Semua Bab Penguasa Hati sang Presdir: Bab 301 - Bab 310

643 Bab

Bab 301

Sofia hanya membaca sekilas berita yang beredar. Selain memaki Keluarga Baskoro, Sofia tidak terlalu mengambil hati.Namun tidak disangka, hari ini Axel malah datang untuk menemui Sofia.Pada hari itu, Sofia memeriksa seluruh kamar hotel seperti biasanya. Ketika sedang berpatroli, tiba-tiba kamar yang berada di belakangnya terbuka. Sesaat menoleh, sebuah tangan menutup mulut Sofia. Dalam hitungan detik, aroma obat bius yang dicium pun membuatnya pingsan.Sofia hanya sempat memberontak sedikit sebelum benar-benar pingsan.Saat tersadar, Sofia mendapati dirinya yang berada di rooftop hotel. Kedua kaki dan tangan diikat, sedangkan mulutnya disumpal.Axel yang berdiri di hadapan Sofia tampak lebih kurus daripada saat terakhir bertemu. Ubannya bertambah banyak dan kerutannya terlihat jelas. Axel tampak menua dengan cepat.Begitu melihat Sofia yang sadarkan diri, Axel mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang. Namun nomor yang dituju malah tak menjawab.Axel kelihatan kesal, ekspresinya
Baca selengkapnya

Bab 302

"Kalian membuatku menderita, sekarang kalian puas?" Axel berteriak ke arah Sofia.Sofia tak berani berkata-kata, dia menundukkan kepala dan berusaha menghindari tatapan mata Axel. Sofia takut salah bertindak dan malah memperparah keadaan.Namun Axel makin marah melihat Sofia yang diam saja. Dia menendang kaki, perut, bahkan wajah Sofia."Wanita jalang! Buka mulut! Bicara! Bukannya kemarin kamu pintar bicara? Kenapa sekarang diam saja?" Seiring emosi yang menyulut, Axel menendang Sofia dengan semakin keras.Mulut Sofia dipenuhi darah. Dia kesakitan sampai tak bisa bergerak.Sekarang Sofia hanya berharap agar Liam segera tiba untuk menyelamatkannya. Sofia menunggu, menunggu, dan menunggu ....Akhirnya seseorang datang! Namun yang datang bukanlah Liam, melainkan asistennya.Axel langsung menarik Sofia dan mendorongnya ke depan untuk dijadikan tameng."Siapa? Liam?" tanya Axel."Pak Liam sedang sibuk, tidak ada waktu ke sini," kata asisten Liam. "Aku adalah Marco, asisten Pak Liam. Aku di
Baca selengkapnya

Bab 303

Hati Sofia terasa remuk dan sesak.Marco menatap Sofia, dia sendiri pun merasa serba salah. Bagaimana Marco sanggup membuat keputusan sekejam ini? Tapi ...."Beri tahu Sofia, aku akan membalaskan dendamnya. Biarkan dia mati dengan tenang." Hati Sofia terenyuh mendengarnya."Pengecut!" Axel berteriak, "Teganya menyuruh seorang wanita mati untukmu!"Liam terdiam selama beberapa detik, lalu menjawab, "Bukannya pengecut, tapi ...."Liam sama sekali tidak terdengar marah. "Kalau aku yang hidup, aku dapat melakukan lebih banyak hal. Misalnya ... menyiksa anakmu yang ada di penjara."Pupil Axel tampak menyusut saat mendengarnya."Apa yang kamu lakukan terhadap Colin?" Axel langsung melepaskan Sofia dan berlari ke arah Marco untuk merebut ponselnya.Marco menghindar sambil menepis tangan Colin."Coba tebak." Liam sengaja membuat Axel kesal."Liam, jangan coba-coba menyakiti anakku!" Axel benar-benar panik."Pak Axel, bukan aku yang memulainya." Liam tertawa."Aku berubah pikiran. Aku tidak mau
Baca selengkapnya

Bab 304

Berita bunuh diri Axel menjadi pemberitaan utama di Kota Yalan. Penculikan yang dilakukannya kepada Sofia pun terungkap ke publik.Sofia merasa terganggu dengan berita ini. Yang lebih menyebalkan, beberapa teman, kolega, bahkan karyawan meneleponnya.Lorin juga datang untuk menjenguk Sofia. Lorin menangis tersedu-sedu sambil menasihati Sofia. Dia juga membawakan sup daging yang bagus untuk kesehatan.Tak lama setelah Lorin pergi, giliran Keenan yang datang dan memberikan sebuket bunga."Sofia," panggil Keenan dengan lembut dan penuh perhatian. "Bagaimana keadaanmu?"Kepala Sofia terasa agak sakit, tetapi dia tetap berusaha bersikap baik. "Sudah mendingan.""Sudah mendingan?" Keenan mengamati keadaan Sofia. "Lihat wajahmu yang penuh memar dan kakimu yang patah!""Untunglah orang itu mati. Kalau tidak, aku pun pasti akan menghabisinya!" Keenan menggertakkan gigi."Mungkin kematian adalah akhir yang paling baik untuk Axel."Keenan meletakkan bunga yang dibawa sambil mengomel, "Ruangan apa
Baca selengkapnya

Bab 305

Keenan menanti-nantikan jawaban Sofia."Aku tidak tertarik," Sofia menjawab dengan acuh."Aduh!" Keenan menepuk pundak Sofia. "Kak Fiane membohongi Kak Kenta. Kak Fiane bilang mau ketemu temannya, tapi salah ternyata Kak Fiane pergi ke kantor Grup Charola untuk menemui Kak Liam. Mereka seharian di dalam ruangan. Saat kamu ditangkap, kayaknya mereka masih berduaan, makanya Kak Liam nggak pergi menyelamatkanmu."Rasanya Sofia ingin menjawab, bukan kayaknya, tetapi memang."Kak Kenta curiga kalau Kak Fiane dan Kak Liam berselingkuh. Bagaimanapun mereka berdua pernah dekat, tapi akhirnya Kak Fiane malah menikah dengan Kak Kenta." Keenan mengangkat wajahnya, nada bicaranya pun terdengar sombong. "Pesona Kak Kenta lebih hebat daripada Liam, tapi sekarang .... Sekarang Liam kaya raya, wanita mana yang nggak menyukainya?"Sofia tidak menyukai Keenan yang menjatuhkan Liam demi mengangkat Kenta. "Para wanita menyukai Liam bukan semata hanya karena kekayaannya.""Selain uang, memangnya apa lagi k
Baca selengkapnya

Bab 306

Liam membungkukkan badan dan meremas dagu Sofia. "Aku sudah bilang berapa kali? Jauhi Keenan!"Liam menekankan suaranya. "Kamu tidak mengerti juga?"Entah dari mana Sofia mendapatkan keberanian. Dia mengempaskan tangan Liam dan memelototinya. "Katamu Keenan jahat, tapi dia nggak pernah menyakitiku. Justru kamu! Kamu menghabiskan waktu bersama selingkuhanmu tanpa memedulikan hidup dan matiku."Liam tertegun, lalu menegakkan tubuh sambil tersenyum kecil. "Aku lupa, kamu buta."Liam menaruh makanannya ke atas meja. "Kalau kamu suka, silakan dekati Keenan, aku tidak akan melarang. Aku juga malas mengurusmu lagi."Setelah bicara, Liam langsung pergi.Pada sore hari, dokter datang memberi tahu Sofia bahwa Liam telah mengurus administrasi kepulangan. Dokter juga meminta Sofia untuk menunggu kedatangan Marco yang akan menjemputnya.Satu jam kemudian, akhirnya Marco datang. Sofia mengingat wajah Marco, dia adalah orang yang membawa Sofia ke rumah sakit.Marco membereskan semua barang-barang Sof
Baca selengkapnya

Bab 307

Sofia mengerutkan bibir. "Nggak ada makanan lain."Saat pindah ke sini, Sofia diam-diam membeli mi instan ini dan menyembunyikan di kamar agar tidak ketahuan Liam. Awalnya Sofia senang karena sudah lama tidak memakan mi instan, tetapi semua kebahagiaannya hancur dalam sekejap!"Kamu tidak bisa pesan makan? Kamu bisa berjalan ke dapur, masa tidak bisa berjalan sampai ke pintu untuk mengambil makanan? Kalau memang tidak mau bergerak, kamu bisa menghubungi ibuku dan memintanya untuk mengantarkan makanan." Liam terus menyalahkan Sofia hingga tak bisa membantah."Sudah, sudah." Fiane merangkul lengan Liam. "Sesekali makan mi instan juga nggak ada salahnya."Liam hanya memelototi Sofia.Sofia membungkukkan badan dan hendak berjongkok, tetapi tiba-tiba Liam menariknya dan bertanya dengan nada jengkel, "Kamu mau apa lagi?""Membereskan tumpahannya." Sofia menunjuk lantai."Sudahlah." Liam menarik Sofia ke samping. "Tunggu di kamar, biar aku belikan makanan."Sofia malah senang karena tidak per
Baca selengkapnya

Bab 308

"Aw ...." Sofia langsung berkeringat dingin.Sesaat menoleh, Sofia melihat Fiane yang duduk di sofa sambil menekan kakinya yang terluka."Maaf, maaf!" Fiane buru-buru bangkit berdiri, lalu membuka perban Sofia dengan panik.Kaki Sofia terasa remuk, dia menggigit bibirnya sambil menahan rasa sakit.Sesaat keluar dari kamar, Liam merasakan firasat yang buruk saat melihat wajah Sofia yang menderita."Ada apa?" tanya Liam.Sofia yang menjadi korban saja tidak menangis, malah Fiane yang menangis duluan."Maaf, maaf, maaf!" Selain meminta maaf, tak ada kata lain yang bisa diucapkannya.Fiane menutup wajahnya sambil menangis tersedu-sedu.Sofia tak tahan melihat Fiane, lalu memerintahkan Liam, "Berikan dia tisu."Liam mengambil beberapa helai tisu dan memberikannya kepada Fiane."Bagaimana dengan kamu?" Liam menatap kaki Sofia. "Terluka lagi?""Pintar!" Sofia tersenyum kecut untuk mencairkan suasana, tetapi Liam malah memelotot dan langsung menggendongnya. "Ayo, aku antar ke rumah sakit."Beg
Baca selengkapnya

Bab 309

Setelah dibujuk Liam, akhirnya Fiane berhenti menangis dan ikut kembali."Sudah selesai?" tanya Liam.Sofia ingin mengangguk, tetapi lehernya terasa kaku. "Iya.""Apa kata dokter?""Lukanya robek lagi." Sofia tidak memberi tahu bahwa lukanya makin parah.Fiane terdiam dan matanya kembali tampak berkaca-kaca. "Semua salahku ....""Tapi kamu tidak sengaja." Liam menghibur Fiane.Setelah Fiane tenang, Sofia bertanya, "Mau pulang, nggak? Aku bisa mati kedinginan."Liam baru menyadari bahwa Sofia mengenakan pakaian yang tipis. Dia mengerutkan bibir, lalu melepas jaketnya dan memberikannya kepada Sofia.Secara samar-samar, Sofia dapat mencium aroma parfum Liam. Saking dinginnya, Sofia tak bisa berpikir apa-apa.Fiane yang mengikuti dari belakang tampak memancarkan tatapan kebencian.....Liam mengantar Fiane pulang ke rumahnya.Fiane tinggal di sebuah perumahan kecil, dia telah meninggalkan rumah keluarga Carlo.Saat Fiane turun dari mobil, Liam membuka pintu dan mengikutinya.Sofia yang dud
Baca selengkapnya

Bab 310

Insiden penculikan dan retaknya tulang kaki Sofia membuatnya terpaksa memperpanjang "masa liburan".Untungnya, Liam tak pernah membawa Fiane datang ke rumah ini lagi.Sofia bukanlah orang yang suka keluyuran, dia menghabiskan waktunya untuk menonton dan bermain ponsel.Lorin sangat perhatian. Setiap cuaca cerah, dia mengajak Sofia jalan-jalan agar tidak stres di rumah.Setelah makan siang, Lorin membawa Sofia untuk berjemur di taman.Taman ini dipenuhi orang yang membawa anak-anaknya untuk bermain. Lorin tampak akrab dengan beberapa wanita yang membawa anak atau cucunya ke taman. Mereka berkumpul dan mengobrol selama beberapa saat."Ini putrimu?" tanya salah seorang teman Lorin.Lorin tersenyum. "Menantuku, sudah kuanggap seperti anak sendiri."Hati Sofia terasa hangat, bahkan lebih hangat daripada sentuhan cahaya matahari."Oh." Wanita tersebut mengangguk.Selang 10 menit, seorang gadis kecil yang mengenakan gaun berwarna merah datang sambil terengah-engah. "Nenek, mau minum."Wanita
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2930313233
...
65
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status