Semua Bab Istri Manja Dosen Posesif: Bab 51 - Bab 60

142 Bab

Orang Tuamu Perlu Tahu

Pagi ini Daniel dan Frisca sudah kembali ke rumah mereka. Frisca tidak semangat hari ini, permintaannya pada Daniel tidak dituruti entah apa alasannya Daniel tidak mau menerima permintaan Frisca untuk menghubungi keluarga Daniel atas kabar Kehamilan Frisca. Gadis itu duduk lesu di dalam kamarnya, ia memeluk bantal dengan kakinya yang membujur lurus di atas ranjang. "Kenapa diam saja?" tanya Daniel mendekati istrinya membawa mangkuk kecil berisi buah yang sudah dipotong dadu kecil-kecil. "Ini, aku bawakan buah apel dan pear. Tadi katanya mau makan buah." Kedua mata Frisca menatap isi mangkuk itu, namun ia tetap menggelengkan kepalanya. "Tidak mau," jawabnya mendorong pelan mangkuk kecil di hadapannya. "Tidak mau buah." Daniel mengembuskan napasnya pelan, ia mengusap pucuk kepala sang istri dan mengecup pipi gembilnya."Kenapa istriku rewel sekali? Apa ada yang lainnya kau inginkan, hem?" Daniel menarik selimut menutupi kaki istrinya. Frisca mengulurkan kedua tangannya dan meminta
Baca selengkapnya

Semakin Agresif

Seperti janjinya kalau Daniel akan membawa Frisca ke klinik untuk mengecek dan selalu memantau kondisinya dan juga janinnya. Merek berdua kini berada di sebuah klinik khusus ibu hamil dan anak kecil milik salah satu teman Mamanya Frisca. Daniel mencarikan dokter terbaik dan benar-benar ia percaya untuk memantau kondisi Frisca. "Jadi bagaimana kondisi istri saya dan janinnya, Tan?" tanya Daniel pada dokter perempuan yang kini mendekatinya. "Tidak ada masalah, Niel. Semuanya sehat, mungkin kalau mual-mual, pusing, dan lemas di awal kehamilan itu sudah hal yang wajar, untuk yang lainnya pada Frisca tidak ada masalah," jelas dokter itu dengan begitu melegakan hati Daniel. "Syukurlah, aku bisa sedikit bernapas," ujar Frisca tiba-tiba. "Bernapas? Memangnya kenapa, Frisca?" tanya Dokter Sasha seraya tersenyum manis. Frisca cemberut. "Tante tidak tahu sih... Suamiku itu sangat Posesif, seram sekali pokoknya," jawab Frisca. Sementara Daniel yang mendengarnya pun hanya tersenyum. "Aku Po
Baca selengkapnya

Perubahan Frisca yang Mengejutkan

Pagi ini Frisca bersiap pergi ke kampus. Suaminya masih tidur pun Frisca biarkan saja, tidak biasanya juga Daniel bangun lambat dari pada dirinya, atau mungkin Frisca saja yang kini menjadi sangat rajin. Gadis itu baru saja bersiap, ia menatap Daniel yang terlihat begitu lelah. Frisca pun mendekatinya dan mengusap kening Daniel dengan lembut. 'Dia pasti lelah, sudah mengurusku, mengurus kantor, belum lagi di kampus, dan banyak lagi. Kak Daniel sangat hebat, aku sebagai pendampingnya kenapa tidak bisa mengimbangi sifatnya yang sangat tangguh seperti ini,' batin Frisca sedikit kecewa pada dirinya sendiri. "Kak Daniel," panggil Frisca pelan, ia mengusap pipi Daniel dan mengecupnya. "Kak, bangun sebentar saja. Kak Daniel ke kampus atau tidak?" "Tidak Sayang, aku lelah sekali. Kau juga jangan ke kampus, ayo tidur saja," ajak Daniel malah menarik lengan Frisca ke dalam pelukannya. Kedua mata Frisca sontak melebar dengan tingkah Daniel yang kini malah berubah menjadi sangat manja padany
Baca selengkapnya

Perhatian Mama Mertua

54. Frisca tidak berani keluar dari dalam kamar, ia tetap mengurung dirinya bahkan saat ia tahu Mama mertuanya di sana. Gadis itu kesal, pasalnya Silvia yang awalnya berkata langsung pulang ternyata wanita itu tiba-tiba memilih untuk. Mungkin dulu Friska sangat takut kepada Silvia, tapi tidak lagi dengan saat ini ia bahkan berani membantah dan melawannya. "Kak Daniel, kenapa Mama malah menginap di sini? Kalau dia menyakitiku bagaimana?" tanya Frisca seraya memeluk Daniel dari belakang, laki-laki itu diam berdiri menatap cermin di dalam kamar mandi. "Tidak akan Sayang, Mama tidak akan melakukan itu. Karena aku ada di rumah dan aku selalu menjagamu, maka kau akan aman bersamaku," jawab Daniel kini mencukur bulu di dagunya dengan sangat rapi. Frisca mana pernah percaya semudah itu dengan apa yang Daniel ucapkan. Ia dia memperhatikan wajah Daniel dari cermin, gadis itu tiba-tiba keluar dari dalam kamar mandi dan membanting pintunya dengan keras. Kali ini ia memang ingin membuktikan
Baca selengkapnya

Suami dan Keluarga yang Posesif

"Halo Dante, apa kau hari ini sibuk? Kalau tidak aku titip Frisca padamu ya, tolong jemput dia dan ajak ke rumah Mama. Aku ada meeting mendadak hari ini." Daniel mengapit benda pipih berwarna hitam di pipi kiri dan telinganya. Laki-laki itu mondar-mandir menata sarapan untuk Frisca, padahal ia sudah siap dengan pakaian kerjanya. "Oke, sepuluh menit lagi aku sampai ke sana!" seru Dante di balik panggilan yang tengah berlangsung. Baiklah, thank you," ucap Daniel. Panggilan itu langsung terputus dan Daniel meletakkan ponselnya di atas meja makan. Laki-laki itu menoleh ke belakang dan ia melihat istrinya yang baru saja turun dari lantai dua, Frisca yang belum mandi dan masih memakai piyama merah mudanya. "Pagi," sapa gadis itu mendekati Daniel dan memeluknya dari belakang. "Mau ke mana kok sudah rapi aja?" "Hari ini aku ada meeting, aku akan berangkat pukul setengah tujuh. Sebentar lagi cantik akan menjemputmu, tapi kau harus sarapan dulu, Sayangku." Daniel mengecup singkat bibir Fr
Baca selengkapnya

Menunggu Suamiku Pulang!

Dari pagi Daniel pergi hingga kini sudah malam pun laki-laki itu belum pulang. Seperti biasa kalau Frisca menunggu suaminya di depan rumah sambil memeluk boneka Unicorn miliknya. Bahkan gadis itu sampai menangis sesenggukan karena ia mual saat makan, tidak bisa tidur, dan Frisca juga sangat benci saat melihat wajah Dante. "Sayang ayo masuk, ini sudah malam, nak," bujuk Tarisa pada putrinya. "Tidak mau! Frisca mau nunggu Kak Daniel!" seru gadis itu menyeka air matanya. Tarisa baru saja melangkah keluar, tanpa sengaja kakinya menginjak beling dan ternyata pecahan ponsel. Putrinya itu membanting ponselnya lagi dan lagi. Satu hal yang membuat Frisca teramat kesal pada Daniel, suaminya berpamitan kalau pergi meeting bersama dengan Papanya, namun ternyata tidak. Johan di rumah, hal ini yang membuat Frisca merasa dibohongi. "Frisca...." Suara Johan membuat tangisan gadis itu terhenti. Namun Frisca menundukkan kepalanya dan menggeleng. Laki-laki itu mendekatinya dan menutup punggung F
Baca selengkapnya

Ibu Hamil, Ada-ada Saja Tingkahnya!

'Kak Daniel jahat banget sih, kenapa terus pura-pura kuat. Aku tahu kalau kamu pasti capek.' Frisca memaki dirinya sendiri yang kesal, Bisa-bisanya ia sangat manja dan seolah menyiksa suaminya meminta ini dan itu dan akan menangis kalau tidak dituruti, sedangkan Daniel selalu bersikap baik-baik saja dan selalu menurutinya. Gadis itu kini meringkuk di atas ranjang menatap wajah suaminya yang rengah tertidur dengan lelap. Sekedar menyentuh wajah Daniel seperti biasa membuat Frisca sedikit takut."Kak Daniel, maaf...." Frisca memejamkan kedua matanya dan tertunduk sebelum ia merasakan pinggangnya direngkuh hangat dan pekukan hangat. "Sayang," bisik Daniel mengecup pelipis Frisca. "Kenapa pagi-pagi sudah menangis terus, hem?" tanya Daniel terbangun. "Kak Daniel capek kan?" tanya Frisca mengusap rahang Daniel dan telapak tangannya berhenti di pelipis laki-laki itu. "Frisca tidak pernah dengar Kak Daniel ngeluh, kenapa? Kalau capek bilang aja, tidak papa kok." Daniel tersenyum tipis, s
Baca selengkapnya

Frisca yang Paling Hangat untuk Daniel

Frisca diam berdiri di balik pintu ruangan kerja suaminya. Di dalam sana nampak Daniel yang tengah bertelepon dengan seseorang dan marah-marah. Frisca tahu, sepertinya yang Daniel hubungi saat ini adalah Papanya. Nampak suaminya itu sangat kesal hingga Frisca menjadi takut sendiri melihat Daniel marah-marah. "Terserah kalian! Lagi pula aku juga sudah bersumpah tidak akan ikut campur urusan kalian!" teriak Daniel pada panggilan itu. Daniel kini mengepalkan tangannya dan memukulkan pada meja kada di depannya hingga pecah. Frisca yang masih mengintip pun terkaget. Gadis itu masih tidak pergi atau menunjukkan dirinya dari sang suami. "Jelas-jelas, sebaik apapun dia kalau berselingkuh jangan pernah diberi ruang Ma! Mau sampai kapan?! Mau sampai kapan dia menunjukkan wajah malaikatnya, kalau dia selingkuh dan sekarang dia membawa anaknya tinggal bersama Mama! Anak itu anak selingkuhan Papa, Ma! Wanita itu masih hidup! Kenapa Mama bisa memaafkan Papa sebegitu mudahnya hah?!" Teriakan D
Baca selengkapnya

Kedekatan yang Hangat

Daniel diam memperhatikan istrinya yang tengah sibuk menemani adik tirinya. Di sana Daniel melihat sifat Frisca yang keibuan pada Miko, bocah laki-laki yang biasanya sangat sulit berinteraksi dengan orang lain, tapi entah ia sangat lengket pada Frisca. "Sepertinya Miko sangat menyukai Frisca, tidak biasanya dia dekat dengan siapapun," ujar Silvia yang gini berjalan membawa camilan mendekati Daniel. Putranya itu menoleh dan tersenyum menganggukkan kepalanya. "Iya mah, Frisca biasanya juga tidak terlalu dekat dengan anak kecil. Dia saja tinggalnya malah seperti anak kecil." Silvia meresponnya dengan senyuman saja, wanita itu diam di samping Daniel dan tetap memperhatikan menantu dan juga putra dirinya yang kini tengah bermain di taman. Sedangkan Daniel, ia membayangkan kalau suatu hari nanti anaknya sudah lahir di dunia, pasti bagai seperti melihat Frisca dan Miko saat ini."Jangan lari-larian, Miko!" pekik Daniel pada Miko. Tidak mau terjadi hal-hal yang buruk, dan langsung menuru
Baca selengkapnya

Frisca Selalu Menjadi yang Terbaik

Setelah Frisca mengenal lebih dekat sosok suaminya, laki-laki yang dulu selalu ia kesali kemunculannya, tapi semenjak menjadi suaminya, Frisca selalu bersyukur atas apapun tentang Daniel. Bahkan saat ini, Frisca menatap Daniel yang nampak terlelap dengan sangat tenang. Frisca tersenyum tipis menatap dalam-dalam wajah Daniel. ingatannya mengantarkan Frisca pada masa-masa lalu."Tahu kalau menjadi istrimu akan bahagia dan sebangga ini, dulu aku tidak akan pernah menolakmu," cetus Frisca penuh rasa bangga. Jemarinya setia mengusap-usap rambut tebal milik Daniel. Siapa tahu sosok ini yang membuat Frisca merasakan kebahagiaan tiada dua, keadilan dan cinta yang benar-benar nyata. Frisca menyunggingkan senyumnya. "Kak Daniel, kau kadang juga menyebalkan. Aku pernah menolakmu dua kali, kau malah mengatakan cintamu lagi padaku di depan Dante. Memuakkan sekali kalau aku mengingatnya." Tanpa disadarinya kalau ia tidak mengoceh dengan sendirinya. Semua cerocosan Frisca mampu Daniel dengar, la
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status