Sebuah jitakan mendarat di kepala Rio. Nic tak peduli mau pria itu anak konglomerat, anggota parlemen atau presiden sekalipun. “Pak Nic, sakit!” Rio mengaduh, sedangkan Nina juga ikut memegangi kepalanya sendiri seolah merasakan apa yang sang kekasih alami. “Bagaimana bisa kamu bilang ke Kala kalau dia akan dibuang di sini? Awas kamu kalau punya anak nanti, aku akan bilang ke anakmu kalau dia itu anak pungut,” amuk Nic. “Kalau Anda benar bicara seperti itu, apa saya boleh menjitak kepala Anda juga?” Balas Rio. Nina membulatkan netra, tak percaya kekasihnya berani membalas ucapan Nic. “Haish … sekarang aku bahkan tidak bisa memakimu, aku tahu kenapa dulu kamu selalu berani membantah ucapanku,” amuk Nic. Dia berjalan cepat menuju van mewah milik Cloud sambil meminta Rio kembali menjalankan tugasnya. “Cepat nyalakan mesin, ingat kamu itu masih bawahanku!” Rio tertawa kemudian berlari mengejar Nic dan mensejajari langkahnya. “Saya akan menjadi sopir, sekretaris, dan apapun yang And
Last Updated : 2023-10-19 Read more