All Chapters of Terjerat Cinta Pesepakbola Tampan: Chapter 71 - Chapter 80

116 Chapters

Makam

Di pagi hari yang cerah, Sasmaya membawa buket bunga Lily kesayangan putrinya. Hari ini dia memutuskan untuk mengunjungi makam Chelsea."Hei anak gadis mami," gumamnya pelan seraya menyentuh nisan berukirkan nama sang putri, Chelsea."Mami rindu padamu," bisiknya lagi. Menatap nisan yang membisu.Terbayang kembali kenangan bersama putri tunggalnya itu. Gadis kecil yang tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah. Di saat dia menemukan figur ayah dalam diri Finn, Tuhan memintanya untuk kembali ke haribaannya."Mami, terima kasih sudah menyayangi Chelsea. Mami jangan menangis lagi, karena Chelsea tidak akan merasakan sakit lagi." Ucapan terakhir sang putri selalu terngiang di telinganya."Uncle Finn, terima kasih sudah mau menjadi ayah Chelsea. Selamanya hanya Uncle, ayah Chelsea." Gadis itu menggenggam erat tangan keduanya dmsebelum benar-benar menutup mata untuk selamanya."Dunia mami runtuh saat kau pergi, sayang. Tetapi mami harus i
Read more

Aku Ingin Menyendiri

Ale menatap smartphone-nya. Akhir-akhir ini dia kerap menatap alat komunikasi itu, berharap ada sebuah pesan atau bahkan panggilan telepon atau pun video."Ada apa dengannya?" gumamnya perlahan. Sungguh dia merasa kesal karena akhir-akhir ini Sasmaya hampir tidak pernah menghubunginya.Terakhir kali mereka sepakat untuk bertemu jika dirinya memiliki waktu luang. Namun itu tidak pernah terwujud karena setelah itu Sasmaya tidak menghubunginya lagi."Haruskah aku ke sana?" gumamnya lagi. Perlahan diletakkannya benda itu di atas mejanya.Kembali menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Ini bukan pertama kalinya Sasmaya mengabaikan dirinya. Dahulu wanita itu bahkan tidak pernah menganggap serius dirinya."Dia memang kerap mengamatiku tetapi bukan sebagai seorang pria, sebagai pesepakbola yang diincarnya," keluhnya dalam hati mengingat masa-masa Sasmaya kerap memujinya.Ale tertegun sebentar, pada akhirnya dia memilih untuk tidak terlalu
Read more

Sasmaya dan Alicia

"Pagi mi amor!" Alicia menyambutnya saat Ale turun ke ruang makan. Dia tertegun menatap kekasihnya yang tengah sibuk menyiapkan sarapan."Libur?" tanyanya seraya membuka lemari es mengambil sebutir apel."Hanya dua hari. Bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat berdua saja?" Alicia mendekatinya dan memeluk pinggangnya, menatapnya penuh harap."Aku mau, tetapi sayangnya jadwalku lumayan padat beberapa hari ini." Ale tersenyum dan mengecup bibirnya sekilas."Tidak bisakah kau mengambil libur? Kita semakin jarang menghabiskan waktu bersama," keluh Alicia memelas.Ale menghela napas pelan. Ditatapnya Alicia lekat-lekat. Dia pun menyadari, mereka semakin menjauh dan semakin jarang bersama. Baginya ini bukan masalah dan dia yakin ini juga bukan masalah bagi Alicia."Bukankah kita sudah terbiasa dengan ini?" tanyanya dengan acuh."Iya, tetapi ada kalanya aku ingin bersamamu tanpa diganggu oleh siapa pun." Alicia tersenyum dan mulai menggodanya dengan memagut bibirnya.Ale memeluknya erat-e
Read more

Dia Bisa Mengendalikan Diri

"Ada apa?" Ale tertegun saat Alena memasuki ruang kerjanya tanpa mengetuk pintu."Bagaimana bisa Alicia mengetahui keberadaan Sasmaya di rumah peristirahatanmu?" Alena memberikan smartphone-nya.Ale menatapnya sebentar dan mengambil benda itu kemudian menyentuh layarnya. Nampak sebuah video yang membuat suasana hatinya seketika berubah."Biarkan saja!" Ale menyerahkan smartphone itu kepada pemiliknya.Alena menerimanya dan menatap Ale tak mengerti. "Maksudmu? Kau akan membiarkan mereka berdua berkonfrontasi?""Tidak! Sasmaya tidak akan meladeni Alicia." Sahut Ale dengan santai. "Ngomong-ngomong aku sedang tidak ingin membicarakan keduanya. Ada hal lain yang lebih penting. Bersiaplah untuk menemaniku awal pekan depan." Ale memberikan sebuah berkas pada Alena.Alena duduk di kursi dan membaca berkas itu dengan seksama. Sesama Ale melanjutkan pekerjaannya."Kau serius?" Alena meletakkan berkas itu di meja dan tertawa pelan."Tentu saja serius!" Sahut Ale dengan tegas. "Karena itu tidak p
Read more

Berjalan Dalam Ketimpangan

Sasmaya tersenyum tipis saat melihat sebuah mobil memasuki halaman utama rumah peristirahatan. Dia dapat menduga siapa yang datang di saat malam menjelang.@Ale[Aku dan Javier ke rumah peristirahatan]Pesan dari Ale tadi memperjelas situasinya. Kepala pelayan juga memberitahukan keberadaan Alicia di rumah utama. Beruntung dia tinggal di paviliun sehingga tidak harus bertemu dengan Alicia setiap saat."Pasti akan canggung, apalagi sekarang ada Ale," gumamnya lirih seraya menatap foto yang akhir-akhir ini menjadi foto yang kerap ditatapnya saat dia sedang gelisah.Finn, Chelsea adalah dua orang yang foto-fotonya memenuhi galeri smartphone-nya. Kini bertambah dengan foto Javier dan Ale."Senora!" Seorang gadis pelayan menyapanya dengan sopan. Dia berdiri menundukkan kepalanya, tidak berani menatap langsung Sasmaya yang tengah duduk bertopang dagu dengan santai."Ada apa?" Sahutnya dengan ramah. Dia tidak ingin membuat seluruh penghuni di sini turut merasakan kecanggungan yang kini mulai
Read more

Makan Malam Yang Canggung

Setidaknya itu yang dilihat Ale dan Alicia saat tiba di teras. Alicia yang bergayut mesra dan manja pada lengan Ale harus menegur mereka untuk memberitahukan kehadirannya bersama Ale.Dia berdehem pelan. "Maaf membuatmu menunggu Senora Sasmaya," tegurnya dengan ramah.Sasmaya dan juga Javier mendongak menatap keduanya dan tersenyum. "Tidak masalah Senora," sahutnya dengan santai."Javier mengganggumu?" Ale bertanya padanya. Raut wajahnya menampakkan kekhawatiran. Dia melirik putra sulungnya dan memastikan bocah itu bersikap sopan dan tidak mengganggu tamunya."Sama sekali tidak." Sasmaya menyahut dengan tegas dan berdiri. Merapikan roknya dan memasukkan smartphone-nya ke dalam saku roknya."Javier masuklah." Alicia mengulurkan tangannya pada bocah itu dan memberi isyarat padanya untuk kembali ke kamarnya."Bye Aunty." Javier berpamitan pada Sasmaya dan pergi meninggalkan teras, kembali masuk ke dalam ruangan dari mana tadi dia keluar."Maafkan Javier." Alicia tersenyum tipis. "Mari ki
Read more

Nakal Ya

"Gracias untuk makan malamnya." Sasmaya tersenyum dengan tulus.Dia benar-benar berterima kasih untuk makan malam yang dipenuhi sajian lezat meski suasananya sangat canggung. Namun bagi dia itu bukan masalah. Itu hanya memperjelas situasi mereka bertiga."Pasangan yang aneh," gumamnya saat berjalan seorang diri kembali ke paviliun.Meski Alicia berusaha menahannya untuk menemaninya dan Ale menghabiskan wine tetapi dia menolaknya. Sasmaya tahu benar alasan Alicia yang sebenarnya."Dia hanya ingin menunjukkan hubungannya dengan Ale baik-baik saja dan aku hanya pengganggu semata. Trik basi," gerutunya seraya menendang kerikil di jalan setapak yang dilaluinya.Mungkin karena licin atau sesuatu hal yang lain, dia hampir tergelincir saat menendang kerikil. Hampir saja Sasmaya terjatuh jika saja sepasang tangan Kokoh tidak menangkap tubuhnya."Ale!" serunya, terkejut sekaligus gembira. Setidaknya dia tidak terjatuh dan menjadi sakit."Bagaimana kau ada di sini?" Sasmaya menoleh menatap sekel
Read more

Keluarga

Ale terbangun keesokan paginya dan tidak menemukan Sasmaya. Pria itu terduduk di tempat tidur sebentar. Dia sudah tidak terkejut lagi dengan sikap wanita itu yang selalu saja bertindak sesuka hatinya."Dia pergi begitu saja, menghilang tanpa jejak." Keluhnya seraya menatap sekelilingnya.Tidak ada jejak Sasmaya tertinggal selain hanya kenangan bersamanya semalam. Hanya sedikit aroma harum wanita itu yang masih tersisa dan hanya terhirup olehnya."Mungkin dia pergi untuk sarapan atau berjalan-jalan," gumamnya seraya beranjak menuju kamar mandi.Keluar dari kamar mandi dia dikejutkan dengan kehadiran Alicia. Kekasihnya itu duduk dengan santai di kursi seraya menatap taman."Aku harus kembali ke Madrid sekarang. Bagaimana denganmu?" tanyanya seraya beranjak dari kursinya dan mendekatinya."Ada pekerjaan? Ini akhir pekan seharusnya waktunya untuk berlibur bukan?" Ale mengerutkan keningnya menatap wanita yang kini tengah memainkan jari jemarinya di dadanya yang tanpa penutup dan masih sete
Read more

Selamanya Akan Begitu

"Kenapa denganmu?" Ale menatap Alena dengan tatapan curiga.Sedari pagi tadi Alena membuatnya heran. Sahabat masa kecilnya itu terlihat gugup dan salah tingkah. Entah apa yang membuatnya seakan-akan melihat hantu."Tidak ada apa-apa. Mungkin aku hanya pusing saja," sahutnya dengan lemah.Alena memalingkan wajahnya. Ada perasaan bersalah yang akhir-akhir ini kerap menggayuti benaknya. Apalagi saat sarapan tadi, keakraban Sasmaya dan Javier membuatnya semakin merasa tidak karuan."Benarkah semua baik-baik saja? Kau sedang tidak menyembunyikan sesuatu bukan?" Ale menatapnya lekat-lekat seakan-akan ingin menembus hatinya untuk mengetahui apa yang membuatnya gelisah seperti ini.Alena menggelengkan kepalanya dengan tegas. Dia tidak ingin Ale semakin mencurigainya dan kemudian mencari tahu penyebab sikapnya yang tidak seperti biasanya."Aku hanya merasa khawatir dengan apa yang akan dilakukan Alicia selanjutnya. Sepertinya telah memasang alarm agar Sasmaya menjauhimu." Alena mengungkapkan s
Read more

Bubur Ayam

"Oyen! Uyik!" Sasmaya berseru memanggil kedua hewan berbulu kesayangannya. Kedua ekor kucing itu berlarian menyambutnya dan mengeong-ngeong, mengitari kakinya.Satu minggu lebih tidak bertemu dengan kedua ekor kucing kecil itu membuatnya merindukan mereka. Sasmaya menggendong Uyik, sedangkan Oyen mengikutinya masuk ke dalam rumah."Aih Nona sudah pulang?" Bibi Liu terkejut melihat kedatangan Sasmaya yang tiba-tiba."Iya. Bibi sehat? Oyen dan Uyik nakal nggak?" Sasmaya tersenyum dan duduk di kursi."Sehat, mereka nggak rewel kok Non." Bibi Liu tersenyum lembut dan bergegas merebus air panas untuk membuatkan secangkir kopi kesukaan Sasmaya."Jangan kopi Bi. Teh saja dengan lemon." Sasmaya mengingatkan sebelum wanita setengah baya itu menuangkan bubuk kopi ke cangkir yang baru saja diambilnya dari rak."Oke," sahutnya lirih. Sedikit merasa heran karena biasanya Sasmaya selalu memintanya menyiapkan kopi."Aku tidak bisa hidup tanpa kopi. Bagiku kopi adalah canduku." Begitulah wanita cantik
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status