Beranda / Romansa / Istri Manja Dosen Posesif / Suami dan Keluarga yang Posesif

Share

Suami dan Keluarga yang Posesif

Penulis: Juliette Collen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Halo Dante, apa kau hari ini sibuk? Kalau tidak aku titip Frisca padamu ya, tolong jemput dia dan ajak ke rumah Mama. Aku ada meeting mendadak hari ini."

Daniel mengapit benda pipih berwarna hitam di pipi kiri dan telinganya. Laki-laki itu mondar-mandir menata sarapan untuk Frisca, padahal ia sudah siap dengan pakaian kerjanya.

"Oke, sepuluh menit lagi aku sampai ke sana!" seru Dante di balik panggilan yang tengah berlangsung.

Baiklah, thank you," ucap Daniel.

Panggilan itu langsung terputus dan Daniel meletakkan ponselnya di atas meja makan. Laki-laki itu menoleh ke belakang dan ia melihat istrinya yang baru saja turun dari lantai dua, Frisca yang belum mandi dan masih memakai piyama merah mudanya.

"Pagi," sapa gadis itu mendekati Daniel dan memeluknya dari belakang. "Mau ke mana kok sudah rapi aja?"

"Hari ini aku ada meeting, aku akan berangkat pukul setengah tujuh. Sebentar lagi cantik akan menjemputmu, tapi kau harus sarapan dulu, Sayangku." Daniel mengecup singkat bibir Fr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Manja Dosen Posesif   Menunggu Suamiku Pulang!

    Dari pagi Daniel pergi hingga kini sudah malam pun laki-laki itu belum pulang. Seperti biasa kalau Frisca menunggu suaminya di depan rumah sambil memeluk boneka Unicorn miliknya. Bahkan gadis itu sampai menangis sesenggukan karena ia mual saat makan, tidak bisa tidur, dan Frisca juga sangat benci saat melihat wajah Dante. "Sayang ayo masuk, ini sudah malam, nak," bujuk Tarisa pada putrinya. "Tidak mau! Frisca mau nunggu Kak Daniel!" seru gadis itu menyeka air matanya. Tarisa baru saja melangkah keluar, tanpa sengaja kakinya menginjak beling dan ternyata pecahan ponsel. Putrinya itu membanting ponselnya lagi dan lagi. Satu hal yang membuat Frisca teramat kesal pada Daniel, suaminya berpamitan kalau pergi meeting bersama dengan Papanya, namun ternyata tidak. Johan di rumah, hal ini yang membuat Frisca merasa dibohongi. "Frisca...." Suara Johan membuat tangisan gadis itu terhenti. Namun Frisca menundukkan kepalanya dan menggeleng. Laki-laki itu mendekatinya dan menutup punggung F

  • Istri Manja Dosen Posesif   Ibu Hamil, Ada-ada Saja Tingkahnya!

    'Kak Daniel jahat banget sih, kenapa terus pura-pura kuat. Aku tahu kalau kamu pasti capek.' Frisca memaki dirinya sendiri yang kesal, Bisa-bisanya ia sangat manja dan seolah menyiksa suaminya meminta ini dan itu dan akan menangis kalau tidak dituruti, sedangkan Daniel selalu bersikap baik-baik saja dan selalu menurutinya. Gadis itu kini meringkuk di atas ranjang menatap wajah suaminya yang rengah tertidur dengan lelap. Sekedar menyentuh wajah Daniel seperti biasa membuat Frisca sedikit takut."Kak Daniel, maaf...." Frisca memejamkan kedua matanya dan tertunduk sebelum ia merasakan pinggangnya direngkuh hangat dan pekukan hangat. "Sayang," bisik Daniel mengecup pelipis Frisca. "Kenapa pagi-pagi sudah menangis terus, hem?" tanya Daniel terbangun. "Kak Daniel capek kan?" tanya Frisca mengusap rahang Daniel dan telapak tangannya berhenti di pelipis laki-laki itu. "Frisca tidak pernah dengar Kak Daniel ngeluh, kenapa? Kalau capek bilang aja, tidak papa kok." Daniel tersenyum tipis, s

  • Istri Manja Dosen Posesif   Frisca yang Paling Hangat untuk Daniel

    Frisca diam berdiri di balik pintu ruangan kerja suaminya. Di dalam sana nampak Daniel yang tengah bertelepon dengan seseorang dan marah-marah. Frisca tahu, sepertinya yang Daniel hubungi saat ini adalah Papanya. Nampak suaminya itu sangat kesal hingga Frisca menjadi takut sendiri melihat Daniel marah-marah. "Terserah kalian! Lagi pula aku juga sudah bersumpah tidak akan ikut campur urusan kalian!" teriak Daniel pada panggilan itu. Daniel kini mengepalkan tangannya dan memukulkan pada meja kada di depannya hingga pecah. Frisca yang masih mengintip pun terkaget. Gadis itu masih tidak pergi atau menunjukkan dirinya dari sang suami. "Jelas-jelas, sebaik apapun dia kalau berselingkuh jangan pernah diberi ruang Ma! Mau sampai kapan?! Mau sampai kapan dia menunjukkan wajah malaikatnya, kalau dia selingkuh dan sekarang dia membawa anaknya tinggal bersama Mama! Anak itu anak selingkuhan Papa, Ma! Wanita itu masih hidup! Kenapa Mama bisa memaafkan Papa sebegitu mudahnya hah?!" Teriakan D

  • Istri Manja Dosen Posesif   Kedekatan yang Hangat

    Daniel diam memperhatikan istrinya yang tengah sibuk menemani adik tirinya. Di sana Daniel melihat sifat Frisca yang keibuan pada Miko, bocah laki-laki yang biasanya sangat sulit berinteraksi dengan orang lain, tapi entah ia sangat lengket pada Frisca. "Sepertinya Miko sangat menyukai Frisca, tidak biasanya dia dekat dengan siapapun," ujar Silvia yang gini berjalan membawa camilan mendekati Daniel. Putranya itu menoleh dan tersenyum menganggukkan kepalanya. "Iya mah, Frisca biasanya juga tidak terlalu dekat dengan anak kecil. Dia saja tinggalnya malah seperti anak kecil." Silvia meresponnya dengan senyuman saja, wanita itu diam di samping Daniel dan tetap memperhatikan menantu dan juga putra dirinya yang kini tengah bermain di taman. Sedangkan Daniel, ia membayangkan kalau suatu hari nanti anaknya sudah lahir di dunia, pasti bagai seperti melihat Frisca dan Miko saat ini."Jangan lari-larian, Miko!" pekik Daniel pada Miko. Tidak mau terjadi hal-hal yang buruk, dan langsung menuru

  • Istri Manja Dosen Posesif   Frisca Selalu Menjadi yang Terbaik

    Setelah Frisca mengenal lebih dekat sosok suaminya, laki-laki yang dulu selalu ia kesali kemunculannya, tapi semenjak menjadi suaminya, Frisca selalu bersyukur atas apapun tentang Daniel. Bahkan saat ini, Frisca menatap Daniel yang nampak terlelap dengan sangat tenang. Frisca tersenyum tipis menatap dalam-dalam wajah Daniel. ingatannya mengantarkan Frisca pada masa-masa lalu."Tahu kalau menjadi istrimu akan bahagia dan sebangga ini, dulu aku tidak akan pernah menolakmu," cetus Frisca penuh rasa bangga. Jemarinya setia mengusap-usap rambut tebal milik Daniel. Siapa tahu sosok ini yang membuat Frisca merasakan kebahagiaan tiada dua, keadilan dan cinta yang benar-benar nyata. Frisca menyunggingkan senyumnya. "Kak Daniel, kau kadang juga menyebalkan. Aku pernah menolakmu dua kali, kau malah mengatakan cintamu lagi padaku di depan Dante. Memuakkan sekali kalau aku mengingatnya." Tanpa disadarinya kalau ia tidak mengoceh dengan sendirinya. Semua cerocosan Frisca mampu Daniel dengar, la

  • Istri Manja Dosen Posesif   Istri Terhebat untuk Daniel

    "Kau ke mana saja Niel, kenapa jarang muncul beberapa hari ini?!" Pertanyaan itu keluar dari bibir Sarah saat ia melihat Daniel pertama kali datang ke kampus untuk satu minggu ini. "Ada urusan penting, dan cukup privasi hingga membuat semua orang tidak tahu," jawab laki-laki itu dengan menyebalkan.Sarah mendengkus pelan dan wanita itu menatap Daniel dengan tatapan tidak suka. Berarti lagi semenjak Daniel menikah dengan Frisca, teman laki-lakinya itu menjadi sangat dingin dan sering mengabaikannya. Sekedar membahas pesannya pun kadang menunggu berhari-hari, bahkan kadang juga tidak sama sekali. "Ke mana gadismu itu? Beberapa hari ini aku tidak pernah melihatnya?" tanya Sarah. "Siapa yang kau maksud?" tanya Daniel balik. "Siapa lagi kalau bukan Frisca, sebenarnya terjadi hal-hal yang tidak baik padanya ya? Sampai dia tidak datang ke kampus." Daniel hanya diam, laki-laki itu meraih mantel hitam miliknya dan berjalan menuju ke arah pintu sebelum langkahnya dicegat oleh Sarah.Wani

  • Istri Manja Dosen Posesif   Siapa Wanita Selain Aku!

    Usai makan malam, Daniel langsung mengurung dirinya di dalam ruangan kerja. Sedangkan ia meminta pada istrinya untuk istirahat di dalam kamar dan tidak boleh ke mana. Jenuh sekali Frisca dengan permintaan Daniel saat ini. Sikap posesif yang tidak pernah berubah dan berkurang, banyak aturan-aturan baru yang ia berikan pada sang istri. "Kalau dia enak di dalam ruangan kerja, ada yang dia kerjakan dan bisa fokus. Kalau aku di dalam kamar seperti ini harusnya apa?" Frisca melempar boneka Unicorn miripnya ke lantai. "Kenapa sifat posesifnya tidak pernah bisa hilang, tentu saja aku menginginkan dia yang perhatian tapi bukan berarti seperti ini," keluh Frisca menggelengkan kepalanya pelan. Frisca berjalan mendekati pintu, ia perlahan-lahan mengeluarkan tangannya dan memutar knop pintu. Kedua matanya terpejam berharap pintu itu terbuka tanpa suara. Usahanya berhasil, pintu terbuka dan tidak menimbulkan suara sedikitpun. Gadis itu melangkah keluar dari dalam kamar dan menuruni anak tangga

  • Istri Manja Dosen Posesif   Semua Laki-laki Sama Menyebalkan!

    "Sementara aku titipkan Frisca padamu dulu, aku tidak tahu dia kenapa." Daniel menundukkan kepalanya. Geram alasan yang Daniel katakan, Dante langsung menarik krah kemeja yang adik iparnya itu pakai dengan kuat dan matanya menghujam marah. Dante bukan dirinya lagi saat sedang marah dalam keadaan seperti ini. "Adikku tidak akan marah kalau kau tidak melakukan hal aneh-aneh, sialan!" umpat Date pada Daniel. "Tapi aku tidak melakukan apapun! Semalam dia marah tidak jelas padaku, tiba-tiba dia mengunci pintu dan menangis! Dia...." "Harusnya sebagai laki-laki kau harus pintar mencari di mana salahmu, bukannya malah menyalahkan adikku." Dante menyentak kasar krah kemeja yang Daniel pakai dan napasnya naik turun. Sebagai seorang Kakak ia akan marah kalau adiknya menangis meminta padanya untuk menjemputnya. Setibanya Dante di rumah Daniel, ia mendengar Daniel membentak Frisca. Dante tersenyum menyeringai dan ia mengusap wajahnya frustrasi. "Asal kau tahu Niel, aku lebih mengenal Fris

Bab terbaru

  • Istri Manja Dosen Posesif   AKHIR PENUH KEBAHAGIAAN

    Keesokan harinya.Justin ternyata datang ke rumah Celia lagi, bahkan sangat pagi-pagi sekali laki-laki itu menjemput Celia. Dia mengajak gadis cantiknya pergi ke suatu tempat, memaksanya dengan sabar karena tahu suasana hati Celia yang sangat buruk pagi ini. "Kau mau mengajakku pergi ke mana, Justin?" tanya Celia dengan wajah malas, dia menatap ke arah luar jendela mobil hitam milik laki-laki itu. "Ke suatu tempat." Justin tersenyum tipis. "Kenapa manyun saja, hem? Ada masalah?" tanya Justin mengusap pucuk kepala Celia. Gadis itu mengangguk. "Kenapa kau masih bisa sesantai ini setelah semalam Papaku mengatakan hal buruk tentang kita, kenapa?" Kening Justin mengerut, laki-laki itu tidak menjawab dan ia sendiri juga tidak tahu apa yang sebenarnya Celia maksud saat ini. Sampai beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah tempat. Kedua mata Celia melebar dan angin pagi yang semilir menyapanya dengan sangat lembut. Tidak terlalu menikmati perjalanan, tapi tiba-tiba mereka sudah

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Memberikannya Kebahagiaan Lebih

    "Bagaimana? Sudah bertemu dengan Justin?!" Miko tersenyum menatap adiknya yang memasang tampang kesal. Di samping Celia ada Justin yang tersenyum kepadanya. "Kalian ini niat sekali membuatku kesal, aku sampai seharian nangis," seru Celia, ia menendang kaki Miko yang duduk di sampingnya. Daniel dan Frisca tersenyum tipis. Mereka tidak bepergian jauh, mereka hanya sedang berkunjung ke vila baru yang dibeli Miko beberapa Minggu yang lalu. Sengaja juga mengerjai Celia. Daniel menghela napasnya pelan, laki-laki itu menatap pemuda tampan yang duduk di samping Celia. "Kau tidak kembali lagi ke London, Justin?" tanya Daniel menatap pemuda itu. "Tidak Om, saya mungkin akan ke sana nanti, bersama Celia." Justin menjawabnya seraya menatap Celia. Gadis cantik itu jelas saja langsung berseri-seri dan mengangguk antusias. "Halah, giliran begitu aja antusias banget!" Miko menarik pipi Celia dengan kuat hingga sang empu memekik melebarkan kedua matanya. Sontak, Justin langsung menepis tangan

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Yang Ku rindukan Sudah Pulang

    Satu Minggu berlalu..."Mami dan Papi akan pergi dengan Kakak juga, Celia di rumah saja ya," bujuk Frisca pada putrinya. Gadis cantik yang baru bangun tidur itu langsung mengerjapkan kedua matanya. Tidak biasanya sang Mama akan meninggalkannya begini. Celia pun langsung cemberut saat itu juga. "Kenapa sih Mi? Memangnya Mami sama Papi mau ke mana? Seenggaknya itu jangan ajak Kakak dong, Celia kan tidak mau sendirian!" Gadis itu memprotes, seperti biasa kalau Celia sangat amat takut sendirian. "Manja banget sih jadi bocah, malu sama umur!" sinis Miko menyahuti. Ekor mata Celia melirik sang Kakak, pria tampan itu nampak membawa sebuah koper hitam miliknya dan berpenampilan sangat rapi dan berkelas, seperti biasa. Wajah Celia langsung menunjukkan ekspresi bingung. "Mau ke mana sih? Kok bawa koper besar segala?! Kenapa tidak kemarin-kemarin bilang ke Celia, sih Mi?!" amuk Celia pada Maminya. "Kita mau ke Italia, kenapa?" Miko pun ikut menyahuti. Saat itu juga Celia berdecak kesal,

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Selalu Ada Waktu Untukmu

    "Adikmu murung sekali, Miko. Kenapa Celi?" Daniel memperhatikan putrinya yang tampak sedih, gadis itu juga tidak mau bergabung bersama Mama dan Papanya seperti biasa. Celia diam di lantai dua, di depan jendela di samping sebuah pohon natal besar dan perapian. Pertanyaan sang Papa membuat Miko mendengkus pelan. "Galau dia Pi, ditinggal Justin." "Ohhh, Justin kan pulang ke London, tidak papa lah... Orang ke rumah keluarganya," jawab Daniel dengan santai. "Loh, dia asli orang Britania ya?" sahut Frisca seraya membantu Miko membungkus banyak hadiah. Daniel mengangguk. "Dari kabar yang aku dengar sih begitu. Tapi dia adalah anak muda yang sangat mandiri, bahkan dia mengembangkan perusahaannya tanpa mengeluh sedikitpun." Mendengar hal itu membuat Miko mengangguk, sejujurnya ia tidak membenci sosok Justin, juga tidak menganggap sebagai saingannya apalagi tidak menyukainya karena mendekati Celia, tapi bagi Miko ia takut kalau Justin yang sudah tahu tentang dunia luar akan menyakiti C

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Aku Yakin Dia Kembali

    Celia duduk diam menunduk kepalanya di bangku panjang di dalam bandara. Gadis cantik itu meletakkan tangannya di dada dan menggenggam kalung yang tadi Justin pakaikan padanya. Ponsel Celia berdering dan ternyata panggilan dari Papanya. Namun Celia enggan menjawab, pasti mereka hanya bertanya dia di mana, setelah itu mereka mengatakan mereka akan pergi dan Celia sendirian lagi. "Mereka pasti cuma mau pamit pergi saja," gumam Celia kembali mendongakkan kepalanya menatap sekitar. Beberapa orang berlalu-lalang di depannya dan tidak seramai tadi.Namun pintu kaca di depan sana tiba-tiba terbuka, nampak Ludwick berlari ke arahnya dan menatap wajah Celia dengan lekat. "Cel, duh... Aku kira pulang sendiri," ujar laki-laki itu seraya merapatkan mantel hangatnya. Kening Celia mengerut dan ia menatapnya lesu. "Justin pergi ke London, mendadak pula," ucap Celia. "Udah, nggak usah dipikirin! Ayo pulang, salju turun tebal di luar Cel, ayo!" Ludwick menarik pelan lengan Celia. Mereka berdua

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Musim Dingin Tanpamu

    Dia minggu berlalu dengan cepat. Celia menjalani harinya seperti biasa dan gadis itu kini sedikit menjaga jarak dengan sang Kakak, lebih tepatnya saat mereka bertengkar beberapa waktu yang lalu. Hari ini di rumah Celia kedatangan tamu penting, Miko akan bertunangan dalam waktu dekat ini. Kakak laki-laki Celia itu mudah sekali mendapatkan seorang pasangan. Calon istrinya pun sangat cantik, tapi secantik apapun dia Celia yang marah pada Miko, ia ikut malas pula pada Kakak iparnya. "Celia, tidak mau kenalan sama Kak Arzela?" tanya Frisca saat melihat putrinya berjalan menuruni anak tangga. Celia diam, di sana Miko menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan."Tapi Mi, Celi buru-buru dan-""Sapa sebentar, apa susahnya sih, Cel!" Miko menatap sinis pada sang adik. Celia merotasikan kedua matanya, ia langsung mendekati calon Kakak iparnya dan gadis itu langsung mengulurkan tangannya dengan sopan. Arzela pun hanya tersenyum manis. "Celia cantik sekali," ucap Arzela. "Iya Kak, kayak

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. KEMARAHAN MIKO

    Setelah beberapa hari yang lalu Celia bertengkar dengan Kakaknya, Celia menjadi sangat tertutup. Bahkan dia tidak mau bicara dengan Miko sedikitpun. Miko mencemaskan akan diamnya sang adik yang tidak biasa. Dia terus kepikiran tentang Celia setiap kali. "Pagi Mi, Pi," sapa Miko pada Mama dan Papanya saat ia baru saja menuruni anak tangga menuju ruang makan. "Hem, pagi juga Sayang. Adik mana?" tanya Frisca pada si sulung. Miko langsung menoleh ke arah sampingnya di mana meja nampak kosong dan ternyata Celia belum juga ke sana. "Loh, aku pikir Celi sudah duluan," jawab Miko menghela napasnya pelan. "Belum. Sudah beberapa hari ini dia sepertinya tidak mood pada apapun, kenapa ya?" Frisca menatap suami dan anaknya dengan tatapan bingung. "Mungkin ada masalah sendiri, maklum anak gadis," sahut Daniel. "Tapi Sayang, aku merasa tidak biasanya dia seperti ini. Makanya aneh saja kalau Celia tiba-tiba murung." Miko menyadari satu hal yang benar-benar membuat Celia berubah bukan hanya p

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. PERTENGKARAN

    "Thanks udah jagain Celia, sorry juga kalau adikku merepotkanmu," ucap Miko pada Justin. Justin hanya tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya saja. "Santai aja, Celia gadis yang patuh denganku," balas Justin. Mendengar kata patuh yang Justin katakan membuat Miko merasa hal aneh dan sedikit khawatir kalau Justin menyukai Celia. Bukannya tidak boleh, tapi Miko sangat takut kalau adiknya akan terjerumus dalam pergaulan laki-laki di depannya ini. "Sudah ayo pulang, Mami dan Papi sudah menunggu kita di rumah," ajak Miko pada Celia. "Tunggu sebentar Kak, aku harus pamit ke Justin dulu," ucap Celia memegangi lengan dengan sang Kakak. Celia menatap Justin dengan tatapan yang sangat hangat sebelum akhirnya gadis itu menunduk dan tersenyum kembali menatapnya. Sedangkan Justin hanya menyunggingkan senyum dan ia cukup paham bagaimana cara seorang Celia menunjukkan sikap polosnya. "Justin, aku pulang dulu ya aku mah terima kasih sudah menjaga aku. Emm... Kalau kau merasa bosan

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. DIAM DAN JATUH HATI

    Jam menunjukkan pukul sebelas malam, Celia masih berada di apartemen milik Justin dan di sana ada Ludwick juga yang terkejut dengan kehadiran gadis yang pernah ia jumpai di club malam beberapa waktu yang lalu. Namun Ludwick tidak mengatakan apapun, dia tetap diam bersama dengan Justin saja. "Heh, Justin... Dia gadis yang waktu itu, kan?!" pekik Ludwick menyenggol lengan Justin. Dan sahabatnya itu menoleh ke arah Celia yang nampak sedih. "Heem, dia putri Pak Daniel. Rekan kerjaku," jawab Justin. Ludwick langsung menelan saliva. "Gila aja, bisa-bisanya langsung dekat," seru laki-laki itu melirik Justin dan mengembuskan napasnya pelan.Justin terkekeh, ia pun berjalan mendekati Celia yang tengah sedih duduk di sofa di depan kamar Justin. Sesekali gadis itu menatap was-was pada Ludwick yang memperhatikannya. Saat Justin mendekat, Celia langsung menarik lengan laki-laki itu dimintanya untuk mendekat. "Justin... Temanmu itu kenspa melihat aku aneh, aku takut," ujar Celia jujur. Just

DMCA.com Protection Status