Share

Bab 91

Author: Hakayi
last update Last Updated: 2024-02-14 16:08:38

Menteri Pertahanan membawa Jendral Kaisar, beserta kedua orang tuanya, ke sebuah rumah khusus yang tenang dan terpencil di pinggiran kota. Suasana tenang di sekitar rumah tersebut memberikan kontrast yang kuat dengan peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi.

"Jenderal Kaisar, Nyonya, Tuan," ucap Menteri Pertahanan dengan hormat saat mereka tiba di depan rumah. "Harap maklum, ini adalah rumah khusus yang telah kami siapkan untuk sementara waktu. Kami meminta agar kalian tinggal di sini selama proses penyelidikan dan persiapan acara pengumuman besar."

Jendral Kaisar melihat sekeliling dengan rasa penasaran, dan orang tuanya merasa terharu oleh tindakan Menteri Pertahanan. "Terima kasih, Pak Menteri. Kami menghargai perhatian Anda," ucap Jendral Kaisar dengan penuh hormat.

Menteri Pertahanan melanjutkan, "Saya akan melaporkan ke Presiden tentang perkembangan ini. Setelah acara pengumuman besar dilaksanakan, Anda bisa kembali ke Kastil dan menjalankan tugas Anda seperti biasa."

"Kami me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 92

    Dalam kantornya yang megah, Tuan Eric duduk di belakang meja, menyimpan perasaan kekhawatirannya dalam hati. Dia mendengarkan laporan Bastian dengan cermat, matanya menyala dengan kemarahan yang tajam."Bastian, aku tidak bisa percaya bahwa mereka gagal menangkap Vander dan orang yang mirip Kaisar di tempat itu. Ini adalah kegagalan besar!" ucap Tuan Eric, suaranya penuh dengan kekecewaan.Bastian, yang tetap tenang di hadapannya, memberikan laporan dengan rinci. "Situasinya sangat sulit, Tuan. Tempat itu benar-benar dijaga ketat, dan orang yang mirip Kaisar mungkin telah membangun pertahanan yang kuat di sana."Tuan Eric menggeram, mencoba menahan kemarahannya. "Tidak ada alasan untuk kegagalan ini. Jika kita tidak menemukan Vander segera, bisa saja dia berada dalam bahaya yang lebih besar."Bastian menyadari bahwa dia harus mencari solusi yang cepat. "Saya punya rencana, Tuan. Kita bisa menyewa pasukan pembunuh bayaran yang handal dan kuat untuk menyerang tempat itu sekali lagi. Kit

    Last Updated : 2024-02-14
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 93

    Suasana di ruang tamu rumah yang menjadi tempat persembunyian Kaisar penuh dengan ketegangan dan antisipasi. Telepon di sudut ruangan berdering, menghentikan percakapan yang tengah berlangsung.Kaisar mengambil teleponnya dengan ekspresi serius, "Halo?"Suara Menteri Pertahanan terdengar di seberang sambungan, "Jenderal Kaisar, besok akan dilaksanakan pengumuman besar. Kami memerlukan kehadiran Anda. Bersiaplah."Kaisar menarik napas dalam-dalam dan menyetujui, "Saya akan bersiap, Pak Menteri. Terima kasih atas pemberitahuannya."Setelah menutup telepon, Kaisar berbalik ke arah Elena dan kedua orang tuanya yang duduk di sofa. "Besok akan dilaksanakan pengumuman besar. Akhirnya, semua akan tahu bahwa saya masih hidup."Kedua orang tua Kaisar tersenyum bahagia, merasa lega setelah menyimpan rahasia selama begitu lama.Elena melihat Kaisar dengan mata yang berbinar. "Saya yakin kamu akan memimpin negara ini dengan baik, suamiku."Kaisar hanya mengangguk tanda terima kasih.Kemudian, Tuan

    Last Updated : 2024-02-14
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 94

    Beberapa mobil limosin berderet rapi di depan kediaman sementara Kaisar, menanti saat untuk menjemput pemimpin mereka. Suasana di sekitar kediaman itu penuh dengan ketegangan dan kebanggaan, menyambut momen penting ini.Di dalam kamar, Kaisar bersiap untuk pergi ke istana presiden. Elena, dengan penuh kekaguman, membantu Kaisar mengenakan seragamnya yang megah. Sorot mata Elena bersinar ketika melihat Kaisar, tampan dalam pakaian kebesarannya sebagai Jenderal di negara New Taraka."Kau tampan sekali, suamiku," puji Elena sambil tersenyum.Kaisar balas tersenyum, "Bukankah dari dulu suamimu ini sudah tampan?"Elena memeluk Kaisar sebentar. "Jadilah kebanggaan negara kita.""Selalu," jawab Kaisar dengan mantap.Pintu diketuk, memberi isyarat bahwa tamu yang akan menjemput sudah tiba. Elena memberi tahu Kaisar, dan keduanya keluar bersama-sama. Saat mereka melangkah ke koridor, para ajudan berseragam tentara dengan hormat menyambut mereka.Salah satu ajudan berkata, "Lapor, kami sudah si

    Last Updated : 2024-02-14
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 95

    Kepala Panti, Bernard, merasa duduk di atas beban besar saat melihat berita di televisi. Dia terduduk lemah di kursinya, wajahnya penuh penyesalan. Di sekelilingnya, pengurus panti lainnya memperhatikan keadaannya yang aneh."Bukankah ini berita tentang Kaisar, Pak Bernard?" tanya salah seorang pengurus panti, Diana, dengan ekspresi bingung.Bernard mengangguk perlahan, matanya terpaku pada layar televisi yang memperlihatkan gambar Kaisar yang seharusnya telah meninggal. "Aku harus mengakui, aku telah melakukan kesalahan besar dulu," ucap Bernard dengan suara serak.Pengurus panti yang lain mengernyitkan dahi, penasaran dengan rahasia yang diungkap oleh Bernard. "Ada apa, Pak Bernard? Kami tidak mengerti."Bernard menunjuk layar televisi, membiarkan mereka melihat berita yang sedang diputar. Mereka tercengang saat menyadari bahwa Kaisar masih hidup. "Jadi, yang datang ke sini dulu benar-benar Kaisar, dan bukan saudara kembarnya, Reno?" tanya Diana, mencoba memahami situasi.Bernard me

    Last Updated : 2024-02-15
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 96

    Jenderal Kaisar duduk di dalam mobil bersama dengan Elena dan kedua orang tuanya, Tuan dan Nyonya Dominic. Konvoi mereka diiringi oleh puluhan tentara yang menjaga keamanan di sepanjang perjalanan.Di sepanjang jalan, masyarakat berdiri di pinggir trotoar, memenuhi jalanan, dan melambaikan tangan sambil berteriak memanggil nama Kaisar. Kehangatan dan cinta dari rakyatnya membuat Tuan dan Nyonya Dominic terharu."Sungguh luar biasa, Kaisar. Masyarakat sangat mencintaimu," ujar Nyonya Dominic, matanya berkaca-kaca melihat pemandangan di sekitar.Kaisar hanya tersenyum rendah, "Itu karena mereka sering mendengar kisah-kisahku saat perang dulu."Tuan Dominic menambahkan, "Teruslah sederhana, Kaisar. Jangan pernah rusak kepercayaan masyarakat New Taraka padamu."Kaisar mengangguk penuh pengertian, menyadari tanggung jawab besar yang dipercayakan padanya.Tak lama kemudian, konvoi mereka tiba di Kastil, dan para tentara yang sudah berjaga di depan gerbang utama langsung sigap membuka pintu

    Last Updated : 2024-02-15
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 97

    Sebuah mobil berhenti di depan markas militer, mesinnya mati dengan suara gemuruh yang mereda. Jenderal Kaisar turun dari dalamnya, disambut oleh beberapa petinggi tentara yang telah menanti kedatangannya. Dengan langkah mantap, Kaisar melangkah menuju pintu markas. Ruangan itu sudah lama ditinggalkan, namun hari ini, langkahnya terarah menuju ruang kerjanya.Dua penjaga pintu ruangan bergegas membukakan pintu untuknya. Kaisar memasuki ruang kerjanya yang kini dipenuhi suasana yang penuh kenangan. Tatapan terfokus pada foto mendiang Tuan Abraham yang sengaja dipasang di sana. Kaisar memberi hormat padanya, mata berkaca-kaca."Ayah, sekarang sudah waktunya aku mengungkap penyebab kematianmu sesungguhnya. Aku minta maaf karena menunda ini begitu lama karena masalah yang aku hadapi. Mulai saat ini, aku tidak akan membiarkan siapa pun yang jahat padamu hidup tenang di luar sana."Kaisar menurunkan tangannya dan duduk di meja kerjanya. Ruang itu dihiasi oleh kenangan-kenangan masa lalu, te

    Last Updated : 2024-02-15
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 98

    Kaisar berdiri di depan Rudi dan Sembilan mantan tentara, di tengah markas besar tentaranya yang megah. Ribuan tentara berbaris dengan disiplin di belakang mereka, menantikan momen bersejarah yang akan terjadi. Kaisar menghadap Rudi dan Sembilan tentara, membawa keberanian dan semangat penuh dalam mata mereka."Tidak ada yang lebih setia dan berdedikasi daripada kalian," ucap Kaisar dengan penuh penghargaan. "Kalian telah membuktikan keberanian dan kesetiaan kalian pada negeri ini. Karena itu, hari ini, saya dengan bangga memberikan pangkat baru kepada kalian."Kaisar menyematkan pangkat baru pada seragam Rudi dan kesembilan tentara lainnya. Rudi dan Sembilan tentara melihat pangkat baru tersebut dengan mata penuh haru dan rasa bangga. Mereka terpukau karena telah mendapatkan pengakuan atas jasa-jasa mereka."Jadilah tentara yang baik dan dapat membanggakan negeri ini," ujar Kaisar dengan tegas.Rudi dan Sembilan tentara dengan penuh semangat dan kebanggaan menjawab, "Siap, Jenderal!"

    Last Updated : 2024-02-15
  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 99

    Bastian tetap fokus menyetir mobil, membawa Lionel, Mason, dan Lili, sementara mobil keluarganya lainnya mengikuti di belakang. Mereka berusaha menjaga ketenangan di tengah situasi yang semakin tegang. Namun, ketenangan itu segera terganggu ketika Mason melihat sejumlah polisi di depan."Menunduk!" desis Mason pada Lionel dan Lili.Mereka segera menunduk, berharap agar pihak kepolisian tidak mengenali wajah mereka. Bastian, sementara itu, berusaha keras agar wajahnya tidak terlihat oleh polisi.Mobil mereka melintas di depan polisi yang sedang berjaga di jalan. Namun, seorang polisi yang melihat Bastian langsung mengendari motornya dan berbicara melalui alat komunikasi."Saya melihat Bastian dan keluarganya. Lokasinya akan saya share, saya butuh bantuan."Bastian, yang mendengar pembicaraan polisi tersebut, merasa tegang. Dia segera menghubungi supir yang menyetir mobil di belakangnya."Ikuti saya. Kita sudah dikejar."Bastian mempercepat laju mobilnya, dan mobil keluarganya juga meng

    Last Updated : 2024-02-15

Latest chapter

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 126

    Keheningan malam terpecah oleh suara gemuruh di sekitar villa yang terpencil. Tentara-tentara setia menjaga pos mereka dengan teliti, meraba setiap bayangan yang melintas di bawah sinar bulan. Namun, kehadiran yang tak diundang telah menyusup, mengubah ketenangan menjadi kekacauan.Tiba-tiba, suara keras membelah udara. "Ada penyusup!" teriak salah satu tentara yang berjaga, memecah kesunyian malam. Serentak, rekan-rekannya bersiap, senjata teracung, siap menghadapi ancaman yang tak terlihat.Namun, di sisi lain bangunan villa, Jenderal Kaisar merasa jantungnya berdegup kencang. Ia bersembunyi di balik tembok batu, menatap kegelapan dengan mata tajamnya. Pikirannya berputar, mencari cara terbaik untuk melindungi diri terlebih dahulu karena ada sebuah rencana yang akan dia lakukan untuk Jenderal Paul.Sementara itu, Damian merasakan getaran tegang melintas di udara. Bersama pasukannya, ia merapatkan barisan, menunggu tanda untuk bertindak. Mereka telah menunggu saat ini dengan sabar, d

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 125

    Debi dan Nadi merunduk di balik semak-semak, mata mereka terfokus pada villa yang terletak di tengah hutan. Suara angin sepoi-sepoi berbisik di antara pepohonan, menciptakan atmosfer ketegangan yang mendalam."Tidak lama lagi, Nadi," bisik Debi, matanya tetap terjaga untuk melihat setiap perubahan di sekitar mereka.Nadi mengangguk, tangannya menggenggam erat panah di busurnya. "Kita harus siap. Jenderal Kaisar pasti tidak akan lagi Jenderal Kaisar akan tiba ke sini.”Tiba-tiba, ponsel Debi memecah keheningan. Dia menarik keluar perangkatnya dan melihat panggilan masuk dari Jenderal Kaisar. "Ini dia," gumamnya, menjawab panggilan dengan hati-hati."Debi," suara berat Jenderal Kaisar terdengar di seberang sana, "bagaimana situasinya?"Debi menatap layar ponselnya, mencoba memilih kata-kata dengan hati-hati. "Situasi masih aman, Jenderal. Kami masih di luar villa. Jenderal Paul masih di dalam."Jenderal Kaisar menghela nafas, suaranya penuh dengan ketenangan. "Dia tidak akan bisa bersem

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 124

    Jenderal Paul keluar dari ruang kerjanya dengan langkah mantap, diikuti oleh dua ajudannya yang selalu setia mendampinginya. Sambil menghubungi pengurus villa melalui ponselnya, dia tersenyum, "Saya akan ke sana, mohon persiapkan segalanya karena saya ingin bersantai di sana."Pengurus villa dengan sigap menjawab, "Baik, Tuan Jenderal. Kami akan menyiapkan semuanya segera."Saat Jenderal Paul dan ajudannya tiba di depan lobby, seorang petugas pengamanan membuka pintu mobil, memberi hormat sambil memberikan salam. Jenderal Paul, yang senantiasa rendah hati, menyapa kembali. Bersama dengan dua ajudannya, mereka naik ke dalam mobil yang telah disiapkan dengan rapi di depan pintu.Mobil bergerak lancar melalui gerbang menuju arah villa. Jenderal Paul melihat sekelilingnya dengan senyuman tenang. Pemandangan pegunungan yang hijau dan langit biru yang cerah memberikan kontras yang memukau.Jenderal Paul memutar kepala ke arah sopir, "Mengantar ke Villa, Pak."Supir mengangguk mengiyakan dan

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 123

    Dinginnya udara malam menyambut kedatangan Kaisar, Damian, Rudi, Nadi, dan pasukan khususnya di bandara negara Taruma. Mereka menyamar sebagai warga biasa, menyelinap masuk tanpa menimbulkan kecurigaan sekalipun. Langkah mereka seolah-olah tidak meninggalkan jejak, tetapi kenyataannya, perjalanan mereka penuh perhitungan dan ketenangan.Sesaat setelah melewati pintu kedatangan, suasana kembali normal. Para penumpang berhamburan menuju bagian keluar bandara dengan perasaan lega. Kaisar memandang sekeliling dengan tatapan tajam, memastikan bahwa mereka berhasil meloloskan diri tanpa terdeteksi.Namun, ketenangan itu tiba-tiba terguncang saat seorang petugas keamanan memanggil mereka dari kejauhan. "Tunggu!" seru petugas tersebut sambil melambaikan tangan.Kaisar, Damian, Rudi, Nadi, dan pasukan khususnya memandang satu sama lain dengan raut wajah tegang. Mereka bergerak menuju petugas dengan langkah hati-hati. Petugas tersebut tampak serius, sambil memegang sebuah jam tangan.Kaisar yan

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 122

    Kaisar duduk di kursi belakang mobil mewahnya, tangan kanannya menekan erat-erat ponsel pintarnya sementara supir setia dan ajudan pribadinya mengemudi dengan hati-hati melalui jalanan yang ramai di ibu kota New Taraka. Kaisar berbicara dengan serius, "Yusa, saya dan tim akan segera tiba di negara Taruma. Pastikan semuanya siap dan awasi bandara serta jalanan menuju rumah rahasia. Laporkan segera jika ada kejanggalan."Yusa, seorang agen rahasia yang bertanggung jawab atas keamanan Kaisar, menjawab, "Baik, Jenderal Kaisar. Kami akan memastikan semuanya berjalan lancar dan aman. Semoga perjalanan Anda sampai di sini tanpa hambatan."Dengan tekad bulat, Kaisar menambahkan, "Saya tahu risikonya tinggi, tetapi ini adalah langkah yang harus kita ambil."Yusa mengangguk seraya menyampaikan doanya, "Kami akan berdoa untuk keselamatan Jenderal dan seluruh tim. Semoga misi ini berhasil tanpa ada korban jiwa."Setelah menutup teleponnya, Yusa segera memberitahu tim agennya yang sedang berkumpul

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 121

    Dalam keheningan kediaman sewaannya di negara Taruma, Yusa merogoh kantongnya untuk mengambil sebuah alat komunikasi. Dengan gerakan cepat, dia menekan beberapa tombol dan menunggu sambungan.Jenderal Kaisar duduk di ruang komandonya yang megah. Ketika teleponnya berdering, dia segera mengangkatnya dengan penuh kehati-hatian."Halo," sapanya tegas, menandakan kesiapan untuk menerima laporan apa pun.Yusa, dengan napasnya yang cepat, memberikan laporan pada Jenderal Kaisar, "Jenderal, kami telah menemukan jejak Jenderal Paul. Kami memetakan tempat-tempat yang sering dia kunjungi."Jenderal Kaisar menahan nafasnya sejenak, matanya berbinar dalam sorot cahaya lampu ruangan yang redup. "Bagus. Bagaimana kondisinya?"Yusa menjawab dengan tegas, "Kami sudah siap untuk melanjutkan rencana berikutnya, Jenderal. Kami hanya menunggu arahan dari Anda."Jenderal Kaisar menarik napas lega, melihat kesempatan untuk mengakhiri ancaman yang disebabkan oleh Jenderal Paul."Segera kirimkan lokasi-lokas

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 120

    Di ruang istana yang megah, Jenderal Kaisar duduk di seberang meja dari Elena, istrinya. Suasana ruangan itu dipenuhi ketegangan yang mendalam. Kaisar menatap Elena dengan ekspresi serius, dan Elena dapat merasakan ada sesuatu yang sangat penting yang ingin diungkapkan suaminya."Sayang," ucap Kaisar dengan suara yang dalam, "ada sesuatu yang perlu kusampaikan padamu."Elena mengangguk, matanya penuh dengan rasa penasaran dan kekhawatiran. "Apa yang terjadi, Kaisar?"Jenderal Kaisar mengambil nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Para peretas yang telah mengancam keamanan negara kita adalah agen mata-mata dari negara Taruma."Elena merasakan kejutan melintas di wajahnya. "Negara Taruma? Bagaimana bisa?"Kaisar menjelaskan dengan penuh ketegasan, "Kami telah melakukan penyelidikan, dan berdasarkan bukti yang kami temukan, kami berhasil menghabisi beberapa dari mereka. Bahkan, seorang dari mereka sudah kami tangkap."Elena merasa campur aduk antara kelegaan dan kecemasan. "Apakah ancaman

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 119

    Ruang rawat inap rumah sakit militer itu terasa hening, hanya terdengar suara mesin-mesin alat medis yang terus berdenyut. Kaisar duduk di kursi di sebelah tempat tidur yang ditempati oleh Bara, salah satu agen rahasia dari pihak musuh yang berhasil mereka sandera. Damian berdiri di sampingnya sambil memperhatikan dengan serius.Dokter yang berkemeja putih memeriksa luka tembakan yang melukai Bara. Kaisar dan Damian menyimak setiap kata yang diucapkan dokter dengan ketegangan yang menggelayuti hati mereka."Dia harus istirahat dan pulih selama beberapa minggu. Luka tembaknya cukup serius, tapi kami melakukan yang terbaik untuk memperbaiki kerusakan," ujar dokter dengan suara lembut.Kaisar menundukkan kepalanya sejenak, lalu menatap Bara yang terbaring tak berdaya. "Lakukan apa pun yang diperlukan untuk kesembuhannya, dokter."Damian menarik napas panjang. "Jenderal, apakah Anda yakin kita harus meninggalkannya di sini? Bagaimana jika ada pihak lawan yang mencoba menyusup ke sini dan

  • PEWARIS HEBAT NOMOR 1   Bab 118

    Di dalam kamar hotel, Bara dan tim agennya sedang sibuk mengatur strategi mereka. Keheningan di kamar itu terputus ketika salah satu agen mendapat laporan penting."Apa yang terjadi di lobby?" tanya Bara dengan ekspresi serius.Salah satu agen menjawab dengan ketidakpastian, "Ada banyak pasukan tentara di sana, Bara. CCTV menunjukkan gerakan yang mencurigakan."Bara segera memeriksa layar laptop, matanya meneliti setiap sudut ruang hotel yang ditampilkan oleh kamera pengawas. Benar saja, tentara-tentara bersenjata berjaga di sekitar lobby."Sepertinya kita telah diintai," kata Bara dengan suara tegas. "Pihak musuh mungkin sudah mengetahui keberadaan kita di sini."Ketegangan menyelimuti kamar, dan Bara segera memberikan perintah, "Bersiaplah untuk segala kemungkinan. Keluarkan senjata dan siapkan diri untuk perlawanan. Jika mereka benar-benar menyerang, kita harus siap menghadapinya."Semua anggota tim segera bergerak dengan sigap. Senjata-senjata ditarik, dan wajah-wajah mereka mence

DMCA.com Protection Status