Home / Romansa / Wanita Penghibur sang Presdir / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Wanita Penghibur sang Presdir: Chapter 31 - Chapter 40

113 Chapters

BAB 31 | Kekesalan Ganesha

Ganesha baru saja berniat keluar dari ruangannya. Pria itu sudah merapikan kembali meja kerjanya sebelum pulang. Ia sudah bersiap untuk meninggalkan kantor, sebelum akhirnya mendengar suara ketukan pintu.Ganesha tak menjawab. Namun, pria itu segera mendekati pintu keluar, karena memang itulah tujuannya sebelum ini."Ada apa?" tanya Ganesha setelah membuka pintu. Ia menatap pada karyawan front office-nya yang berdiri di hadapannya."Pak, ada yang ingin melamar pekerjaan," ucap wanita itu."Melamar? Tapi, aku tidak membuka lowongan pekerjaan," ucap Ganesha dengan kening berkerut heran."Saya sudah mengatakannya, Pak. Tapi, dia–""Pak Ganesha, apa Anda benar-benar tidak memiliki lowongan pekerjaan untuk saya? Saya bersedia menempati posisi apa pun." Seorang wanita berperawakan tinggi, anggun, dengan wajah lumayan cantik tiba-tiba saja mendekat dan berbicara kepada Ganesha.Pria itu mendelik ke arah wanita tersebut. "Susan, kau bisa kembali ke mejamu. Biar aku yang mengurus wanita ini," u
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

BAB 32 | Karyawan Baru

"Selamat pagi, Pak Ganesh," sapa Susan, pegawai front office. Ia tersenyum ramah kepada bosnya yang baru saja melewatinya, tanpa menjawab sapaannya sama sekali. Padahal sebelum ini, Ganesha sudah mulai bersikap ramah dengan membalas teguran para karyawannya. Apa yang terjadi pada pria itu?Ganesha melangkah kasar memasuki lift khusus untuk dirinya. Pria itu sedang dalam suasana hati yang buruk. Wajahnya keruh. Sama sekali tidak menampakkan binar bahagia.Elevator itu bergerak naik. Membawa Ganesha hingga ke lantai tujuh, di mana ruangannya berada. Pria itu segera keluar dari dalam sana begitu ia mencapai tujuannya."Oh! Pak Ganesha!" pekik seorang wanita dengan setelan rok dan blazer berwarna navy.Ganesha mendesis pelan sembari mengurut pangkal hidungnya. "Kenapa kau tiba-tiba ada di sini?""Bukankah Bapak yang bilang jika saya mulai bekerja hari ini?" Wanita itu adalah Anna. Ia menatap Ganesha dengan senyum manisnya. Entah wanita ini kelewat polos atau bagaimana. Padahal, jelas-jela
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

BAB 33 | Hubungan Tanpa Status

Suasana makan malam yang canggung. Hanya suara denting alat makan yang beradu di atas meja, terdengar memenuhi ruang makan tersebut.Ganesha berdehem pelan saat dirinya baru saja selesai dengan makanannya. "Hei, kau pandai sekali memasak. Aku ingin istriku kelak bisa memasak seperti dirimu."Geisha yang tengah mengunyah makanan itu pun seketika menghentikan aksinya. Ia menatap tajam ke arah Ganesha.Trak!Gadis itu meletakkan alat makannya secara kasar di atas meja, kemudian bangkit dari tempat duduknya."Apa? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" tanya Ganesha dengan wajah tak berdosa.Geisha berniat meninggalkan meja makan, namun Ganesha dengan cepat bangkit dari tempat duduknya, lalu menghadang jalannya."Bukankah kau masih kesulitan berjalan?" tanya Ganesha. Ia mengulum bibir sebagai tanda sungkan."Lalu, kau mau apa? Kau yang membuatku seperti ini!" kesal Geisha tanpa rasa takut. Astaga, semoga Ganesha tidak mengamuk padanya karena bersikap tidak sopan!Tanpa diduga, Ganesha jus
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

BAB 34 | Jangan Sakiti Geisha

Ganesha mengurungkan niatnya untuk pergi ke kantor. Pria itu membawa Geisha ke rumah. Mengerahkan beberapa pengawal untuk menjaga gadis itu, sementara ia melakukan pertemuan dengan beberapa pengawal lainnya."Sudah hampir satu bulan, apa kalian belum menemukan siapa dalang di balik teror yang Geisha terima?" tanya Ganesha yang duduk di kursi kebesarannya."Maaf, Tuan. Kami benar-benar belum menemukan petunjuk. Pelayan yang dahulu mengantar makanan ke kamar hotel untuk Nona Geisha pun enggan membuka suara, meski ia terancam kurungan penjara," ucap Daniel, kepala pengawal. Tangan kanan Ganesha yang begitu setia mendampingi pria itu sejak masa kuliah.Ganesha berdecak kesal. Dari sekian belas orang pengawal, tidak ada satu pun yang berhasil menemukan petunjuk atas pelaku teror itu? Apa pelakunya sungguh hebat, hingga tidak terlacak sama sekali oleh mereka?"Apa tidak ada CCTV atau lain sebagainya, yang menunjukkan gerak-gerik aneh pelayan itu?" tanya Ganesha lagi."Kebetulan, CCTV pada ar
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

BAB 35 | Pergi ke Makam

BLAM!Pintu kayu tersebut ditutup dengan sangat kuat oleh seorang pria, hingga menimbulkan bunyi berdebum yang keras. Gadis yang berada di dalam ruangan itu pun sampai terlonjak kaget dibuatnya.Geisha memerhatikan Ganesha yang baru saja masuk ke dalam ruangan yang sama dengan yang ia tempati sejak beberapa saat yang lalu. Memang, setelah kejadian di kolam renang tadi, Ganesha lantas menyuruh Geisha untuk masuk ke dalam rumah, dan menunggunya di dalam kamar yang dahulu pernah ia tempati ketika dirinya dirawat.Seberapa kerasnya gadis itu mencoba menenangkan emosi tuannya saat itu, Ganesha tetap kukuh menyuruh dirinya menunggu di dalam. Entah apa yang pria itu lakukan terhadap ibunya. Namun, Geisha berharap bahwa itu bukanlah hal yang buruk dan berakibat fatal."Master?" panggil Geisha dengan hati-hati.Ganesha membuang napas secara kasar, sebelum akhirnya melangkah ke arah Geisha, dan langsung menerjang tubuh itu dengan sebuah pelukan erat. "Aku benci ibuku. Aku membencinya. Aku sangat
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

BAB 36 | Tes Kesuburan

Srak!Gorden di ruangan tersebut tersibak. Memberi akses bagi sinar mentari untuk menerobos masuk ke dalam. Pun turut menyapa wajah gadis cantik yang masih terlelap dalam tidurnya.Ganesha melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Kemudian, pria itu beralih menatap Geisha yang mulai terusik sebab cahaya yang menyilaukan. Ia lantas mendekati gadis itu.Pria itu tersenyum, seiring dengan tangannya yang mengusap lembut kepala Geisha.Gadis itu menggeliat kecil. Melenguh pelan, sebelum akhirnya matanya terbuka."Aku harus berangkat ke kantor," ucap Ganesha.Geisha mengerutkan keningnya. Ia mencoba bangun dengan perlahan, lalu duduk bersandarkan pada kepala ranjang. Gadis itu melirik ke arah jam dinding sejenak, sebelum bertanya, "Apa Master tidak sarapan dahulu?"Ganesha membenarkan letak selimut yang menutupi tubuh polos Geisha. "Aku akan sarapan di kantor. Cepat mandi dan buatlah sarapan untuk dirimu sendiri. Atau ... haruskah aku memanggil satu pelayan untuk aku pekerjakan
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more

BAB 37 | Hanya Pelacur

Geisha berjalan keluar dari dalam ruang pemeriksaan dengan tatapan kosong. Dokter itu mengatakan bahwa pil dari Ganesha yang selama ini ia anggap sebagai vitamin itu adalah sebuah pil penunda kehamilan. Lalu, bagaimana bisa pria itu melakukan ini?Padahal, Ganesha pernah berjanji akan bertanggung jawab apabila dirinya sampai mengandung benihnya. Pantas saja, enam bulan hidup bersama dan sering bercinta, Geisha tak kunjung hamil.Semula, gadis itu berpikir bahwa ada masalah kesuburan pada dirinya atau pun Ganesha. Ia berencana untuk diam-diam membawa sampel sperma pria itu jika memang tidak ditemukan tanda kemandulan pada dirinya sendiri. Namun, pernyataan mengejutkan dokter itu, rasanya sudah cukup menjelaskan situasi saat ini.Baik Ganesha maupun Geisha sama-sama tidak mengalami infertilitas. Gadis itu tidak hamil sebab ia mengonsumsi pil pencegah kehamilan yang diberikan oleh sang tuan. Jadi, kenapa Ganesha memberinya obat itu?"Dia hanya main-main denganku," gumam Geisha di sepanjan
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more

BAB 38 | Annabelle, Bukan Annastasia?

"Nona Geisha? Nona baik-baik saja? Apakah terjadi sesuatu di sana?" tanya Daniel begitu Geisha menghampirinya dalam kondisi wajah yang begitu sembab. Sangat jelas tergambar bahwa gadis itu baru saja menangis sebelum ini.Geisha menggeleng lemah. "Maaf, sudah membuat Paman menunggu terlalu lama," ucap gadis itu sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil, sebab Daniel sudah membukakan pintu untuknya.Daniel segera masuk ke dalam mobil, dan duduk di kursi kemudi. Pria itu mengemudi dengan perasaan cemas. Ia sesekali melirik pada pantulan diri Geisha melalui kaca spion.Gadis itu terlihat menatap kosong ke luar kaca jendela mobil. Sorot matanya begitu sendu serta tampak menyedihkan.Terlalu sibuk dengan pemikirannya sendiri, hingga membuat Geisha tidak sadar bahwa mobil yang ia tumpangi itu telah sampai di depan pelataran sebuah gedung. Gadis itu segera turun begitu Daniel membukakan pintu untuknya. Begitu menginjakkan kakinya di luar, Geisha terkesiap. Ia baru menyadari bahwa mereka pergi ke k
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more

BAB 39 | Dia Pelaku Teror Itu!

"Siapa Annastasia?" tanya Ganesha dengan kening berkerut heran."Dia!" Geisha menunjuk ke arah Anna yang sudah berdiri menatapnya dengan raut wajah yang sulit untuk dijelaskan. "Dia adalah putri rentenir itu!" lanjutnya."Hah? Kau ini bicara apa? Anna adalah gadis yatim piatu, sepertimu. Dia juga terlilit hutang dan akan dijual oleh penagih hutang, sama sepertimu. Jadi, tidak salah jika aku memberinya pekerjaan, bukan?" tanya Ganesha sembari menatap Geisha yang sudah terlihat berapi-api."Tapi, dia yang menerorku!" Geisha menatap nyalang ke arah Anna. Sementara, Ganesha tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya."Geisha, kau ini berbicara apa? Ayo, kita pulang saja," ajaknya dengan lembut."Periksa komputernya! Kau akan tahu sendiri!" seru gadis itu.Anna berdecak pelan. Ia menggeser tubuhnya dari balik mejanya. "Silakan jika ingin memeriksa komputer saya, Pak," ucapnya kepada Ganesha.Pria itu menghela napas sejenak. "Tidak perlu, Anna. Aku percaya padamu."Geisha menatap tak percaya
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more

BAB 40 | Rooftop

Anna mendengus lega begitu Ganesha sudah keluar dari dalam ruangan kantor itu. Ia pun kembali duduk di kursi kerjanya. Kemudian, sebuah senyum licik tersungging di bibirnya."Hmph! Dasar gadis bodoh!"Anna mengalihkan akun komputernya lagi. Kemudian, beberapa aplikasi yang belum sempat ia tutup pun kembali bermunculan, termasuk aplikasi berkirim pesan teks."Dia pasti mencari ini," gumam Anna dengan senyum liciknya. Ia membaca pesan baru yang semula belum sempat dibukanya.[From Unknown: Ganesha Indo Global.]Sebuah tawa licik terdengar dari wanita itu. "Karena kau sudah berani mengutak-atik komputerku, aku akan memberimu hadiah besar."Wanita itu kembali mengetikkan sebuah balasan untuk pesan yang dikirimkan oleh Geisha untuknya.Anna tersenyum puas begitu selesai mengirimkan pesan teror untuk Geisha. Memang selama ini, ia mengirimkan pesan-pesan itu melalui komputer kerjanya. Mudah saja baginya untuk menghilangkan kecurigaan orang-orang. Dia memiliki dua akun Windows yang memudahkann
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status