Frisca berjalan cepat keluar dari dalam kantor milik Daniel. Tangisannya tidak bisa is hentikan begitu saja, karena pemandangan tadi sangat membuatnya kecewa. Entah tahu atau tidak, sadar atau tidak Frisca merasa kalau kini suaminya tengah mengejarnya. "Taksi... Mana taksi!" seru Frisca berhenti di depan halte. Ia tetap menangis sedih, dan mengeluarkan ponselnya. "Kak Daniel... Ke mana Kak Daniel, kenapa tidak bisa aku hubungi?!" peki Frisca kesal. Gadis itu mencari nomor siapapun di ponselnya sampai kini ia mencoba menghubungi Papanya, entah nanti akan dimarahi semacam apapun, Frisca tidak peduli. "Papa..." Gadis itu menangis lebih dulu saat panggilnya terjawab. "Loh, Frisca kenapa? Kenapa nangis, nak? Di mana Daniel?! Apa yang terjadi Frisca?!" pekik Johan, terdengar sangat cemas. "Pa, minta seseorang buat jemput Frisca," pinta gadis itu. "Nggak bisa Sayang, Papa sedang ada rapat dan..." "KENAPA SIH, SEMUA ORANG NGGAK ADA YANG NGERTI PWRASAAN FRISCA!" teriak gadis itu. Ta
Read more