Semua Bab Penguasa Hati sang Presdir: Bab 181 - Bab 190

643 Bab

Bab 181

"Em, terima kasih," Eric menjawab dengan ramah, setiap gerakannya terlihat sangat elegan.Sofia menyadari sesuatu, Eric tidak terlihat seperti orang yang buru-buru membeli rumah. Sejak menginjakkan kaki di rumah ini, Eric sama sekali tidak memperhatikan detail rumah ini. Tatapannya justru tertuju kepada Sofia.Meskipun Sofia merasa tidak nyaman, tatapan Eric tidak membuatnya merasa terlalu terganggu. Firasat Sofia mengatakan kalau Eric bukanlah orang sembarangan.Namun ada sebuah pertanyaan yang mengganjal di pikiran Sofia, kalau Eric memang bukan orang sembarangan, untuk apa dia membeli rumah sederhana yang ini? Bukankah ada banyak rumah yang lebih bagus dan mewah?Hanya saja Sofia hanya berani bertanya di dalam hati, dia tidak mungkin menanyakannya kepada Eric secara frontal. Kapan lagi ada pembeli yang bersedia membeli rumah Sofia dengan harga setinggi ini? Sofia tidak mungkin membuang kesempatan sebagus ini.Selama Sofia menunjukkan rumahnya, Eric tidak menanyakan apa-apa dan langs
Baca selengkapnya

Bab 182

Sofia berencana membeli rumah. Dia menggunakan waktu luangnya untuk mulai mencari-cari rumah yang cocok dan menyimpan beberapa pilihan yang disukai. Begitu ada waktu senggang, Sofia ingin pergi melihat-lihat beberapa rumah yang telah dipilih.Selena baru kembali dari Negara Kana, dia menemui Sofia untuk memberikan oleh-oleh dibawa. Begitu melihat layar laptop Sofia, Selena terkejut dan bertanya, "Kak, kamu mau membeli rumah?"Sofia merasa tidak ada yang perlu ditutup-tutupi. "Iya.""Kenapa?" Tiba-tiba Selena malah panik. "Kamu dan Pak Liam mau menikah?""Bukan ...." Sofia tertegun, dia tidak mungkin memberi tahu Selena bahwa dirinya mau pindah. Yang ada Selena malah akan mencurigai hubungannya dengan Liam. "Aku mau beli rumah untuk investasi.""Oh." Selena memercayai penjelasan Sofia, tetapi raut wajahnya terlihat agak kecewa. "Kak, kamu benar-benar nggak mau kembali ke Kota Yalan?""Em." Sofia malas membahasa Kota Yalan, dia beranjak ke dapur dan bertanya, "Kamu mau minum apa?""Air p
Baca selengkapnya

Bab 183

Selena berdiri di antara Sofia dan Evano, dia mengangkat oleh-oleh yang dibawa sambil berkata, "Pak Evano, ini aku bawakan oleh-oleh."Evano terkejut melihat Selena yang begitu bersemangat. Namun sebagai bentuk kesopanan, Evano tetap tersenyum dan menjawab, "Terima kasih. Ayo, masuk, makanan sudah siap."Liam sedang menunggu di ruang makan. Selena mencuri start, dia berlari ke arah Liam dan duduk di sampingnya. Dengan tersipu malu, Selena memberikan oleh-oleh yang dibawanya. "Pak Liam, ini untukmu.""Terlalu mahal." Liam melirik hadiah yang diberikan sambil mengembalikannya. "Berikan kepada pacarmu saja.""Aku ... tidak punya pacar." Seketika, senyuman di wajah Selena pun membeku. Dia menjelaskan dengan suara yang kecil, "Aku memilih hadiah ini secara khusus untuk Pak Liam. Tidak begitu mahal, kok.""Kalau dilihat dari mereknya, hadiah yang kamu berikan berkisar puluhan miliar." Evano membongkar kedok Selena tanpa sungkan. "Aku dengar kamu bekerja sebagai talent manajer di Vision Strea
Baca selengkapnya

Bab 184

Sekujur tubuh Sofia kaku seperti batu. Jangankan bergerak, dia bahkan tidak berani bernapas terlalu keras. Sofia takut kalau Selena mencurigai hubungannya dengan Liam.Sofia berusaha tersenyum sambil memukul lengan Liam dan berkata dengan manja, "Kamu ngapain? Malu ada orang lain.""Memangnya kenapa? Kenapa harus malu?" Liam mengangkat alisnya sambil melirik Evano dengan dingin.Evano yang sedang fokus makan pun langsung menundukkan kepala, lalu menjawab dengan mulut yang dipenuhi nasi, "Hmm, tidak perlu pedulikan aku. Anggap aku tidak ada."Sofia punya mata, mana mungkin dia bisa menganggap Evano dan Selena tidak ada? Kemudian Sofia menoleh ke arah Liam dan memberikannya isyarat mata. Liam malah memberikan Sofia tatapan peringatan, lalu tersenyum dan menyuapinya seekor udang yang baru dikupas.Liam menyandarkan kepalanya di bahu Sofia sambil mengupas kulit udang."Aaa, buka mulutnya." Liam menyuapi Sofia udang yang telah dikupas. Sofia tak punya pilihan selain membuka mulutnya. Ketika
Baca selengkapnya

Bab 185

Jawaban Liam langsung membuat Sofia sadar, untuk apa dia gugup? Liam tidak mungkin menyukainya, dia bersikap manis karena ada maunya.Sofia menundukkan kepala dan menyantap makanannya secepat mungkin.Melihat situasi yang canggung, Evano pun terpaksa turun tangan untuk mencairkan suasana. "Sofia, apa rencananya di hari natal?""Lembur," Sofia menjawab tanpa berpikir. "Aku bakalan sibuk sampai tahun baru.""Ah?" Evano menghela napas, dia terlihat agak kecewa. "Berarti kamu tidak bisa menghadiri pesta natal yang kami adakan, dong?"Sofia tidak tega mengecewakan Evano, dia meliriknya dan menjawab, "Aku tidak janji, tapi kalau bisa pulang lebih cepat, aku akan datang.""Oke!" Evano tersenyum. "Kalau kamu datang, jangan lupa membawa hadiah. Nanti ada acara tukar kado."Awalnya Sofia hanya basa-basi, tetapi begitu mengetahui ada acara tukar kado, Sofia langsung memutuskan untuk tidak pergi. Semua teman-teman Liam dan Evano adalah orang kaya. Sofia tahu diri, kastanya berbeda dengan kasta mer
Baca selengkapnya

Bab 186

Sebelum pergi ke rumah Evano, Sofia pulang untuk mengganti baju dan mengambil hadiah yang telah disiapkan.Sofia dan Liam janjian untuk bertemu di depan rumah Evano. Begitu Sofia tiba, dia melihat Liam yang telah menunggunya di depan pintu.Liam memasukkan kedua tangannya ke dalam saku sambil bersandar di tembok.Sesaat melihat kemunculan Sofia, Liam langsung menegakkan tubuhnya. Secara spontan, tatapan Liam tertuju kepada kantong yang dipegang Sofia, lalu bertanya, "Itu hadiah yang kamu siapkan?""Iya." Sofia mengangguk.Melihat Liam yang datang dengan tangan kosong, Sofia berbalik tanya, "Kamu tidak bawa hadiah?""Tidak." Liam menjawab sambil memencet bel, "Membosankan."Sofia mengerutkan bibir sambil berpikir, 'Keras kepala.'....Kedatangan Liam dan Sofia sontak semakin memeriahkan suasana pesta. Semua orang yang hadir di pesta ini adalah teman-teman Evano, mereka semua tahu bahwa Evano bersahabat dengan Liam."Liam membawa pacarnya." Selama ini orang-orang mengira kalau Evano dan
Baca selengkapnya

Bab 187

Semua orang bersorak saat mendengar jawaban Liam."Wah, nggak nyangka orang kayak Pak Liam bisa takut istri.""Astaga, akhirnya ada wanita yang bisa menaklukkan Pak Liam.""Kakak Ipar, aku kagum padamu!""Kak, kamu hebat banget.""Kak, hajar yang keras, jangan kasih ampun."Semua orang memanggil Sofia dengan sebutan kakak ipar."Em, akan kuhajar sampai dia minta ampun," jawab Sofia sambil tersenyum kecil.Liam menundukkan kepala, dia bahagia melihat senyuman di bibir Sofia, senyuman itu tidak terlihat seperti dipaksa. Tiba-tiba bibir Liam terasa kering, lidahnya pun dipenuhi dengan rasa alkohol yang panit. Tanpa disadari, Liam mengambil alkohol yang tersisa dan meneguknya sampai habis.Setelah menghabiskan minumannya, sekujur tubuh Liam langsung terasa panas. Semua orang tertegun melihat Liam, beberapa orang pun menggodanya. "Pak Liam, kamu nggak sabar minta dihukum, ya?""Ayo, ayo, kita kabulkan permohonan Pak Liam." Salah seorang tamu mengeluarkan sebotol arak dan menuangkannya ke da
Baca selengkapnya

Bab 188

Setelah menghabiskan sebotol vodka, Liam masih sadar dan terlihat baik-baik saja. Dia tetap berdiri tegak sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.Ketika orang-orang meminta Liam untuk lanjut minum, Evano mengambil mikrofon dan berkata, "Sekarang saatnya tukar kado."Sesi tukar kado adalah momen yang paling membosankan. Alasannya sederhana, para pria ini tidak pintar memilih kado, jadi mereka menyiapkan hadiah seadanya. Beberapa orang yang usil akan memberikan hadiah yang unik, sedangkan orang yang mendapatkan hadiah tersebut harus terpaksa menerimanya.Setiap tahun Evano mengabadikan momen ini dan diunggah ke sosial media. Setiap tahun mereka melaksanakan sesi tukar kado dengan terpaksa, tetapi tahun ini berbeda. Hari ini mereka terlihat sangat antusias."Ayo, ayo! Sesi tukar kado! Aku mau mendapatkan hadiah dari Kakak Ipar.""Jangan mimpi, hadiah dari Kakak Ipar adalah milikku.""Punyaku!"...."Kalian ini, nggak tahu diri. Hadiah dari Kakak Ipar adalah milik Pak Liam.
Baca selengkapnya

Bab 189

Semua orang tertawa mendengar jawaban Sofia. Sebelum Liam dan Sofia pulang, mereka memberikan sekantong buah-buahan kepada Sofia.Sofia membawa "hadiah" tersebut dan pergi meninggalkan rumah Evano. Tiba-tiba Sofia menyadari kantong yang sedang dipegang Liam. "Bukannya itu hadiah yang aku bawa?"Seingat Sofia Liam tidak berpartisipasi dalam sesi tukar kado. Kenapa tiba-tiba hadiah dari Sofia jatuh ke tangan Liam?"Mereka tidak berani mengambil hadiah ini, jadi diberikan kepadaku," jawab Liam dengan santai.Liam tidak berbohong, hanya saja dia tidak menceritakannya secara detail. Liam mendapatkan hadiah yang diberikan Sofia dengan cara mengancam orang yang memenangkan undian.Sofia dapat melihat semua teman-teman Evano bukanlah orang sembarangan. Mereka berlagak antusias mendapatkan hadiah dari Sofia, itu hanyalah bagian dari bercanda. Mereka hanya ingin menggoda Liam, pada akhirnya hadiah ini tetap diberikan kepada Liam selaku "pacar" Sofia.Sofia tidak peduli kalau orang lain yang mend
Baca selengkapnya

Bab 190

Setelah Liam menghabiskan jus tersebut, Sofia mengambil gelasnya dan menaruhnya ke atas meja. Satu kaki Sofia menginjak lantai, sedangkan kaki yang satu lagi ditekuk di atas sofa. Kemudian Sofia memijat kening Liam dengan lembut.Sofia agak mencondongkan tubuhnya dan bertumpu pada sandaran sofa agar tidak terjatuh ke atas tubuh Liam.Liam menatap lurus ke arah Sofia, tatapannya memancarkan sorotan yang berapi-api. Sofia tidak sanggup berpura-pura tidak mengetahuinya."Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Sofia.Liam menjawab dengan lugas, "Karena aku suka melihatmu."Wajah Sofia terasa panas sesaat mendengar jawaban Liam. "Untuk apa melihatku?""Karena kamu cantik," Liam menjawab tanpa ragu.Sofia tertegun, dia berhenti memijat kening Liam dan menatapnya hingga tercengang. Kedua mata Liam terlihat jernih, dia seperti anak kecil yang polos dan tidak mengerti apa-apa.Liam tersenyum. Senyuman kali ini berbeda dengan senyuman dingin yang selalu ditunjukkannya. Tatapan dan senyuman Liam te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
65
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status