Home / Romansa / Kamu Milikku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Kamu Milikku : Chapter 41 - Chapter 50

121 Chapters

Tidak Menolak Karena Butuh

Semua pengunjung terperangah melihat kelakuan Vonny dan Sofia. Lebih-lebih ketika Sofia menyebut Sherly sebagai jalang, lalu menyiramnya dengan segelas jus, wanita malang itu sontak jadi perhatian dan bahan gosip hari itu.Beberapa di antara pengunjung sempat mengabadikan momen memalukan itu ke dalam rekaman ponsel, lalu mengunggahnya ke laman media sosial.Saat Vonny melihat Hansel berlari ke arah mereka, dia segera menarik lengan Sofia. "Hansel datang, ayo kabur!" Vonny sudah merencanakan niat itu sebelumnya. Begitu Hansel melihat ulahnya dan Sofia, mereka akan langsung melarikan diri.Hansel ingin mengejar dan memberi pelajaran pada kedua wanita itu, namun Sherly sudah lebih dulu mencegahnya."Biarkan saja, jangan diperpanjang lagi!" Dalam kondisi menyedihkan, Sherly menatap kebingungan di wajah Aarav. Sang anak pasti terkejut dengan penyerangan yang datang secara tiba-tiba."Kenapa kamu hanya diam saja?" Hansel marah dengan sikap Sherly yang mudah menyerah. Sherly merasa tidak p
Read more

Tamu Di Malam Hari

Begitu mendengar suara mobil Hansel memasuki pelataran rumah, Lolita langsung berdiri. Wanita yang menggunakan gaun brokat hijau lumut itu meninggalkan ruang keluarga untuk menyambut Prau yang masih berstatus sebagai suaminya.Hannah ikut bergerak, mengikuti Lolita untuk memastikan keadaan sang cucu. Meski Hansel mengatakan jika Aarav baik-baik saja, rasa khawatir masih saja menyertai Hannah.Bukan tanpa alasan jika Hannah mulai resah. Pasalnya, Lolita telah menanyakan hal hal yang aneh padanya ketika mereka bercerita tentang Hansel dan Aarav.Lolita bahkan memaksa bu Nining untuk mengakui siapa saja yang menjemput Aarav ke rumah. Bu Nining hanya takut terjadi keributan, maka dia mempertahankan jawaban awalnya jika hanya Hansel yang menjemput Aarav."Akhirnya kamu pulang juga, Hansel." Hannah berkata, lalu mengedarkan pandangannya. Bukannya menyahuti sang ibu, Hansel justru melirik Lolita. "Sejak kapan kamu pulang ke sini?" Kata-kata yang dilontarkan Lolita terakhir kali masih memb
Read more

Aku Calon Suamimu, Sherly

Sherly berhenti di depan pintu. Sembari memegangi knop pintu, dia menempelkan kuping di badan pintu berwarna coklat tua itu.Tidak ada suara ketukan lagi. Penasaran, Sherly mengintip dari sebuah lobang kecil yang ada di badan pintu. Tidak ada siapa pun di depan pintu. Suara ketukan itu pun sirna seperti tiupan angin yang berlalu begitu saja."Apa aku hanya bermimpi, ya?" gumam Sherly sambil menggaruk kepalanya.Tepat ketika Sherly berbalik menuju tempat tidur, suara hantaman keras terdengar dari luar. Sherly buru-buru menempelkan kupingnya di badan pintu, menajamkan pendengarannya. Beruntung sang anak tidak terganggu dengan bunyi keras yang berasal dari luar.Plak . Brugh. Bamb.Hanya suara suara aneh itu yang terdengar oleh Sherly. Tidak ada suara orang yang bicara atau pun ribut lainnya."Apa ada orang berkelahi di luar?" Tubuh Sherly gemetaran. "Bagaimana ini?" Sherly semakin panik, karena suara pukulan itu terdengar jelas di dekat kamarnya. Dia hanya seorang perempuan bersama d
Read more

Butuh Ciuman

"Kamu menyuruhku tidur di sebelahmu?" Hansel memastikan.Sherly mengangguk yakin. Biar bagaimana pun, Hansel berada di kamar itu karena khawatir tentang ancaman Ronald yang bisa saja datang kembali dengan segudang aksi nekatnya.Tidak tega melihat Hansel dalam kondisi kesulitan saat beristirahat, Sherly berkata lagi, "Tidurlah di sini, aku tidak masalah kok."Seketika mata kantuk Hansel berbinar. Dalam hitungan detik, dia sudah melompat ke ranjang, menyatu dengan Sherly di bawah selimut yang sama."Hanya tidur saja!" Setelah mengultimatum Hansel, Sherly pun berbaring dengan tenang. Dia tidak merasa bersalah lagi.Binar keceriaan di wajah Hansel perlahan pudar. Awalnya pria itu sudah berharap ada peningkatan dalam hubungan mereka. Paling tidak, ada ciuman dan pelukan hangat. Namun, sepertinya itu hanya mimpi saja. Sherly sukar untuk berbagi hal semacam itu. Ditambah Hansel juga kurang berpengalaman untuk merayu wanita. Di depan umum, Hansel tampak tegas dan tidak tersentuh, namun beru
Read more

Bertukar Posisi

Hari itu, Sofia tidak seperti biasanya. Wanita yang menggunakan blezer hitam itu tidak menanggapi ucapan Sherly. Seperti tidak pernah terjadi apapun di antara mereka, Sofia dengan acuh memulai pekerjaan barunya. Wanita itu mengambil alih semua tugas yang biasa dikerjakan Sherly.Sherly mengira jika Sofia tengah memberinya pelajaran keras dengan cara mengabaikannya. Tidak tinggal diam, Sherly pun menjelaskan keadaannya. "Aku sudah meminta izin pada pak Reynand, Bu Sofia. Ada urusan penting yang harus diselesaikan, makanya aku tidak bisa datang tepat waktu," Sherly menerangkan, meski dalam hati, dia beranggapan jika Sofia sukar untuk mempercayai kata-katanya.Siapa Sherly? Apa jabatannya? Berani pulang lebih awal pada jam kerja, datang terlambat, kemudian dengan entengnya memberi alasan sembari membawa bawa nama atasan.Sofia masih membisukan mulutnya. Namun dadanya sudah terlihat naik turun karena deru napasnya semakin cepat. Ketika menoleh pada Sherly, raut wajah Sofia yang semula dat
Read more

Baik Saja Tidak Cukup

Setelah pengakuan Hansel, Hannah tidak bisa bernapas dengan tenang. Janda beranak satu itu tidak rela, jika perselingkuhan yang pernah dilakukan mantan suaminya kini terulang pada sang anak. Meski hubungan terlarang anaknya telah terjadi, Hannah bersikeras untuk memisahkan Hansel dan wanitanya. Tidak boleh ada wanita kedua dalam pernikahan sang anak seperti yang pernah dialaminya.Sejak malam itu, ketika Hansel meninggalkan rumah, pikiran Hannah selalu dipenuhi wanita bernama Sherly yang juga merupakan ibu kandung dari cucunya.Sebuah ide pun muncul di kepala Hannah tatkala Lolita mengingatkan kondisi Farah saat ini. Mertua dan menantu itu pun menyusun rencana untuk mengunjungi Farah di rumah sakit. Keduanya bahkan berniat terlebih dulu mendekatkan Sherly dan ibunya Santos."Bagaimana hubunganmu dengan Sherly?"Sebelum Santos menjawab, Hannah sudah menoleh pada Farah. Dia harus meyakinkan temannya itu untuk menjadikan Sherly sebagai menantu."Farah, apa kamu tahu tentang Santos dan S
Read more

Memenuhi Permintaan Sang Ibu

Karena selama ini Sherly kerap menolak panggilan telepon darinya, Santos berpikir jika wanita itu sudah tidak ingin bertemu dengannya lagi. Kini, ketika sang ibu kembali mendesak dan berharap bertemu kembali dengan Sherly, Santos ragu untuk meminta ulang."Apa dia sedang sibuk?" Farah sudah mengetahui jika Sherly bekerja di perusahaan yang sama dengan putranya. "Harusnya ibu tidak berbaring di sini, jadi kalian tetap bisa bertemu setiap hari. Itu akan berdampak bagus pada hubungan kalian.."Mengetahui ibunya masih berharap, Santos tidak sampai hati untuk menolak. "Aku akan menghubunginya lagi." Setelah itu, Santos pun keluar dari ruangan ibunya.Setelah berpikir lama, Santos memutuskan untuk meminta bantuan pada Reynand. Berharap sepupunya itu mungkin bisa memberi alasan pada Sherly agar mau bertemu dengannya.Santos baru saja menemukan kontak Rey di ponselnya, ketika sebuah suara sudah menegurnya lebih dulu."Santos ...!" Sherly berdiri sekitar dua meter dari pria itu. Dia juga menen
Read more

Telah Jatuh Cinta

Hansel mengingat kembali ekspresi Sofia ketika keluar dari gedung rumah sakit. Wajah wanita itu merengut, seperti kulit jeruk yang sudah kisut."Pantas saja Sofia marah," gumam Hansel turut kesal. Dia pun mendekati Santos yang masih memeluk Sherly. Entah sudah berapa lama keduanya berpelukan, Hansel juga iri melihat kedekatan Santos dan Sherly. Namun, tidak mungkin dia berteriak dan menunjukkan kemarahannya, mengingat mereka sedang berada di rumah sakit."Sherly ...!" Hansel hanya memanggil nama wanita itu. Tidak ada nada tinggi atau pun ekspresi yang kurang menyenangkan. Dia menahan diri agar emosinya tidak terpancing.Pelukan itu segera terlepas.Sedari tadi, Sherly juga ingin melepaskan diri dari dekapan Santos, namun pria itu seperti enggan untuk melakukannya.Memikirkan perasan Santos yang saat ini butuh sandaran, Sherly mau tak mau menuruti keinginan pria itu. Hanya berpelukan dengan niat menguatkan seorang teman yang tengah berduka. "Hansel ...!" Sherly melihat pria itu mende
Read more

Sherly Milik Hansel

Pagi itu, Santos sengaja lebih dulu bertemu dengan Sherly karena dia membawakan makanan rumahan untuk wanita itu. Farah yang terjun langsung untuk membuat makanan tersebut. Santos yakin jika Sherly akan senang menerimanya. Dengan begitu, dia juga memiliki alasan untuk mengundang wanita itu ke rumahnya, atas permintaan sang ibu.Ya, desakan Farah yang terlalu menyukai Sherly membuat Santos harus lebih giat mendekati Sherly. Selagi belum terjadi pernikahan masih ada harapan untuk Santos. Waktu menunjukkan kurang dari pukul delapan pagi. Sherly biasanya selalu datang lebih awal. Sambil menenteng kotak makanan, Santos tersenyum menuju meja Sherly.Di dalam ruangan yang diisi oleh beberapa karyawan itu, Santos mencari keberadaan Sherly. Tatapannya tertuju pada meja yang biasanya ditempati Sherly, namun tidak ada orang yang duduk pada waktu itu."Apa Sherly belum datang, ya?" pikir Santos. Saat dia hendak berbalik, Sofia muncul di waktu yang bersamaan."Santos ...." Sofia senang melihat p
Read more

Kamu Mau Kan?

"Tidak ada urusan lain lagi kan?" Hansel menegur Tiffany yang masih setia menatap Sherly. "Kenapa masih berdiri di situ?" Sentakan Hansel membuat Tiffany segera menoleh. "Tidak ada, aku hanya sedang berpikir jika sekretaris barumu ini sangat mirip dengan seseorang.""Mau mirip dengan siapa pun, tidak ada urusannya denganmu. Sekarang keluar dari ruangan ini!" Hansel tidak akrab dengan dua saudara tirinya. Jadi, dia tidak pernah berpura-pura baik dengan keduanya."Oke." Tiffany segera keluar membawa dokumennya. Di luar, Tiffany masih berpikir keras tentang Sherly. Karena hanya sesekali mendatangi kantor sang kakak, dia baru pertama kali melihat wanita itu. Gadis bertubuh berisi itu lebih memilih bekerja di perusahaan lain yang masih dipimpin oleh ayahnya. Dengan bekerja bersama sang ayah, Tiffany berharap jika suatu saat akan mendapatkan satu aset berharga dari ayahnya.Buugh.Akibat masih memikirkan Sherly, Tiffany tidak sengaja menabrak seorang wanita. Tubuhnya yang lebih berisi me
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status