Yesha menghela napas pelan. “Aku melakukan itu karena aku tidak bisa membiarkan mereka tetap berada di rumah. Aku tidak ingin mereka menyakiti Ravindra lebih parah lagi. Meski Ravindra bukan darah dagingku sendiri, tetapi rasanya sangat sakit mengetahui bahwa anak sekecil dia harus mendapatkan kekerasan dari para pelayan.” Mungkin berlebihan, tetapi itulah yang ia rasakan. Apalagi saat melihat luka-luka di tubuh kecil Ravindra, hatinya sakit. Dadanya sesak seperti ada batu besar yang menindihnya hingga membuatnya sulit untuk sekadar mengambil napas. Untuk beberapa saat suasana menjadi hening. “Rezvan, ayo istirahat dulu,” ajak Yesha yang berdiri menghampiri Rezvan. “Pekerjaan tidak akan ada habisnya, kamu bisa melanjutkannya lagi besok. Aku tidak ingin kamu sakit, Van. Aku dan anak-anak memerlukanmu, kalau kamu sakit nanti kasihan anak-anak.” Rezvan menatap tajam Yesha, ada kekesalan yang terlihat jelas di wajahnya karena Yesha yang terus berisik. “Aku hanya ingin menjaga kesehata
Last Updated : 2023-07-28 Read more