Semua Bab Penguasa Hati sang Presdir: Bab 101 - Bab 110

643 Bab

Bab 101

"Tutup, tutup!" kata Sofia dengan panik.Liam masih demam, dia tidak boleh terkena angin malam. Jika panas Liam naik, dokter bisa memarahi Sofia habis-habisan."Tidak apa-apa." Liam menarik selimut dan menutup tubuhnya. "Aku pakai selimut saja.""Lebih indah kalau dilihat dari panel kacara," jawab Sofia.Gunung Bintar sangat tinggi. Saking tingginya, Sofia merasa langit begitu dekat. Dia mengangkat tangan, seolah dapat menggapai bintang-bintang yang bertaburan di langit."Cantik ...." Meskipun memetik bintang adalah hal yang mustahil, Sofia merasa puas dan terharu. Sofia tenggeleman di dalam kecantikan langit malam, untuk saat ini setidaknya dia bisa berhenti memikirkan kematian Glen.Liam menoleh dan menatap Sofia. Mata dan bibir Sofia tampak tersenyum, dia sangat mengagumi keindahan langit malam ini."Aku mau foto." Sofia mengeluarkan ponsel, lalu membuka aplikasi kamera dan mengambil beberapa foto langit malam. "Dulu aku pernah datang bersama teman-temanku, tapi aku belum pernah mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 102

Hawa panas di tubuh Liam membuat Sofia tidak bisa tidur nyenyak.Setelah memeluk Sofia, Liam pun tidak bermimpi buruk lagi. Hanya saja napas Liam terdengar agak berat, mungkin karena hidungnya tersumbat.Malam menjelang subuh, hujan gerimis membasahi panel kaca transparan. Suara derak hujan makin membuat Sofia kesulitan tidur.Sofia menatap langit-langit sambil melamun. Bintang-bintang ditutupi oleh butiran hujan yang turun. Tak lama, butiran hujan pun berubah menjadi es.Sebuah lapisan putih yang membeku tampak menutupi seluruh lapisan panel kaca. Suasana yang gelap membuat Sofia merasa waktu berlalu sangat lama.....Pada pukul 9 pagi, akhirnya Liam bangun dan melepaskan pelukannya. Begitu membuka mata, dia terkejut melihat Sofia yang ada di dalam dekapannya. Dia menatap Sofia hingga tercengang.Sofia bersikap seperti tidak terjadi apa-apa, dia mengambil termometer dan berkata, "Sini, ukur suhu tubuh dulu."Tadi malam Liam berkeringatan, dia pasti kehilangan banyak cairan tubuh. Teng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 103

Selagi Liam mandi, Sofia kembali ke kamarnya sendiri untuk beristirahat.Begitu membuka ponsel, Sofia terkejut melihat banyaknya jumlah panggilan tak terjawab. Selain telepon dari rumah sakit, Sofia juga menerima telepon dari beberapa nomor tak dikenal.Rumah sakit pasti menelepon Sofia untuk memberitahunya masalah Glen, tetapi nomor-nomor asing ini .... Sofia berpikir sejenak, dia yakin nomor-nomor yang menghubunginya ini juga untuk membicarakan masalah kematian Glen.Sofia meletakkan ponselnya dan pergi mandi. Setelah menenangkan diri, Sofia mengambil ponselnya dan pergi mencari Liam.Liam masih berendam di bak mandi. Samar-samar, Sofia dapat mendengar suara derak air yang mengalir. Sofia berpikir, 'Apakah hidupku terlalu sederhana? Bahkan seorang pria pun mandi lebih lama daripada aku.'Puluhan menit telah berlalu, akhirnya Liam keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk yang membalut pinggangnya.Sofia sedang menyantap bubur di ruang tamu."Kamu tidak mengeringkan rambut?" So
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 104

Pada akhirnya Liam pulang bersama Sofia.Mereka menuruni gunung dengan menggunakan kereta gantung. Kali ini Sofia tidak tertarik untuk mencari tahu bagaimana Liam bisa mendapatkan tiket untuk menaiki kereta gantung.Sofia tidak tertarik melihat hamparan pemandangan indah yang ada di hadapannya. Dia menatap Liam dan bertanya, "Kamu belum makan dari kemarin. Tidak lapar?""Anginnya kencang, bajumu tipis banget. Bagaimana kalau masuk angin?""Kamu belum sembuh total, kondisimu masih lemah. Kamu bisa nyetir?""Bagaimana kalau kamu kembali ke Vila Starmon saja? istirahat dulu ....""Sudah." Liam memotong ucapan Sofia. "Aku baik-baik saja."Celotehan Sofia sontak membuat Liam bernostalgia dengan kenangan mereka. Liam merindukan kelembutan dan suara Sofia ....Hanya saja Liam tidak mau diusir, dia ingin menemani Sofia. Oleh sebab itu, Liam melipat kedua tangannya di dada, lalu bersadar di kaca dan memejamkan mata, seolah tidak ingin mendengar omelan Sofia.Melihat Liam yang risih dengan omela
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 105

Selain dingin, Liam tidak dapat merasakan apa-apa. "Tidak tahu."Sofia mengangkat tangan dan mengusap kening Liam. Sofia sontak mengerutkan alis, jantungnya terasa berdebar kencang. "Kamu demam lagi."Seharusnya Sofia tidak membiarkan Liam ikut pulang. Melihat raut wajah Sofia yang tampak menyalahkan diri sendiri, Liam makin merasa bersalah."Tidak apa-apa." Liam melambaikan tangannya. "Habis minum obat juga sembuh."Sofia tidak setenang Liam, dia sungguh mencemaskan kondisi Liam.Setengah jam kemudian, akhirnya Liam dan Sofia tiba di kaki gunung. Kedua kaki Liam terasa pegal, dia berdiri dengan terhuyung-huyung dan hampir jatuh. Untung saja Sofia menahan tubuh Liam.Sofia semakin mengkhawatirkan kondisi Liam. Dia memapah Liam masuk ke mobil, lalu meminta kunci mobilnya dan masuk ke kursi pengemudi.Jangankan menyetir mobil, Liam bahkan kesulitan berjalan. Jadi Sofia harus menggantikannya untuk menyetir.Ini adalah pertama kalinya Sofia mengendarai mobil mewah. Sofia sangat berhati-hat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 106

Pak Wandi tersenyum tipis sambil membuka beberapa lembar dokumen."Begini ...." Pak Wandi berdeham, lalu menjelaskan secara perlahan, "Kami sedang menyelidiki motif bunuh diri Glen. Kamu adalah istrinya, kami juga tahu bagaimana hubungan kalian. Hmm, kamu tidak perlu menjelaskan terlalu panjang, kami hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan terkait alasna bunuh dirinya.""Selama menjadi istri Glen, apakah dia pernah menceritakan masalah hidupnya? Apakah dia pernah menunjukkan tanda-tanda ingin bunuh diri? Apakah kamu pernah melihat keanehan pada dirinya?""Maaf ...." Sofia tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan petugas kepolisian. "Aku dan Glen sudah pisah rumah. Setelah dia mengalami kecelakaan, kami hanya pernah bertemu satu kali. Kami juga tidak pernah berhubungan.""Oh ya?" Pak Wandi mengangkat kedua alisnya sambil mencatat semua pernyataan yang diberikan Sofia. "Berdasarkan keterangan Keluarga Hutomo, Glen terpukul setelah menonton siaran langsungmu. Bagaimana pendapatmu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 107

Pak Wandi jelas terlihat tidak senang.Mungkin karena Sofia bekerja di industri yang harus memberikan pelayanan sehingga dia panik saat melihat ekspresi Pak Wandi yang kesal.Namun sebagai pengacara, Evano memiliki pandangan yang berbeda. "Aku paling membenci polisi yang suka mengambil jalan pintas dengan menyuruh para pihak berdamai. Banyak klienku yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Mereka dipukuli sampai babak belur, memar, bahkan ada yang masuk rumah. Tapi saat melapor kepada polisi, pihak polisi malah menyuruh kedua belah pihak berdamai.""Banyak polisi yang berdalih bahwa masalah rumah tangga sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan. Mereka membujuk para istri korban kekerasan tersebut untuk memberikan kesempatan kepada suaminya. Mereka melakukan itu demi KPI dan melindungi kepentingan diri sendiri. Begitu istri korban kekerasan memaafkan suaminya, polisi menganggap kasus tersebut selesai dan bisa berleha-laha, tapi bagaimana dengan wanita-wanita yang kembali dipukuli
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 108

Setelah menutup panggilan perawat, Evano bergegas menghubungi Liam. Panggilannya tersambung, tapi Liam tidak menjawab telepon Evano.Saking paniknya, Evano meninggalkan Sofia dan buru-buru berlari ke bangsal Liam. Pasien yang menghilang secara tiba-tiba adalah masalah besar. Apalagi, masalah Glen yang bunuh diri di Rumah Sakit Hopkin telah menyebar ke seluruh penjuru kota.Seluruh rumah sakit di kota ini takut insiden yang terjadi kepada Glen menimpa rumah sakit mereka. Sekarang hanya ada 1 perawat yang bertugas di tempat, sedangkan yang lainnya sibuk mencari keberadaan Liam.Evano meminta pihak rumah sakit untuk mengumumkan melalui radio. "Kepada pasien yang bernama Liam Pranoto, mohon kembali ke ruangan Anda. Jika Anda mendengar pengumuman ini, mohon segera kembali ke kamar."Entah kenapa Sofia merasakan firasat yang buruk. Dia bertanya kepada Evano, "Perlu cek rekaman CCTV?""Nanti dulu." Evano menundukkan kepala sambil memainkan ponsel. "Kamu tunggu di kamarnya saja. Siapa tahu seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 109

"Terserah kamu." Liam menarik selimutnya dan memejamkan mata.....Tak terasa, langit sudah gelap. Liam tidak perlu dirawat inap, kondisinya jauh lebih baik setelah diinfus.Seperti biasa, Evano menyetir, sedangkan Liam duduk di kursi belakang. Di dalam perjalanan, suasana di dalam mobil terasa agak canggung.Karena kesal, Sofia memilih untuk duduk di depan. Liam memejamkan mata, dia sama sekali tidak bergeming. Untuk mencairkan suasana, Evano mengundang Sofia makan bersama. "Sofia, makanlah di rumah kami. Pelayan sudah menyiapkan makan malam."Sofia menguap, lalu menolak dengan sopan. "Sekarang aku hanya ingin pulang dan tidur."Sofia sangat ngantuk, kelopak matanya terasa berat."Baiklah." Evano tidak memaksa Sofia.Sesampainya di depan apartemen, Sofia turun dan masuk duluan, sedangkan Evano dan Liam masih di dalam mobil."Tadi kamu ketemu siapa?" Evano menoleh ke belakang dan menatap Liam dengan gugup. "Keluargamu?"Liam bukanlah orang yang suka mengobrol. Selain anggota Keluarga P
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 110

Wanita paruh baya yang elegan ini menatap Sofia dengan sangar.Seketika, berbagai kenangan masa lalu pun melintas di benak Sofia."Plak!" Sebuah tamparan keras berlabuh di wajah Sofia.Suara tamparan yang keras terdengar nyaring. Meskipun tidak sekuat dulu, pipi Sofia tetap terasa sakit dan panas."Kamu bangga mempermalukan diri sendiri? Sekarang semua masyarakat negeri ini mengetahui aibmu. Bertahan-tahun sudah berlalu, tapi kamu masih saja tidak berubah, tetap menyusahkan aku. Coba contoh adikmu!"Bahkan cara memarahi dan isi ucapannya pun tetap sama. Awalnya Sofia ingin meminta maaf, tapi untungnya dia segera mengurungkan niat tersebut sesaat mendengar omelan wanita paruh baya ini.Sofia bukan lagi gadis kecil yang lugu seperti dulu. Sekarang dia telah tumbuh menjadi wanita yang mandiri dan pemberani. Satu hal yang pasti, Sofia sudah tidak ingin memiliki hubungan dengan wanita paruh baya ini.Sofia mengangkat sudut bibirnya yang terasa nyeri. Raut wajah Sofia kelihatan agak mengerik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
65
DMCA.com Protection Status