Home / Romansa / Penguasa Hati sang Presdir / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of Penguasa Hati sang Presdir: Chapter 311 - Chapter 320

643 Chapters

Bab 311

Lorin terlihat ragu-ragu, lalu bertanya dengan hati-hati, "Sofia, kapan kamu dan Liam berencana punya anak?"Lorin juga tak lupa menjelaskan, "Bukannya Ibu mendesak kalian, jangan salah paham. Ibu hanya tanya biar ada persiapan."Sofia tak tahu harus menjawab apa. "Aku ... dan Liam belum membicarakannya."Selain karena tidak mau mempunyai anak, pernikahan Liam dan Sofia hanyalah sementara, mereka tidak mungkin memiliki anak."Baiklah." Lorin kelihatan kecewa.....Hari ini Lorin menemani Sofia lebih lama daripada biasanya.Sebelumnya, Lorin langsung pulang setelah menemani Sofia berjemur, tetapi hari ini ....Sofia agak gelisah melihat Lorin yang sibuk di dapur. Karena takut Liam akan membawa Fiane ke rumah, Sofia pun mengirimkan pesan kepada Liam.Setelah beberapa hari ini, emosi Sofia telah mereda. Dia tidak merasa cemburu maupun marah lagi. Hanya saja, bagaimana kalau Lorin bertemu Fiane di sini? Sofia tak berani membayangkan.Sofia mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan keapda L
Read more

Bab 312

Liam menggendong Sofia ke ruang makan dan meletakkannya ke atas kursi.Sebenarnya semua orang bebas mau duduk di mana saja, tapi karena Lorin sering datang, beberapa waktu lalu dia menemukan ide untuk merias ruang makan.Sebagai seorang wanita yang menyukai hal-hal menggemaskan, Lorin membeli bantalan kursi yang diletakkan di meja makan dan mengatur tempat setiap orang.Kursi sofia diberi bantalan bergambar kelinci, Liam adalah beruang, sedangkan Lorin sendiri adalah kucing. Lorin sangat menyukai kucing, tetapi Eliot tidak mengizinkannya untuk memelihara binatang.Liam tidak menyukai dekorasi ini, tetapi dia tidak mungkin menegur Lorin, ibunya sendiri. berbeda dengan Liam, Sofia malah menyukai suasana baru ini.Ketika menyiapkan hidangan makan malam, Sofia merasa lebih dekat dengan keluarga ini. Sejak tadi sore, Lorin sudah selesai memasak hidangan makan malam. Agar tidak cepat dingin, Lorin menaruhnya ke dalam wadah dan ditutup.Liam membuka wadah tersebut, dia ingin membantu Lorin un
Read more

Bab 313

Setelah makan malam, Lorin masih tidak ada niat untuk pulang.Sejak sakit, setiap malam Liam memaksanya tidur jam 8 tepat. Tidak boleh kelewatan satu menit pun.....Setelah memastikan Sofia tidur, Lorin mematikan televisi dan memanggil Liam untuk duduk di sampingnya. "Sini, Ibu mau bicara."Liam agak gugup melihat ekspresi Lorin yang serius. "Ada apa?""Kapan kamu dan Sofia mau punya anak?" Lorin langsung ke pokok permasalahan.Liam sama sekali tak mempersiapkan diri untuk menghadapi pertanyaan semacam ini. Dia terdiam selama beberapa saat dan menjawab, "Kami tidak mau punya anak."Pembahasan ini terlalu serius dan berat. Awalnya Liam berniat membahas masalah ini setelah seluruh anggota keluarganya menerima Sofia. Kalaupun Eliot dan Lorin keberatan, setidaknya mereka tidak mungkin mengusir Sofia. Namun siapa sangka, Lorin membahasnya secepat ini.Liam tidak ingin membohongi Lorin, tetapi Liam juga tidak ingin Sofia disalahkan."Aku yang tidak mau punya anak." Liam menanggung semuanya
Read more

Bab 314

Setelah Lorin pergi, Liam menyendiri di ruang tamu.Liam tahu bahwa Lorin hanya mengancam, dia tidak mungkin memutuskan tali kekeluargaan.Berdasarkan pemahaman Liam tentang watak ibunya, Lorin pasti akan mengajak Sofia untuk membahas masalah ini juga.Liam harus memberi tahu Sofia terlebih dulu.....Keesokan pagi, Liam bertanya kepada Sofia saat sarapan, "Apakah beberapa hari ini ibuku pernah membahas soal anak di depanmu?"Sofia terkejut. "Ibumu juga membujukmu?""Em." Liam mengangguk."Terus kamu jawab apa?" Sofia panik.Untung saja kemarin Sofia tidak mengatakan apa-apa. Takutnya Lorin curiga kalau alasan yang diberikan Sofia dan Liam tidak sama."Aku tidak suka anak kecil, aku tidak mau punya anak," jawab Liam.Sofia makin terkejut, dia tidak menyangka Liam akan menumbalkan dirinya sendiri."Bagaimana reaksi ibumu? Apakah ibumu menyerah?""Tidak." Liam menyeruput kopinya. "Ibuku tidak akan berani mendesakku, palingan dia bakal mendesak kamu. Pokoknya apa pun yang dikatakan ibuku,
Read more

Bab 315

"Nyonya, semua barangnya sudah diletakkan.""Oke." Lorin mengangguk. "Kalian boleh pergi."Setelah para pelayan pergi, Lorin mengajak Sofia ke dapur. "Ini semua peralatan untuk membuat kue. Ada tepung, krim, dan lain-lain.""Untung rumah Liam ada oven." Lorin mendengus dingin. "Aduh, oven ini sudah ada sejak 4 tahun lalu, kayaknya tidak pernah dipakai Liam."....Aktivitas berjemur hari ini diganti menjadi kegiatan memanggang kue.Sofia memiliki bakat memasak. Lorin hanya perlu mengajarkan satu kali dan Sofia langsung memahaminya.Sofia memang gagal pada percobaan pertama, tapi kue yang kedua dan seterusnya dipanggang dengan sempurna. Lorin memuji Sofia hingga berkali-kali.Sofia baru belajar, tetapi Lorin langsung mengajarinya memanggang kue yang sulit. Ke depannya, Lorin berencana mengajar Sofia dari kue-kue yang mudah dulu.Sofia mengocok krim sekuat tenaga, lalu mengolesinya pada kue yang telah dipanggang dan diberikan sedikit hiasan bunga serta buah-buahan.Ketika mencicipinya, So
Read more

Bab 316

"Boom!" Sofia gagal menggapai Liam dan malah terjatuh ke lantai.Sofia refleks mengangkat kakinya yang terluka agar tidak terbentur lantai. Namun sebagai gantinya, malah lutut sebelah yang terbentur keras hingga seluruh kakinya mati rasa.Begitu mendengar dentuman keras, Liam berhenti dan menoleh ke belakang. Dia melihat Sofia yang terlentang di atas lantai.Sofia tidak bergerak, dia berusaha mengatur pernapasan sambil merintih kesakitan.Hati Liam sontak dikuasai rasa takut. Dia meletakkan kucingnya, lalu berlari ke arah Sofia dan menggendongnya."Sakit?" Liam buru-buru bertanya sambil memeriksa keadaan kaki Sofia. "Jatuhnya keras banget? Lukanya terbuka lagi?"Sofia menggelengkan kepala. "Nggak, nggak sakit dan lukanya nggak terbuka."Liam berjalan ke arah pintu, Sofia memeluk lehernya sambil bertanya, "Mau ke mana?""Rumah sakit," jawab Liam."Ngapain ke rumah sakit?" Sofia berusaha menghentikan Liam. "Aku baik-baik saja, benaran."Suara Sofia agak tinggi sehingga membuat kucing ter
Read more

Bab 317

"Hari sudah malam, masa kamu mau mengembalikannya sekarang? Paling nggak kamu harus menunggu sampai besok, 'kan?" Sofia menatap Liam dengan wajah memelas. "Biarkan aku bermain dengan kucingnya untuk satu malam saja ...."Sofia bertanya dengan hati-hati, tetapi kedua matanya tampak berharap ....Liam meletakkan kucing tersebut ke pangkuan Sofia dan berkata, "Hanya malam ini. Kalau dia membuat rumahku kotor, jangan salahkan aku membuangnya.""Tenang, tidak akan ada yang kotor." Sofia memeluk kucingnya dengan erat sambil berjanji kepada Liam."Hem!" Liam mendengus kesal, lalu bangkit berdiri dan memasukkan kedua tangan ke dalam saku. "Sudah makan malam?""Sudah." Sofia asyik memeluk kucingnya, dia sampai tidak fokus menjawab Liam. "Hari ini Ibu memasak agak banyak, tadi aku makan sisa sayur tadi siang.""Bagaimana dengan aku?"Pertanyaan Liam membuat Sofia tersentak, dia kebingungan dan bertanya, "Kamu apanya?""Aku makan apa?" Liam mengernyit.Sofia baru sadar, bukannya Liam tidak menyuk
Read more

Bab 318

Setelah Sofia pergi, Molly kebingungan melihat lingkungan yang asing ini.Yang terpancar dari kedua mata birunya hanyalah ketakutan."Miau, miau ...." Molly mengeong kecil sambil mengangkat kepalanya dan menatap Liam.Karena tidak ada yang memedulikannya, Molly beranjak ke sudut sofa, lalu berbaring sambil meringkuk.Molly yang meringkuk ketakutan sontak membuat Liam teringat akan Sofia yang menunggu sendirian dan kedinginan di rumah sakit.Liam tidak tega, dia menggendong Molly dan menaruhnya di pangku. Cuaca di luar cukup dingin, Liam tidak menyangka bulu kucing dapat memberikan kehangatan.Liam meniru Sofia, dia mengusap kepala dan tubuh Molly secara lembut. Harus diakui, ternyata bermain bersama binatang cukup menyenangkan dan menenangkan jiwa.Selama beberapa saat bersama Molly, Liam merasa sangat senang. Terutama saat Molly mengusap dan bermanja-manja.Liam berulang kali membayangkan seandainya kucing yang berada di dalam pelukannya adalah Sofia.Mungkin ... mungkin Liam bersedia
Read more

Bab 319.

Ketika membuka kulkas untuk mengambil telur, Lorin bertanya kepada Sofia, "Kue kemarin ke mana? Sudah habis?""Belum." Sofia memutar kursi roda ke arah Lorin. "Kemarin aku hanya makan sedikit, lalu sisanya ditaruh di kulkas. Tadi malam Liam kelaparan, kayaknya dia juga cuma makan sedikit.""Lalu di mana sisanya?" Lorin mengeluarkan semua isi kulkas, tetapi dia tak kunjung menemukan sisa kuenya.Selain kue yang hilang, semua makanan dan barang-barang yang ada di kulkas masih sama seperti kemarin. Lorin juga tidak melihat tanda-tanda kue yang dibuang ke tong sampah.Teka-teki ini baru bisa dipecahkan setelah Liam pulang."Kue? Aku habiskan," jawab Liam."Kamu habiskan semua?" Sofia membelalak."Em." Liam mengangguk. "Ada masalah?""Nggak, tapi ... memangnya kamu nggak enek?" tanya Sofia.Setahu Sofia, Liam tidak menyukai makanan yang manis. Bahkan bisa dibilang Liam membencinya."Tidak juga. Mungkin karena aku terlalu lapar.""Oh ...." Sofia mengangguk.Keesokan hari, Sofia kembali menya
Read more

Bab 320

Lorin memaksa Liam ikut, tetapi Sofia tidak mau memaksa Liam melakukan sesuatu yang tidak disukainya."Hari sabtu nanti, aku dan Ibu mau membuatkan kue untuk anak-anak. Kayaknya nggak ada waktu untuk membuat terlalu banyak." Maksud Sofia mengatakan ini adalah agar Liam menjaga ekspektasinya. Beberapa hari ke belakang, Liam selalu menghabiskan kue buatan Sofia."Kamu punya waktu membuatkan kue untuk orang lain, tapi tidak ada waktu untuk membuatkan aku?" Raut wajah Liam tampak masam.Di mata Sofia, sikap Liam sangatlah konyol. "Saudara Ibu mengadakan pesta untuk cucunya yang berusia 1 bulan. Ibu ingin memberikan kue sebagai ....""Apa susahnya tinggal beli? Kue buatanmu untuk aku makan, sedangkan kue untuk temannya Ibu tinggal beli saja," Liam memerintahkan.Sofia malas meladeni Liam, tetapi sekarang Liam yang berkuasa di rumah ini. "Kalau kamu tidak mau, aku juga tidak bakal memaksa. Paling ... kamu tidak akan pernah melihat kucingmu lagi.""Iya, iya, aku buatkan!" Sofia tak tahan meng
Read more
PREV
1
...
3031323334
...
65
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status