Home / Romansa / Penguasa Hati sang Presdir / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Penguasa Hati sang Presdir: Chapter 131 - Chapter 140

643 Chapters

Bab 131

Saat berada di pesta ulang tahun Selena, Sofia ingat Liam mengatakan harus segera kembali ke Kota Yalan.[ Oh begitu .... Hmm, kita makan bertiga saja, hehe. ]....Keesokan pagi, Sofia dan Selena janjian untuk bertemu di depan lobi Hotel Royal. Mereka janjian bertemu pukul 8, sedangkan Sofia sudah sampai sekitar pukul 7 lewat 50 menit.Sofia mengirimkan pesan kepada Selena, tetapi dia tidak membalasnya. Waktu telah menunjukkan pukul 8 lewat 10 menit, hanya saja Selena tak kunjung muncul.Sofia mulai kehabisan kesabaran dan menelepon Selena."Halo?" jawab Selena sambil menguap, tampaknya dia masih tidur.Sofia agak marah, dia menjawab dengan ketus, "Sudah jam 8 lewat.""Ah, ah!" Selena berteriak histerus sambil menjelaskan, "Maaf, maaf, aku sudah menyetel alarm jam 7, tapi aku malah kebablasan. Aku nggak nyangka ....""Cepat bangun, aku ambilkan sarapan. Kamu mau makan apa?" Sofia melepaskan sabuk pengamannya."Roti dan susu saja, terima kasih," kata Selena dengan manis.Seandainya ked
Read more

Bab 132

"Ini, makananmu." Sofia mengambil kantor yang ada di kursi belakang. "Harusnya masih hangat, dari tadi aku menyalakan penghangat.""Terima kasih, Kak." Selena tersenyum manis sambil memperhatikan mobil Sofia. "Kak, kok kamu membeli mobil semurah ini?"Walaupun nada bicara Selena terdengar datar, Sofia melihat jelas penghinaan yang terpancar di wajahnya.Kemudian Selena kembali menatap Sofia dan berkata, "Kata Ibu, dia memberikanmu kartu rekening saat kamu meninggalkan rumah. Kalau nggak salah ada 2 miliar, 'kan? Kamu nggak pakai uangnya?"Kartu itu ... Sofia mengingatnya.Saat Sofia baru lulus dan bekerja di Hotel Royal, suatu hari Kumala melepon Sofia dan berusaha membujuknya dengan manis.Waktu itu Sofia ketakutan mendengar suara Kumala yang penuh kasih sayang. "Ayah, Ibu, dan Selena sangat merindukanmu. Sofia, pulanglah ...."Sofia agak tersentuh saat mendengar bujukan Kumala. Apalagi saat itu Sofia belum benar-benar memutuskan hubungan kekeluargaan. Setelah Kumala membujuknya, Sofi
Read more

Bab 133

Sofia tidak mungkin melupakan tanggal ulang tahunnya sendiri. Hanya ada 1 kemungkinan, pin ATM ini bukanlah ulang tahun Sofia.Hanya saja Sofia tidak tahu apakah Kumala salah mengingat tanggal ulang tahun Sofia atau dia hanya membohongi Sofia.Sesampainya di rumah, Sofia memotong kartu itu dan membuangnya.Sofia menjawab Selena, "Tidak.""Kenapa uangnya nggak dipakai?" Awalnya Selena bingung, tapi tiba-tiba sebuah pikiran terbesit di kepalanya.Dengan gemetaran, Selena bertanya kepada Sofia, "Kak, kamu masih membenci Ayah dan Ibu?"Sofia tidak menjawab pertanyaan Selena. Terkadang, tidak memberikan jawaban merupakan sebuah jawaban.Selena mengedipkan mata, kedua matanya tampak berkaca-kaca. "Ayah dan Ibu melakukan semua itu demi kebaikanmu. Mereka menjodohkanmu dengan presdir Grup Upeska agar masa depanmu terjamin. Walaupun usianya agak tua, kamu bisa menikmati hidup yang bergelimang harta."Ucapan Selena persis seperti yang pernah dikatakan Kumala."Kalau begitu kamu asja yang menikah
Read more

Bab 134

"Aku nggak pernah mengunjungi bar," jawab Selena dengan cemberut. "Kamu tahu sendiri Ayah dan Ibu sangat galak. Mereka selalu melarangku, aku hanya bisa melakukan hal-hal yang mereka anggap baik. Aku sudah 24 tahun, tapi mereka masih memperlakukanku seperti anak kecil.""Aku pikir Ibu dan Ayah akan berubah setelah aku punya pacar, tapi ternyata mereka malah makin menjadi-jadi. Niel juga suka melaporkan semua kegiatanku pada Ayah dan Ibu. Aku iri dengan teman-temanku yang lain. Ha ...." Selena menghela napas panjang.Kemudian Selena memeluk tangan Sofia dan membujuknya seperti seekor kucing. "Kak, aku mohon. Boleh, ya? Aku mau merasakan kehidupan malam."Sofia tidak menyukai cara didik Oscar dan Kumala, tetapi Sofia setuju dengan pandangan mereka. "Bar bukanlah tempat yang cocok untuk kamu bermain. Kehidupan malam sangat rumit, jangan coba-coba."Terutama penampilan Selena kelihatan seperti gadis polos yang cocok dijadikan mangsa empuk.Selena merasa Sofia lebih enak dibujuk daripada ke
Read more

Bab 135

Sejujurnya Sofia sangat mengkhawatirkan Selena. Bagaimana kalau terjadi sesuatu kepada Selena?Sofia tidak bodoh, dia tidak mungkin pergi ke bar sendirian untuk menyelamatkan Selena. Sofia sadar diri, dia tidak cukup tangguh untuk melawan para preman yang berkeliaran di bar. Yang ada bukannya menyelamatkan Selena, tapi Sofia sendiri malah ikut terluka.Karena Selena melarang Sofia menghubungi Niel, akhirnya Sofia terpaksa meminta tolong kepada Evano.....Sesampainya di depan lobi, Evano menurunkan kaca mobilnya dan berkata, "Duduk di belakang.""Oke." Sesaat membuka pintu mobil, Sofia melihat sebuah sosok familier yang duduk di kursi belakang.Di bawah sinaran cahaya yang redup, Liam tampak mengenakan jaket tebal yang menutupi hampir sebagian wajahnya. Tatapannya terlihat gelap dan masam.Sofia tertegun, dia merasa bingung sekaligus terharu. Namun sekarang bukan waktu yang tepat untuk bermesraan, dia harus segera menolong Selena.Akhirnya Sofia bergegas menepis semua lamunannya dan ma
Read more

Bab 136

Quinn Bar memiliki 3 lantai. Lantai pertama adalah lobi, lantai kedua adalah bar, sedangkan lantai ketiga adalah ruangan VIP.Saat Liam, Evano, dan Sofia berada di lobi, ada beberapa pengawal yang bertugas untuk memeriksa identitas. Setelah lolos pemeriksaan, mereka baru diizinkan naik ke lantai 2.Sesampainya di lantai 2, telinga Sofia terasa mau pecah saat mendengar dentuman musk yang sangat keras. Dia terkejut sampai menutup telinga.Suasana di dalam bar sangat meriah, lampu-lampu di ruangan berkelap-kelip dan memancarkan bermacam-macam warna.Sekelompok anak muda yang berpakaian modis tampak melompat-lompat dan menari kegirangan. Ada yang menggoyangkan tubuh di lantai menari, ada juga yang duduk di kursi sambil menikmati alkohol.Selena mengatakan bahwa dirinya terjebak di toilet wanita yang terletak di lantai 2.Sofia menarik seorang pelayan, lalu bertanya sambil berteriak sekeras mungkin. "Toiletnya di mana?""Hah?" Suara musik jauh lebih keras daripada suara Sofia."Toilet ...."
Read more

Bab 137

"Oh ...." Selena ketakutan mendengar suara yang berada di ujung telepon. Akhirnya dia berhenti menangis dan melakukan semua perintah Liam."Jangan tutup teleponnya agar kami bisa mendengar pergerakanmu." Sesaat Liam selesai bicara, terdengar suara dentuman yang keras yang disusul dengan teriakan Selena."Ah, mereka masuk!" Selena berteriak ketakutan.Karena panik, Sofia melupakan pesan Liam, lalu menarik tangannya dan berlari. "Ayo, cepat selamatkan Selena!"Untungnya Liam sigap, dia menahan Sofia agar tidak bertindak gegabah. Kemudian Liam mengembalikan ponsel Sofia, lalu memegang pundaknya dan menatapnya dengan serius. "Dengarkan aku! Kembali ke mobil dan lapor polisi. Aku akan menolong Selena."Liam berbicara dengan percaya diri. Perlahan-lahan, Sofia pun merasa lebih tenang dan mengangguk. "Oke."....Setelah Sofia pergi, Liam dan Evano beranjak ke toilet wanita. Pintu toilet telah terbuka, sekarang hanya tersisa 2 orang yang berjaga di depan, sedangkan yang lainnya berada di dalam
Read more

Bab 138

"Lepaskan aku! Jangan sentuh aku!"Selena yang berada di ambang putus asa pun menangis tersedu-sedu. Air mata telah menghapus seluruh riasan wajahnya.Kerah baju Selena robek dan memperlihatkan sedikit bagian bahunya. Sesaat mendengar suara perkelahian, pria botak langsung menoleh ke belakang.Di tampak marah saat melihat anak buahnya yang tersungkur lemah di lantai."Sialan, siapa kamu?" Pria botak mengambil pengepel, lalu mengayunkannya ke arah Liam. "Bajingan, mengganggu kesenanganku saja."Liam menghindari serangan tersebut dengan mudah. Dia menahan tongkat tersebut, lalu menariknya dan melemparkan pria botak hingga terjatuh. Ketika pria botak terjatuh ke depan, Liam mengangkat kaki dan mendang lututnya dengan keras."Boom!" Pria botak tersungkur tak berdaya.....Ketika melintas Jalan Hement, Sofia melewati para pemabuk dengan hati-hati dan berusaha untuk tidak menatap mata mereka. Sofia tidak mau membuat masalah baru.Sesampainya di mobil, Sofia langsung mengunci pintu dan mengel
Read more

Bab 139

Sofia langsung menghampiri Selena untuk mengecek kondisinya. "Bagaimana kondisimu? Tidak terluka, 'kan?"Selena menggelengkan kepala, lalu menatap Liam sambil tersenyum manis. "Pak Liam .... Kamu tidak apa-apa, 'kan?""Em." Liam mengangguk tanpa melirik Selena.Selena menggigit bibirnya, dia kelihatan agak kecewa."Ada apa ini?" tanya polisi."Dia ...." Selena menunjuk pria botak yang babak belur. "Dia mau memerkosaku. Untung Pak Liam datang tepat waktu, kalau tidak ... aku ...."Selena berbicara sambil terisak-isak. Selena tidak berbohong, polisi telah memastikan semuanya dan berkata, "Bawa mereka semua ke kantor polisi."Liam dan Evano menghajar para preman ini hingga kesulitan bangun. Polisi membantu dan memapah mereka bangkit berdiri.Namun para preman ini tidak tinggal diam, pria botak itu malah mengancam Liam. "Tunggu saja pembalasanku!"Selena menarik tangannya dari cengkeraman Sofia, lalu menggenggam lengan Liam dan memiringkan kepala sambil berbicara dengan lembut, "Pak Liam .
Read more

Bab 140

Selena tersipu malu. "Ah, kalian repot-repot banget."Evano berusaha menahan tawanya saat melihat tingkah Selena. "Ah, tidak repot, memang sudah seharusnya."Sofia menggelengkan kepala melihat Evano yang mengerjai Selena. Meskipun begitu, Sofia tidak membongkar keusilan Evano.....Begitu masuk ke lift, Evano memencet tombol 18, 19, dan 20."Hah?" Selena menatap Evano dengan kebingungan. "Kok memencet 3 lantai?"Evano mengerutkan bibir, lalu menjawab sambil berlaga misterius, "Rahasia, nanti kamu juga tahu."Sesampainya di lantai 18, Evano keluar dan berpamitan. "Aku pulang dulu.""Hah?" Selena membelalak.Sebelum sempat menjawab, pintu lift telah tertutup kembali. Kemudian Selena menatap Sofia seolahs edang meminta penjelasan."Pak Evano tinggal di lantai 18, aku di lantai 19, Pak Liam di lantai 20," Sofia menjelaskan."Oh, kalian tinggal di gedung yang sama?" Selena agak terkejut, dia menatap Sofia dan Liam secara bergantian. "Bukannya kalian pacar? Kok nggak tidak bareng?"Pertanyaa
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
65
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status