Home / Romansa / Penguasa Hati sang Presdir / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Penguasa Hati sang Presdir: Chapter 91 - Chapter 100

643 Chapters

Bab 91

"Kenapa?" Liam bertanya dengan kebingungan."Wajahmu ...." Sofia tersenyum canggung.Liam langsung mengangkat tangan mengusap-usap wajahnya. Namun dia tidak merasakan ada sesuatu di wajahnya."Bukan di sana." Sofia mengulurkan tangan dan mengambil sebutir nasi yang tertempel di wajah Liam.Belaian Sofia sangat lembut. Seketika, wajah Liam pun memerah dan terasa panas. Dengan malu-malu, Liam kembali berkata, "terima kasih."Kemudian Sofia mengeluarkan tisu dan memberikannya kepada Liam. "Ini."Setelah semuanya beres, Liam dan Sofia kembali mengenakan sabuk pengaman dan mobil pun melaju menuju Vila Starmon.....Sofia dan Liam tidak terkena macet karena mereka berangkat lebih awal. Dari pusat kota ke Gunung Bintar hanya memakan waktu selama 2 jam.Vila Starmon merupakan vila berbintang 5. Demi mempertahankan keindahan alam yang natural, Vila Starmon tidak membangun jalan sampai ke puncak gunung. Sekarang hanya ada 2 pilihan, berjalan mendaki gunung atau menaiki kereta gantung.Sofia meng
Read more

Bab 92

Rasa lelah membangkitkan amarah Sofia. Dia mulai kehilangan akal sehat, dia sudah tidak memedulikan status dan betapa mengerikannya Liam.Liam menjawab dengan datar, "Hanya ada 100 ribu."Harga tiket kereta gantung adalah 120 ribu per orang.Sofia tak sanggup berkata-kata, dia meremas botol air mineral sambil melirik jalanan setapak yang tak berujung. Kemudian Sofia berusaha bangkit berdiri dan berkata dengan nada yang kesal, "Ayo, jalan."Liam tak bergerak, dia mengangkat kedua alis dan bertanya, "Yakin?""Aku harus sampai sebelum kelaparan." Sofia berjalan sambil menunduk dan bertumpu pada pohon-pohon yang ada di samping anak tangga.Liam bangkit berdiri dan mengadang jalan Sofia."Hmm?" Sofia menatap Liam dengan kebingungan.Liam mengulurkan tangan kanannya sambil berkata, "Pohonnya kotor, pegang tanganku."Telapak tangan Liam tampak sangat putih dan bersih, sedangkan tangan Sofia agak hitam karena memegang pepohonan serta kawat-kawat di sepanjang jalan.Sofia menyembunyikan tangann
Read more

Bab 93

Kalimat sederhana ini terasa bagaikan pil obat yang menyelamatkan nyawa Sofia.Sofia membuka kedua matanya secara perlahan-lahan, jalanan di depannya tampak datar. Akhirnya tidak ada lagi anak tangga yang hampir merenggut nyawa Sofia."Pak Liam!" Seorang pria yang mengenakan seragam Vila Starmon berlari arah Liam dan memayunginya. "Pak, Anda baik-baik saja? Apakah perlu aku utus mobil untuk menjemput Anda?"Meskipun sudah sampai ke puncak gunung, mereka masih harus berjalan sekitar 20 menit untuk tiba di vila. Hotel Starmon menyediakan mobil listrik untuk menjemput dan mengangkut tamu yang membawa banyak koper.Liam masih kuat, tapi Sofia sudah kehabisan seluruh tenaganya. Liam mendekap Sofia di bawah payung agar tidak kehujanan.Walaupun tampak kelelahan, Sofia kelihatan lebih bersemangat daripada sebelumnya."Mau pakai mobil?" Liam bertanya kepada Sofia.Sofia mengangguk. Bukannya dia manja, tapi Liam sudah basah kuyup. Jika tidak segera ganti baju, Sofia khawatir Liam akan masuk ang
Read more

Bab 94

Hal pertama yang dilakukan Sofia adalah mandi. Perjalanan yang panjang dan melelahkan telah membuatnya basah kuyup.Setelah mandi, Sofia mengenakan pakaian santai dan pergi mengetuk pintu kamar Liam untuk mengajaknya makan. Sofia mengakui bahwa hari ini dirinya sungguh merepotkan Liam. Saat tiba di vila, jam makan siang sudah lewat. Ditambah, mereka baru saja melalui perjalanan yang melelahkan, Liam pasti sudah lapar."Tok, tok ...." Sofia mengetuk pintu kamar Liam.Liam tidak membuka pintu, dia bertanya dari dalam. "Ada apa?""Mau makan?" tanya Sofia."Kamu sendiri saja, aku tidak lapar," jawab Liam."Oh." Sofia agak kecewa, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.....Sofia memesan 2 porsi nasi goreng, 1 untuk dirinya, sedangkan yang 1 lagi dibungkus untuk Liam.Walaupun Liam tidak lapar, dia tetap harus makan untuk mengganjal perut. Setelah kembali, Sofia mengetuk pintu kamar Liam. "Pak Liam?"Kali ini Liam sama sekali tidak merespons panggilan Sofia. Karena takut suaranya kekecilan, S
Read more

Bab 95

Liam memanggil Sofia dengan panggilan masa kecilnya. Sesaat mendengar panggilan tersebut, hati Sofia langsung tersentak.Jantung Sofia berdebar sangat kencang.Sofia mengusap dadanya yang berdebar sambil memberi tahu diri sendiri, "Jangan berpikir macam-macam, jangan berpikir macam-macam ...."Di dunia ini banyak nama yang mirip-mirip. Lagi pula, Sofia tidak mengetahui nama lengkap dari wanita yang Liam panggil "Fia".Seolah terjebak di dalam mimpi buruk, Liam mengerutkan alis dan ekspresinya tampak panik."Fia, jangan pergi!" Liam berteriak dengan menggunakan seluruh tenaganya yang tersisa, suaranya terdengar pasrah dan sedih.Sofia tidak pernah melihat Liam selemah ini. Tiba-tiba hati Sofia terasa pedih, jantungnya pun berdegup kencang.Liam mengulurkan tangannya yang berada di balik selimut dan melambai-lambai seolah sedang mencari sesuatu. Secara spontan, Sofia maju dan menggenggam erat telapak tangan Liam.Begitu menggenggam tangan Sofia, Liam pun perlahan-lahan tenang dan napasny
Read more

Bab 96

Tak hanya Sofia, bahkan dokter yang duduk di samping Sofia pun kaget hingga jarum yang dipegangnya terjatuh ke lantai.Seketika sekujur tubuh Sofia langsung terasa membeku, jantungnya berhenti berdetak selama beberapa detik dan wajahnya memucat.Setelah melihat jelas sosok Sofia yang berdiri di hadapannya, Liam baru tersadar dan bertanya dengan lemas, "Ke-kenapa kamu ada di sini?"Akal sehat Liam telah kembali, dia berhenti bersikap dingin begitu mengetahui bahwa orang yang berdiri di depannya adalah Sofia.Dengan gugup, Sofia menunjuk ke arah dokter dan menjawab, "Kamu demam, dokter ... dokter sedang memeriksamu."Liam menatap ke arah dokter yang duduk di samping Sofia."Kamu masih punya tenaga? Bisa buka kancing sendiri?" Sofia menunjukkan termometer yang dipegangnya. "Dokter mau mengukur suhu badanmu.""Tidak ada tenaga," jawab Liam tanpa berpikir panjang.Tidak ada tenaga? Jelas-jelas dia menggenggam tangan Sofia dengan erat. Memangnya semua yang terjadi barusan hanya halusinasi?S
Read more

Bab 97

"Tidak nafsu makan," jawab Liam."Mau minum?" tanya Sofia saat melihat bibir Liam yang kering."Em." Liam mengangguk.Di dalam kamar ada beberapa botol air mineral yang baru. Sofia membuka sebotol air, lalu memberikannya kepada Liam. Namun Liam tidak mengambil air yang diberikan Sofia, dia menatapnya sambil berkata, "Aku tidak ada tenaga."Dengan pasrah, Sofia meletakkan botol air dan menjawab, "Aku papah, ya?""Em." Kedua mata Liam tampak berbinar-binar.Sofia merangkul bagian belakang leher Liam, lalu meletakkan botol air ke mulut Liam agar dia dapat meminumnya. Liam minum secara perlahan-lahan, lidah yang tadinya hambar terasa agak manis.Setelah Liam selesai minum, Sofia meletakkannya kembali ke tempat tidur. "Mau tidur?"Liam kelihatan sangat lelah, kedua kelopak matanya tampak kesulitan dibuka. Hanya saja, Liam tidak mau melewatkan kesempatan untuk berduaan dengan Sofia. Ditambah, Liam sangat menikmati pelayanan yang diberikan Sofia. Sikap Sofia berbeda dengan biasanya, kali ini
Read more

Bab 98

Sofia ketiduran, dia memejamkan mata dan napasnya terdengar beraturan.Liam tersenyum melihat wajah Sofia. Padahal tadi Sofia mengatakan kalau dia tidak mengantuk, tapi akhirnya tertidur juga.'Pembohong,' pikir Liam. Sofia pernah berjanji tidak akan pernah melupakan Sofia, tetapi nyatanya Sofia mengingkari janjinya.Liam mengangkat tangannya, dia ingin mengusap kepala Sofia. Namun tiba-tiba Liam menarik kembali tangan dan mengurungkan niatnya.'Sudahlah, dia lagi tidur, nanti malah terbangun.'....Tiba-tiba suara dering ponsel memecah kemesraan di antara Liam dan Sofia. Sofia tersentak, dia langsung terbangun dan menegakkan tubuhnya.Dengan keadaan setengah mengantuk, Sofia mencari-cari ponselnya untuk mematikan dering alarm. Saat menemukan ponsel, ternyata dering tersebut bukanlah suara alarm, melainkan ada yang meneleponnya.Sofia menjawab panggilan tersebut.Di ujung telepon, terdengar suara perawat yang bertanggung jawab untuk merawat Glen. "Bu Sofia, apakah kamu bisa datang ke r
Read more

Bab 99

Setelah menutup telepon, Sofia baru menyadari bahwa Liam sedang memperhatikannya.Sofia duduk di samping Liam sehingga dia bisa mendengar seluruh percakapan Sofia dan perawat."Kamu mau pergi ke rumah sakit?" tanya Liam."Tidak," Sofia menjawab dengan tegas.Liam lega mendengarnya, tapi dia lanjut bertanya untuk memastikan, "Karena tidak ada mobil atau kereta gantung?""Kalaupun ada kendaraan, aku juga tidak mau pergi," Sofia menyeka air mata di sudut matanya sambil menjawab dengan ekspresi datar.Demi menghindari Keluarga Hutomo yang tidak tahu diri, kemungkinan besar Sofia tidak akan menghadiri pemakaman Glen.Dada Liam terasa sesak saat melihat air mata Sofia. "Kamu sedih?""Sedikit. Bagaimanapun kami pernah menjadi suami istri," Sofia menjawab dengan jujur.Liam mendengus dingin sambil berpikir, 'Suami istri? Jangan lupa, suamimu mengkhianati kamu dan menghamili wanita lain.'Sikap Liam yang aneh sontak membuat Sofia risih. "Sudahlah, jangan bahas ini lagi."Perselingkuhan yang dil
Read more

Bab 100

Sejak kecil, Liam telah menyaksikan begitu banyak pengkhianatan dan kelicikan orang dewasa. Liam tidak memercayai siapa pun, bahkan orang tuanya sendiri.Berdasarkan pelajaran yang Liam dapatkan, di dunia ini hanya ada 2 jenis orang. Orang yang berguna dan tidak berguna.Liam tidak pernah memiliki hubungan yang intim dengan orang lain, apalagi terikat secara emosional dengan mereka. Kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, keputusasaan, semua jenis emosi bagaikana kemewahan baginya.Daripada dikatakan sebagai manusia, Liam lebih mirip sebuah robot yang sempurna. Sebuah robot yang diciptakan Keluarga Pranoto untuk meneruskan bisnis keluarganya.Sejak kecil, Liam dituntut untuk melakukan semuanya dengan sempurna. Semua orang selalu memuji kecerdasan dan kehebatan Liam, makanya dia tidak pernah merasa bersalah.Namun semuanya berubah saat Liam bertemu dengan Sofia. Bagi Liam, pertemuan dengan Sofia merupakan "insiden" yang bahagoa.Liam selalu mengontrol perasaannya, tetapi setelah kemunculan S
Read more
PREV
1
...
89101112
...
65
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status