All Chapters of Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin: Chapter 41 - Chapter 50

109 Chapters

BAB 41 : Saudara Selamanya

Seperti biasa, Coffe and Cake selalu ramai dengan pengunjung. Alfan sudah berada di kafe ketika Yesha datang. “Katakan kepadaku, sejak kapan kamu mengetahui bahwa aku adalah anak angkat ayah dan bunda?” tanya Yesha langsung ke intinya setelah pelayan yang mengantar pesanan mereka pergi. Alfan sangat terkejut dan tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Yesha. “Dari mana kamu tahu?” bukannya menjawab, Alfan justru bertanya balik. Ia benar-benar terkejut dan juga heran dari mana Yesha tahu bahwa dirinya bukanlah anak kandung orang tuanya. Padahal selama ini mereka selalu menutup rapat tentang hal ini. “Apakah kamu sudah mengetahuinya sejak pertama kali ayah memberitahumu bahwa kamu anak kandungnya?” Yesha tidak menjawab pertanyaan Alfan, tetapi justru memberi pertanyaan lain kepada Alfan. “Katakan kepadaku, siapa yang mengatakan omong kosong seperti itu kepadamu?” Alfan mencoba untuk menutupinya. Ia sudah berjanji kepada ke dua orang tuanya untuk selalu menjaga
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

BAB 42 : Perubahan Sikap Rezvan

Yesha duduk di ruang keluarga menunggu kepulangan Rezvan. Entah kenapa pria itu belum pulang dari tadi. Saat ia menelepon, Rezvan tidak mengangkat panggilannya, begitu pula dengan pesan singkat yang ia kirimkan, tidak ada balasan. Ia merasa cemas karena ini pertama kalinya—sejak ia berpindah ke raga Yesha Altezza—Rezvan tidak pulang hingga hampir tengah malam tanpa ada kabar. Begitu pula dengan Damar yang tidak mengangkat panggilan telepon darinya. Ia bergegas bangkit dari duduknya ketika mendengar suara pintu rumah dibuka. “Ada apa dengannya?” Yesha menghampiri mereka, berdiri di hadapan Rezvan yang terlihat mabuk berat. Bulu kuduk Yesha meremang ketika mata Rezvan yang merah dan sayu itu tiba-tiba menatap tajam ke arahnya. “Malam, Nyonya.” Damar menatap Yesha. “Tadi siang teman tuan datang ke kantor dan mengajak tuan untuk minum bersama setelah pulang kerja.” “Biarkan aku saja yang mengurusnya, kamu pasti lelah, jadi beristirahatlah.” Yesha mengambil alih untuk memapah Rezvan.
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

BAB 43 : Salah Paham

“Untuk apa kau ke sini?” tanyanya dingin ketika Yesha mengikutinya memasuki ruang kerjanya tanpa menatap wanita itu. Yesha mengabaikan ucapan Rezvan dan duduk di kursi meja kerja yang berhadapan dengan Rezvan. “Aku tidak tahu apa salahku, tapi jika benar aku bersalah atau melakukan kesalahan, kamu bisa mengatakannya kepadaku supaya aku tahu kesalahanku,” ucap Yesha tanpa berbasa-basi. Ia lelah harus menebak apa yang ada dipikiran suaminya itu. “Aku serius. Aku benar-benar tidak tahu di mana kesalahanku sehingga kamu begitu sangat marah kepadaku.” “Rasanya aku tidak perlu mengatakannya, kau pasti tahu dengan sangat jelas apa yang sudah kau lakukan,” Rezvan masih berkata tanpa memandang Yesha. Ia justru menyalakan komputernya. Yesha menghela napas pelan. Ia benar-benar lelah harus bermain tebak-tebakan dengan Rezvan. “Rezvan, kita bukan lagi anak kecil yang harus bermain tebak-tebakan untuk menyelesaikan masalah.” Yesha berkata pelan, ia benar-benar lelah secara fisik dan mental unt
last updateLast Updated : 2023-08-27
Read more

BAB 44 : Pembahasan Sensitif

Untuk mendapatkan kepercayaan Rezvan kembali, Yesha memutuskan untuk ikut mengantar anak-anak ke sekolah bersama Rezvan. Bahkan ia pun rela tidak mengunjungi makam pasangan Giyatsa dan memilih ikut Rezvan ke perusahaan setelah mengantar anak-anak. Meski sangat membosankan karena tidak bisa melakukan apa-apa, tetapi Yesha mencoba untuk menikmatinya. Terkadang ia jalan-jalan di perusahan Rezvan untuk melihat-lihat. Sementara Rezvan sendiri, sudah tidak terhitung berapa kali ia melarang Yesha untuk ikut ke kantor. Ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Yesha di ruang kerjanya. Apalagi ketika wanita itu selalu menatapnya lekat-lekat. Namun Yesha tidak mengindahkan ucapannya, membuat Rezvan hanya bisa membiarkan saja wanita itu bertindak sesuka hatinya. “Rezvan, ayo kita jemput Ravindra.” Yesha yang baru saja jalan-jalan di lantai lima bersama Rayka, memasuki ruang kerja Rezvan. Rezvan pun mengakhiri pekerjaannya. Tanpa kata, ia bangkit dari duduknya, meninggalkan ruang kerjanya diikut
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

BAB 45 : Pembuat Onar

Wajah Andra berubah merah. Tangannya terkepal erat hingga buku tangannya memutih. Dengan menahan amarah, ia berkata dengan suara tertahan, “Bukankah waktu itu sudah diberi tiga puluh juta? Apa itu masih kurang untuk kalian?” “Tentu saja! Apa kamu pikir uang segitu cukup? Kami memiliki banyak keperluan,” sahut Alina yang diangguki oleh Sandria. Sebenarnya tujuan mereka datang meminta uang karena mereka ingin berbelanja. Uang tiga puluh juta dari Yesha kemarin sudah habis seminggu yang lalu. Mereka menggunakannya untuk berfoya-foya. Mereka juga meminta orang untuk mencari tahu alamat Andra karena mereka tidak tahu di mana Andra tinggal. Mereka tidak akan menyia-nyiakan tambang emas mereka ketika mengetahui bahwa Andra tinggal di perumahan elit. Karena itulah saat ini mereka berada di rumah Rezvan dengan tujuan untuk meminta uang kembali. “Tidak! Aku tidak akan memberikannya,” tolak Andra tegas, selain itu, ia juga tidak memiliki uang sebanyak itu. Sementara Yesha langsung mentransfer
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

BAB 46 : Khawatir

Yesha yang baru keluar dari dapur, melihat sedikit cahaya keluar dari celah pintu ruang kerja Rezvan yang tidak tertutup rapat. Ia melangkahkan kaki menuju ruang kerja pria itu dan mendapati Rezvan masih berkutat dengan komputer dan beberapa dokumen. Tok ... tok ... tok ... “Rezvan,” panggil Yesha, kepalanya melongok menatap ke dalam ruang kerja. Sayangnya Rezvan yang sedang serius tidak mendengar panggilan itu dan masih fokus dengan pekerjaannya. Tidak ingin mengejutkan Rezvan, Yesha melangkah dengan pelan menghampiri pria itu. Diketuknya pelan meja Rezvan untuk mengalihkan perhatian pria itu. Setelah tiga kali ketukan, barulah Rezvan mengalihkan pandangannya dari layar komputer dan menatap Yesha terkejut. “Apa yang kau lakukan di sini?” Yesha menatap wajah Rezvan yang tampak kuyu. Matanya merah dan sayu. Yesha akui bahwa akhir-akhir ini Rezvan sangat sibuk sekali. Saking sibuknya, bahkan pria itu hampir tidak pernah ikut makan siang bersama. Hingga terkadang ia memaksa Rezvan
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

BAB 47 : Meminta Bantuan

Yesha tiba di Coffe and Cake lima belas menit lebih awal dari waktu janji temu yang ditentukan. Ia memilih tempat duduk yang sedikit terhalang agar tidak mudah terlihat dari luar kafe, terutama oleh Rezvan. Bukannya ia takut Rezvan memergoki dirinya bertemu pria lain, Yesha hanya tidak ingin suaminya itu kembali salah paham kepadanya. “Maaf, aku terlambat.” Alfan duduk di hadapan Yesha. Yesha tersenyum kecil. “Tidak apa-apa. Sebenarnya aku saja yang datang terlalu awal.” “Ada apa? Apa ada masalah?” tanya Alfan setelah pelayan yang mencatat pesanan mereka pergi. Alfan masih ingat dengan jelas bahwa Yesha meminta mereka tidak saling bertemu dalam waktu dekat untuk menghindari Rezvan salah paham dengan mereka. Namun jika Yesha memintanya bertemu, apalagi secara mendadak seperti ini, pasti ada masalah yang sedang dihadapi oleh Yesha. “Ya, bisa dibilang begitu.” Yesha berkata pelan. Ia menatap wajah Alfan. “Tujuanku mengajakmu bertemu adalah ingin meminta bantuanmu.” “Katakan, bantuan
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

BAB 48 : Mengumpulkan Uang

Yesha memperhatikan apartemen yang diberikan Deano dan Neysha saat pertama kali dirinya memasuki dunia kuliah. Apartemen itu benar-benar terawat dengan baik. Terakhir dirinya ke sini, ia tidak memperhatikan dengan saksama. Kali ini pun Yesha tidak berlama-lama. Ia segera melangkahkan kaki menuju ke kamarnya untuk mengambil sebuah kotak berukuran sedang berwarna cokelat yang ia letakkan di paling bawah lemarinya. Dalam kotak itu ada barang-barang berharga miliknya, mulai dari perhiasan, buku tabungan, surat-surat penting. Termasuk kalung yang sebelumnya ia ambil. Kalung berbandul VG yang Yesha pikir sebelumnya bahwa itu adalah singkatan dari nama keluarga orang tuanya, Vanastra dan Giyatsa. Tidak menyangka bahwa itu adalah logo dari perusahaan orang tua kandungnya. “Kita pergi ke agen properti,” pinta Yesha yang sudah kembali ke mobil dengan membawa surat-surat kepemilikan apartemen. Yesha memutuskan untuk menjual apartemennya itu untuk membantu keuangan Rezvan. Lagi pula tidak ada o
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

BAB 49 : Ancaman Raefal

Rezvan pulang tepat pukul enam sore dengan setelan jas yang senada dengan gaun yang Yesha kenakan. Mereka berdua langsung pergi menuju ke tempat undangan yang diadakan pukul tujuh malam. Hanya memerlukan waktu empat puluh menit hingga mereka tiba di tempat tujuan. Semua tamu undangan sudah banyak yang berdatangan. Rezvan menyapa orang-orang yang dikenalnya dan ada juga orang-orang yang menyapanya. Acara sangat meriah, bahkan sampai mengundang penyanyi papan atas untuk menambah hiburan. “Aku ke toilet dulu,” pamit Yesha yang mendapatkan anggukan dari Rezvan. Sebenarnya Yesha paling tidak suka dengan acara-acara pesta seperti ini. Sebab ia akan sering membuang air kecil karena terlalu banyak minum. Tepat setelah dirinya keluar dari toilet, tiba-tiba seseorang mencekal tangannya dan merapatkan dirinya ke dinding. “Raefal, apa yang kamu lakukan?” pekik Yesha saat mengetahui bahwa pelakunya adalah Raefal. Sudah lama ia tidak melihat sosok pemuda itu sejak kejadian beredarnya rumor meng
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

BAB 50 : Dalang Sesungguhnya

Yesha sengaja tidak memberitahu Rezvan bahwa yang mencuri data-data perusahaan adalah Dival. Meskipun Raefal sudah mengakuinya secara langsung bahwa Dival yang telah mencuri data-data perusahaan, tetapi Yesha masih memerlukan bukti valid sebelum memberitahu Rezvan. Sehingga Dival maupun Raefal tidak bisa mengelak dengan alasan tidak adanya bukti. “Semua sudah terjadi. Tidak ada gunanya menyesalinya,” ucap Rezvan dengan suara berat. Meski marah mengetahui kenyataan ini, tetapi semua sudah terjadi. Marah pun ia tidak bisa membuat para calon investor yang membatalkan kontrak untuk kembali melanjutkan kerja sama mereka. Hanya saja ia tidak menyangka bahwa Raefal yang selama ini tampak tidak tertarik dengan perusahaan, ternyata sudah mulai menunjukkan taringnya. Tampaknya mereka sudah tidak sabar dan mulai melakukan aksinya. “Aku benar-benar minta maaf, Van. Aku ingin menghentikan Raefal, tetapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa kembali lagi kepadanya karena aku benar-benar mencintaimu.” Y
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status