Semua Bab Penguasa Hati sang Presdir: Bab 291 - Bab 300

643 Bab

Bab 291

Sofia tidak mengambil buah-buah yang disajikan.....Waktu telah menunjukkan pukul 8.30, kedua saudara Eliot pamit dan pulang.Setelah mengantarkan para tamu, Eliot memanggil Liam ke ruangannya. "Ikut aku."Nada bicara Eliot terdengar agak ketus.Lorin mengajak Sofia ke atas, lalu membuka pintu kamar dan memperkenalkan, "Ini kamarnya Liam."Dekorasi kamar ini berbeda dengan apartemen Liam yang berada di Kota Haita. Ruangan ini didekorasi dengan menggunakan ornamen yang hangat, tampaknya bukan Liam yang mendekorasi kamar ini."Liam menempati kamar ini sampai kuliah. Begitu kuliah, dia jadi jarang pulang." Ekspresi Lorin tampak sedih saat bercerita. "Kamu tahu sendiri betapa cerewetnya Liam soal kebersihan. Dia tidak mengizinkan siapa pun untuk menyentuh barang-barang di dalam kamar ini. selama ini aku yang membersihkan kamarnya.""Kamu pasti kesulitan beradaptasi dengan Liam." Lorin menatap Sofia dengan penuh kasih sayang."Hmm, tidak juga." Sofia tersenyum.Liam dan Sofia tidak menempa
Baca selengkapnya

Bab 292

Kemarahan Sofia berangsur reda.Sofia telah memikirkan semuanya secara rasional. Dia hanyalah istri sewaan yang bertugas membantu Liam untuk mengatasi desakan kedua orang tuanya. Kalaupun Liam dan Fiane memang memiliki hubungan khusus, Sofia tidak punya hak untuk marah.Sejujurnya Lorin kasihan melihat Sofia. "Sofia, Liam adalah anak yang suka memendam perasaan. Sikapnya memang gampang membuat orang lain salah paham. Tolong bersabar dan pahami dia, ya! Kalau dia pernah membuatmu marah, Ibu mewakilinya meminta maaf kepadamu."Sofia berusaha menunjukkan senyuman santai. "Liam tidak pernah membuatku marah, aku tahu karakternya.""Baguslah." Lorin menepuk telapak tangan Sofia. "Liam beruntung memiliki istri sebaik dirimu."....Tak berapa lama, Liam keluar dari ruang kerja dan kembali ke kamarnya. Dia terkejut saat melihat Lorin dan Sofia yang berada di dalam kamar."Kalian ngapain?" Liam bertanya dengan ketus."Aku hanya membawa Sofia melihat-lihat," jawab Lorin.Liam mengamati seisi kama
Baca selengkapnya

Bab 293

Sofia kaget dan berteriak, "Ah!"Liam tidak memberikan Sofia kesempatan untuk melawan. Dia menjatuhkan Sofia ke atas tempat tidur dan menindihnya."Liam, kamu ...." Sofia berusaha memberontak, tetapi Liam menutup mulutnya dengan ciuman.Sofia merasa jijik, dia mendorong Liam sambil menggelengkan kepala untuk menghindari ciumannya.Liam kesal melihat Sofia yang memberontak. Akhirnya Liam menarik kedua tangan Sofia ke atas kepala, lalu menahannya dan lanjut mengecup bibir Sofia.Kedua kaki Sofia juga dijepit hingga tak bisa bergerak. Sekarang Sofia hanya bisa menangis putus asa.Air mata Sofia mengalir membasahi pipi hingga jatuh ke bibir. Sesaat merasakan tetesan air mata yang jatuh, Liam mengangkat kepalanya dan menatap Sofia dengan heran."Kenapa kamu nangis?"Sofia menatap Liam dengan mata berkaca-kaca, dia menjawab sambil terisak, "Liam, kamu anggap apa aku? P*lacur yang bisa kamu mainkan sesuka hati?"Hati Liam terasa pedih saat mendengar ucapan Sofia. Dia ingin memeluk dan memberi
Baca selengkapnya

Bab 294

Sofia terlelap hingga keesokan pagi.....Tak lama setelah Sofia bangun, seseorang membuka pintu kamar dan masuk.Sofia memalingkan wajah, dia tidak sudi melihat wajah Liam.Hari ini Liam masih mengenakan pakaian kasual, sama seperti kemarin. Meskipun modelnya sama, setiap hari Liam selalu mengganti pakaiannya.Liam masuk sambil menenteng sebuah kantong yang berisi pakaian dan meletakkannya di samping tempat tidur."Bajumu." Nada bicara Liam terdengar datar, tampaknya dia tidak menyesali perbuatannya."Oh," Sofia juga menjawab dengan singkat.Liam mengepalkan kedua tangannya yang berada di balik saku, tetapi mulutnya justru melontarkan kata-kata yang dingin. "Cepat bangun dan makan. Nanti siang ke rumah Paman.""Oke."Liam mengerutkan bibir dan pergi meninggalkan kamar.Sofia mengganti pakaiannya sembari menahan sakit. Sesampainya di bawah, Sofia melihat televisi yang menyala, tetapi tak ada seorang pun yang menontonnya.Dari arah ruang makan, Sofia mendengar Lorin bertanya, "Sofia bel
Baca selengkapnya

Bab 295

Eliot dan Liam tidak berbicara. Selama makan, Sofia hanya mendengar suara Lorin."Oh iya, apakah Liam sudah memberitahumu? Hari ini kita mau berkunjung ke rumah Paman," kata Lorin."Sudah.""Apakah kamu masih tidak enak badan? Kalau capek, kamu dan Liam di rumah saja, tidak perlu ikut."Tinggal bersama Liam adalah hal yang paling menakutkan. Walaupun enggan berkunjung ke rumah Carlo, itu lebih baik daripada berduaan bersama Liam."Aku tidak apa-apa. Ibu tidak perlu cemas," jawab Sofia.....Rumah Carlo tidak jauh, hanya berjarak 10 menit dari rumah Kediaman Hutomo.Ketiga keluarga kembali berkumpul. Eliot memiliki dua orang saudara, yaitu Carlo dan Noah.Lorin tengah asyik mengobrol bersama kedua iparnya, Evira dan Tamara. Tiba-tiba, mereka berpikir untuk bermain catur."Masih kurang satu orang. Fiane atau Sofia yang mau main?" tanya Tamara."Sofia saja." Fiane inisiatif mengalah. "Aku mau menyiapkan makan malam."Sesaat mendengar jawaban Fiane, Tamara mengangkat jempol dan memujinya.
Baca selengkapnya

Bab 296

"Nggak perlu." Sofia menolak kebaikan Keenan. Namun Sofia adalah wanita yang cerdas, dia memberikan alasan yang terdengar masuk akal. "Tidak peduli apakah aku pandai bermain atau tidak, sebagai yang lebih muda sudah seharusnya kalah. Aku tidak mungkin membiarkan Ibu dan Bibi yang mengeluarkan uang."Evira dan Tamara langsung memuji Sofia."Ternyata Sofia anak yang baik.""Sofia tahu diri juga."Lorin bukan mempermasalahkan uang. Dia sengaja memanggil Liam agar putranya tidak berinteraksi dengan Fiane. Namun sekarang Liam dan Fiane malah pergi berdua.Lorin pusing memikirkan Liam. Walaupun Liam mengatakan bahwa dirinya dan Fiane hanya berteman, Lorin tetap merasa gelisah.Di sisi lain."Terima kasih bersedia menemaniku," kata Fiane kepada Liam."Sama-sama." Liam tersenyum kecil."Liam." Fiane menatap wajah Liam selama beberapa saat. "Apakah kamu menyukai Sofia?""Hmm?" Liam tidak memahami pertanyaan Fiane.Fiane mengulang pertanyaannya. "Apakah kamu menikahi Sofia karena menyukainya?"L
Baca selengkapnya

Bab 297

Fiane tersenyum kecut. "Bukannya kamu memblokir semua kontakku? Lagi pula, kamu nggak mau menemui aku."Liam menggenggam pundak Fiane. "Maafkan aku. Aku tidak menyangka jadi begini.""Kamu nggak perlu menyalahkan diri sendiri." Fiane menggelengkan kepala. "Aku harus menerima konsekuensi dari pilihanku. Aku yang memutuskan untuk menikah dengannya.""Lalu apa rencanamu selanjutnya?" tanya Liam."Mau bagaimana lagi?" Kedua mata Fiane tampak putus asa. "Aku hanya bisa pura-pura tidak terjadi apa-apa dan melanjutkan hidup seperti biasa.""Kamu bisa menceraikan dia.""Bercerai? Hem!" Fiane menggelengkan kepala. "Kamu tahu sendiri tabiat Keluarga Hutomo. Kalau aku mempermalukan mereka, aku nggak berani membayangkan apa yang bakal terjadi.""Aku akan membantumu." Liam berjanji."Lalu? Siapa yang bersedia menikahi seorang janda?" Fiane sengaja mengetes Liam.Saat bertanya pun, kedua mata Fiane tampak berbinar-binar, seakan sedang melihat secercah harapan.Liam tahu maksud Fiane, dia juga tahu j
Baca selengkapnya

Bab 298

Sofia mengatakan ingin membantu, tapi sebenarnya dia sedang duduk di ruang tamu untuk menghabiskan waktu.Siapa yang tahu apa yang dilakukan Liam dan Fiane di dapur? Sofia tidak ingin melihat hal yang dihindarinya.....Hari berlalu sangat cepat.Ketika hidangan siap, Fiane memanggil anggota keluarga yang lain. Saat melewati ruang tamu, dia melihat Sofia yang sedang duduk sendirian."Sofia?" Fiane menghampiri Sofia. "Kamu nggak menemani Bibi?""Ada Keenan. Aku nggak pintar main, kalah terus.""Oh." Fiane tidak mencurigai jawaban Sofia.....Semua orang duduk di meja makan.Begitu melihat ekspresi Lorin yang masam, Eliot yang jarang berbicara pun bertanya, "Uangmu habis?"Lorin tidak menjawab, dia hanya memelototi Liam dengan jengkel.Liam menggaruk kepala dan menoleh ke arah Sofia, seakan sedang meminta penjelasan. Namun Sofia tidak menghiraukannya."Fiane, masakanmu enak banget," kata Evira. "Lebih enak daripada makanan di luar."Sesaat mendengar ucapan Evira, yang lain juga ikut memu
Baca selengkapnya

Bab 299

Pada hari ketiga Festival Musim Semi, Lorin dan Eliot pergi mengunjungi kedua orang tua Lorin.Sebelum pergi, Lorin mengetuk pintu kamar Liam dan berpesan, "Hari ini pulang ke rumahmu sendiri."Pada siang hari, Liam berganti pakaian dan mengajak Sofia pulang ke rumahnya."Kamu pulang ke rumahmu, aku pulang ke hotel," kata Sofia."Tidak boleh." Liam menolak permintaannya tanpa ragu. "Tempat kerjamu sudah dipindahkan ke sini, perusahaan tidak akan menanggung biaya tempat tinggalmu lagi. Kalau tidak mau tinggal di rumahku, aku tidak akan memaksa. Kamu cari rumah sendiri. Oh iya, tapi aku ingatkan, harga sewa apartemen yang ada di dekat Hotel Royal mencapai ratusan juta. Pikirkan baik-baik."Walaupun tidak ingin tinggal bersama Liam, Sofia terpaksa memilih menyerah.....Rumah Liam yang berada di Kota Yalan sama seperti rumah yang ada di Kota Haita. Dari ukuran hingga dekorasi, semuanya sama.Seketika, Sofia merasa seperti kembali ke Kota Haita.Mereka tidur secara terpisah.Sofia menempat
Baca selengkapnya

Bab 300

Mata Liam tampak berbinar-binar, dia tersenyum kecil saat mendengar pertanyaan Sofia."Kamu ingin tahu?" tanya Liam."Iya." Kalau tidak, untuk apa Sofia datang menemuinya?"Untuk apa?" Liam menatap lurus ke arah Sofia.Aneh ...."Setelah mengetahui hubungan kalian, aku baru bisa menentukan sikap. Kalau kamu benar-benar menyukai dia, sebaiknya kita segera bercerai. Dengan begitu, kamu bisa mendekatinya secara terang-terangan. Aku lihat dia juga menyukaimu," Sofia mengutarakan seluruh pemikirannya.Ucapan Sofia sontak membuat hati Liam terasa remuk. Bukannya terharu, Liam malah menunjukkan ekspresi dingin. "Terima kasih saranmu. Aku akan mempertimbangkannya."Liam tersenyum sinis dan kembali memakai earphonenya. "Aku masih ada urusan, pergilah ....""Kamu belum jawab. Apa hubunganmu dan Fiane?" Sofia memotong ucapan Liam."Dia adalah istri dari kakak sepupuku, itu saja." Liam kehabisan kesabaran dan mengusir Sofia. "Silakan pergi."Jawaban yang diberikan Liam bukanlah jawaban, sama sekal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
65
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status