Home / Romansa / Penguasa Hati sang Presdir / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Penguasa Hati sang Presdir: Chapter 161 - Chapter 170

643 Chapters

Bab 161

Sofia tidak mencium aroma parfum wanita lain yang menempel di pakaian Liam.Selena selalu menggunakan parfum dengan aroma yang menyengat. Aroma parfumnya bahkan bisa tercium dari jarak beberapa meter. Saat Selena menginap di rumah Sofia, semua pakaian Sofia dipenuhi dengan aroma parfum Selena. Setiap hari para karyawan di hotel selalu menanyakan parfum yang Sofia pakai.Jika Liam memang mengantar Selena pulang, harusnya Sofia bisa mencium aroma parfum Selena yang melekat di tubuh Liam. Seandainya Liam mengantar Selena pulang, mereka pasti duduk bersama di dalam mobil, Liam juga tidak mungkin bertingkah jijik seperti barusan."Kalian romantis banget, bikin iri saja." Selena tersenyum canggung saat melihat Liam dan Sofia yang berpelukan mesra."Kamu dan Niel juga romantis," Liam menjawab demi formalitas. Pujian yang dilontarkannya sama sekali tidak terdengar seperti sanjungan.Selena hanya menyeringai kecil saat mendengar jawaban Liam yang seadanya.Tiba-tiba Sofia teringat sesuatu dan b
Read more

Bab 162

Selena tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Liam. Selena hanya bisa menatap Liam sambil menganga.Kedua mata Liam tampak berkaca-kaca, tapi dia tidak meneteskan air mata. Sesampainya di lantai 19, Liam memeluk Sofia keluar dari lift, dia tidak memberikan Selena kesempatan untuk menjawab."Terima kasih," kata Sofia kepada Liam. Liam telah mewakili Sofia untuk mengungkapkan seluruh isi hati yang telah dipendamnya selama ini.Perjalanan hidup mengajarkan Sofia untuk berdiri di kaki sendiri, dia harus mandiri. Di dunia ini tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab untuk membahagiakannya, termasuk keluarga maupun teman. Oleh sebab itu Sofia tidak bisa bersikap seperti Selena.Walaupun sudah menerima kenyataan, Sofia masih sedih setiap mengingat kedua orang tuanya yang pilih kasih."Adikmu saja tahu harus memasak untuk berterima kasih kepadaku, terus kamu hanya berterima kasih pakai mulut saja?" Liam melepaskan tangan Sofia, lalu bersandar di depan pintu rumahnya sambil mengangkat ked
Read more

Bab 163

Sofia sempat menebak Liam adalah dalang di balik kehancuran Agatha. Hanya saja Sofia tidak berani memastikannya.Namun sekarang fakta telah terpampang di depan mata, Sofia sontak berkeringat dingin saat mendengar pengakuan Liam.Sofia tidak menyukai Selena, dia juga tidak memedulikan Selena. Namun jika terjadi sesuatu kepada Selena, Kumala pasti akan menyalahkan Sofia."Em, aku akan melakukan yang terbaik." Sofia mengangguk."Bagus." Liam melepaskan tangan Sofia, lalu menegakkan badan dan berbalik untuk memencet tombol lift. "Besok jam 8, aku tunggu di lobi."....Biasanya Sofia berangkat ke hotel sekitar pukul 8.30. Setelah sampai di hotel, Sofia mengurus absennya, lalu pergi mengambil sarapan.Namun demi Liam, hari ini Sofia terpaksa berangkat lebih awal daripada biasanya. Setibanya di lobi, Sofia tidak melihat keberadaan Liam. Sebaliknya, Sofia malah melihat Selena.Tadi malam Selena mengirimkan beberapa pesan permintaan maaf kepada Sofia."Kak, maafkan aku." Selena berdiri di tempa
Read more

Bab 164

Tak hanya Liam, Evano, dan Selena juga terkejut melihat sikap Sofia.Namun Liam bergegas menenangkan perasaannya, lalu tersenyum dan berkata, "Ayo."Liam merangkul Sofia ke mobil, lalu membukakan pintu dan mempersilakannya masuk. Tak berapa lama, Selena mengejar Liam dan bertanya dengan wajah memelas, "Pak Liam, apakah aku boleh nebeng?"Liam berbalik tanya, "Niel tidak menjemput kamu?"Selena berusaha menutupi rasa gugupnya, dia berusaha tersenyum dan menjawab, "Aku menyuruh Niel untuk berhenti menggangguku. Kalaupun dia datang, aku nggak akan memedulikan dia."Oh." Liam bersikap cuek. "Tapi kita tidak searah.""Hah?" Selena mengerutkan alis.Selagi Selena tercengang, Liam masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Selena. Selena menggertakkan giginya sambil menatap mobil Liam yang beranjak pergi.Ketika melintas di depan Selena, Evano menurunkan kaca jendela dan bertanya, "Selena, mau aku antar ke stasiun kereta?"Selena berpura-pura sungkan. "Hmm, takutnya merepotkan kamu."Ketika Selena
Read more

Bab 165

Liam mengerutkan alisnya dan menjawab, "Jangan memanggilku Pak Liam.""Lalu harus memanggil apa?" Sofia menghentikan langkahnya."Bukannya tadi pagi kamu bisa memanggilku tanpa perlu diajari?" tanya Liam dengan nada menyindir.Memangnya tadi pagi bagaimana Sofia memanggil Liam? Sofia berusaha mengingat-ingatnya, sepertinya dia memanggil Liam dengan sebutan nama ....Namun Sofia langsung memanggil Liam dengan sebutan nama agar sandiwaranya terlihat lebih nyata di depan Selena. Sofia merasa panggilan nama terdengar lebih mesra. Hanya saja, sesungguhnya Sofia dan Liam tidak sedekat yang terlihat.Sofia langsung mengabaikan permintaan Liam, lalu menaruh makanannya ke atas meja. Ketika Sofia hendak mengirimkan pesan kepada Evano, Evano datang dan memasuki ruangan Liam dengan sendirinya.Tatapan Evano tidak tertuju kepada Sofia, dia fokus menatap Liam dan bertanya, "Liam, kenapa ada gosip yang mengatakan kamu berpacaran dengan Selena?"Sofia yang hendak menyapa Evano pun terkejut mendengar p
Read more

Bab 166

"Maksudmu ... kamu adalah orang yang menyebarkan gosip tentang hubunganku dan Selena?" Liam mengernyit, kedua matanya memancarkan cahaya dingin.Sekujur tubuh Sofia langsung bergidik. Meskipun mengenakan jas tebal, badan Sofia tetap terasa dingin. Sofia hampir menyangkal semua ceritanya barusan, tetapi akal sehat yang tetap menyadarkannya.Sofia mengangguk pelan. "Iya."Daripada Liam memberikan hukuman kepada Manda dan karier Savon serta Gina terancam, Sofia lebih memilih untuk menjadi kambing hitam.Berdasarkan hubungan Sofia dan Liam, seharusnya Liam tidak akan menyakiti Sofia. Paling Liam hanya marah, tetapi dia tidak akan melakukan hal-hal yang membuat Sofia sedih.Liam menyeringai dingin. "Bagus."Tubuh Sofia bergetar hebat, dia tidak berani berbicara kepada Liam.Setelah beberapa menit, Liam mengambil sumpit baru dan lanjut makan.Evano berusaha mencairkan suasana, tetapi Liam tidak menghiraukannya, sedangkan Sofia terlihat melamun. Akhirnya Evano pun menyerah.....Setelah membu
Read more

Bab 167

"Pak Liam, ciuman bukan salah satu tugasku." Hanya karena Sofia berpura-pura menjadi pacar Liam, bukan berarti dia wajib melakukan semua kegiatan yang dilakukan selayaknya sepasang kekasih.Liam memasukkan tangannya ke dalam saku sambil tersenyum. "Ini adalah hukuman karena kamu telah sembarangan menyebarkan gosip. Sebelum gosip mengenai hubunganku dan Selena hilang, persiapkan dirimu sebaik mungkin. Siapa tahu masih ada banyak kejutan di belakang."Sofia langsung menyesali keputusannya. Kalau tahu harus membayar harga semahal ini, Sofia tidak akan mengorbankan dirinya demi menyelamatkan Manda."Aku antar sampai sini saja, sampai ketemu nanti malam." Liam melambaikan tangan, lalu berbalik dan pergi meninggalkan Sofia.Setelah Liam pergi, lift pun kembali terbuka. Sofia masuk ke dalam lift, lalu memencet tombol dengan keras. Aneh, tiba-tiba Sofia seperti sedang mendengar suara Liam, "Kalau rusak, kamu harus ganti rugi."Sofia menggelengkan kepalanya, apakah dia sedang berhalusinasi?Sof
Read more

Bab 168

Setelah perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Sofia tiba di Hotel Royal.Begitu Sofia memasuki hotel, Mita memelototi Sofia dan membuka mulutnya tanpa mengeluarkan suara. "Lewat pintu belakang!"Setiap menghindari Keluarga Hutomo, Sofia selalu keluar masuk melalui pintu belakang. Semua staf lobi hotel mengetahui hal ini.Sesaat melihat isyarat yang diberikan Mita, hal pertama yang terbesit di kepala Sofia adalah "Bu Hutomo datang".Kemarin Evano pergi mengantarkan surat tuntutan kepada Keluarga Hutomo. Bu Hutomo sendiri yang menerima surat tersebut dan menandatanganinya. Cepat atau lambat, saat ini pasti akan tiba juga, Sofia harus kembali menghadapi Keluarga Hutomo.Ketika Sofia membalikkan badan dan hendak pergi, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang diiringi dengan teriakan anak mudah. "Berhenti!"Sebuah tangan meraih pergelangan Sofia dan menariknya.Ketika membalikkan badan, Sofia melihat Yaga yang berdiri di hadapannya. Meskipun tebakan Sofia agak meleset, Yaga juga merup
Read more

Bab 169

"Pertama-tama, bukan aku yang membunuh kakakmu." Sofia membantah dengan memaparkan fakta yang ada. "Kalau aku tidak salah ingat, kata polisi Glen bunuh diri karena dia tidak bisa menerima keadaannya yang cacat, dia juga tidak ingin merepotkan keluarganya.""Itu karena ...." Yaga hendak membantah, tapi tiba-tiba dia terdiam. Dia teringat sesuatu dan bergegas menutup mulutnya."Karena ibuku memberikan uang tutup mulut kepada kalian?" Sofia bertanya kepada Yaga, "Bagi kalian, nyawa kakakmu hanya seharga 2 miliar?"Melihat sikap Sofia yang memprovokasi, Yaga pun tidak lagu menutupinya. Dia membusungkan dada dan menjawab dengan lantang, "Kalau kamu nggak salah, untuk apa ibumu memberikan 2 miliar sebagai yang tutup mulut?"Rasanya Sofia ingin merekam seluruh pembicaraan ini dan menunjukkannya kepada Kumala. Tindakan Kumala yang ceroboh telah membuat Sofia berada di posisi yang kurang menguntungkan.Namun Sofia tahu tidak ada gunanya menyalahkan Kumala. Kumala sendiri pun tidak akan memeduli
Read more

Bab 170

Tanpa pikir panjang, Sofia langsung mengirimkan uang untuk berobat kepada agen properti. Sofia mengirimkan beberapa pesan yang panjang, tetapi agen properti tidak menghiraukannya.Akhirnya Sofia mengirimkan pesan kepada Yaga.[ Kata penyewa, kalian belum mengembalikan uang sewa dan depositnya. Tolong kirimkan bukti transfernya kepadaku. ]Yaga benar-benar mengirimkan bukti transaksinya kepada Sofia. Di dalam foto tersebut, terlihat bahwa Yaga mau mengirimkan 20 juta ke rekening penyewa.Jumlah ini sesuai dengan harga sewa rumah yang disepakati Baron dan Bu Hutomo. Sofia tidak berpikir panjang dan langsung pergi menemui Baron beserta istrinya.Sofia mengetuk pintu, tetapi Baron dan istrinya tidak mau membuka pintu. Mereka malah berteriak dari dalam rumah, "Kami sudah bayar uang sewa, kami nggak akan pergi!""Tapi anaknya Bu Hutomo mengatakan sudah mengembalikan uang sewa dan depositnya kepada kalian." Sofia bersandar di depan pintu untuk memastikan bahwa Baron mendengar semua ucapannya.
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
65
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status