Rezvan dan Yesha menoleh bersamaan. Di belakang mereka, Alfan berdiri dengan membawa tiga buket bunga. Mereka bangkit dari jongkok. Rezvan dengan sigap membantu Yesha berdiri. “Alfan, lama tidak bertemu,” sapa Yesha. “Hm!” mata Alfan menatap Rezvan. Ada kilatan ketidaksukaan pada sorot mata itu. “Akhirnya kamu datang bersamanya.” Rezvan mengabaikan tatapan itu. Tidak peduli seberapa banyak orang menatapnya dengan ketidaksukaan atau kebencian seperti keluarga Altezza, Rezvan tidak peduli. Karena yang ia utamakan saat ini adalah Yesha. Hanya ada Yesha di hati dan pikirannya. “Ya, aku sudah memberitahu dia semuanya.” Yesha menatap Rezvan sebentar. Alfan mengangguk mengerti. Ia mendekati pusara orang tuanya dan meletakkan masing-masing buket bunga di atas makam mereka, termasuk makam Yesha. Mereka berbasa-basi sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan obrolan mereka di kafe tempat biasa mereka bertemu. Yesha memberitahu hasil penyelidikan Zaidan kepada Alfan. Pun, menge
Last Updated : 2023-09-08 Read more