Home / Urban / PEWARIS HEBAT NOMOR 1 / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of PEWARIS HEBAT NOMOR 1: Chapter 91 - Chapter 100

126 Chapters

Bab 91

Menteri Pertahanan membawa Jendral Kaisar, beserta kedua orang tuanya, ke sebuah rumah khusus yang tenang dan terpencil di pinggiran kota. Suasana tenang di sekitar rumah tersebut memberikan kontrast yang kuat dengan peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi."Jenderal Kaisar, Nyonya, Tuan," ucap Menteri Pertahanan dengan hormat saat mereka tiba di depan rumah. "Harap maklum, ini adalah rumah khusus yang telah kami siapkan untuk sementara waktu. Kami meminta agar kalian tinggal di sini selama proses penyelidikan dan persiapan acara pengumuman besar."Jendral Kaisar melihat sekeliling dengan rasa penasaran, dan orang tuanya merasa terharu oleh tindakan Menteri Pertahanan. "Terima kasih, Pak Menteri. Kami menghargai perhatian Anda," ucap Jendral Kaisar dengan penuh hormat.Menteri Pertahanan melanjutkan, "Saya akan melaporkan ke Presiden tentang perkembangan ini. Setelah acara pengumuman besar dilaksanakan, Anda bisa kembali ke Kastil dan menjalankan tugas Anda seperti biasa.""Kami me
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Bab 92

Dalam kantornya yang megah, Tuan Eric duduk di belakang meja, menyimpan perasaan kekhawatirannya dalam hati. Dia mendengarkan laporan Bastian dengan cermat, matanya menyala dengan kemarahan yang tajam."Bastian, aku tidak bisa percaya bahwa mereka gagal menangkap Vander dan orang yang mirip Kaisar di tempat itu. Ini adalah kegagalan besar!" ucap Tuan Eric, suaranya penuh dengan kekecewaan.Bastian, yang tetap tenang di hadapannya, memberikan laporan dengan rinci. "Situasinya sangat sulit, Tuan. Tempat itu benar-benar dijaga ketat, dan orang yang mirip Kaisar mungkin telah membangun pertahanan yang kuat di sana."Tuan Eric menggeram, mencoba menahan kemarahannya. "Tidak ada alasan untuk kegagalan ini. Jika kita tidak menemukan Vander segera, bisa saja dia berada dalam bahaya yang lebih besar."Bastian menyadari bahwa dia harus mencari solusi yang cepat. "Saya punya rencana, Tuan. Kita bisa menyewa pasukan pembunuh bayaran yang handal dan kuat untuk menyerang tempat itu sekali lagi. Kit
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Bab 93

Suasana di ruang tamu rumah yang menjadi tempat persembunyian Kaisar penuh dengan ketegangan dan antisipasi. Telepon di sudut ruangan berdering, menghentikan percakapan yang tengah berlangsung.Kaisar mengambil teleponnya dengan ekspresi serius, "Halo?"Suara Menteri Pertahanan terdengar di seberang sambungan, "Jenderal Kaisar, besok akan dilaksanakan pengumuman besar. Kami memerlukan kehadiran Anda. Bersiaplah."Kaisar menarik napas dalam-dalam dan menyetujui, "Saya akan bersiap, Pak Menteri. Terima kasih atas pemberitahuannya."Setelah menutup telepon, Kaisar berbalik ke arah Elena dan kedua orang tuanya yang duduk di sofa. "Besok akan dilaksanakan pengumuman besar. Akhirnya, semua akan tahu bahwa saya masih hidup."Kedua orang tua Kaisar tersenyum bahagia, merasa lega setelah menyimpan rahasia selama begitu lama.Elena melihat Kaisar dengan mata yang berbinar. "Saya yakin kamu akan memimpin negara ini dengan baik, suamiku."Kaisar hanya mengangguk tanda terima kasih.Kemudian, Tuan
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Bab 94

Beberapa mobil limosin berderet rapi di depan kediaman sementara Kaisar, menanti saat untuk menjemput pemimpin mereka. Suasana di sekitar kediaman itu penuh dengan ketegangan dan kebanggaan, menyambut momen penting ini.Di dalam kamar, Kaisar bersiap untuk pergi ke istana presiden. Elena, dengan penuh kekaguman, membantu Kaisar mengenakan seragamnya yang megah. Sorot mata Elena bersinar ketika melihat Kaisar, tampan dalam pakaian kebesarannya sebagai Jenderal di negara New Taraka."Kau tampan sekali, suamiku," puji Elena sambil tersenyum.Kaisar balas tersenyum, "Bukankah dari dulu suamimu ini sudah tampan?"Elena memeluk Kaisar sebentar. "Jadilah kebanggaan negara kita.""Selalu," jawab Kaisar dengan mantap.Pintu diketuk, memberi isyarat bahwa tamu yang akan menjemput sudah tiba. Elena memberi tahu Kaisar, dan keduanya keluar bersama-sama. Saat mereka melangkah ke koridor, para ajudan berseragam tentara dengan hormat menyambut mereka.Salah satu ajudan berkata, "Lapor, kami sudah si
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Bab 95

Kepala Panti, Bernard, merasa duduk di atas beban besar saat melihat berita di televisi. Dia terduduk lemah di kursinya, wajahnya penuh penyesalan. Di sekelilingnya, pengurus panti lainnya memperhatikan keadaannya yang aneh."Bukankah ini berita tentang Kaisar, Pak Bernard?" tanya salah seorang pengurus panti, Diana, dengan ekspresi bingung.Bernard mengangguk perlahan, matanya terpaku pada layar televisi yang memperlihatkan gambar Kaisar yang seharusnya telah meninggal. "Aku harus mengakui, aku telah melakukan kesalahan besar dulu," ucap Bernard dengan suara serak.Pengurus panti yang lain mengernyitkan dahi, penasaran dengan rahasia yang diungkap oleh Bernard. "Ada apa, Pak Bernard? Kami tidak mengerti."Bernard menunjuk layar televisi, membiarkan mereka melihat berita yang sedang diputar. Mereka tercengang saat menyadari bahwa Kaisar masih hidup. "Jadi, yang datang ke sini dulu benar-benar Kaisar, dan bukan saudara kembarnya, Reno?" tanya Diana, mencoba memahami situasi.Bernard me
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Bab 96

Jenderal Kaisar duduk di dalam mobil bersama dengan Elena dan kedua orang tuanya, Tuan dan Nyonya Dominic. Konvoi mereka diiringi oleh puluhan tentara yang menjaga keamanan di sepanjang perjalanan.Di sepanjang jalan, masyarakat berdiri di pinggir trotoar, memenuhi jalanan, dan melambaikan tangan sambil berteriak memanggil nama Kaisar. Kehangatan dan cinta dari rakyatnya membuat Tuan dan Nyonya Dominic terharu."Sungguh luar biasa, Kaisar. Masyarakat sangat mencintaimu," ujar Nyonya Dominic, matanya berkaca-kaca melihat pemandangan di sekitar.Kaisar hanya tersenyum rendah, "Itu karena mereka sering mendengar kisah-kisahku saat perang dulu."Tuan Dominic menambahkan, "Teruslah sederhana, Kaisar. Jangan pernah rusak kepercayaan masyarakat New Taraka padamu."Kaisar mengangguk penuh pengertian, menyadari tanggung jawab besar yang dipercayakan padanya.Tak lama kemudian, konvoi mereka tiba di Kastil, dan para tentara yang sudah berjaga di depan gerbang utama langsung sigap membuka pintu
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Bab 97

Sebuah mobil berhenti di depan markas militer, mesinnya mati dengan suara gemuruh yang mereda. Jenderal Kaisar turun dari dalamnya, disambut oleh beberapa petinggi tentara yang telah menanti kedatangannya. Dengan langkah mantap, Kaisar melangkah menuju pintu markas. Ruangan itu sudah lama ditinggalkan, namun hari ini, langkahnya terarah menuju ruang kerjanya.Dua penjaga pintu ruangan bergegas membukakan pintu untuknya. Kaisar memasuki ruang kerjanya yang kini dipenuhi suasana yang penuh kenangan. Tatapan terfokus pada foto mendiang Tuan Abraham yang sengaja dipasang di sana. Kaisar memberi hormat padanya, mata berkaca-kaca."Ayah, sekarang sudah waktunya aku mengungkap penyebab kematianmu sesungguhnya. Aku minta maaf karena menunda ini begitu lama karena masalah yang aku hadapi. Mulai saat ini, aku tidak akan membiarkan siapa pun yang jahat padamu hidup tenang di luar sana."Kaisar menurunkan tangannya dan duduk di meja kerjanya. Ruang itu dihiasi oleh kenangan-kenangan masa lalu, te
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Bab 98

Kaisar berdiri di depan Rudi dan Sembilan mantan tentara, di tengah markas besar tentaranya yang megah. Ribuan tentara berbaris dengan disiplin di belakang mereka, menantikan momen bersejarah yang akan terjadi. Kaisar menghadap Rudi dan Sembilan tentara, membawa keberanian dan semangat penuh dalam mata mereka."Tidak ada yang lebih setia dan berdedikasi daripada kalian," ucap Kaisar dengan penuh penghargaan. "Kalian telah membuktikan keberanian dan kesetiaan kalian pada negeri ini. Karena itu, hari ini, saya dengan bangga memberikan pangkat baru kepada kalian."Kaisar menyematkan pangkat baru pada seragam Rudi dan kesembilan tentara lainnya. Rudi dan Sembilan tentara melihat pangkat baru tersebut dengan mata penuh haru dan rasa bangga. Mereka terpukau karena telah mendapatkan pengakuan atas jasa-jasa mereka."Jadilah tentara yang baik dan dapat membanggakan negeri ini," ujar Kaisar dengan tegas.Rudi dan Sembilan tentara dengan penuh semangat dan kebanggaan menjawab, "Siap, Jenderal!"
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Bab 99

Bastian tetap fokus menyetir mobil, membawa Lionel, Mason, dan Lili, sementara mobil keluarganya lainnya mengikuti di belakang. Mereka berusaha menjaga ketenangan di tengah situasi yang semakin tegang. Namun, ketenangan itu segera terganggu ketika Mason melihat sejumlah polisi di depan."Menunduk!" desis Mason pada Lionel dan Lili.Mereka segera menunduk, berharap agar pihak kepolisian tidak mengenali wajah mereka. Bastian, sementara itu, berusaha keras agar wajahnya tidak terlihat oleh polisi.Mobil mereka melintas di depan polisi yang sedang berjaga di jalan. Namun, seorang polisi yang melihat Bastian langsung mengendari motornya dan berbicara melalui alat komunikasi."Saya melihat Bastian dan keluarganya. Lokasinya akan saya share, saya butuh bantuan."Bastian, yang mendengar pembicaraan polisi tersebut, merasa tegang. Dia segera menghubungi supir yang menyetir mobil di belakangnya."Ikuti saya. Kita sudah dikejar."Bastian mempercepat laju mobilnya, dan mobil keluarganya juga meng
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Bab 100

Bastian merasa kehangatan tubuhnya terbangun dari tidurnya saat telepon berdering di malam yang sunyi. Matahari masih belum terbit, dan ruangan itu terisi dengan keheningan kecuali suara gemericik air hujan di luar jendela. Dengan gerakan pelan, Bastian memastikan agar Vanesa tidak terganggu oleh dering telepon itu. Dengan cepat, ia menjawab panggilan itu."Halo," sapa Bastian dengan suara pelan, berusaha tidak membangunkan Vanesa."Sudah lama, Bastian," kata suara di seberang sana. Bastian segera mengenali suara itu sebagai teman lama yang selama ini sudah tidak pernah bersua."Ada apa?" tanya Bastian, berusaha untuk tetap tenang."Kamu masih ingat tentang permintaanmu dulu?" tanya teman itu. "Apa kamu masih membutuhkan bantuanku?"Bastian merenung sejenak, mengingat kenangan masa lalu yang mungkin sudah hampir terlupakan. "Tentang pembunuh bayaran?""Ya," jawab teman itu. "Aku sudah punya koneksi lain jika kamu masih membutuhkannya."Bastian turun dari kasurnya, menghindari agar sua
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status