Home / Romansa / Penguasa Hati sang Presdir / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Penguasa Hati sang Presdir: Chapter 191 - Chapter 200

643 Chapters

Bab 191

Sofia dapat memahami perasaan "Fia" karena dia juga mengalami hal yang sama. Secara spontan, Sofia pun menjawab menggunakan sudut pandangnya.Namun satu hal yang pasti, Fia pasti jauh lebih beruntung daripada Sofia. Setidaknya orang yang ingin menikahi Fia adalah pria yang sungguh mencintainya."Sungguh?" Liam bertanya dengan ekspresi serius.Sofia tersentak, dia mengira akal sehat Liam telah kembali. Sofia langsung mengangguk dan menjawab, "Se-serius, aku tidak mungkin membohongimu."Liam menatap Sofia dengan tajam, seolah sedang menilai apakah wanita ini berbohong."Apakah kelak kamu akan meninggalkanku lagi?" Liam menggenggam wajah Sofia dengan erat.Sofia terenyuh saat merasakan hawa panas yang mengalir melalui telapak tangan Liam. "Tidak, aku tidak akan pergi.""Kapan kita menikah?" tanya Liam dengan terburu-buru.Pertanyaan ini ...."Terserah kamu." Sofia terus-menerus membohongi Liam. Ketika menjawab pertanyaan Liam, Sofia berusaha menjaga harapan dan menggunakan akal sehatnya.
Read more

Bab 192

Liam berjaga di depan pintu. Begitu mendengar suara bel, dia langsung membuka pintu dan menyuruh Evano masuk.Evano terkejut melihat Liam yang membuka pintu dengan begitu cepat. "Kamu sendirian? Di mana Sofia?"Evano melihat ke sekeliling rumah Liam. Sesaat menoleh arah ruang tamu, Evano melambaikan tangan dan menyapa Sofia, "Halo ....""Bukannya Sofia ada di sini? Ngapain memanggilku?" tanya Evano dengan kesal."Masuk dulu, kita bicarakan di dalam." Liam tidak buru-buru menjelaskan.Setelah Evano masuk, Liam beranjak ke ruang kerja untuk mengambil selembar kertas dan pulpen. Selagi Liam pergi ke ruang kerja, Sofia menceritakan semuanya kepada Evano, "Pak Liam mabuk, dia mengira aku adalah wanita yang disukainya. Barusan dia mengajakku menikah."Evano adalah salah satu orang yang mengetahui kisah Liam dan Sofia. Ditambah, Evano dan Liam sudah berteman cukup lama, dia bisa menebak apa yang hendak dilakukan Liam selanjutnya.Harus diakui, Liam memang licik dan pintar menjebak orang.Keti
Read more

Bab 193

Penjelasan Evano terdengar sangat meyakinkan. Akhirnya Sofia mengalah dan mengikuti saran yang diberikan Evano. "Baiklah ...."....Evano hanya memerlukan 2 menit untuk menulis surat perjanjian yang diminta Liam. Tanpa pikir panjang, Sofia langsung menandatangani surat tersebut.Sesuai janji Evano, dia akan membuang surat perjanjian ini. "Oke, sudah ditandatangan. Aku simpan, ya?"Ketika Evano hendak memasukkan kertas itu ke dalam saku, Liam menahannya dan berkata, "Berikan kepadaku."Evano mengerutkan bibirnya sambil menyeringai sinis. "Ini, ambil saja. Cuma selembar kertas biasa, apa bagusnya?"Liam mengambil surat tersebut, lalu menunjuk ke arah pintu sambil berkata, "Kamu sudah boleh pergi.""Habis manis sepah dibuang." Evano pergi sambil menggelengkan kepala. Sesampainya di pintu, Evano sempat mengacungkan jempolnya kepada Sofia."Kepalamu masih sakit?" tanya Sofia.Sebenarnya pertanyaan Sofia terdengar konyol. Melihat cara Liam memerintahkan Evano, Liam tidak terlihat seperti ora
Read more

Bab 194

"Aku sangat bahagia." Liam menghela napas.Seketika dada Sofia terasa sangat berat, kedua matanya berkaca-kaca, dan hatinya terasa perih. Sofia berpikir, 'Seandainya aku adalah Fia yang begitu dicintai Liam ....'Jika Sofia berada di posisi Fia, dia tidak mungkin rela mencampakkan pria seperti Liam. Meskipun dijodohkan, Sofia akan menerimanya dengan lapang dada."Tidurlah." Sofia menepuk pundak Liam sambil bergumam, "Aku akan terus menemanimu."....Liam terlelap dalam hitungan detik.Sofia menatap bulu mata Liam yang bergetar. Sofia tidak dapat menahan dirinya, dia mengulurkan tangannya dan mengusap wajah Liam.Kulit Liam sangat mulus dan lembut. Sofia harus mencari kesempatan untuk menanyakan produk perawatan wajah yang digunakan Liam.Jam dinding telah menunjukkan pukul 1 lewat. Sofia terkejut, dia hendak bangkit dari tempat tidur, tetapi Liam memeluk tubuhnya dengan erat.Sofia tidak berani bergerak, dia takut membangunkan Liam. Namun kalau begini terus, bagaimana Sofia bisa pulang
Read more

Bab 195

Setelah berputar-putar, pada akhirnya mereka tetap kembali ke titik awal.Sofia bertanya dengan kebingungan. "Pak Liam, bukankah kamu mencintai wanita lain? Untuk apa memaksaku untuk menikah denganmu?"Sofia bisa memahami permintaan Liam yang memintanya untuk menjadi pacar kontrak, tetapi pernikahan kontrak ... terdengar agak berlebihan."Wanita yang aku cintai ...." Tatapan Liam berubah menjadi masam, suara pun terdengar semakin kecil. "Tidak tahu di mana."Sofia kasihan melihat ekspresi Liam yang tampak begitu sedih. Sofia ingin menghibur Liam, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara menenangkannya."Aku lelah mencintai orang yang hanya berada di dalam angan-angan." Liam menghela napas panjang. "Saat melihat surat perjanjian yang kamu tandatangani, aku merasa tidak ada salahnya menikah denganmu."Sofia tertegun ...."Usiaku sudah tidak muda, keluargaku juga sering mendesakku untuk segera menikah. Kamu adalah satu satunya wanita yang tidak membuatku jijik." Liam menggenggam tangan Sofia
Read more

Bab 196

Pria paruh baya yang berdiri di hadapannya sama sekali tidak berubah, dia menatap Sofia dengan dingin dan sinis. "Sofia."Sekujur tubuh Sofia pun bergetar saat mendengar suaranya. Selama ini, pria paruh baya tidak pernah memedulikan Sofia. Dia hanya memanggil Sofia setiap ingin memarahi dan menyalahkannya."Pak Oscar." Sofia berusaha memperlakukan Oscar seperti tamu lainnya. "Maaf, ada apa Anda memanggilku?""Masuklah." Oscar membalikkan badan dan berjalan duluan.Karena takut dituntut tamu, Sofia terpaksa mengikuti Oscar."Ibumu sakit," kata Oscar tanpa basa-basi.Perasaan Sofia terasa datar saat mendengar informasi tersebut. "Aku yakin Ibu akan segera sembuh. Apalagi ada Pak Oscar dan keluarga yang menjaga Ibu."Sofia berbicara sambil tersenyum, dia berusaha agar tetap bersikap sopan."Ibumu menderita kanker." Oscar menatap Sofia dengan ekspresi masam. "Kanker rahim, sudah stadium lanjut."Sofia tertegun, dia mengepalkan tangannya dengan erat."Aku tahu, kamu membenci kami karena sel
Read more

Bab 197

Sofia tidak ingin diculik, apalagi dipaksa. Sofia tidak bodoh, dia berada di posisi yang tidak menguntungkan. Bersikap keras kepala hanya akan merugikan diri sendiri."Aku akan pulang bersamamu, tapi aku harus menemui atasanku untuk meminta izin dan menyerahkan semua pekerjaan kepada asistenku," jawab Sofia."Jangan mempermainkanku!" Oscar memperingatkan Sofia. "Aku sudah memesan pesawat jam 8 malam. Kamu harus ada di sini sebelum jam 6. Kalau tidak, aku akan menemui atasanmu dan meminta secara paksa."Sofia tidak berniat untuk mempermainkan Oscar. Oscar mengetahui tempat kerja dan alamat tempat tinggal Sofia, bagaimana dia bisa melarikan diri?Hanya saja Sofia merasa ada yang janggal. Sofia tahu betapa Oscar membencinya. Dulu, Oscar bahkan tidak mau melirik Sofia, tetapi sekarang dia datang menemui Sofia dan menjelaskan semuanya dengan sabar.Sofia tidak percaya Oscar melakukannya demi Kumala. Sofia tahu persis bagaimana bahtera rumah tangga Oscar dan Kumala, mereka tidak seromantis y
Read more

Bab 198

Selama hidupnya, ini adalah pertama kalinya Sofia duduk semobil dengan Oscar.Sofia masih ingat, saat kecil, setiap pagi Sofia berdiri di jendela dan melihat Oscar yang mengantar Selena ke sekolah. Saat itu dia sangat iri kepada Selena, dia juga ingin diantar ke sekolah dan duduk di mobil Oscar.Sayangnya, sekarang impian Sofia baru terwujud. Bisa dibilang sudah terlambat, Sofia sudah tidak mendambakannya.Sofia merasa kesal dan gelisah. Oscar memejamkan mata, sedangkan kedua pengawal tidak menghiraukan Sofia.Sofia menatap ke arah jendela, dia berharap waktu segera berlalu dengan cepat.....Oscar memesan penerbangan kelas bisnis. Sofia berpikir, mungkin menaiki pesawat kelas bisnis bisa menghibur hatinya.Namun gerak-gerik Sofia yang hati-hati dan kampungan justru membuat Oscar jijik.Sofia dapat mendengar pembicaraan kedua pengawal yang duduk di belakangnya. "Dasar miskin, tidak pernah hidup mewah."Pengawal yang satu menjawab, "Dia tidak sebanding dengan Nona Selena."Oscar mendeng
Read more

Bab 199

Sofia tidak tahu drama apa yang sedang dimainkan Kumala. Kalaupun penyakit Kumala mengharuskannya berpisah kamar dengan Oscar, Kumala bisa pindah ke lantai satu, bukankah itu lebih memudahkan pergerakannya? Kenapa Kumala pindah ke lantai 3?Sofia berjalan ke lantai 3 dengan perasaan gelisah. Sesampainya di depan lorong, Sofia melihat ke arah pintu yang kamar yang terbuka sedikit.Secara samar-samar, Sofia mendengar suara yang berasal dari kamar tersebut."Bu, Ayah pasti akan membawa Kakak pulang. Ibu tenang saja.""Kakakmu sangat keras kepala. Ayahmu belum tentu bisa membawanya pulang.""Ibu sedang sakit parah, Kakak pasti akan pulang untuk menjenguk Ibu.""Selena, Ibu menyesal. Kalau tahu akan jadi begitu, seharusnya Ibu menemui kakakmu lebih awal.""Asalkan bersedia diobati, Ibu pasti sembuh. Tenang saja, aku yakin Ibu akan sembuh. Kakak bukan orang jahat, aku yakin dia akan memaafkan Ibu."Ketika mendengar percakapan di antara Kumala dan Selena, hati Sofia berdebar sangat kencang. S
Read more

Bab 200

Tata letak dan dekorasi kamar tamu masih sama. Sofia merasa familier saat melihat sprei dan selimut putih yang tertata di atas tempat tidur.Ketika Sofia mengira dirinya salah memasuki kamar, dia melihat Kumala yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Kumala terlihat sangat kurus, wajahnya lesu, dan kulitnya tampak berwarna kekuningan.Kumala mengenakan gaun tidur dan mengurai rambutnya. Di bawah sinar cahaya lampu yang redup, Kumala terlihat lemas dan tak berdaya."Bu, Kakak pulang!" Selena berteriak dengan antusias.Begitu melihat Sofia, Kumala pun mengulurkan tangannya sambil menangis. "Fi-Fia .... Sini, sini ...."Sofia berdiri di tempat, dia tidak berani mendekati Kumala. Sofia takut kalau tiba-tiba Kumala berubah menjadi sosok yang menakutkan dan menghabisinya.Kumala melihat jelas ketakutan yang terpancar di mata Sofia. "Fia ...."Kumala melambaikan tangannya sambil meneteskan air mata. "Ibu minta maaf, Ibu ...."Sofia hanya mematung di tempat."Ibu tahu, minta maaf tidak aka
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
65
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status