“Hugo, bangun!”Suara berteriak kencang sarat akan emosi itu mampu membangunkan Hugo yang baru saja memejam sesaat. Namun, sedetik kemudian, mata lelaki itu melotot lebar, ketika melihat siapa pemilik suara melengking tersebut.“Hugo, ini aku!”“Sedang apa kau di sini? Cepat pulang!”“Apa kau sudah gila datang ke sini, hah?!” sembur marah Hugo, yang berusaha menekan suara memekiknya agar tak sampai keluar.Bukan menurut, Devina justru semakin melangkah maju mendekati brankar rawat Hugo, dengan si pasien terlihat berusaha bangun.“Kamu yang gila, kenapa menyuruh pembunuh bayaran itu menusukmu?”“Aku bilang pergi. Aku memberitahumu bukan untuk memintamu datang, Devina. Alice sedang ada di sini, jangan sampai dia melihatmu, Bodoh!”“Kamu memanggilku bodoh demi wanita itu? Jadi kamu melarangku datang karena ada Alice?” Kaca mata hitam diturunkan kasar, bola mata wanita itu bergerak dari ujung kaki hingga puncak kepala Hugo. “Kamu mau kembali ke New York?”“Lain kali pakai otakmu.
Baca selengkapnya