Home / Romansa / Dosen Pembimbing Itu Suamiku! / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Dosen Pembimbing Itu Suamiku!: Chapter 41 - Chapter 50

127 Chapters

Bab 41 - Tamu Tak Diundang

Happy Reading Semuanya!“Bagaimana jika referensi kamu yang ini... di rubah dengan yang ini? Karena menurut saya itu bagian yang paling penting dan pas, atau kamu bisa mencari referensi lainnya.” Eva mempoutkan bibirnya mendengar perkataan dari sang suami barusan.Sudah hampir tiga jam Zaidan mengawasinya untuk mengerjakan skripsi yang belum kunjung ia kerjakan, otak Eva sudah mendidih dan mungkin jika ingin membuat telur goreng di atas kepalanya kemungkinan besar akan matang.Suaminya menguras isi kepalanya.“Lalu bagian ini, bisa kamu tambahkan dengan kerangka berpikir atau sistematika penulisan.” Kepala Eva kini hanya bisa mengangguk lelah, rasa ingin pergi ke suatu tempat ingin ia lakukan sekarang.“Kamu mendengarkan saya?” tanya Zaidan.“Iya,”Alis mata Zaidan menaik sebelah memandang sang istri yang kini hanya memasang wajah lelah, entah apalagi yang diinginkan oleh istrinya. Baru juga ia suruh mengerjakan skripsi tapi sudah seperti ini.“Jadwal sidang pertama itu awal bulan ini
Read more

Bab 42 - Sidang Pertama

Happy Reading Semuanya! Iris mata Eva memperhatikan lelaki yang menjadi suaminya tampak gugup sendiri, padahal ia sama sekali tidak merasa gugup di sidang pertamanya. Zaidan berjalan kesana kemari merasa panik dengan situasi saat ini, padahal Zaidan akan menyaksikannya langsung di dalam ruangan yang sama dengan dirinya. “Kamu tunda sidangnya saja bagaimana?” Alis mata Eva menaik sebelah, apa yang dikatakan suaminya barusan? Bukankah lebih cepat lebih baik. Memang siapa yang mengusulkan pertama kali untuk mengikuti sidang pertama. Emosi sekali Eva. “Apanya yang ditunda? Saya sudah ada di depan ruangan dan sudah daftar,” sahut Eva sembari cemberut memandang Zaidan kini mengacak rambutnya kesal. “Ini pasti gara-gara saya, kamu sampai sakit seperti ini. Kamu saat ini sedang sakit karena saya, pasti kamu sakit dan gugup bersatu menjadi satu.” Zaidan menangkup wajah sang istri di depannya yang berwajah pucat. Iris matanya memperhatikan pupil mata sang istri yang menatapnya dalam. Tang
Read more

Bab 43 - Livy Merusak

Happy Reading Semuanya! Mereka rencana memang akan pergi ke Switzerland harus gagal karena kejadian tidak diinginkan terjadi, Eva tidak mengerti dengan keadaan kakaknya dan sang suami juga begitu. Mereka sudah siap untuk pergi tapi orang tuanya mengabarinya jika sang kakak kecelakaan dan tidak ingin melakukan pengobatan jika Zaidan tidak berada di sisinya. Eva tidak mengerti. Sangat tidak mengerti. Apa hubungannya dengan sang suami serta kecelakaan ini? Memang suaminya dokter. “Saya bukan seorang dokter, bagaimana bisa mengobati seseorang? Saya juga bukan suami dari Livy. Untuk apa saya berada di sisi dia? Saya memiliki seorang istri dan ada hati yang harus saya jaga.” Perempuan dengan nama Eva itu terdiam menatap sang kakak yang merintih kesakitan, ia sendiri tidak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun. Ia bingung melihat keduanya, sebenarnya Eva tidak rela tapi ia kasihan dengan sang kakak.“Kakak kesakitan Mas, saya enggak masalah sama sekali jika Mas harus membantu Kak Livy. D
Read more

Bab 44 - Alasan Zaidan Bahagia

Happy Reading Semuanya! Eva menyentuh pipi sang suami yang hanya mempoutkan bibirnya, sudah hampir dua jam suami sekaligus dosen pembimbingnya tidak ingin buka suara dan berbicara dengannya selama perjalanan. Alhasil Eva hanya bersandar nyaman pada lengan Zaidan sembari mempoutkan bibirnya dan sekarang ia sudah memikirkan caranya supaya sang suami mau bicara lagi dengan mencolek pipi Zaidan. “Sayang... sudah dong ngambeknya,” rengek Eva. “Kamu enggak adil Eva, kamu memanggil Kevin dengan sebutan ‘Mas’ di pertemuan kalian yang kedua dan kamu membutuhkan banyak waktu untuk membuat panggilan ‘Mas’ ke saya. Itu enggak adil Eva,” Kevin yang mendengar perkataan dari rekannya itu hanya menggeleng, ribut sekali keduanya. Tetapi lelaki dengan wajah tampan itu tahu kalau tatapan mata Zaidan dengan Eva sama sekali tidak bisa dibohongi, begitupun sebaliknya. Mereka akan bahagia dengan pernikahan ini, kan? Kevin tidak yakin karena kakak dari Eva terlihat tidak bisa diam untuk merusak pernikaha
Read more

Bab 45 - Mandi Bersama

Happy reading semuanya! “Tubuh kamu kenapa sangat cantik dan membuat saya bergairah terus menerus, Eva.” Kalimat yang baru saja diutarakan oleh Zaidan barusan membuat Eva hanya menghela napas perlahan, ia hanya bisa pasrah menuruti keinginan dari sang suami yang menginginkan mandi bersama yang berujung sesuatu lebih akan terjadi. Memang tidak ada yang bisa menebak jalan pikiran dari suaminya itu, sudahlah ia pasrah saja. Toh, tidak ada yang bisa ia lakukan juga. “Mas, saya itu mau makan dari tadi. Kenapa Mas siksa saya di kamar mandi?” tanya Eva dengan suara kesal. “Kamu bisa menikmati makanan sepuas yang kamu mau nanti, saya juga sudah memberikan makanan tadi. Kamu saja yang mudah lapar. Sekarang ada hal yang harus kamu nikmatin," Eva memasang wajah cemberut mendengar perkataan dari suaminya barusan. "Apa?" Bibir Zaidan tersenyum mendengar penuturan dari perempuan yang menjadi istrinya itu, Eva terlihat kesal tetapi tidak bisa berkata apa-apa. "Kita bisa menikmati pemandangan
Read more

Bab 46 - Bertemu Dengan Logan

Happy Reading Semuanya! Tatapan matanya mengarah pada lelaki di depannya, ia mengenal. Sangat mengenal lelaki yang mendadak meninggalkannya tanpa alasan jelas, kepalanya menunduk dan dadanya berdegub sangat cepat sekarang ini. Ada rasa cinta lama yang belum selesai. "Kamu... gimana kabarnya? Maaf aku pergi tanpa kasih kabar kamu, aku sudah mendengar semua berita tentang kamu dan aku sudah berpikir. Kamu bukan orang yang seperti itu, Eva yang aku kenal adalah orang baik, pengertian, dan enggak berani macam-macam. Orang munafik seperti aku memang enggak pantas buat dapatkan hati kamu," Eva memperhatikan sang suami yang hanya memasang wajah datar tepat di sebelah gerobak penjual martabak. Entah bagaimana mereka bisa bertemu di tempat yang seperti ini, perempuan muda itu tidak tahu jika bermainnya Logan sangat jauh. "Logan, kenapa lo ada di sini?" tanya Eva. "Rumah orang tua gue disini, mereka ingin menghabiskan masa tuanya di tempat yang sejuk. Gue pulang saja sebelum sidang nanti,
Read more

Bab 47 - Zaidan Sakit Perut

Happy Reading Semuanya! Tangan Zaidan meremas dibagian perutnya, untuk pertama kalinya ia merasakan sakit yang seperti ini. Matanya yang terpejam perlahan terbuka dan menampilkan wajah cantik istrinya yang masih memejamkan matanya, jam dinding menunjukkan pukul 2 dini hari dan ia merasakan sakit yang amat hebat. Bibirnya ia gigit agar tidak mengganggu tidur sang istri yang kini mulai merasa tidak nyaman dan terganggu dipelukannya. "Mas, kenapa?" tanya Eva dengan suara serak. "Eva, tolong saya! Perut saya sakit," Eva yang baru saja mengumpulkan nyawanya langsung berdiri menyalakan lampu kamar mereka dan memperhatikan Zaidan tengah merintih kesakitan. "Mas, kenapa ih? Kok kesakitan begitu?" tanya Eva sembari mengusap peluh yang keluar dari wajah Zaidan saat ini. "Perut saya sakit, panggil dokter Eva!" pinta Zaidan. Eva menggigit bibirnya, apakah ada dokter di waktu dini hari seperti sekarang ini. Lagian ada-ada saja suaminya itu, lihat saja sekarang malah jatuh sakit. Katanya
Read more

Bab 48- Tamparan

Happy Reading Semuanya! Iris mata Eva memperhatikan kedua orang yang tengah sibuk bekerja di ruang tamu, mereka memang gila bekerja dan Eva sama sekali tidak bisa melupakan kejadian semalam. Dimana Kevin begitu putus asa menceritakan semuanya pada Eva. Ini menjadi sebuah tamparan untuk Eva karena tidak mencintai Zaidan dengan tulus. Langkahnya berjalan menuju dapur, ia harus membuat minuman sehat untuk kedua orang yang tengah sakit itu. Tangannya membuka ponselnya dan mencari tahu minuman terbaik penderita kanker seperti Kevin serta penambah imun untuk suaminya. "Mas, saya lihat di depan sana ada supermarket besar. Saya ingin membeli sesuatu dulu enggak masalah, kan?" tanya Eva. "Jangan lama-lama, maaf saya enggak bisa antar kamu. Kalau kamu bisa menggunakan sepeda, di luar sudah disiapkan oleh Kevin. Tadinya saya ingin dengan kamu berolahraga bersama, tapi malah keadannya begini." Kepala Eva mengangguk, "Iya, saya akan segera kembali. Kalau Mas lelah segera istirahat, jangan mem
Read more

Bab 49 - Cinta Itu Bagaimana?

Happy Reading Semuanya! Semua sudah kembali ke posisi awal, ia sebenarnya tidak terlalu menikmatinya karena Zaidan sibuk mengurungnya di kamar dan memadu kasih. Mereka bahkan melupakan Kevin yang ada di lantai bawah, memang tidak tahu malu sekali. Eva sendiri juga mendengar kabar jika Kevin akan mendapatkan pengobatan malam ini sehabis bekerja di rumah sakit, sama sekali tidak ada hentinya. "Lo ngapain?" tanya Vier. Perempuan itu memang datang lagi ke sebuah cafe dimana ia bertemu dengan Vier si orang sibuk dengan destinasi sederhana ini. Bibirnya tersenyum sembari duduk di tempat biasa, tatapan matanya mengarah pada menu di depannya. Salahkan saja kemarin ia tidak sempat makan dan pesan apapun, semuanya bergantung pada Vier. "Lo kenapa ada disini anak kecil?" Vier tampak geregetan melihat tingkah perempuan yang memang terlihat seperti anak kecil didepanya. "Gue mau nongkrong, enggak boleh?" tanya Eva. Vier kalah. Memang tidak seharusnya ia mengatakan sepatah kata apapun pada
Read more

Bab 50 - Acara Keluarga Zaidan

Happy Reading Semuanya!Dress bewarna hitam tampak senada dengan tuxedo yang dikenakan oleh Zaidan saat ini, mereka tadi siang mendapatkan kabar jika ada pesta di keluarga besar keluarga Zaidan dan kini mereka berada di depan mansion mewah keluarga Zaidan dengan tatapan sang suami yang begitu datar.Eva tidak mengerti dengan tatapan benci dari sang suami saat ini, bahkan cengkraman tangan Zaidan di tangannya begitu erat dan seakan enggan untuk melepas tangannya. "Ayo masuk!" ajak ZaidanIris mata Eva memperhatikan keluarganya tampak diasingkan di ujung sofa disaat orang lain tampak sibuk berbincang apalagi persoalan bisnis, sepertinya ayahnya kalah dengan perbincangan mereka. Tatapan matanya berdalih pada sang kakak tampak mudah bersosialisasi dengan keluarga Zaidan. Kakaknya paham tentang bisnis dan berbeda dengan Eva yang lebih memahami tentang dunia sains serta pendidikan. "Kamu duduk saja dulu dengan orang tua kamu, saya ada urusan dengan paman saya." Eva hanya mengangguk dan be
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status