Beranda / Romansa / Anak Kembar Sang Presdir / Mendatangi Keluarga Mely

Share

Mendatangi Keluarga Mely

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-21 18:20:15

Renata dan Evan mengantar Stef di hari yang sudah ditentukan. Ternyata Stef ingin menemui keluarga ayah Mely terlebih dahulu sebelum mengajak orang tuanya ke sana.

Stef hanya tidak ingin jika sampai orang tuanya terkejut, misal terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

“Apa kamu yakin ke sini tanpa Mely?” tanya Renata sedikit ragu. Dia hanya cemas jika keluarga Mely tidak berkenan.

“Ya, aku hanya mengantisipasi, Re. Jika nanti orang tuanya mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak berkenan, setidaknya Mely tidak akan mendengar dan melihatnya,” jawab Stef penuh keyakinan.

Apa yang dilakukan Stef sekarang bukan semata-mata tanpa dasar. Dia melakukan semua ini sebab Mely berkata hubungannya dengan keluarga sang ayah pun tidak baik-baik saja.

“Ya sudah kalau kamu memang yakin ingin melakukan ini,” ujar Renata pada akhirnya.

“Semoga semua berjalan dengan lancar, sesuai dengan yang diharapkan,” timpal Evan.

Stef pun mengangguk, setelah mereka berdiskusi sejenak, ketiganya pun keluar dari mo
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Anak Kembar Sang Presdir    Permasalahan Masa Lalu

    “Apa menurutmu rencana Stef menikahi Mely akan berjalan mulus?” tanya Renata ketika sudah di rumah bersama Evan.“Kenapa tidak?” Evan malah heran mendengar pertanyaan renata. “Apa karena sikap keluarganya?” tanya Evan kemudian.“Ya, itu salah satunya. Entah kenapa aku merasa jika kedatangan kita ke sana tadi, akan menyebabkan masalah,” ujar Renata sambil bersandar di dada Evan.Keduanya sedang berada di kamar, duduk di atas ranjang bercengkrama bersama.“Kenapa kamu berkata seperti itu?” tanya Evan benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang diucapkan Renata.“Entahlah, aku merasa tidak enak saja. Terutama karena sikap ayah Mely juga adik tirinya,” jawab Renata.Evan mengembuskan napas sedikit kasar, kemudan memeluk erat Renata.“Semoga ini hanya pikiranmu saja.”**Stef berdiri di depan kamar Mely. Dia mengetuk dua kali dan menunggu wanita itu membuka pintu.Stef belum memberitahu Mely atau orang tuanya jika baru saja menemui ayah Mely. Dia memang berencana untuk bicara dengan tena

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-21
  • Anak Kembar Sang Presdir    Tamu di Perusahaan

    “Istirahatlah dan jangan memikirkan atau mencemaskan apa yang kita bicarakan tadi. Percayalah jika aku akan mengurus semuanya,” ujar Stef saat baru saja mengantar Mely ke kamar.Mely mengangguk mendengar ucapan Stef. Dia memercayai apa pun yang dikatakan dan dilakukan oleh pria itu. Bukankah sampai sekarang hidupnya terjamin karena semua keputusan yang diambil Stef.Stef mengusap lembut pipi Mely, sebelum kemudian pergi meninggalkan wanita itu.Mely memandang punggung Stef yang sedang berjalan menaiki anak tangga. Dia bersyukur dicintai pria seperti Stef yang tidak memandang status. Namun, Mely juga selalu cemas karena hidupnya tak sebaik Stef.Mely pun masuk untuk beristirahat, hingga saat baru saja menutup pintu, kembali terdengar suara ketukan pintu, membuat Mely berpikir jika Stef melupakan sesuatu.Mely membuka pintu, terkejut saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya.“Sudah mau tidur?” tanya Hellen yang menemui Mely.“Belum, Bibi.” Mely menjawab sambil menggelengkan kepala.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Anak Kembar Sang Presdir    Diminta Mengalah

    Mely turun ke lobi untuk menemui pria yang dimaksud resepsionis. Renata sendiri memilih ikut karena cemas jika sampai pria yang yang menemui Mely hendak berbuat jahat.Hingga saat baru saja menginjakkan kaki di depan ruang tunggu lobi. Renata dan Mely terkejut melihat siapa yang menunggu di sana.“Mel.” Ayah Mely berdiri menatap wanita itu.Renata memiliki firasat buruk, kenapa ayah yang tidak pernah menanyakan kabar serta memedulikan anaknya, kini malah mendatangai. Apalagi sebelumnya saat Renata datang bersama Stef dan Evan ke rumah, pria itu tampak tak acuh.“Ada apa Ayah ke sini?” tanya Mely yang terlihat waspada. Perasaannya ikut tidak enak karena kedatangan pria itu.Ayah Mely tersenyum penuh arti mendengar pertanyaan Mely, hingga tatapan pria itu tertuju ke Renata.“Apa kita bisa bicara berdua saja? Ada yang ingn Ayah bicarakan denganmu,” kata pria itu sekali lagi melirik Renata.Renata terlihat tidak senang, apalagi pria itu sangat mencurigakan.Mely menoleh Renata, tidak mung

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23
  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Akan Mengalah

    Renata memantau Mely dari ruang security. Dia terus memantau, hingga mendengar apa yang dikatakan oleh ayah Mely.“Dia ini seorang ayah bukan? Bagaimana bisa mengatakan itu ke anaknya sendiri?”Renata geram sendiri, hingga memutuskan keluar dari ruang security, lantas pergi ke ruang rapat. Dia tidak akan membiarkan pria itu menekan Mely.Di ruang rapat. Mely menatap ayahnya dengan rasa tidak percaya, bagaimana bisa pria itu memintanya mengalah untuk adik tirinya. Selama ini dia cukup mengalah, hingga membuatnya menderita.“Mengalah? Ayah ingin aku mengalah?” Mely menatap kecewa ke sang ayahnya.“Apa salahnya kamu mengalah untuk adikmu?” Ayah Mely masih saja memaksa.Mely membuang napas dengan mulut, tertawa sumbang mendengar ucapan sang ayah. Jika dia dulu terus mengalah, sekarang tidak akan lagi, apalagi ini menyangkut tentang perasaan kepada pria yang mencintai dan dicintai.“Adik? Ayah bilang adik? Aku tidak punya adik yang selalu menjelekkan diriku! Aku tidak punya adik yang selal

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23
  • Anak Kembar Sang Presdir    Sandiwara

    Stef pergi ke lobi untuk menemui orang yang mencarinya. Dia mencoba menghubungi Mely, berpikir jika kekasihnya itu yang datang. Namun, sayangnya Mely tidak menjawab panggilan darinya, membuat Stef memilih melihat sendiri siapa yang datang.Pria itu baru saja keluar dari lift, berjalan ke bagian respsionis dan langsung ditunjukkan keberadaan wanita yang mencari.“Dia menunggu di ruang tunggu, Pak.” Resepsionis menjawab pertanyaan Stef sambil menunjuk ke ruang tunggu yang ada di bagian depan lobi.Stef mengangguk berterima kasih, kemudian berjalan menuju ke ruang tunggu. Dia memperlambat langkah saat melihat punggung yang tidak dikenalnya.“Maaf, Anda mencariku?” tanya Stef begitu sampai di ruang tunggu.Wanita yang mencari Stef menoleh, hingga membuat pria itu tahu siapa yang mencarinya.“Kamu?” Stef terkejut karena adik Mely datang ke perusahaan.“Hai, apa kita bisa bicara sebentar?”Stef mengerutkan alis mendengar pertanyaan wanita itu, belum lagi adik Mely itu terus tersenyum kepada

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • Anak Kembar Sang Presdir    Terobsesi

    “Apa yang sebenarnya terjadi, hm?”Stef sudah sampai di kantor Renata setelah sebelumnya menghubungi sahabatnya itu. Dia langsung menghampiri Mely yang duduk di sofa.Mely menggelengkan kepala, merasa jika semua yang terjadi begitu mengejutkan untuknya.Renata memandang Stef yang begitu mencemaskan Mely. Evan kebetulan di sana dan kini berdiri di samping Renata.“Kalian bicaralah, kami keluar dulu beli makan siang,” ucap Renata mengajak pergi Evan, agar Stef bisa bicara berdua dengan Mely.Stef hanya mengangguk ke Renata, kemudian kembali menatap Mely.“Apa keluargamu menekanmu?” tanya Stef setelah Renata pergi bersama Evan.“Katakan sesuatu, aku ganti pertanyaan. Apa kamu meminta adikmu untuk menikah denganku?” tanya Stef mengganti pertanyaan untuk tahu apa yang terjadi dengan Mely.Mely sangat terkejut mendengar pertanyaan Stef, tatapan matanya tidak bisa berbohong jika memang sedang dalam kondisi tidak baik.“Siapa yang mengatakan itu?” tanya balik Mely.“Jawab dulu pertanyaanku.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • Anak Kembar Sang Presdir    Benci Hubungan Jarak Jauh

    Renata berada di kamar bersama Evan. Dia duduk bersila di atas tempat tidur, sedangkan Evan berbaring menggunakan paha Renata untuk bantal.“Aku kasihan kepada Mely. Dia sudah mati-matian kerja sendiri, apa-apa sendiri. Tapi malah keluarganya seperti itu. Apalagi itu ayahnya sendiri, aku sampai tidak habis pikir,” ujar Renata sambil menyisir rambut Evan menggunakan jemari.“Begitulah manusia, kadang keserakahan membuat mereka tidak bisa membedakan mana yang baik dan tidak, sampai tidak berpikir apakah yang dilakukan akan menyakiti orang-orang sekitar atau tidak,” balas Evan.Renata menghela napas kasar, hingga kemudian menunduk dan menatap Evan yang sedang memandang dirinya.“Apa Dean mengabarimu? Kak Kasih menghubungi, mengatakan pesta resepsi pernikahan mereka dua minggu lagi,” kata Renata, “kita tidak mungkin tidak datang, kan?”“Dean tidak menghubungiku, mungkin karena tahu aku sibuk mengurus perusahaan juga sedang fokus memperbaiki infrastruktur perusahaanku dan Paman yang berant

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Anak Kembar Sang Presdir    Izin Resign

    Renata menemui Veronica setelah Evan kembali ke kotanya untuk mengurus perusahaan. Dia sudah memantapkan hati untuk melepas jabatannya.Sejak awal, Renata sendiri tidak pernah sama sekali berkeinginan untuk berada di perusahaan itu. Jiwanya menentang darah pebisnis yang mengalir di tubuhnya. Dia lebih memilih menjadi pemusik sesuai hati nuraninya.“Apa ada masalah?” tanya Veronica saat Renata datang menemui di ruang kerjanya.Renata tersenyum simpul mendengar pertanyaan sang oma. Dia pun memilih duduk di kursi yang berada di depan meja Veronica.“Tidak ada masalah, Oma. Aku hanya ingin membahas sedikit tentang hal pribadi,” ucap Renata menjawab pertanyaan Veronica.Wanita tua itu melepas kacamata yang digunakan, lantas memandang ke Renata yang masih terus memulas senyum.“Oma, apa yang akan aku katakan sekarang, mungkin akan menyinggung perasaan Oma. Namun, aku pun mengatakan ini agar tidak ada kesenjangan nantinya. Kuharap Oma paham dan tidak marah,” ujar Renata sebelum membicarakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25

Bab terbaru

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

  • Anak Kembar Sang Presdir    Membalas

    Renata benar-benar geram melihat siapa yang keluar dari mobil. Sungguh tak paham dengan pemikiran seperti manusia itu.“Matamu sudah buta, hah! Ini lingkungan sekolah, bukan area balapan yang bisa kamu jadikan tempat ajang ugal-ugalan!”Renata mengamuk, membuat banyak orang akhirnya kini memperhatikan dirinya.Kasih mendekat lantas mencoba menarik Renata agar tidak terlibat masalah.“Sudah, Re. Aku juga baik-baik saja, tidak apa.” Kasih mencoba menjauhkan Renata.“Tidak bisa, Kak. Dia sengaja melakukannya!” Renata tetap saja tidak terima.Kanaya tersenyum miring melihat Renata marah, lantas melirik ke Kasih yang mencoba mengajak pergi Renata.“Tolong! Apa anaknya sekolah di sini? Apakah begini adab di dalam sekolah!” Renata berteriak keras, meminta pendapat para orang tua di sana.“Jika manusia seperti ini, berkeliaran dan ugal-ugalan di area sekolah, kemudian menabrak salah satu dari anak kalian, apa kalian akan terima?” Renata menatap satu persatu orang tua yang ada di sana.Para or

  • Anak Kembar Sang Presdir    Takut Pulang

    “Maaf ya, Re. Aku sekarang jadi sering merepotkanmu.” Kasih menatap tak enak hati karena terus meminta bantuan Renata untuk menemaninya.“Tidak apa. Seperti kayak siapa saja. Dulu aku sering sekali merepotkan Kakak, sekarang anggap saja aku sedang membalasnya,” balas Renata tidak masalah jika sering menemani Kasih.Kasih terharu mendengar balasan Renata, lantas merangkul tangan ibu tiga anak itu untuk jalan.“Kamu tidak dimarahi Bibi karena sering meninggalkan Aldric, kan?” tanya Kasih sambil berjalan.Kasih ingin jalan-jalan karena bosan di apartemen, tapi tidak berani pergi sendiri, sehingga mengajak Renata.“Bukan marah, yang ada Mama malah senang karena Aldric aku tinggalkan sama Mama. Katanya kalau aku di rumah, Aldric akan banyak bersamaku,” jawab Renata diakhiri tawa kecil.Kasih ikut tertawa mendengar jawaban Renata.“Oh ya, tapi nanti siang aku jemput anak-anak sekalian ga apa-apa, kan?” tanya Renata kemudian.“Tentu saja, aku malah senang bisa ikut menjemput mereka,” balas K

  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Banjir?

    “Tampaknya Kasih hanya dekat denganmu di sini.” Renata menoleh ketika mendengar Margaret bicara. Dia melihat mertuanya itu berjalan masuk kamar menghampiri dirinya. “Iya, Ma. Karena kata Evan, Kak Kasih memang tidak memiliki teman di sini,” ujar Renata menjelaskan. Renata sedang menyusui Aldric, lantas menatap Margaret yang duduk di tepian ranjang memperhatikan dirinya. “Hm … ya, Mama jadi ingat saat pertama kali melihatnya. Dia pendiam bahkan mama lihat tidak pernah bergaul dengan mahasiswa lain,” ujar Margaret karena memang dulu pernah menyelidiki siapa Kasih, sebab Evan berkata menyukainya. Margaret tiba-tiba menatap Renata dengan cepat, hingga kemudian kembali berkata, “Kamu jangan salah paham. Mama bicara begini bukan apa-apa, hanya ingin bicara sesuatu yang mama tahu.” Renata tertawa kecil melihat mertuanya salah tingkah. Dia pun kemudian membalas, “Tenang saja, Ma. Baik aku atau Evan, sama-sama sudah menganggap itu masa lalu. Lagi pula hubungan kami baik, jadi Mama jangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status