Home / CEO / Tetanggaku si Crazy Hot Boss / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Tetanggaku si Crazy Hot Boss: Chapter 71 - Chapter 80

111 Chapters

Jujur

Kalea berjalan lesu menuju rumahnya. Hari ini dia tidak bisa berpikir fokus karena terus mengingat Elkan. Mungkin dia hanya kehilangan sosok pria yang sering menganggunya itu. Walaupun sikapnya menyebalkan, tapi Kalea merasa nyaman.Belum sempat masuk ke dalam rumah, Kalea melihat Molly yang bermain di halaman rumah Elkan. Anjing itu mengigit sebuah bola kecil yang berwarna merah. Melihat Kalea yang menhampirinya Molly terlihat antusias. Dia berlari seakan ingin memberikan bola yang digigitnya."Loh, kenapa Elkan biarin anjingnya di luar sendirian?" gumamnya pelan.Kalea perlahan merendahkan tubuhnya dan mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Molly. Ngomong-ngomong dia sudah tidak takut lagi dengan Anjing. Dia sudah belajar untuk berani setelah hari dimana Molly membantunya dari aksi kejahatan. Kalea hanya perlu belajar untuk tidak tidak takut.Guk.. guk...Anjing itu menggonggong ketika Kalea melempar bola di tangannya asal. Molly berlari mengambilnya, dan mereka melakukan seperti
Read more

Sama-sama keras kepala

Kalea kini sedang meraasa diintimidasi oleh kedua orangtuanya. Karena semalam dia berbicara dengan sang Ibu tentang hubungannya dengan Elkan yang pura-pura. Kalea tidak berpikir jika masalah ini tidak akan besar. Maksudnya hanya sebatas Kalea dan orang tuanya tapi ternyata Ayahnya dibuat marah.Anton, pria itu terkejut saat mengetahui dirinya dibohongi. Dia meminta penjelasan pada putrinya namun Kalea hanya mengatakan jika hubungannya dengan Elkan memang pura-pura, alias sandiwara. "Kenapa kamu harus bohong sama Papa? Kamu tau kalau Papa paling gak suka dibohongi. Kamu bisa bohong di depan publik tapi Papa dan Mama ini orang tua kamu, Kalea. Apa yang kalian lakukan sampai harus seperti ini?"Kalea menunduk dan menggenggam ujung kaus yang dikenakannya. "Maaf. Aku gak bermaksud bohong sama Papa.""Kamu tau? Setelah kabar kencan itu Papa selalu dengar desas desus pembicaraan orang tentang kalian. Di kantor banyak yang membicarakan kalian tapi Papa gak pernah menanggapi. Sekarang kamu je
Read more

Mencintainya

"Kita ngapain ke sini, sih?" Kalea berdecak kesal saat Adel membawanya masuk ke dalam kerumunan orang.Dia pikir temannya itu akan mengajak pergi ke cafe, pasar malam atau mencari tempat makan yang enak. Namun ternyata Adel membawanya ke sebuah klub malam. Untuk apa mereka ke sana?"Gue mau nyari sepupu gue bentar di sini. Jadi kita bisa pergi pake mobil dia. Tenang aja kita gak akan lama. Setelah ngambil kunci mobil kita langsung pulang," jelas Adel."Yaudah buruan."Kalea mengikuti Adel dari belakang sambil mengeratkan jaket yang dikenakannya. Cukup terganggu dengan tatapan beberapa pria yang tertuju padanya, padahal Kalea sama sekali tak mengenakan pakaian terbuka.Jika menurut usia mungkin dia sudah dianggap legal datang ke tempat ini, tapi tetap saja Kalea kurang nyaman berada di dalamnya. Dengan bau alkohol, suara musik keras dan sekumpulan orang yang menari di depannya sangat mengganggu."Gue tunggu di sini aja, ya," kata Kalea menghentikan langkahnya. "Yaudah, tunggu sebentar
Read more

Teguran

"Selamat pagi."Anton menatap seorang pria muda di depannya. orang yang berdiri di pintu rumahnya pagi-pagi. Perlahan kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri untuk melihat dengan siapa orang ini datang. Namun ternyata dia memang datang sendiri."Mau cari siapa, ya?""Saya mau ketemu sama Kalea. Kebetulan saya ini Dosennya di kampus. Perkenalkan nama saya Rendi.""Bertemu dengan anak saya?" Untuk sesaat Anton terdiam kemudian menolehkan kepalanya ke belakang. Menatap pintu rumahnya yang sedikit terbuka. "Kalea! Ini ada dosen kamu!""Tunggu sebentar saja, nanti dia keluar. Saya harus pergi duluan karena mau berangkat kerja," lanjutnya.Rendi mengangguk dan menggeser tubuhnya ke samping. Pria paruh baya itu berjalan meninggalkannya dengan membawa tas hitam di tangan. Wajahnya terlihat begitu datar. Anton masih kecewa karena putrinya itu berbohong selama ini, apalagi bersama atasannya sendiri.Tak berselang lama setelah Anton pergi, Kalea keluar dari dalam rumah. Mendengar suara Papanya
Read more

Hamil?

1 bulan kemudian.Kalea dan Elkan sama sekali tak saling menyapa setelah sekian lama. Mereka sama-sama hanya diam ketika saling bertemu. Namun kali ini Kalea mulai meluluhkan hatinya. Dia mulai menyadari apa yang sedang dirasakan. Apalagi kalau bukan jatuh cinta?Bukannya mulai melupakan karena tidak lagi saling berbicara, justru Kalea merasa kehilangan. Dia merindukan saat dimana mereka bertengkar. Kalea ingin jujur dengan perasaannya namun melihat Elkan yang acuh membuatnya merasa terlambat. Kalea mulai menerka jika mungkin Elkan memang hanya penasaran, dan hanya menginginkan tubuhnya.Hari ini Kalea pergi ke butik seperti biasanya. Tanggung jawab butik sudah sepenuhnya diberikan. Kalea juga tidak keberatan karena mulai saat ini dia menyukai apa yang dia lakukan. "Kal, kamu lagi sakit ya? Muka kamu kayak pucet gitu," kata Mia yang menghampiri Kalea. Dia sedang sibuk dengan baju baru yang sedang dipajang."Masa, sih? Aku biasa aja kayaknya.""Yakin? Kalau kamu sakit, kamu bisa istir
Read more

Tanggung jawab

"Kamu kenapa, sih?" Vita memeluk putrinya yang seharian mengurung diri di kamar. Kemarin setelah mendengar teriakan Kalea, dia tidak keluar kamar sama sekali. Karena itu siang ini Vita mencoba membuka kamar dengan kunci cadang. Betapa terkejutnya dia melihat bagaimana Kalea terduduk dengan penampilan acak-acakan dan mata sembabnya. Ternyata dia menangis semalaman. Vita sudah mencoba bertanya pada anaknya itu tentang apa masalah yang dialaminya namun Kalea tetap diam.Anton bahkan meminta izin agar tidak dapat masuk ke kantor hari ini. Pria paruh baya itu ingin memastikan jika Kalea baik-baik saja. Karena beberapa hari ini dia tau jika putrinya sedikit berubah."Kakau kamu ada masalah, cerita sama Mama. Jangan seperti ini sayang."Anton mengusap rambut Kalea dengan lembut. "Siapa yang buat kamu menangis seperti ini? Papa akan beri dia pelajaran.""Aku gak apa-apa, kok," jawab Kakea dengan pelan. "Terus kenapa kamu mengurung diri di kamar kayak gini?"Kalea menggeleng dan memgusap ai
Read more

Balikan atau Jadian?

"what?! Jangan ngaco kamu kalau bicara. Mana mungkin Kalea hamil anak kakak."Elkan menggeleng tak percaya dan kembali melanjutkan aktifitasnya. Tiba-tiba Belina datang ke kantornya dan mengatakan agar Elkan menemui Kalea, dia juga mengatakan jika Kalea hamil anaknya. Elkan pikir itu hanya sebuah alasan atau cara agar sang adik bisa membujuknya. Akhir-akhir ini Belina memang ingin Elkan memperbaiki hubungan dengan Kalea."Kak El kenapa gak percaya, sih? Kak Kalea beneran hamil dan itu anak Kakak. Emangnya lupa kejadian di pantai waktu itu? Aku tau semuanya, dan Kak Kalea bilang kalau dia cuma berhubungan sama Kak El. Intinya Kak El harus tanggung jawab," kata Belina menggebu. "Pantai?"Mendengar kata pantai membuat Elkan mengingat kejadian malam itu. Apakah benar Kalea tengah hamil anaknya? Lagipula mana mungkin Belina bercanda sejauh itu. Entah ini kabar baik atau buruk. Satu sisi Elkan bahagia namun di sisi lain dia juga khawatir. Orang-orang pasti akan menilai buruk dan kabar ini
Read more

Satu pelajaran

Bugh!"Papa, stop!" Kalea menutup mulutnya dengan kedua tangan. Begitu juga dengan Vita yang tak percaya dengan apa yang dilakukan suaminya. Di depan sana Elkan berlutut dengan wajah yang memiliki lebam. Pelakunya tepat berdiri di depannya. Anton, pria paruh baya itu tengah mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Seakan terdapat emosi yang terpendam pada pria muda di depannya. Tanpa memperdulikan siapa yang baru saja dipukulnya.Elkan sejak tadi tak melakukan pembelaan untuk dirinya sendiri bahkan perlawanan. Dia merasa pantas mendapatkan ini semua karena ulahnya sendiri. Benar kata orang. Berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab. "Tanpa mengurangi rasa hormat, meskipun kamu atasan saya di kantor, di sini saya berdiri sebagai orang tua putri saya. Kenapa kamu menghancurkan masa depan anak saya satu-satunya?" ucapnya kini dengan suara yang mulai rendah.Elkan mengangkat wajahnya perlahan. "Saya minta maaf. Saya janji akan bertanggung jawab.""Ini bukan hanya soal itu. Baga
Read more

Keceplosan

Seorang wanita cantik tengah berjalan di sebuah mall seorang diri. Dia membawa beberapa paper bag di tangannya. Setelah hampir dua jam di mall dirinya sudah mulai merasa puas dengan barang-barang bermerk yang baru saja dibelinya.Airin, wanita itu memang menjadikan belanja sebagai hoby-nya. Ia melangkah keluar dari sebuah toko tas dan berjalan menuju eskalator. Untuk mengatasi rasa stress setelah bekerja sebagai model, dia perlu pelarian dengan belanja sepuasnya.Di depan sana terlihat seorang pria yang berjalan berlawanan arah dengannya. Dia adalah Rendi, mantan yang selalu membayangi hidupnya. Dia tidak mengerti kenapa Rendi masih berharap padanya. Airin bahkan sudah mengatakan jika cintanya sekarang hanya untuk Elkan."Hai." Rendi menghampiri Airin dengan senyum hangat yang biasa ia berikan. Berbeda saat dirinya berada di kampus, pria itu akan menjadi lembut saat dihadapan wanita yang dicintainya. Airin."Kenapa, sih, dimana pun aku pergi kamu selalu ada? Bisa gak, gak usah ngikuti
Read more

keputusan

Di dalam sebuah rumah megah, berkumpul sebuah keluarga yang duduk dihadapan seorang pria tua. Dia adalah Domini Cyrano, orang tertua dari keluarga Cyrano yang memegang penuh sebuah kekuasaan dan keputusan.Tidak ada yang berani menentangnya.Hari ini semua keluarga Cyrano dikumpulkan. Tidak ada yang tau apa masalah hari ini karena hanya pria tua itu yang tau. Biasanya jika sudah berkumpul seperti ini artinya ada yang penting."Menurut Kak El, Kakek mau bahas apa?" bisik Belina yang duduk di samping Elkan."Gak tau, lah. Mungkin bahas kamu. Kamu punya masalah di sekolah?""Ih, mana mungkin aku. Kalaupun ada itu Kak Kenan!"Seketika mata mereka membulat dan saling pandang. Jangan-jangan Kakeknya tau masalah Kenan dengan Kalea. Tapi mana mungkin? Siapa yang memberi tahunya? Tak... Tak... Tak...Suara ketukan tongkat kayu pada lantai membuat mereka mengalikan pandangan. Menatap lurus ke arah depan dimana Domini sedang menarik perhatian anak dan cucunya. Sesaat ia mengusap rambutnya yang
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status