Semua Bab Anak Kembar Sang Presdir : Bab 211 - Bab 220

310 Bab

Rutinitas Wajib

Evan masih terus memagut bibir Renata. Menyesap berulang kali bibir tak bertulang milik istrinya itu. Bahkan kini mendorong pelan tubuh Renata, membuat wanita itu berbaring terlentang dengan dirinya di atas.Mereka masih saling memagut, bahkan napas mereka terdengar memburu satu sama lain. Evan melepas pagutan bibir untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya, begitu juga dengan Renata.Renata menatap Evan dengan dada naik turun tak beraturan sebab paru-paru sempat kehabisan oksigen. Dia menatap Evan yang ada di atas tubuhnya, melihat betapa tampannya suami yang sangat dirindukan.“Aku juga sangat merindukanmu, Re.” Evan bicara dengan napas yang tersengal, belum lagi gairah kini memuncak saat tubuh mereka saling bersentuhan.Evan memandang Renata yang mengulas senyum. Satu tangan menyingkirkan helaian rambut yang sedikit menutup wajah Renata.“Kalau begitu, obati rasa rindu ini agar tidak terus menyiksa dan membuatku ingin uring-uringan,” ucap Renata menyelipkan sedikit nada candaan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-18
Baca selengkapnya

Kejutan yang Mengejutkan

“Kita sebenarnya mau ke mana?” tanya Renata keheranan.Evan benar-benar mengajak Renata pergi tanpa anak-anak. Bermaksud menghabiskan waktu berdua setelah lama keduanya sibuk dengan urusan masing-masing.“Ikut saja dan lihat kejutan yang sudah aku siapkan,” jawab Evan sambil terus mengemudi.Renata menatap suaminya yang menyetir sambil tersenyum, benar-benar tidak tahu kejutan apa yang sudah disiapkan suaminya. Evan pun masih tidak mau memberitahu meski Renata memaksa, bahkan memberi alasan ke anak-anak jika mereka harus mengurus bisnis, padahal mau liburan.“Aku cemas anak-anak akan kesepian di rumah,” ucap Renata sambil memperhatikan jalan yang mereka lewati.“Ada Sandra dan Oma, sekarang mereka juga sedang senang bersama Adam. Aku yakin jika mereka tidak akan kesepian,” balas Evan santai.“Dari mana kamu tahu?” tanya Renata sambil menatap Evan dengan kepala sedikit dimiringkan.“Ya, pasti tahu. Dhira sendiri yang bilang betah di sana karena ada Adam,” jawab Evan sambil menoleh seki
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-19
Baca selengkapnya

Memiliki Daya Tarik

Evan mengajak Renata masuk ke kabin kamar mereka. Saat pintu dibuka, Renata benar-benar terkejut dengan isi kamar itu.Bagaimana tidak terkejut, kamar itu dihias sedemikian rupa. Bunga bertabur di atas ranjang yang dipasang sprei putih. Lilin terapi dengan aroma lavender menyeruak di hidung tatkala baru saja menginjakkan kaki di kamar. Ada ember berisi sampanye juga hidangan yang sudah tersaji di atas meja berbentuk bulat di dekat jendela.“Kamu yang meminta untuk menyiapkan ini semua?” tanya Renata terkagum-kagum.“Tentu saja,” jawab Evan sambil mengunci pintu.Renata masih menatap takjub tak percaya, hingga merasakan dua lengan kekar melingkar di perut, bahkan Evan menyandarkan kepala di pundak Renata.“Anggap ini ganti bulan madu kita. Setelah menikah, aku belum bisa mengajakmu berlibur, jadi anggap ini gantinya, hm ….” Evan mengecup pipi Renata setelah selesai bicara.Renata tersenyum mendapat perlakuan manis dan banyak kejutan dalam sekali waktu dari Evan. Dia memeluk kedua lenga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-20
Baca selengkapnya

Bertemu Stef

“Apa ada masalah? Sampai-sampai kami harus menghubungimu saat baru saja kembali?” tanya Evan sambil menatap Stef yang duduk berhadapan dengannya.“Ya, ga langsung menghubungi juga. Besok juga ga papa, aku mau menghubungi takut mengganggu, yang ada nanti terkena amukanmu,” balas Stef dengan santainya.Tentu saja ucapan Stef membuat Evan mendelik kesal. Bisa-bisanya sepupunya berkata dengan santai, sedangkan dia dan Renata sudah cemas terjadi sesuatu.“Kamu ini! Kami mencemaskanmu, tapi jawabanmu membuat kesal!” geram Evan yang hampir saja melempar serbet ke muka Stef.Renata menggenggam telapak tangan agar sabar, sungguh kakak dan adik sepupu ini kalau bertemu selalu saja bertengkar.“Aku sudah baik tidak menghubungi kalian karena tidak mau mengganggu liburan kalian. Bukankah wajar jika aku menitip pesan, karena memang ada yang ingin aku bahas. Ya, meski tidak harus langsung saat kalian baru datang juga,” ujar Stef menjelaskan.Evan benar-benar kesal dengan tingkah Stef, sepupunya itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-20
Baca selengkapnya

Mendatangi Keluarga Mely

Renata dan Evan mengantar Stef di hari yang sudah ditentukan. Ternyata Stef ingin menemui keluarga ayah Mely terlebih dahulu sebelum mengajak orang tuanya ke sana.Stef hanya tidak ingin jika sampai orang tuanya terkejut, misal terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.“Apa kamu yakin ke sini tanpa Mely?” tanya Renata sedikit ragu. Dia hanya cemas jika keluarga Mely tidak berkenan.“Ya, aku hanya mengantisipasi, Re. Jika nanti orang tuanya mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak berkenan, setidaknya Mely tidak akan mendengar dan melihatnya,” jawab Stef penuh keyakinan.Apa yang dilakukan Stef sekarang bukan semata-mata tanpa dasar. Dia melakukan semua ini sebab Mely berkata hubungannya dengan keluarga sang ayah pun tidak baik-baik saja.“Ya sudah kalau kamu memang yakin ingin melakukan ini,” ujar Renata pada akhirnya.“Semoga semua berjalan dengan lancar, sesuai dengan yang diharapkan,” timpal Evan.Stef pun mengangguk, setelah mereka berdiskusi sejenak, ketiganya pun keluar dari mo
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-21
Baca selengkapnya

Permasalahan Masa Lalu

“Apa menurutmu rencana Stef menikahi Mely akan berjalan mulus?” tanya Renata ketika sudah di rumah bersama Evan.“Kenapa tidak?” Evan malah heran mendengar pertanyaan renata. “Apa karena sikap keluarganya?” tanya Evan kemudian.“Ya, itu salah satunya. Entah kenapa aku merasa jika kedatangan kita ke sana tadi, akan menyebabkan masalah,” ujar Renata sambil bersandar di dada Evan.Keduanya sedang berada di kamar, duduk di atas ranjang bercengkrama bersama.“Kenapa kamu berkata seperti itu?” tanya Evan benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang diucapkan Renata.“Entahlah, aku merasa tidak enak saja. Terutama karena sikap ayah Mely juga adik tirinya,” jawab Renata.Evan mengembuskan napas sedikit kasar, kemudan memeluk erat Renata.“Semoga ini hanya pikiranmu saja.”**Stef berdiri di depan kamar Mely. Dia mengetuk dua kali dan menunggu wanita itu membuka pintu.Stef belum memberitahu Mely atau orang tuanya jika baru saja menemui ayah Mely. Dia memang berencana untuk bicara dengan tena
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-21
Baca selengkapnya

Tamu di Perusahaan

“Istirahatlah dan jangan memikirkan atau mencemaskan apa yang kita bicarakan tadi. Percayalah jika aku akan mengurus semuanya,” ujar Stef saat baru saja mengantar Mely ke kamar.Mely mengangguk mendengar ucapan Stef. Dia memercayai apa pun yang dikatakan dan dilakukan oleh pria itu. Bukankah sampai sekarang hidupnya terjamin karena semua keputusan yang diambil Stef.Stef mengusap lembut pipi Mely, sebelum kemudian pergi meninggalkan wanita itu.Mely memandang punggung Stef yang sedang berjalan menaiki anak tangga. Dia bersyukur dicintai pria seperti Stef yang tidak memandang status. Namun, Mely juga selalu cemas karena hidupnya tak sebaik Stef.Mely pun masuk untuk beristirahat, hingga saat baru saja menutup pintu, kembali terdengar suara ketukan pintu, membuat Mely berpikir jika Stef melupakan sesuatu.Mely membuka pintu, terkejut saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya.“Sudah mau tidur?” tanya Hellen yang menemui Mely.“Belum, Bibi.” Mely menjawab sambil menggelengkan kepala.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-22
Baca selengkapnya

Diminta Mengalah

Mely turun ke lobi untuk menemui pria yang dimaksud resepsionis. Renata sendiri memilih ikut karena cemas jika sampai pria yang yang menemui Mely hendak berbuat jahat.Hingga saat baru saja menginjakkan kaki di depan ruang tunggu lobi. Renata dan Mely terkejut melihat siapa yang menunggu di sana.“Mel.” Ayah Mely berdiri menatap wanita itu.Renata memiliki firasat buruk, kenapa ayah yang tidak pernah menanyakan kabar serta memedulikan anaknya, kini malah mendatangai. Apalagi sebelumnya saat Renata datang bersama Stef dan Evan ke rumah, pria itu tampak tak acuh.“Ada apa Ayah ke sini?” tanya Mely yang terlihat waspada. Perasaannya ikut tidak enak karena kedatangan pria itu.Ayah Mely tersenyum penuh arti mendengar pertanyaan Mely, hingga tatapan pria itu tertuju ke Renata.“Apa kita bisa bicara berdua saja? Ada yang ingn Ayah bicarakan denganmu,” kata pria itu sekali lagi melirik Renata.Renata terlihat tidak senang, apalagi pria itu sangat mencurigakan.Mely menoleh Renata, tidak mung
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-23
Baca selengkapnya

Tidak Akan Mengalah

Renata memantau Mely dari ruang security. Dia terus memantau, hingga mendengar apa yang dikatakan oleh ayah Mely.“Dia ini seorang ayah bukan? Bagaimana bisa mengatakan itu ke anaknya sendiri?”Renata geram sendiri, hingga memutuskan keluar dari ruang security, lantas pergi ke ruang rapat. Dia tidak akan membiarkan pria itu menekan Mely.Di ruang rapat. Mely menatap ayahnya dengan rasa tidak percaya, bagaimana bisa pria itu memintanya mengalah untuk adik tirinya. Selama ini dia cukup mengalah, hingga membuatnya menderita.“Mengalah? Ayah ingin aku mengalah?” Mely menatap kecewa ke sang ayahnya.“Apa salahnya kamu mengalah untuk adikmu?” Ayah Mely masih saja memaksa.Mely membuang napas dengan mulut, tertawa sumbang mendengar ucapan sang ayah. Jika dia dulu terus mengalah, sekarang tidak akan lagi, apalagi ini menyangkut tentang perasaan kepada pria yang mencintai dan dicintai.“Adik? Ayah bilang adik? Aku tidak punya adik yang selalu menjelekkan diriku! Aku tidak punya adik yang selal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-23
Baca selengkapnya

Sandiwara

Stef pergi ke lobi untuk menemui orang yang mencarinya. Dia mencoba menghubungi Mely, berpikir jika kekasihnya itu yang datang. Namun, sayangnya Mely tidak menjawab panggilan darinya, membuat Stef memilih melihat sendiri siapa yang datang.Pria itu baru saja keluar dari lift, berjalan ke bagian respsionis dan langsung ditunjukkan keberadaan wanita yang mencari.“Dia menunggu di ruang tunggu, Pak.” Resepsionis menjawab pertanyaan Stef sambil menunjuk ke ruang tunggu yang ada di bagian depan lobi.Stef mengangguk berterima kasih, kemudian berjalan menuju ke ruang tunggu. Dia memperlambat langkah saat melihat punggung yang tidak dikenalnya.“Maaf, Anda mencariku?” tanya Stef begitu sampai di ruang tunggu.Wanita yang mencari Stef menoleh, hingga membuat pria itu tahu siapa yang mencarinya.“Kamu?” Stef terkejut karena adik Mely datang ke perusahaan.“Hai, apa kita bisa bicara sebentar?”Stef mengerutkan alis mendengar pertanyaan wanita itu, belum lagi adik Mely itu terus tersenyum kepada
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
31
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status