut kotak bekal milik Kenzo. Alex tahu pergerakan Alana, pasti akan tetap kuekeh melawannya dan mengatarkan bekal milik Kenzo ke sekolahnya. "Jangan pergi, Alana! Kau harus diam di rumah! Beberapa minggu ini kesehatanmu terus menurun!" pekik Alex mencengkeram lengan Alana. "Aku tidak peduli, Al! Lebih baik aku sakit dari
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Kebenaran yang Terungkap dan Kecelakaan Menimpa Alana

"Kenapa mengajak Papa bertemu di taman malam-malam begini? Apa yang ingin Alana tanyakan pada Papa, nak?" Alana duduk di samping Papanya, sedikit menjaga jarak dan tertunduk dengan jemari tangannya tidak bisa diam menahan rasa takut dan cemas. Tiba-tiba saya Frans menarik pundak Alana dan menyandarkan kepala putri semata wayangnya itu di pundak, sebelum terasa jelas getaran punggung laki-laki itu. "Papa," lirih Alana menoleh menatap kedua mata Papanya yang menangis. "Papa kangen Alana," ucap Frans terisak pilu dan jujur. Untuk kali pertama Alana melihat Papanya menangis. Setelah selama ini Alana menatap Papanya bagai monster galak yang selalu berteriak dan memukul terus menerus padanya. Frans kembali meletakkan kepala Alana di pundaknya dan memeluk putri yang paling ia sayangi. "Alana, dulu kau sangat manja pada Papa. Tapi sebelum sebuah hal merenggut semuanya, mengubah Papa menjadi benci dan marah terus menerus padamu," ungkap Frans seraya mengusap-usap pucuk kepala Alana. Al
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Kemungkinan Alana Kembali Ingat Semuanya

'Benturan keras di kepala Nona Alana memungkinkan ingatannya akan kembali seperi dulu. Jadi, pihak keluarga tolong berikan kesan yang hangat.' Alex mengusap wajahnya mengingat apa yang sepuluh menit yang lalu dokter katakan padanya. Ia diam duduk di bangku lorong rumah sakit seorang diri. Di dalam sebuah ruangan, Alana ditemani oleh kedua orang tuanya. Sementara Alex diam seorang diri menata pikirannya yang sangat berantakan, kacau, dan takut. "Kau baik-baik saja kan, Alex?" Tepukan pelan di pundak kiri Alex membuat laki-laki itu menoleh ke belakang di mana Stella kini beralih duduk di sampingnya. Alex tertunduk dengan perasaan tak menentu. "Bagaimana aku bisa baik-baik saja, Nyonya Stella. Kalau Alana mengingat segalanya, dia akan sangat membenciku." "Tidak Alex, tidak mungkin Alana melakukan hal itu. Aku lebih mengenal siapa Alana dan dia tidak mungkin..." "Dia membenci orang yang merusak kehidupannya di awal, Nyonya Stella. Bukankah itu semua sudah jelas kalau Alana akan mem
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

Ingatan Alana Kembali, Rasa Trauma yang Mendalam

Kedua mata Alana terasa berat. Kulitnya mampu merasakan udara hangat yang kini menyelimutinya rapat-rapat. Suara tabung oksigen terdengar jelas di indra pendengarannya. Kedua matanya terbuka perlahan meskipun tubuhnya terasa kaku membeku seperti kayu. 'Aku di mana? Ini di mana?' batin Alana menatap seisi ruangan yang masih terlihat buram dan serba putih. "Alana! Alana... Sayang, kau sudah bangun?!" Suara seorang wanita membuat Alana seperti terhenyak bangun dan matanya terbuka lebih lebar. Wajah yang pertama kali ia lihat adalah seorang wanita dan laki-laki yang menangis memeluknya. "Pa-papi," lirih Alana, mata sayunya menatap Frans yang menangis kuat-kuat. "Iya nak, ini Papi!" Frans memeluk Alana dengan erat.Sementara Stella berdiri kaku mendengar panggilan yang kaluar dari bibir putrinya. Papi, panggilan itu sering adalah panggilan yang Alana pada Frans dulu. "Panggil dokter Ma! Panggil dokter cepat!" pekik Frans menatap istrinya. "I-iya Pa!" Stella berjalan keluar, pasal
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

Mom, Kembar Kangen Mommy

"Dad, Mommy di mana? Kenapa Mommy tidak pulang-pulang?!" Kenzo dan Kenzi memukuli lengan Alex yang kini tengah memeluknya. Kedua anak itu menangis dengan wajahnya yang sangat pilu. Alex tersenyum hangat pada mereka. "Kan sudah ada Daddy, Sayang. Nanti kita jengukin Mommy, ya?" bujuk Alex pada mereka berdua. "Kenzi kangen Mommy," ucap Kenzi memeluk leher Alex dan merengek. Kedua anak itu baru saja bangun dari tidurnya. Dua hari tanpa Alana, mereka tidak mau makan, selalu menangis dan enggan melakukan apapun. "Mommy... Kenzo mau Mommy," lirih Kenzo lemas. "Mommy sedang sakit, Sayang. Kita tidak bisa sembarangan menemui Mommy," ujar Alex mengusap pipi kedua anaknya. Anak-anak itu terisak seraya menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang Alex katakan padanya. "Daddy bohong. Pasti Mommy pergi karena kita nakal, kan?" seru Kenzo berdiri dengan kaki yang menghentak-hentak. Alex menundukkan kepalanya dan menjatuhkan air matanya menatap kedua anaknya. Kali ini ia bisa merasak
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

Kau Masa Lalu Terburukku

"Ayo lempar bolanya ke sini, Kenzi! Lempar yang kuat!" Teriakan dua bocah laki-laki di taman samping rumah terdengar sangat berisik dan ramai. Alana berdiri di balik jendela besar rumahnya dan menatap kedua anak yang tengah asik bermain di sana. Ia masih dipenuhi dengan banyak rasa tak percaya menyeruak pada dirinya saat ini.'Mereka, benar-benar anakku.' Alana mengusap perutnya dan menunduk dengan wajah murung sedih. Gadis itu membalikkan badannya menatap foto-foto keluarga bersama Mama dan Papanya. Foto di mana Alana tersenyum lebar yang tidak mungkin rasanya ia ulangi saat ini. "Mommy!" Suara Kenzo mengejutkan Alana, anak-anak itu berlari mendekatinya dan tersenyum hangat seperti biasa. "Mom, ayo bermain di taman. Mataharinya cerah, banyak kupu-kupu, ada capung. Nanti Kenzi carikan capung yang banyak!" seru anak itu memegang pergelangan tangan Alana. "Ayo Mom. Kenzo ambilkan jaket Mommy dulu ya," tawar Kenzo berbinar-binar menatap Alana yang masih diam tanpa ekspresi. Bibir
last updateLast Updated : 2023-08-23
Read more

Perhatian yang Tak Pernah Berkurang

Hari sudah malam, Alana duduk di sofa tunggal yang barada di depan jendela besar. Ia menatap malam gelap dan hujan deras yang turun malam ini. Tidak ada Alex di rumahnya, Alana tidak perlu was-was mengunci dirinya di dalam kamar. Ia sibuk menatapi air hujan yang mengembun di kaca. Jemarinya mengikuti air yang mengalir. "Mommy kok belum tidur?"Suara mungil itu sukses membuat Alana terperanjat kaget. Ia menatap Kenzo yang entah sejak kapan berdiri di sampingnya membawa botol minum. Kenzo tersenyum manis dan meletakkan botol yang dibawanya di atas meja. Anak itu duduk di ujung sofa, cukup berjarak dengan Alana. Mungkin dia takut membuat Alana tidak nyaman dengan kedatangannya tiba-tiba. "Di mana kembaranmu?" tanya Alana dengan sedikit dingin. Kenzo menoleh. "Adik sudah tidur. Kenzi demam, Mom. Tapi tadi Daddy sudah pasang plaster di keningnya, sudah dibawa ke dokter juga," jawab anak itu menjelaskan."Dia sakit?" Alana berucap pelan. Kenzi mengangguk. "Iya Mom. Kecapekan kata dokt
last updateLast Updated : 2023-08-23
Read more

Aku Masih Sehangat Dulu, Sayang

Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Alana tidur sejak sore dan harus terbangun malam hari. Gadis itu beranjak turun dari atas ranjangnya. Helaan napas panjang terdengar dari bibir Alana. Pelan ia mengucek kedua matanya dan terkejut saat menoleh ke samping. "Hah?!" pekik Alana tersentak mendapati Kenzo yang tertidur di sampingnya. "Anak ini, kenapa dia tidur di sini?" Diam beberapa detik Alana menatap wajah tenang Kenzo sebelum Alana menarik selimut dan menutupkan pada tubuh mungil anaknya. Lengkungan senyum membentuk di bibir Alana. "Dasar anak nakal, tidurlah," lirihnya. Alana pun beranjak dari dalam kamarnya. Ia berjalan di selasar lantai dua dan menuruni anak tangga. Perutnya sangat lapar, Alana ingin memakan sesuatu lebih dulu. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju dapur. "Kalau jam segini apa yang bisa aku makan?" lirih Alana.Namun saat kakinya menapaki lantai satu, di sana ia melihat sosok Alex berada di dapur dan terlihat tengah membuatkan sesuatu dalam botol milik si
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

Aku Tetaplah Lelakimu

"Bukannya sekarang semua sudah jelas?! Ingatan Alana sudah kembali dan bahkan dia tidak peduli padamu dan juga anakmu! Tinggalkan dia dan bawa di si kembar tinggal bersama kita!"Renata memarahi Alex, meminta padanya untuk meninggalkan Alana dan membawa Kenzi serta Kenzo tinggal dengannya. Nampak wajah Alex yang kini sangat kacau, tidak semudah itu baginya meninggalkan Alana, apalagi di saat kondisi Alana tengah seperti saat ini. "Tidak Ma, aku tetap tidak bisa. Tidak semudah itu aku bisa melepaskan Alana. Aku belum nenyerah!" seru Alex dengan sangat yakin. "Apanya yang perlu kau yakinkan, Alex! Jelas-jelas dia..." "Renata!" sentak Hans, ia menatap tajam menghunus padanya. "Jangan egois! Di sini kita hanya memberikan pendapat, bukan mengadili putra kita! Jangan lupakan posisimu sebagai orang tua, kau sama sekali tidak punya prinsip!" Renata mengepalkan kedua tangannya dan beranjak berdiri. Tatapan matanya berapi-api. "Aku tidak mau tahu, Pa. Aku tetap tidak terima kalau putraku
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more
PREV
1
...
7891011
...
36
DMCA.com Protection Status