All Chapters of Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin: Chapter 71 - Chapter 80

109 Chapters

BAB 71 : Rencana Yang Kejam

Rezvan dan Yesha menoleh bersamaan. Di belakang mereka, Alfan berdiri dengan membawa tiga buket bunga. Mereka bangkit dari jongkok. Rezvan dengan sigap membantu Yesha berdiri. “Alfan, lama tidak bertemu,” sapa Yesha. “Hm!” mata Alfan menatap Rezvan. Ada kilatan ketidaksukaan pada sorot mata itu. “Akhirnya kamu datang bersamanya.” Rezvan mengabaikan tatapan itu. Tidak peduli seberapa banyak orang menatapnya dengan ketidaksukaan atau kebencian seperti keluarga Altezza, Rezvan tidak peduli. Karena yang ia utamakan saat ini adalah Yesha. Hanya ada Yesha di hati dan pikirannya. “Ya, aku sudah memberitahu dia semuanya.” Yesha menatap Rezvan sebentar. Alfan mengangguk mengerti. Ia mendekati pusara orang tuanya dan meletakkan masing-masing buket bunga di atas makam mereka, termasuk makam Yesha. Mereka berbasa-basi sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan obrolan mereka di kafe tempat biasa mereka bertemu. Yesha memberitahu hasil penyelidikan Zaidan kepada Alfan. Pun, menge
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more

BAB 72 : Foto Pernikahan

Melihat binar kebahagiaan di wajah istrinya, membuat Rezvan pun ikut bahagia. “Jadi sekarang kamu bisa tenang. Jangan terlalu banyak pikiran. Kasihan calon anak kita.” Rezvan merangkul bahu bahu Yesha, sementara tangan satunya ia letakkan di perut Yesha. “Kamu hamil?” kejut Alfan. Yesha mengangguk dengan senyum terkembang. “Ya, sudah tiga bulan lebih.” Tentu saja Alfan senang mendengarnya. Mereka melupakan topik pembahasan mengenai Arian dan Vania, dan kini berganti membahas kehamilan Yesha. Bahkan pria itu sangat bersemangat ingin membuatkan pesta untuk merayakannya. Tentu saja hal itu langsung ditolak Yesha dengan tegas. Membuat Alfan merengut, tetapi ia tidak bisa memaksa jika Yesha sendiri tidak ingin ada pesta. Banyak rencana yang sudah Alfan utarakan kepada pasangan itu untuk menyambut calon keponakannya. Pertemuan mereka berakhir ketika Yesha dan Rezvan berpamitan untuk menjemput Ravindra pulang sekolah. Dan sesampainya di rumah, Yesha segera meminta Andra untuk mencari pr
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more

BAB 73 : Cinta Pertama Rezvan

Sesuai janjinya kepada Yesha, Rezvan pun menceritakan masa lalunya bersama Lavina sebelum mereka tidur. “Aku dan Lavina adalah mahasiswa di jurusan dan juga satu kelas yang sama, Manajemen Bisnis.” Rezvan memulai ceritanya. Pikirannya kembali mengenang ke beberapa tahun yang lalu. Lavina adalah gadis yang aktif saat di kampus, baik saat di kelas maupun dalam organisasi. Sehingga banyak dosen yang mengenal dirinya. Ia juga sangat ramah dan baik kepada semua orang. Sayangnya tidak sedikit orang yang membenci Lavina, terutama nona-nona muda dari keluarga kaya. Alasan mereka tentu saja karena kecerdasan dan keaktifannya di kampus. Namun yang membuat mereka sangat tidak menyukainya adalah karena Lavina bukan dari keluarga kaya. Ia kuliah di kampus ternama karena mendapatkan beasiswa dari sekolahnya. “Orang tuanya telah meninggal sejak dia kecil. Ayahnya meninggal saat usianya masih dua tahun. Dan dua tahun kemudian, ketika usianya empat tahun, ibunya pun meninggal, menyusul sang ayah.
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

BAB 74 : Permintaan Yesha

Yesha sedikit ragu-ragu untuk mengatakannya, tetapi akhirnya ia pun memberitahu Rezvan apa yang diinginkannya. “Aku ingin sekali mempunyai foto pernikahan seperti foto pernikahanmu dengan Lavina. Boleh?” Rezvan tertawa pelan. Ia pikir Yesha akan meminta sesuatu yang mungkin akan sulit ia lakukan. Namun sesuai janjinya, sesulit apa pun permintaan Yesha, ia pasti akan melakukannya walaupun itu sangat mustahil. “Aku pikir kamu akan meminta sesuatu yang mungkin akan sulit untuk kukabulkan.” Rezvan kembali mengecup bibir Yesha. “Kalau kamu mau, kita bisa membuat ulang pesta pernikahan kita.” Rezvan juga baru menyadari bahwa mereka tidak memiliki foto pernikahan mereka. Tampaknya ia harus membuat pesta pernikahan ulang dan meminta fotografer untuk memotret banyak foto mereka sebagai kenangan. Yesha menggeleng. “Aku tidak perlu pestanya. Aku hanya ingin foto bersamamu dan juga anak-anak.” Tangan Rezvan mengelus pipi Yesha. “Kita akan melakukannya. Apa pun yang kamu inginkan, kita akan m
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

BAB 75 : Menerima Pekerjaan Sulit

Dari sekian banyak pekerjaan yang pernah ia lakukan atau ditawarkan kepadanya, baru kali inilah Arza mendapatkan tawaran pekerjaan yang sangat sulit. Ia benar-benar bimbang apakah akan menerima pekerjaan ini atau tidak. Namun ia sangat memerlukan uang dengan jumlah besar untuk biaya operasi adiknya. Rezvan dan Yesha pun dapat melihat kegelisahan dari ekspresi Arza yang terkejut untuk sesaat sebelum pria itu mengubah ekspresinya menjadi tenang kembali. “Kamu tenang saja dan tidak perlu takut jika identitasmu akan terbongkar. Aku dapat menjamin bahwa tidak akan ada masalah yang menimpamu karena kamu akan melakukannya dengan menyamar menjadi seseorang.” Keraguan di wajah Arza yang tampak jelas, berangsur-angsur menghilang setelah mendengar penjelasan Rezvan. Rezvan meletakkan dua foto dihadapan Arza. “Kamu akan menyamar menjadi dia. Namanya Arian Rahandika.” Rezvan mengetuk foto Arian, lalu beralih ke foto Vania. “Dan dia adalah Vania Septhana, calon tunangan Arian. Tugasmu adalah men
last updateLast Updated : 2023-09-23
Read more

BAB 76 : Undangan Pertunangan

“Saat itu aku melakukannya dalam keadaan mabuk, bisakah aku melakukannya dalam keadaan sadar?” Rezvan mengedipkan satu matanya. Yesha berpikir sejenak untuk mencerna ucapan Rezvan sebelum akhirnya wajahnya memerah ketika mengetahui ke arah mana tujuan ucapan Rezvan. Lalu, dengan malu-malu ia menunduk. Ia benar-benar tidak menyangka kalau Rezvan akan memintanya untuk bercinta. Walau mereka sudah menikah, tetapi Rezvan tidak pernah membicarakan hal yang menjurus ke arah sana. Walaupun mereka pernah melakukannya, tetapi saat itu keadaannya benar-benar tidak memungkinkan. Tentu saja Yesha masih malu untuk membicarakan hal intim seperti itu. Kegiatan intim mereka selama ini hanya sekadar ciuman. Tidak lebih. Jadi Yesha masih merasa canggung. Selain itu, sebenarnya ia masih belum siap untuk berhubungan badan. Rezvan tertawa keras. “Aku hanya bercanda.” Rezvan mencubit ujung hidung Yesha. “Lagi pula aku harus ke kantor hari ini. Ada rapat bulanan yang harus kuhadiri pagi ini. Selain itu,
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

BAB 77 : Suasana Hati Yang Buruk

Rivania tahu bahwa Yesha masih marah kepadanya karena telah memaksanya untuk menikah dengan Rezvan, tetapi ia tidak menyangka bahwa Yesha benar-benar akan sangat kurang ajar seperti ini kepadanya. Rivania mengambil napas dan membuangnya secara perlahan untuk menenangkan dirinya. “Hanna memberitahu mama kalau tadi kalian pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan.” Rivania mengubah topik pembicaraan. “Kenapa kamu tidak memberitahu kami mengenai kehamilanmu?” Saat Hanna memberitahu dirinya bahwa Yesha sedang mengandung, dirinya antara senang dan marah secara bersamaan. Ia senang mendengar Yesha hamil, tetapi ia juga marah karena Yesha tidak memberitahunya mengenai kabar membahagiakan ini. “Kalian sangat sibuk, jadi kami sengaja tidak memberitahu kalian karena tidak ingin mengganggu kesibukan kalian.” Yesha dan Rezvan memang sengaja tidak memberitahu keluarga mereka mengenai kehamilan Yesha. Lagi pula selama ini mereka—keluarga Wibisana dan Elden—tidak peduli dengan mereka ber
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

BAB 78 : Cemburu

Yesha mengambil nampan berisi minuman dan camilan dari tangan Hanna untuk ia bawa ke ruang kerja Rezvan. Namun sebelum pergi, ia meminta Hanna untuk menjaga anak-anak. Tas yang Alfan bawa terletak di atas meja dengan beberapa topeng yang dikeluarkan ketika Yesha masuk. Yesha meletakkan nampan di atas meja sebelum duduk di samping Rezvan dan meraih topeng itu. “Ini benar-benar terasa sangat nyata,” ucap Yesha ketika merasakan tekstur dari topeng itu. “Tentu saja. Aku pasti akan melakukan yang terbaik untuk rencana balas dendam kita. Tidak akan membiarkan sedikit pun celah atau kesalahan yang dapat membuat rencana kita gagal.” Alfan berkata dengan mantap dan bersungguh-sungguh. “Terima kasih banyak, Al.” Senyum kecil menghiasi wajah Yesha. “Tidak perlu berterima kasih. Bukankah sudah kukatakan bahwa kita ini saudara dan aku akan selalu membantumu apa pun yang terjadi, tidak peduli siapa pun dirimu saat ini.” Yesha menggenggam tangan Alfan erat. “Walaupun begitu, tidak ada salahnya
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

BAB 79 : Pesta Pertunangan

Rezvan tersedak air liurnya sendiri hingga terbatuk pelan mendengar permintaan Yesha yang tiba-tiba. Melihat keengganan di mata suaminya, Yesha pun berinisiatif untuk lebih berani menggoda Rezvan. Ia memang sudah menyiapkan mentalnya untuk melayani Rezvan setelah permintaan pria itu beberapa waktu yang lalu. Tangannya bergerilya menjelajahi tubuh Rezvan dari balik pakaiannya. Mencoba untuk merangsang suaminya. Diabaikannya ucapan Rezvan yang memintanya untuk berhenti. “Kamu yang memintanya.” Rezvan yang sudah tidak tahan pun meraih tangan Yesha dan menggendongnya. Dengan langkah cepat ia menuju ke kamar. Bohong jika Rezvan tidak terangsang dengan sentuhan sensual yang Yesha lakukan. Apalagi dirinya juga sudah sangat lama tidak menyalurkan hasratnya. Sejak kembali dari rumah mertuanya, Rezvan ingin sekali mengajak Yesha untuk bercinta. Hanya saja ia tidak berani memintanya karena berpikir mungkin Yesha mengalami trauma akibat ia gagahi dalam keadaan mabuk. Dan permintaannya untuk b
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

BAB 80 : Ancaman Rezvan

Rezvan kebingungan ketika kembali dan tidak menemukan sosok istrinya. Saat bertanya kepada beberapa orang tamu undangan, seseorang memberitahunya bahwa Yesha ditarik oleh seorang pria dan membawanya ke tempat yang sedikit sepi dari para tamu, di mana ada hiasan bunga yang sangat besar. Betapa terkejutnya Rezvan kala mengetahui bahwa orang yang membawa istrinya ternyata adalah Raefal. Ia sangat marah ketika melihat posisi mereka yang begitu dekat. Tanpa banyak berpikir lagi, ia pun mengulurkan kepalan tangannya untuk meninju wajah Raefal. “Ini baru permulaan. Jika kau berani menyentuhnya di lain waktu, aku tidak akan segan-segan membuatmu masuk ke rumah sakit,” ancam Rezvan, nadanya tajam dan penuh penekanan. Benar-benar tidak menyangka bahwa Raefal masih berani bertindak nekat di hadapan banyak orang. Rezvan mengalihkan pandangannya kepada Yesha. Dengan cepat memeriksa apakah ada luka pada tubuh istrinya. “Aku baik-baik saja, Van.” Yesha menghentikan pergerakan tangan Rezvan yang m
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more
PREV
1
...
67891011
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status