"Oh gitu! Terus aja Mas kamu banding-bandingin aku sama Mbak Nisa! Tentu saja aku beda sama dia, aku lagi hamil anak kamu lho! Sedangkan dia? Dia mandul! Kamu harusnya bersyukur sama aku kamu bisa dapat keturunan Mas!""Sstt, cukup Vivi! Kamu selalu menjelek-jelekkan Nisa!" ucap Mas Adrian. Entah apa yang terjadi pada Mas Adrian dia terus saja membelaku padahal Vivi sedang marah sekarang ini."Jadi kamu sekarang belain dia? Oke, aku pergi dari sini, jangan harap kamu bisa melihat anak kamu selamanya Mas!" ancam Vivi. Membuat Mas Adrian terdiam, air mukanya berubah."Vivi, tunggu, jangan pergi dari sini, oke, Oke, Mas minta maaf, mungkin Mas juga lagi capek, jadi begini, kamu jangan pergi, aku ingin melihat anakku tumbuh bersama kita di rumah ini." Vivi yang sudah balik badan pun tersenyum puas."Please, jangan pergi. Maafkan Mas ya." Mas Adrian memeluk pinggang Vivi, pelan mengelus lembut perutnya."Oke, aku nggak suka kamu banding-bandingin aku sama Mbak Nisa lagi, ingat itu Mas!"
Read more