Pelan netra tua itu mengerejap, melirik sekeliling ruangan serba putih ini, bau obat menyengat memenuhi indera penciumanku.Aku dan Dania sedang makan malam di sofa tak jauh dari ranjang ibu."Nisa, Dania," panggilnya lirih saat melihat kami tak berada jauh darinya."Alhamdulillah Ibu sudah bangun, Ibu nggak apa-apa?" tanya Dania yang langsung mendekati Ibu, pun denganku.Ibu menghela napas. Netra itu perlahan berembun."Mas-mu sudah keterlaluan Ni," ucap Ibu lirih. Dania menggenggam erat telapak tangan ibu. Menguatkan."Sudah Bu, tak usah terlalu di pikirkan dulu, ibu tenang ya, Mbak Nisa aja kuat kok, ya kan, Mbak!" Dania menyenggol lenganku."Iya Bu, Nisa nggak apa-apa.""Maafkan Ibu Nduk, Ibu telah gagal mendidik Adrian." Ibu terisak. Aku bisa melihat kekecewaan mendalam dari sudut matanya."Buk, Seperti apapun sikap Mas Adrian, itu semua bukan salah Ibu, Ibu sudah hebat mendidik Dia, hanya mungkin godaannya terlalu kuat hingga ia terlena." "Iya Bu, Mbak Nisa benar, semua bukan
Baca selengkapnya