Sofia tidak ingin diculik, apalagi dipaksa. Sofia tidak bodoh, dia berada di posisi yang tidak menguntungkan. Bersikap keras kepala hanya akan merugikan diri sendiri."Aku akan pulang bersamamu, tapi aku harus menemui atasanku untuk meminta izin dan menyerahkan semua pekerjaan kepada asistenku," jawab Sofia."Jangan mempermainkanku!" Oscar memperingatkan Sofia. "Aku sudah memesan pesawat jam 8 malam. Kamu harus ada di sini sebelum jam 6. Kalau tidak, aku akan menemui atasanmu dan meminta secara paksa."Sofia tidak berniat untuk mempermainkan Oscar. Oscar mengetahui tempat kerja dan alamat tempat tinggal Sofia, bagaimana dia bisa melarikan diri?Hanya saja Sofia merasa ada yang janggal. Sofia tahu betapa Oscar membencinya. Dulu, Oscar bahkan tidak mau melirik Sofia, tetapi sekarang dia datang menemui Sofia dan menjelaskan semuanya dengan sabar.Sofia tidak percaya Oscar melakukannya demi Kumala. Sofia tahu persis bagaimana bahtera rumah tangga Oscar dan Kumala, mereka tidak seromantis y
Selama hidupnya, ini adalah pertama kalinya Sofia duduk semobil dengan Oscar.Sofia masih ingat, saat kecil, setiap pagi Sofia berdiri di jendela dan melihat Oscar yang mengantar Selena ke sekolah. Saat itu dia sangat iri kepada Selena, dia juga ingin diantar ke sekolah dan duduk di mobil Oscar.Sayangnya, sekarang impian Sofia baru terwujud. Bisa dibilang sudah terlambat, Sofia sudah tidak mendambakannya.Sofia merasa kesal dan gelisah. Oscar memejamkan mata, sedangkan kedua pengawal tidak menghiraukan Sofia.Sofia menatap ke arah jendela, dia berharap waktu segera berlalu dengan cepat.....Oscar memesan penerbangan kelas bisnis. Sofia berpikir, mungkin menaiki pesawat kelas bisnis bisa menghibur hatinya.Namun gerak-gerik Sofia yang hati-hati dan kampungan justru membuat Oscar jijik.Sofia dapat mendengar pembicaraan kedua pengawal yang duduk di belakangnya. "Dasar miskin, tidak pernah hidup mewah."Pengawal yang satu menjawab, "Dia tidak sebanding dengan Nona Selena."Oscar mendeng
Sofia tidak tahu drama apa yang sedang dimainkan Kumala. Kalaupun penyakit Kumala mengharuskannya berpisah kamar dengan Oscar, Kumala bisa pindah ke lantai satu, bukankah itu lebih memudahkan pergerakannya? Kenapa Kumala pindah ke lantai 3?Sofia berjalan ke lantai 3 dengan perasaan gelisah. Sesampainya di depan lorong, Sofia melihat ke arah pintu yang kamar yang terbuka sedikit.Secara samar-samar, Sofia mendengar suara yang berasal dari kamar tersebut."Bu, Ayah pasti akan membawa Kakak pulang. Ibu tenang saja.""Kakakmu sangat keras kepala. Ayahmu belum tentu bisa membawanya pulang.""Ibu sedang sakit parah, Kakak pasti akan pulang untuk menjenguk Ibu.""Selena, Ibu menyesal. Kalau tahu akan jadi begitu, seharusnya Ibu menemui kakakmu lebih awal.""Asalkan bersedia diobati, Ibu pasti sembuh. Tenang saja, aku yakin Ibu akan sembuh. Kakak bukan orang jahat, aku yakin dia akan memaafkan Ibu."Ketika mendengar percakapan di antara Kumala dan Selena, hati Sofia berdebar sangat kencang. S
Tata letak dan dekorasi kamar tamu masih sama. Sofia merasa familier saat melihat sprei dan selimut putih yang tertata di atas tempat tidur.Ketika Sofia mengira dirinya salah memasuki kamar, dia melihat Kumala yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Kumala terlihat sangat kurus, wajahnya lesu, dan kulitnya tampak berwarna kekuningan.Kumala mengenakan gaun tidur dan mengurai rambutnya. Di bawah sinar cahaya lampu yang redup, Kumala terlihat lemas dan tak berdaya."Bu, Kakak pulang!" Selena berteriak dengan antusias.Begitu melihat Sofia, Kumala pun mengulurkan tangannya sambil menangis. "Fi-Fia .... Sini, sini ...."Sofia berdiri di tempat, dia tidak berani mendekati Kumala. Sofia takut kalau tiba-tiba Kumala berubah menjadi sosok yang menakutkan dan menghabisinya.Kumala melihat jelas ketakutan yang terpancar di mata Sofia. "Fia ...."Kumala melambaikan tangannya sambil meneteskan air mata. "Ibu minta maaf, Ibu ...."Sofia hanya mematung di tempat."Ibu tahu, minta maaf tidak aka
Tak ada pilihan lain, sementara ini Sofia hanya bisa mengikuti alur permainan mereka."Baik, aku akan menemani Ibu. Besok kita pergi ke rumah sakit untuk melakukan kemoterapi," jawab Sofia.Seketika, Kumala pun panik sesaat mendengar jawaban Sofia. "Kemoterapi harus buat janji dulu."Suara Kumala terdengar bergetar, senyuman di wajahnya juga terlihat canggung. "Lagi pula masih tahun baru, dokter tidak praktek. Harus menunggu sampai liburan tahun baru selesai."Sofia menyeringai dingin, mana mungkin dia memercayai omong kosong Kumala?"Baiklah, kalau begitu aku akan menemanimu berobat setelah liburan tahun baru selesai," jawab Sofia."Baik." Kumala mengangguk sambil tersenyum.Sofia memiliki firasat, sepertinya masalah lain akan muncul setelah liburan tahun baru berakhir.....Hari sudah malam, Sofia ingin kembali ke kamar dan tidur. Namun Selena terus membuntuti Sofia dan mengajaknya berbicara."Setiap hari Ibu menyuruh pelayan untuk membersihkan kamarmu. Rapi, 'kan?" tanya Selena deng
Sekitar pukul 9, pelayan datang mengetuk pintu kamar Sofia dan memanggilnya dengan sopan, "Non, sudah bangun?"Sofia menjawab sambil berbaring, "Belum.""Apakah sarapannya mau diantar?" tanya pelayan.Sofia tidak terbiasa diperlakukan seperti ini. Semakin Keluarga Nudara bersikap baik, Sofia malah semakin takut. Kali ini Keluarga Nudara bersusah-payah membujuk Sofia pulang, Sofia benar-benar harus waspada, jangan sampai jatuh terlalu dalam."Aku makan di kamar," jawab Sofia.Sofia tercengang melihat hidangan yang dibawakan pelayan, ada pangsit dan beberapa sayuran kesukaan Sofia. Hati Sofia terasa makin gelisah, pasti ada yang tidak beres!Setelah menghabiskan makanannya, dia kembali berbaring sambil berpikir. Pihak Keluarga Nudara tidak bergerak, Sofia juga tidak bertindak. Apakah Sofia harus berpura-pura tidak menyadari perubahan sikap anggota Keluarga Nudara?Tak berapa lama Selena datang memanggil Sofia, "Kak, ayo ke kamar Ibu."Sofia tidak menolak.Kumala masih mengenakan gaun yan
Selena memang pintar berbicara. Sofia hampir tertipu dan ingin memberikan tepuk tangan."Oke." Sofia mematikan televisi, lalu bangkit dari tempat tidur dan mengikuti Selena ke kamar Kumala. "Ayo, aku ikut ke sana untuk menyapa dan berterima kasih atas kedatangan Paman Exel dan keluarganya."Sofia ingin lihat bagaimana Selena dan Kumala memperkenalkan Sofia di hadapan tamunya.....Axel Baskoro adalah pemilik Grayo Entertain. Axel sudah berusia 70 tahun, tetapi dia masih terlihat sehat dan prima. Dia bahkan tidak memiliki uban, kerutan di wajahnya juga tidak banyak.Axel terlihat seperti pria paruh baya yang berusia 50 tahun. Belum lama, Axel baru saja menikahi seorang model berusia 23 tahun. Model itu dinikahi dan menjadi istri keempat Axel.Selama ini ada banyak kru film yang menginap di Hotel Royal. Sofia sering mendengar para anggota kru film yang bergosip. Salah satu gosip yang pernah didengarnya adalah mengenai skandal Axel.Axel memiliki 4 istri sah, tetapi sebenarnya dia sering
Sofia tidak kaget, semua sesuai dengan tebakannya."Sofia adalah anak dari sepupuku, tapi kami membesarkannya sejak masih kecil, makanya dia memanggilku ibu," Kumala bergegas menjelaskan sambil melirik Sofia dan memberikan isyarat mata.Sofia menyeringai dingin, dia sama sekali tidak tertarik membantu Kumala untuk menjelaskan.Akhirnya Selena harus turun, dia tersenyum dan berkata, "Aku menganggap Kak Sofia seperti kakakku sendiri. Ayah dan Ibu juga menyayanginya seperti anak sendiri, kami sekeluarga sangat harmonis."Penjelasan Kumala dan Selena berhasil meyakinkan Axel. Satu-satunya orang yang merasakan kejanggalan adalah Colin. Sesaat mendengar penjelasan Keluarga Nudara, Colin melirik Sofia dan menatapnya dengan curiga."Sofia, perkenalkan ...." Axel menatap wanita yang ada di dalam pelukannya dan berkata, "Ini istriku, Anita."Sofia berpura-pura tidak mengetahui umur Anita, dia membungkukkan badan dan menyapanya, "Halo, Tante Anita. Wah, Tante muda banget, pakai produk perawatan a
Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak
Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma
"Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint
Kaila sedang mengecek semua persiapan pesta pernikahan.Kaila mengenakan gaun ketat berwarna putih dan sepatu hak tinggi yang berkisar 10 cm. Setiap Kaila berjalan, rambutnya terkibas indah hingga memperlihatkan anting mutiara yang berkilau di telinga.Evano terpaku melihat Kaila. Liam yang duduk di samping Evano pun diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengambil fotonya.Kaila memegang walkie-talkie dan menunjuk ke arah langit-langit sambil mengerutkan alis saat berbicara kepada salah seorang staf yang mengikutinya.Liam sengaja bertanya kepada Evanio, "Mau menyapanya?"Evano tersadar dari lamunan dan bergegas memalingkan wajah."Tidak." Sorotan mata Evano terlihat hampa. "Ayo, cari tempat duduk."Liam mengangkat alis matanya. "Katanya Kaila menelepon sampai tiga kali untuk mendesakmu? Pasti dia ada keperluan, makanya memaksamu datang lebih awal.""Aku nggak bakal bantu." Evano menggertakkan giginya dengan kesal. "Lagi pula bukan kami yang menikah, ngapain ikut repot-repot?"Liam dan Eva
"Kamu takut sama Kaila?" Liam menatap Evano dengan ekspresi mengejek.Wajah Evano sontak memerah, dia tampak kesal dan kembali menendang Liam. "Cepat! Jangan cerewet."Hari ini suasana hati Liam sangat bagus, dia jarang-jarang tertarik dengan kehidupan orang lain. Kali ini dia akan berbesar hati dan tidak membuat perhitungan dengan Evano yang menendangnya."Akui saja kamu menyukainya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya kamu menelan ludah sendiri." Liam menepuk pundak Evano. Liam tidak bercanda, dia tulus membujuk Evano. "Apalagi kalian sudah menikah, tidak ada gunanya mengingat-ingat masa lalu."Raut wajah Evano sontak membeku. Warna merah yang merona pun pudar, ekspresi Evano tampak masam. Melihat reaksi Evano, sepertinya dia sedang berada di dalam situasi sulit."Tidak mudah menemukan pasangan yang kita cintai dan juga mencintai kita." Liam jarang menasihati orang lain. Hanya saja, dia pernah mengalami dan tahu sakitnya patah hati. Walaupun Liam tidak menyukai semua perbuatan Kaila
Setelah selesai memeriksa dokumen yang dikirimkan, Liam mengambil telepon dan menghubungi Marco. "Cari tahu apakah ada orang bernama Yaga Hutomo yang pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan."...."Pak, orang bernama Yaga Hutomo pernah melamar di Fargo Investment." Marco bergegas memeriksa dan melaporkannya kepada Liam.Fargo Investment adalah salah satu anak perusahaan Grup Charula yang bergerak di bidang jasa keuangan.Liam mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk. "Terima lamarannya, segera urus prosedur perekrutan."Asalkan Keluarga Hutomo berhenti mengganggu Sofia, Liam bersedia memberikannya pekerjaan.....Tak terasa, hari Sabtu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Evano datang ke rumah Liam. "Sudah siap? Ayo, berangkat!"Liam masih mengenakan piyamanya dan duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Liam tampak tersenyum saat memegang ponselnya. Sorotan matanya berbeda dari biasanya.Evano tidak kesulitan menebak, hanya Hesper dan Sofia yang bisa membuat Liam bersikap le
Keluarga Hutomo adalah sebuah keluarga sederhana yang tidak memiliki kuasa maupun koneksi.Saat Glen masih hidup, warga desa sangat mengidolakan Keluarga Hutomo. Keluarga Hutomo dianggap berhasil mendidik kedua putranya. Glen bekerja di kota besar dan setiap bulan mengirimkan uang kepada orang tuanya, sedangkan Yaga adalah mahasiswa yang berprestasi.Ada banyak kerabat dan teman yang datang berkunjung ke rumah Keluarga Hutomo untuk menyanjungnya. Beberapa datang meminta Glen untuk merekomendasikan pekerjaan, sedangkan yang lainnya mencari alasan untuk meminjam uang.Kedua orang tua Glen paling mencintai uang, jangan harap bisa mendapatkan pinjaman uang dari mereka. Demi menjaga citra keluarga, kedua orang tua Glen memaksa Glen untuk membantu warga desa yang meminta pekerjaan. Tak hanya Glen, Sofia juga terkena imbasnya.Di dunia ini tak ada teman maupun musuh yang abadi. Sejak Yaga kembali ke kampung halaman, warga desa malah berbalik menghina Keluarga Hutomo. Terutama orang-orang yang
Liam takut.Sejak bertemu kembali dengan Sofia, Liam tidak jarang merasa ketakutan. Jantungnya berdegup kencang setiap menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan Sofia.Keluarga Hutomo mengganggu kehidupan Sofia demi mendapatkan uang.Mengingat semua perbuatan Keluarga Hutomo kepada Sofia, Liam yakin Sofia sudah muak berhubungan dengan mereka.Yang Liam khawatirkan kalau Keluarga Hutomo menggunakan kematian Glen untuk meluluhkan hati Sofia. Bagaimanapun Liam pernah menikahi Sofia, sedikit banyak dia memahami karakter Sofia.Sofia selalu berkata tidak peduli, tetapi asalkan dibujuk terus, lama-lama hatinya pun luluh.Liam berharap Sofia hanya luluh kepadanya, bukan kepada orang lain.Liam mengernyit, kilatan cahaya gelap melintas di matanya. Glen sudah meninggal, segala sesuatu mengenainya harus musnah dari dunia ini agar tidak ada lagi yang mengganggu Sofia.Di dalam dokumen yang dikirimkan, tatapan Liam berlabuh pada foto Yaga Hutomo, adik kandung Glen Hutomo.Dulu Yaga adalah mahasiswa