Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sesaat menemukan berbagai produk kehamilan di keranjang online milik Glen, Sofia curiga jangan-jangan Glen selingkuh?Sejak awal berpacaran dengan Glen, Sofia telah mengutarakan keinginannya untuk tidak mau memiliki anak. Waktu itu Glen menjawab dengan enteng, "Tidak apa-apa, asalkan kita selalu bersama."Setelah mendapatkan persetujuan Glen untuk tidak memiliki anak, Sofia baru bersedia menikah dengan pria ini. Jadi, produk-produk kehamilan ini tidak mungkin dibeli untuk Sofia.Sofia berpikir sejenak, di antara semua teman dan kerabat, hanya ada 1 orang yang tengah mengandung, yaitu asisten Glen yang bernama Vera.Sebelumnya, Sofia sempat lupa membawa kunci rumah sehingga dia harus pergi menemui Glen yang sedang mengadakan makan malam departemen. Saat itu Sofia melihat Vera yang duduk sambil mengelus perut buncitnya. Dari gelagat Glen dan Vera, mereka juga terlihat mesra dibandingkan dengan karyawan yang lainnya.Waktu itu Sofia tidak senang melihat interaksi di antara Glen dan Vera,
Sofia tidak kembali ke ruangan, insiden tadi jelas telah menarik perhatian banyak orang, termasuk para bawahan Glen.Para bawahan Glen melihat Glen yang pergi sambil menggendong Vera, tetapi tidak ada seorang pun yang tampak terkejut atau heran. Sepertinya mereka sudah mengetahui perselingkuhan Glen dan Vera.Setiap mengingat kemesraan Glen dan Vera, Sofia merasa dirinya sangatlah bodoh. Mungkin para bawahan Glen sedang mentertawakan kepolosan Sofia.Sofia berusaha menahan air matanya dan kembali ke rumah.Sesampainya di rumah yang gelap gulita, Sofia menyalakan lampu dan melihat ke sekeliling. Tak ada yang berubah, hanya saja udara terasa lebih dingin.Sofia tak mau membuang-buang waktu, dia merapikan semua barang berharganya dan bergegas pergi ke Hotel Royal yang merupakan tempatnya bekerja.Sofia adalah manajer Departemen Housekeeping di Hotel Royal. Karena sering mendapatkan shift malam, Sofia memiliki kamar sendiri.Walaupun hanya terdapat sebuah tempat tidur, kamar ini cukup untu
Pada rapat pagi ini, manajer umum mengumumkan kedatangan "tamu penting". Manajer umum meminta semua departemen untuk berhati-hati dan menjaga sikap.Sebagai manajer Departemen Housekeeping, Sofia adalah orang yang berinteraksi secara langsung dan bertanggung jawab atas keperluan semua "tamu penting".Manajer umum mengingatkannya beberapa hal, "Pak Liam memiliki standar yang tinggi soal kebersihan. Kebersihan kamarnya harus benar-benar diperhatikan. Begitu Pak Liam keluar, kalian harus langsung membersihkan kamarnya dan jangan menyentuh barang pribadinya."Sofia merasa permintaan ini agak berlebihan. "Bagaimana kalau pakaian Pak Liam terletak di lantai? Apakah kami harus memungut atau membiarkannya?""Pertama, Pak Liam tidak mungkin membiarkan pakaiannya terletak di lantai. Kedua, kalaupun pakaiannya tergeletak di atas lantai atau kasur, jangan sentuh dan tunggu sampai Pak Liam pulang. Pokoknya jangan sembarangan menyentuh barang Pak Liam.""Tahun lalu terjadi sebuah insiden yang cukup
"Kemarin aku diberi obat perangsang. Awalnya aku meneleponmu untuk minta dicarikan dokter, tapi kamu tidak menjawab teleponku. Saat kamu menghubungiku, aku sudah tidak tahan," Liam menjelaskan dengan enteng. Raut wajahnya bahkan tidak menunjukkan penyesalan.Di saat Sofia masih berusaha mencerna ucapan Liam, Liam membuka laci yang ada di samping tempat tidur, lalu mengambil dompetnya untuk mengeluarkan sebuah kartu."Ini kartu unlimited, pakai sesukamu." Liam meletakkan kartunya ke tangan Sofia. "Anggap saja sebagai permintaan maaf."Tanpa disadari, Liam berusaha menghindari tatapan Sofia. Ketika berbicara, jantung Liam berdegup sangat kencang. Sejujurnya dia juga penasaran, dia ingin mengetahui reaksi Sofia.Namun "kebaikan" Liam malah membuat Sofia murka. Apa maksud Liam? Memangnya Sofia wanita panggilan?"Pak Liam sangat murah hati, ya!" Sofia tersenyum sinis. "Tapi kita berdua sama-sama orang dewasa, yang terjadi ini bukanlah masalah besar. Apalagi, tidak sembarang wanita bisa tidu
"Sofia adalah menantuku. Dia dan anakku sudah menikah 1 tahun, tapi nggak hamil-hamil juga. Anakku berbaik hati mau membawanya berobat, tapi dia malah menolak. Dia bahkan mempermalukanku di depan keluarga dan kerabatku. Walaupun dia kurang ajar, anakku masih melindunginya, anakku tidak menceraikannya.""Karena dia tidak bisa hamil, anakku mencari wanita lain agar bisa memiliki anak. Sofia sendiri sudah menyetujuinya, tapi begitu wanita itu hamil, Sofia malah ingkar janji. Kemarin, Sofia mendorong wanita itu di restoran hotpot. Wanita itu sampai ketumpahan kuah panas dan hampir keguguran. Sekarang dia masih dirawat di rumah sakit.""Kalian nilai saja sendiri, bagaimana bisa ada wanita sejahat ini?"Bu Hutomo berteriak di tengah lobi hotel, dia sama sekali tidak memedulikan berapa banyak pasang mata yang memperhatikannya.Sofia tahu bahwa Bu Hutomo suka memutar balikkan fakta, tetapi sesaat mendengar fitnah yang dilayangkan, hati Sofia terasa semakin sesak."Baiklah, karena Anda menantan
Kebetulan ruangan Sofia menghadap ke jalan raya. Sesampainya di atas, dia mendengar suara sirene mobil polisi.Kemudian Sofia membuka jendela ruangannya dan melihat ke bawah. Beberapa menit kemudian polisi menyeret Bapak dan Ibu Hutomo masuk ke dalam mobil.Yang mengejutkan, Bu Hutomo sama sekali tidak memberontak. Mereka masuk ke dalam mobil dengan patuh. Setelah melepon Mita, akhirnya Sofia pun mengetahui alasannya."Pak Liam bilang mau membeli nyawa mereka, mereka langsung ketakutan dan pucat. Waktu polisi datang, mereka malah buru-buru minta dibawa pergi." Mita menceritakan kejadian di bawah."Bu Sofia, sayang banget kamu tidak melihat ekspresi mereka berdua. Lucu banget ...." Suara Mita terdengar sangat bersemangat.Hanya saja Sofia tidak mampu tersenyum, kericuhan ini benar-benar mempermalukannya. Tak hanya mertuanya yang malu, Sofia juga pasti menjadi bahan pembicaraan.....Seperti dugaannya, pada siang hari manajer umum memanggil Sofia ke ruangannya.Sofia berdiri dengan tegak
"Apa maksudmu?" Sofia tidak bisa bersikap tenang seperti sebelumnya.Ketika Sofia bangkit berdiri, pelayan yang datang menyajikan minuman pun terkejut. "Mi-minuman Anda ...."Pelayan menaruh gelas ke atas meja, lalu beranjak pergi sambil sesekali menoleh ke belakang untuk mengamati Glen dan Sofia.Melihat sikap pelayan, Sofia baru teringat bahwa mereka sedang berada di tempat umum. Sofia bergegas menenangkan diri dan duduk kembali. "Aku yang membayar uang muka, aku juga yang melunasi cicilan setiap bulan. Rumah itu nggak ada hubungannya dengan aku?"Sofia berusaha mengontrol nada bicaranya agar tidak terdengar meledak-ledak. "Kamu mau bilang rumah itu punyamu?"Setelah mendengar pertanyaan Sofia, Glen mengeluarkan sebuah dokumen dari tasnya dan berkata, "Lihat sendiri."Pada halaman pertama dokumen tertulis jelas "Kontrak Peralihan Kepemilikan Rumah".Sofia tercengang saat membaca judul kontrak, lalu buru-buru membuka halaman selanjutnya.Nama Pemilik: Sofia Nudara (Pihak Pertama)Nama
Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak
Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma
"Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint
Kaila sedang mengecek semua persiapan pesta pernikahan.Kaila mengenakan gaun ketat berwarna putih dan sepatu hak tinggi yang berkisar 10 cm. Setiap Kaila berjalan, rambutnya terkibas indah hingga memperlihatkan anting mutiara yang berkilau di telinga.Evano terpaku melihat Kaila. Liam yang duduk di samping Evano pun diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengambil fotonya.Kaila memegang walkie-talkie dan menunjuk ke arah langit-langit sambil mengerutkan alis saat berbicara kepada salah seorang staf yang mengikutinya.Liam sengaja bertanya kepada Evanio, "Mau menyapanya?"Evano tersadar dari lamunan dan bergegas memalingkan wajah."Tidak." Sorotan mata Evano terlihat hampa. "Ayo, cari tempat duduk."Liam mengangkat alis matanya. "Katanya Kaila menelepon sampai tiga kali untuk mendesakmu? Pasti dia ada keperluan, makanya memaksamu datang lebih awal.""Aku nggak bakal bantu." Evano menggertakkan giginya dengan kesal. "Lagi pula bukan kami yang menikah, ngapain ikut repot-repot?"Liam dan Eva
"Kamu takut sama Kaila?" Liam menatap Evano dengan ekspresi mengejek.Wajah Evano sontak memerah, dia tampak kesal dan kembali menendang Liam. "Cepat! Jangan cerewet."Hari ini suasana hati Liam sangat bagus, dia jarang-jarang tertarik dengan kehidupan orang lain. Kali ini dia akan berbesar hati dan tidak membuat perhitungan dengan Evano yang menendangnya."Akui saja kamu menyukainya. Lagi pula ini bukan pertama kalinya kamu menelan ludah sendiri." Liam menepuk pundak Evano. Liam tidak bercanda, dia tulus membujuk Evano. "Apalagi kalian sudah menikah, tidak ada gunanya mengingat-ingat masa lalu."Raut wajah Evano sontak membeku. Warna merah yang merona pun pudar, ekspresi Evano tampak masam. Melihat reaksi Evano, sepertinya dia sedang berada di dalam situasi sulit."Tidak mudah menemukan pasangan yang kita cintai dan juga mencintai kita." Liam jarang menasihati orang lain. Hanya saja, dia pernah mengalami dan tahu sakitnya patah hati. Walaupun Liam tidak menyukai semua perbuatan Kaila
Setelah selesai memeriksa dokumen yang dikirimkan, Liam mengambil telepon dan menghubungi Marco. "Cari tahu apakah ada orang bernama Yaga Hutomo yang pernah mengirimkan lamaran ke perusahaan."...."Pak, orang bernama Yaga Hutomo pernah melamar di Fargo Investment." Marco bergegas memeriksa dan melaporkannya kepada Liam.Fargo Investment adalah salah satu anak perusahaan Grup Charula yang bergerak di bidang jasa keuangan.Liam mengetuk meja dengan menggunakan jari telunjuk. "Terima lamarannya, segera urus prosedur perekrutan."Asalkan Keluarga Hutomo berhenti mengganggu Sofia, Liam bersedia memberikannya pekerjaan.....Tak terasa, hari Sabtu pun tiba.Pagi-pagi sekali, Evano datang ke rumah Liam. "Sudah siap? Ayo, berangkat!"Liam masih mengenakan piyamanya dan duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Liam tampak tersenyum saat memegang ponselnya. Sorotan matanya berbeda dari biasanya.Evano tidak kesulitan menebak, hanya Hesper dan Sofia yang bisa membuat Liam bersikap le
Keluarga Hutomo adalah sebuah keluarga sederhana yang tidak memiliki kuasa maupun koneksi.Saat Glen masih hidup, warga desa sangat mengidolakan Keluarga Hutomo. Keluarga Hutomo dianggap berhasil mendidik kedua putranya. Glen bekerja di kota besar dan setiap bulan mengirimkan uang kepada orang tuanya, sedangkan Yaga adalah mahasiswa yang berprestasi.Ada banyak kerabat dan teman yang datang berkunjung ke rumah Keluarga Hutomo untuk menyanjungnya. Beberapa datang meminta Glen untuk merekomendasikan pekerjaan, sedangkan yang lainnya mencari alasan untuk meminjam uang.Kedua orang tua Glen paling mencintai uang, jangan harap bisa mendapatkan pinjaman uang dari mereka. Demi menjaga citra keluarga, kedua orang tua Glen memaksa Glen untuk membantu warga desa yang meminta pekerjaan. Tak hanya Glen, Sofia juga terkena imbasnya.Di dunia ini tak ada teman maupun musuh yang abadi. Sejak Yaga kembali ke kampung halaman, warga desa malah berbalik menghina Keluarga Hutomo. Terutama orang-orang yang
Liam takut.Sejak bertemu kembali dengan Sofia, Liam tidak jarang merasa ketakutan. Jantungnya berdegup kencang setiap menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan Sofia.Keluarga Hutomo mengganggu kehidupan Sofia demi mendapatkan uang.Mengingat semua perbuatan Keluarga Hutomo kepada Sofia, Liam yakin Sofia sudah muak berhubungan dengan mereka.Yang Liam khawatirkan kalau Keluarga Hutomo menggunakan kematian Glen untuk meluluhkan hati Sofia. Bagaimanapun Liam pernah menikahi Sofia, sedikit banyak dia memahami karakter Sofia.Sofia selalu berkata tidak peduli, tetapi asalkan dibujuk terus, lama-lama hatinya pun luluh.Liam berharap Sofia hanya luluh kepadanya, bukan kepada orang lain.Liam mengernyit, kilatan cahaya gelap melintas di matanya. Glen sudah meninggal, segala sesuatu mengenainya harus musnah dari dunia ini agar tidak ada lagi yang mengganggu Sofia.Di dalam dokumen yang dikirimkan, tatapan Liam berlabuh pada foto Yaga Hutomo, adik kandung Glen Hutomo.Dulu Yaga adalah mahasiswa