All Chapters of MENANTU AMBURADUL: Chapter 21 - Chapter 30

161 Chapters

FOTO FIGURA SIWON DAN SUAMI BERJEJER

MENANTU AMBURADULBab 21Pernah suatu hari, aku menanyakan kepada Mas Yusuf tentang sifat Ibunya. Watak siapakah sebenarnya yang Ibunya tiru? Mas Yusuf bilangnya, kurang begitu tahu karena waktu dia kecil Kakek dan Neneknya sudah meninggal. Dengan karakter Ibu yang begitu dingin pada anak-anak, membuatnya tidak pernah menanyakan hal semacam ini. Yang membuat heran adalah, kenapa Ibu begitu merasa care dengan anak-anaknya setelah semuanya memiliki pasangan. Padahal dulu katanya tidak begitu. Beliau cenderung cuek. Bahkan yang lebih perhatian adalah almarhum Bapak. Ungkapnya. Pernah suatu malam Mas Yusuf bertanya kepadaku. Pilih mana, antara seorang suami yang sikapnya baik sama kamu tapi mertua jahat? Atau suami yang sikapnya jahat tapi mertua baik? Terpaksa aku jawab mending suami baik meski mertua jahat. Karena diantara pilihan tersebut, pilihanku adalah yang terbaik. Sebenarnya dia pun mengakui kalau Ibunya tidak begitu baik dengan para menantu. Bahkan sikapnya sungguh membuat ana
Read more

RENDANG YANG DITOLAK MERTUA

MENANTU AMBURADULBab 22Pagi ini di rumah orang tuaku lumayan sibuk. Kami masing-masing saling mempersiapkan keperluan untuk hari ini. Mas Yusuf sibuk dengan laptop dan kerjaan dia, Papa sibuk dengan telfon dari si bos yang sedari tadi seperti sedang meneror beliau. Sementara diriku dan mama sibuk di bagian dapur. "Porsinya dua kali lipat ya, De'. Biar cukup kalau dibagi dua." Mas Yusuf berpesan. Jemarinya masih sesekali mengetik, lalu kembali berpikir. Begitulah setiap harinya, dia memang sibuk dengan komputer miliknya itu. Sesuatu yang dulu juga ku kerjakan saat masih bekerja di kantor. "Iya, Mas. Sudah hampir siap kok bahannya. Ambil saja bagian kamu jauh lebih banyak nanti, karena kami kurang begitu suka masakan semacam ini." balasku sembari menyiapkan bumbu yang sebentar lagi akan diulek oleh Mama. Mas Yusuf tidak biasanya sebelum berangkat kerja meminta dimasakkan sesuatu. Biasanya Dia suka makan semua yang kami suguhkan di rumah sesuai jadwal dan request. Alhamdulillah suam
Read more

GAGALNYA RENCANA EMAS IBU MERTUAKU

MENANTU AMBURADULBab 23Perutku semakin hari semakin membuncit. Itu semua dikarenakan usia kehamilan kini memasuki bulan ke 8 dan masuk ke trimester ketiga kehamilan. Sebentar lagi si baby insyaAllah bakalan launching dalam waktu dekat. Segala perlengkapan bayi sudah kami persiapkan dan kami beli, meski sebagian dibelikan oleh kedua orsng tuaku. Maklum, ini cucu pertama mereka, jadi effort papa dan mama tidak diragukan lagi demi menyambut kehadiran cucu mereka yang pertama ini. Sepertinya persiapan kelahiran sudah 80-90 persen sih, tinggal beberapa pritilan-peitilan keperluan yang memang harus kami beli saat nanti mendekati persalinan. Mama dan Papa tidak pernah berhenti mengingatkanku untuk sering membaca ayat suci Alqur'an. Supaya baby nya terbiasa mendengarkan orang terdekatnya terutama sang calon ibu mengaji. Juga suara musik klasik sering kuperdengarkan karena katanya baik untuk janin. Bukan hanya itu saja, dikehamilan yang usianya tua ini, diriku juga harus lebih giat lagi untu
Read more

ANNISA MELAHIRKAN

MENANTU AMBURADULBab 24Pukul 00.30 hari minggu dini hari, ada suara ketok-ketok berbunyi di balik pintu rumah depan milik Ibu. Bukan hanya aku, Mas Yusuf pun ikut terbangun. Tanpa pikir panjang mas Yusuf pergi ke depan untuk membukakan pintu dan melihat siapa gerangan yang datang? "Hati-hati mas, aku ikut," ujarku. "Kamu di dalam kamar saja," suruhnya. Enggak mau, mau ikut," sahutku keras kepala. Akhirnya Mas Yusuf menyerah untuk berdebat, lalu bergegas hendak membuka pintu rumah orang tuanya ini. “Siapa?” tanya mas Yusuf sebelumnya. “Mia, mas," sahut Mia dari luar. Kulihat Mas Yusuf membuka gagang pintu dengan sedikit tersulut emosi. “Kenapa datang larut malem begini?” cecarnya pada sang adik. “Iya, mas. Tadi pulang ke rumah mertua tapi enggak ada yang bukain pintu, udah pada tidur sepertinya," jelas Mia. “Ya iya lah, lagian jam berapa ini, Mia?" sungut Mas Yusuf. Aku hanya sebagai pemerhati saja. “Lagi bunting juga! Ngluyur mulu! Bentak Ibu dari dalam kamar. "Sudah, eng
Read more

TASYAKURAN PEMBERIAN NAMA BAYI

Bab 25Kutatap penuh cinta, bayi lelaki kecil mungil yang belum kami beri nama ini. Lahir dengan panjang 52 cm, Berat badan 2500 gram. Padahal waktu di USG seminggu sebelum persalinan keluar hasilnya sekitar 3000 gram, tapi entah kenapa ada selisih banyak saat sudah berada di luar rahim. Kulitnya putih bersih, alhamdulillah. Yang paling penting adalah sehat tanpa kurang suatu apapun. Meskipun posturnya kecil mungil tak masalah, toh berat badan kan bisa dinaikkan seiring berjalanannya waktu. Malam pertama di Rumah Sakit, dengan ditemani malaikat kecil di sampingku tidur rupanya sukses membuatku tak dapat memejamkan mata. Entah kenapa indera penglihatanku bolak-balik ingin menatap bayi lucu ini yang kelak menjadi teman sehari-hari. Aku terjaga hingga pukul 23.30, tapi Mas Yusuf kini yang tidak bisa menahan kantuk karena sudah kelelahan seharian. Iapun kini tidur terlelap. Pasti berat jadi dia, karena banyak yang harus diurus setelah kelahiran anak pertama kami ini, itu sebabnya dia har
Read more

IBU MERTUA TUKANG MENGATUR

Bab 26Pagi-pagi sekali sekitar pukul 06.00 wib, ibu mertua sudah sampai di rumah orang tuaku bersama adik iparku yaitu Mia. Sebelum jadwalku sarapan pagi tentunya. Sungguh ini sangat kepagian menurutku. Sementara mama di dapur belum selesai sedang menyiapkan makanan untuk kami sarapan. Mas Yusuf kebetulan ikut begadang menjaga Daffa bergantian denganku semalam, jadi dia kini masih lanjut tidur setelah salat subuh. Rencananya sebentar lagi baru akan ku bangunkan untuk bersiap-siap pergi kerja. Sementara papa sepertinya sudah mandi, cuma belum siap-siap ke kantor. Seperti biasa beliau setiap pagi membaca koran ditemani minuman hangat yang tak lupa mamaku suguhkan. “Daffa, cucu nenek.... sini berjemur dulu.” Tanpa menyapa menantunya, tiba-tiba Ibu nyelonong masuk mengambil si Daffa dari bednya. Dia yang masih tidur terlelap tampak kaget saat tiba-tiba dibopong oleh neneknya. Iya, dibopong paksa menurutku. Bayangkan saja kita orang dewasa yang dibangunkan secara tiba-tiba bisa kaget da
Read more

TERBONGKARNYA RAHASIA PEMBERIAN NAMA DAFFA DAN MASA LALU ANNISA

Bab 27Ku sertakan sebuah alamat lengkap beserta rutenya supaya Mbak Lilis bisa dengan mudah menemukan kediaman kedua orang tuaku. Aku menyarankannya untuk menaiki sebuah mobil travel dibandingkan alat trasnportasi lainnya. Ya, meski nantinya akan diajak sang driver untuk berkeliling mengantarkan satu persatu alamat penumpang sesuai urutan terdekat dan paling jauh, sepertinya hanya alat transportasi tersebut yang bisa mengantarkan penumpangnya sampai di depan rumah. Dan setelah melalui perjalanan panjang dari desa, Mbak Lilis pun akhirnya sampai di depan rumah mama dan papa pagi-pagi sekali. Aku sigap membukakan pintu setelah Mbak Lilis memberitahukanku sudah berada di teras rumah. Kebetulan pintu gerbang sudah terbuka selepas subuh begini, karena Mas Yusuf dan papa biasanya salat berjamaah di mushola yang dekat dengan rumah. "Mbak Lilis..." panggilku. "Eh, Neng Nisa," sahutnya. Kami berdua saling memeluk satu sama lain, aku mencoba menenangkan dirinya dengan diselimuti rasa haru,
Read more

KONFLIK BARU

Bab 28Hari ini ada jadwal kontrol dengan dokter spesialis obgyn dan dokter spesialis anak. Aku dan Daffa harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kesehatan kami berdua. Kali ini kami diantar oleh papa, karena Mas Yusuf kebetulan sedang ada janji dengan klien. “Luka jahitnya bagus ya, Mom, tidak ada tanda-tanda adanya infeksi. Jangan lupa makan makanan yang bergizi ya, sayur, buah, daging, ikan, swmua boleh konsumsi. Tidak ada makanan pantangan kecuali makanan yang membuat tubuh Ibu mengalami alergi.” pesan Dokter Sesil. Dokter kesayanganku. "Iya, Dok. Beruntung saya punya orang tua yang selalu mendukung kebaikan untuk saya dan cucunya. Tidak seperti orang tua yang menjunjung tinggi kebiasaan di jamannya dahulu." "Alkhamdulillah, itu artinya ada dukungan dari pihak keluarga Mbak Nisa untuk tetap menjaga pola makan empat sehat lima sempurna. Semoga lekas pulih ya lukanya. Juga semoga sehat selalu ibu dan bayinya. Bayi yang sudah diharapkan sejak lama." "Terharu saya, D
Read more

BADAN SEPERTI GITAR SPANYOL

Bab 29Pagi ini langit tampak gelap. Awan tebal hitam terlihat rata menyelimuti di langit, sepertinya pertanda hujan lebat akan segera turun. Daffa hanya jalan-jalan pagi memakai stroller, tidak berjemur matahari karena cuaca mendung. Aku mendorongnya dengan hati-hati. Tahu sendiri bukan sedikit saja dia kena lecet, harga diriku taruhannya. Bukan hanya diomeli papa, mama ataupun ayahnya Daffa, melainkan mertua beserta anak-anaknya juga bakalan gencar menyalahkanku sebagai menantu yang lalai, abai, dan ai ai lainnya, yang penting bukan jablai. Hahaha. Kali ini rasa nyeri bekas luka operasiku sudah banyak berkurang. Akupun mulai beraktivitas seperti biasa. Hanya belum boleh mengerjakan pekerjaan yang berat sama mama, alias pekerjaan dengan beban angkat yang over. Takut ngefek ke luka jahitan dan menyebabkan sesuatu yang fatal. “Daffa sayang.... Nenek datang,” Terdengar sumber suara dari belakang kami berdua berada. Ternyata Ibu datang berkunjung, setelah beberapa hari tidak memuncul
Read more

SURPRISE KADO ULTAH UNTUK ANNISA

MENANTU AMBURADUL Bab 30Mama kulihat sedang sibuk mempersiapkan sesuatu di dapur. Aku ikut nimbrung saja demi menanyakan sesuatu pada beliau. Sesuatu yang selama beberapa hari ini cukup membuatku penasaran dan mengganggu indera penglihatan. “Ma?” “Kenapa Nisa?”“Mbak Lilis punya gebetan, ya?” tanyaku berbisik. “Kenapa memangnya?” mama ikut penasaran. “Sekarang dia itu masih pagi banget sudah rapi dan wangi loh, Ma, biasanya kan Mbak Lilis saat ke pasar belum mandi, sekarang pakai acara mandi dulu.”“Masa, Iya? Kamu ini kenapa mendadak jadi detektif sih, Nis?” ucap mama heran. “Iya, makanya Mama perhatikan dong. Masa enggak ngeh, Nisa saja tahu ada perbedaan sama Mbak Lilis.”“Itu karena kamu sudah jadi tukang gosip sekarang. Makanya suka cari bahan gosip. Heran deh, bukannya sibuk besarkan Daffa, ada saja topik ghibah kamu setiap harinya. Biasanya mertua, sekarang Mbak Lilis, besok Mia? Terus lusa siapa lagi?" celoteh mama. Aku berpikir sejenak dan ngebatin, benar juga nih emak
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status