Home / Romansa / Penguasa Hati sang Presdir / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Penguasa Hati sang Presdir: Chapter 111 - Chapter 120

643 Chapters

Bab 111

"Siapa yang menyuruhmu ikut campur?" Sofia terkejut sekaligus kesal.Seluruh anggota Keluarga Hutomo adalah ular, mereka sangat tamak. Jika diberikan 2 miliar, mereka tidak akan bersyukur, tapi malah akan menuntut lebih banyak."Begini caramu berterima kasih? Aku berbaik hati membantumu untuk menyelesaikan semua kekacauan ini." Kumala mengerutkan alisnya. "Sofia, kamu tidak tahu terima kasih, ya?""Kamu bukan menyelesaikan masalah, tapi menambah masalah," kata Sofia sambil menggertakkan gigi. Ditambah Sofia tahu bahwa Kumala melakukan semua ini demi dirinya sendiri.Keluarga Hutomo berusaha menyalahkan Sofia atas kematian Glen. Bagaimana kalau Keluarga Hutomo kembali menemui media untuk membesar-besarkan masalah ini?Menurut Kumala, orang yang paling tersiksa adalah dirinya, bukan Sofia! Seluruh anggota Keluarga Nudara merendahkan dan mengejek Kumala atas insiden yang menimpa rumah tangga Sofia."Bukannya belajar makin dewasa, malah makin pintar membantah!" Kumala meninggikan suaranya.
Read more

Bab 112

Sofia terus melihat ke arah belakang, dia tidak melihat seorang pun yang mengikutinya.Kemudian Sofia bersandar di tempat duduk untuk menenangkan dirinya. Begitu merasa lebih tenang, Sofia menatap Liam dan bertanya, "Kok kamu di sini?""Kebetulan lewat," Liam menjawab dengan singkat.Sofia tidak mungkin memercayai bualan semacam ini. "Kamu menungguku. Kenapa?"Yang membuat Sofia lebih penasaran, bagaimana Liam tahu kalau Sofia akan keluar lewat pintu belakang? Namun jawaban Liam tetap sama, dia mengaku hanya kebetulan lewat.Sofia mengerutkan bibir sambil menatap Liam dengan tatapan penuh curiga. Liam berlagak seolah tidak menyadari tatapan Sofia, dia menatap lurus ke depan dan fokus menyetir.Setibanya di Apartemen Pasadena, Sofia memperhatikan suasana halaman yang sepi. Saat mobil berhenti, Sofia menyadari sebuah mobil mewah yang diparkir di sebelah mobil Liam.Seketika Sofia pun merasa tegang, dia curiga apakah Kumala ada di dalam mobil itu? Apakah Kumala mengejarnya sampai ke sini?
Read more

Bab 113

Liam memencet tombol penahan pintu, tatapannya tampak cemas. "Kamu cari mati? Kamu tidak sadar tindakanmu berbahaya?"Sofia tahu tindakan yang dilakukannya berbahaya, tetapi tadi dia panik melihat Liam yang memberikannya hadiah semewah ini.Sofia refleks menyembunyikan tangannya ke belakang. Liam menarik napas panjang, lalu menarik tangan Sofia untuk mengecek pergelangan tangannya.Pergelangan tangan Sofia memerah, semerah rona wajahnya saat ini. Sesaat melihat cahaya dingin yang melintas di mata Liam, Sofia merasakan firasat yang buruk dan bergegas menarik kembali tangannya. Namun Liam malah semakin menarik erat pergelangan tangan Sofia, dia tidak mau melepaskannya."Jangan bergerak!" kata Liam dengan nada rendah, tapi tegas.Sofia tidak berdaya menghadapi aura Liam yang begitu mengintimidasi. Akhirnya Sofia berhenti memberontak dan membiar Liam melihat pergelangan tangannya.Meskipun kelihatan mematuhi Liam, Sofia agak merasa frustrasi. Sofia tidak mengerti kenapa dia takut dengan Li
Read more

Bab 114

Kata "sandal couple" terbesit di benak Sofia, tapi dia bergegas menepisnya. Ini pasti hanya sebuah kebetulan, Liam membelinya di toko yang sama agar tidak repot-repot berpindah-pindah toko.Namun sesaat melirik ke arah lemari sepatu, Sofia tidak melihat adanya sandal lain. Tiba-tiba sandal yang dikenakan Sofia terasa agak menusuk ....Ketika Liam membalikkan badan setelah mengganti sepatu, dia melihat Sofia yang menatap lemari sepatu sambil melamun. Entah apa yang sedang dipikirkannya."Ada apa?" Liam bertanya kepada Sofia.Sofia tersadar dari lamunannya, dia menjawab sambil tersenyum canggung, "Tidak, tidak apa-apa."Meskipun tahu Sofia sedang memikirkan sesuatu, Liam tidak memaksanya untuk menjawab. "Ayo, masuk."Liam melepaskan jaket yang dikenakan dan melemparnya ke atas sofa. "Duduk."Sofia duduk di sudut sofa dengan meringkuk canggung, sedangkan Liam beranjak ke dapur. Dari ruang tamu, Sofia bisa melihat Liam yang sedang mengambil sesuatu dari dalam kulkas. Tak berapa lama, dia d
Read more

Bab 115

Di bawah apartemen terdapat sebuah supermarket yang menjual sayur dan buah-buahan segar.Sebagian besar penghuni Apartemen Pasadena memiliki pembantu yang memasak di rumah. Biasanya para pembantu berbelanja di pagi hari. Saat Liam dan Sofia turun ke supermarket, mereka hanya melihat beberapa helai dedaunan serta lemari yang sudah kosong.Meskipun sebagian besar sayur-sayuran sudah masih, untungnya masih tersisa udang segar dan daging steak. Demi menghemat waktu, Liam membeli udang segar, daging, dan beberapa bumbu.Ketika Liam dan Sofia sedang membayar di kasir, seorang wanita paruh baya menyapa Liam dan bertanya dengan keheranan, "Tuan? Kok Anda di sini?"Sofia menoleh ke arah sumber suara. Dia melihat seorang wanita paruh baya yang berpenampilan sederhana, usianya diperkirakan berkisar 40 tahun. Dilihat dari penampilannya, tampaknya dia adalah pembantu yang bekerja di sini."Beli sayur," jawab Liam sambil mengambil kartu yang dikembalikan oleh kasir."Oh, apakah hari ini perlu memasa
Read more

Bab 116

Evano sengaja menekankan pada kata "pacar". Dia berbicara sambil melirik Sofia yang tampak tersipu malu."Oh, pembantumu salah paham," kata Sofia."Hmm, sebenarnya tidak salah paham, sih. Memangnya kamu bukan pacar Pak Liam?" Evano berlagak polos. Ketika Sofia ingin menyangkal, Evano menambahkan, "Kontrak yang kalian tandatangani masih berlaku, loh."Begitu mendengar penjelasan Evano, Sofia langsung menutup mulut.Evano mengetuk meja makan sambil bertanya kepada Liam yang memelototinya sejak tadi, "Jadi masak, tidak? Itu steaknya ....""Aku tidak memasak untukmu." Liam menatap Evano dengan sinis."Kebetulan aku memang tidak terlalu suka steak." Evano bersikap seolah tidak mengerti makna di balik ucapan Liam. Evano malah memuji udang yang sedang dikukus. "Wah, ada udang, ya? Kelihatannya enak."Liam tidak bisa berbuat apa-apa karena Sofia sedang berada di sini. Liam terpaksa menahan kekesalahnnya, lalu mengambil sesendok margarin dan mulai memasak steak.Namun Evano tidak berhenti sampa
Read more

Bab 117

Pertengkaran Liam dan Evano membuat Sofia merasa canggung. Evano diperlakukan selayaknya tamu lain, dia menggunakan semua barang sekali pakai, sedangkan Sofia ....Sofia memotong steak-nya sambil melamun. Tanpa sengaja pisau tajam yang menggesok piring kaca sontak mengeluarkan suara yang menusuk telinga.Liam dan Evano refleks menoleh ke arah Sofia."Tidak enak, ya?" Evano bertanya dengan mengolok-olok."Oh, bukan ...." Sofia melirik ke arah Liam sambil menjawab, "Enak, kok."Sofia agak kaget setelah mencicipi masakan Liam, dagingnya empuk dan lezat. Sama sekali tidak kalah dengan steak mahal yang dijual di restoran mewah.Liam tahu apa yang sedang dipikirkan Sofia. "Aku merasa sandal itu bagus, jadi aku membelinya. Tapi di rumah ini tidak ada wanita, makanya aku memberikannya untuk kamu pakai. Kalau kamu mau menggunakan alat makan sekali pakai juga boleh, tapi kamu pasti kesulitan memotong dagingnya."Kemudiam Liam menyeringai dingin dan bertanya, "Sofia, jangan-jangan kamu mengira ak
Read more

Bab 118

Setelah Sofia pergi dan pintu rumah ditutup, Liam pun meletakkan semua alat makannya."Kamu ...." Sudah selesai makan?Sebelum Evano menyelesaikan pertanyaannya, dia melihat Liam membuang sisa steak beserta udang yang telah dikupasnya sampai bersih."Eh ...." Evano ingin menghentikan Liam, tapi sayangnya dia terlambat. Evano berteriak dengan kesal, "Kalau kamu tidak mau makan, biar aku saja yang makan."Liam sama sekali tidak menghiraukan Evano, dia membereskan semua piring kotor yang ada di meja dan meletakkannya ke wastafel. Sembari mencuci tangan, Liam memerintahkan Evano, "Nanti kamu yang cuci semua ini."....Setelah Liam selesai mandi, dia keluar dan melihat Evano yang masih belum pergi. Evano tampak sedang menontont televisi, piring-piring kotor di wastafel juga telah dicuci."Kenapa kamu masih di sini?" Liam bertanya dengan ketus.Evano menegakkan tubuhnya dan menjawab dengan serius, "Untuk mengajarimu.""Mengajari apa?""Cara mendapatkan wanita," jawab Evano."Tidak perlu." Li
Read more

Bab 119

Setelah memastikan tidak ada orang di ruangannya, Sofia masuk dan mengunci pintu dari dalam.Sofia merasa sangat gugup, dia tidak bisa bekerja dengan tenang. Setiap mendengar suara langkah kaki di depan pintu, jantung Sofia berdegup sangat cepat dan sekujur tubuhnya terasa gugup. Setelah langkah kaki tersebut menjauh, Sofia baru tenang.Pagi hari berlalu seperti biasa, dia sibuk dan kelelahan. Saat menjelang siang, Sofia telah menyelesaikan setengah laporannya, dia menutup laptop dan bersiap-siap pergi makan siang.Di saat bersamaan, tiba-tiba Sofia mendengar suara langkah kaki di luar. Kali ini langkah kaki tersebut berhenti tepat di depan ruangan Sofia.Sofia merasa seperti dicekik, dia bahkan bisa mendengar suara detakan jantungnya sendiri, terutama saat pintu diketuk dengan keras. "Tok, tok, tok."Sofia menelan air liurnya, lalu berusaha sekuat tenaga untuk bertanya, "Si-siapa?""Aku." Sofia mendengar suara seorang pemuda yang familier.Saat Sofia sedang berusaha mengingat-ingat, d
Read more

Bab 120

Selama beberapa hari ini Sofia sangat berwaspada, untungnya Kumala tidak datang menemuinya. Mungkin Kumala sudah pulang ke Kota Yalan.Kumala telah membereskan Keluarga Hutomo, dia juga telah memberikan pelajaran kepada Sofia. Meskipun terluka sedikit, setidaknya nama baiknya telah dipulihkan.Kumala tidak memiliki kepentingan untuk berlama-lama di Kota Haita.....Keluarga Hutomo sedang sibuk mengurus pemakaman Glen, sedangkan Sofia dan Evano pergi mengurus beberapa hal di pengadilan.Glen sudah meninggal sehingga Sofia tidak perlu menggugat cerainya lagi. Sekarang Sofia hanya perlu merebut kembali rumah yang dibelinya dengan susah payah.Sofia memberikan bukti yang jelas, Glen mengubah nama sertifikat rumah secara ilegal. Tersangka yang membantu Glen pun telah dipanggil dan mengakui perbuatannya. Berdasarkan keputusan pengadilan, sertifikat rumah akan diubah kembali menjadi nama Sofia.Proses ini tidak sulit, tapi juga tidak gampang. Berkat bantuan Evano, semua proses berjalan sangat
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
65
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status