Semua Bab Wanita Penghibur sang Presdir: Bab 21 - Bab 30

113 Bab

BAB 21 | Adegan Romansa

Geisha melirik ragu pada Ganesha yang berdiri di sampingnya. Mereka berdua tengah berada di loteng rumah sakit saat ini. Berdiri di belakang dinding setinggi delapan puluh sentimeter yang menjadi pagar pembatas. Angin sore menerpa wajah keduanya. Menerbangkan rambut Geisha yang tergerai panjang.Gadis itu menelan ludahnya dengan susah payah. Oh, apa Ganesha berniat mendorongnya dari lantai delapan rumah sakit?"Kau tahu apa salahmu?" tanya Ganesha dengan suara dinginnya. Pria itu masih enggan menatap Geisha. Pandangannya lurus ke arah depan. Di mana hamparan perkotaan padat, berserta gedung-gedung pencakar langit terlihat."Aku sudah minta maaf.""Apa itu cukup?" sela Ganesha. Pria itu lantas menatap pada Geisha yang kini kembali menundukkan kepalanya. "Di mana-mana, wanita sama saja. Mudah berkhianat, mudah pula mengucapkan maaf. Seakan perasaan kami, para pria, tidak ada artinya bagi mereka." Ganesha mendengus di akhir kalimatnya."Tapi, aku tidak merasa melakukan kesalahan apa pun.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya

BAB 22 | Cemburu?

Tiga hari telah berlalu semenjak insiden di rumah sakit, dan ini adalah hari di mana Ganesha akan berangkat berlibur ke Turki bersama dengan Geisha. Mereka sudah menyiapkan apa-apa saja yang akan mereka bawa sejak semalam, terutama Geisha. Bagi gadis itu, ini adalah perjalanan pertamanya ke luar negeri. Ia sungguh bersemangat."Master, apa aku perlu meminum obat anti mabuk perjalanan?" celetuk Geisha saat ia dan Ganesha baru saja menyelesaikan sarapan paginya.Jam menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Sementara, mereka akan berangkat pukul setengah tiga siang ini."Kau mabuk udara?" tanya Ganesha dengan sebelah alis yang terangkat kala menatap Geisha.Gadis itu menggeleng. "Aku belum pernah naik pesawat."Ganesha terdiam sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Bagaimana dengan vitamin yang aku berikan?""Astaga. Iya, iya. Aku meminumnya sejak kemarin," decak Geisha. Ia benar-benar merasa jengah saat Ganesha terus saja mengingatkannya untuk meminum obat dari pria tersebut."Bagus. Jangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-03
Baca selengkapnya

BAB 23 | Mati Rasa

"Apa Master hanya mencoba mengelak?" tanya Geisha, "aah ...." Gadis itu tersenyum geli. "Master menyukai aku?"Geisha berdecap. Ia lantas melirik suasana sekitarnya. Kemudian, pria itu berbisik di telinga Geisha, "Tidak ada hal lain yang aku sukai darimu, selain tubuhmu." Pria itu mengecup cuping telinga Geisha, kemudian melanjutkan, "Apa kau sudah selesai datang bulan? Sepertinya ... aku harus menghukummu karena sudah lancang memberi kesimpulan tentang perasaanku."Geisha bergidik ngeri. Gadis itu menelan ludahnya dengan susah payah saat Ganesha terus saja menggodanya dengan meniup dan mengecup daun telinganya. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, saat sebuah lenguhan hampir lolos dari dirinya. "Please ....""Kenapa?" tanya Ganesha dengan suara beratnya. Pria itu masih berbicara di dekat telinga Geisha."Ja–jangan seperti ini di dalam pesawat," peringat gadis itu.Ganesha menyeringai. "Aku rasa, kita bisa mencari hotel di dekat bandara begitu transit di Hongkong.""Hah? Ap–apa?"Tib
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-03
Baca selengkapnya

BAB 24 | Menyangkal

"Ladies and gentlemen, as we start our descent, please make sure your seat backs and tray tables are in their full upright position." Terdengar suara pramugari yang mengumumkan bahwa pesawat akan mendarat.Geisha melongokkan kepala, bermaksud mengintip keadaan di luar pesawat melalui jendela yang ada di samping Ganesha. "Whoa ....""Jangan membuatku malu," gumam Ganesha dari samping gadis itu.Geisha mencebikkan bibirnya. "Aku hanya heran. Padahal, kita menempuh penerbangan lebih dari empat belas jam. Tapi, sampai di sini masih pagi."Ganesha memutar kedua bola matanya. "Kau tidak belajar dengan benar saat di sekolah, huh?""Oh. Aku belajar. Hanya saja, aku tidak pernah merasakan perbedaan zona waktu secara langsung. Wajar jika aku merasa heran," dengus Geisha.Pria di sampingnya itu mendecih. Mereka sudah memasang sabuk pengaman dengan baik. Beberapa menit lagi, pesawat akan landing."Aku takut," ucap Geisha saat merasakan perasaan tak nyaman kembali menyergapnya.Ganesha terdiam ses
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-04
Baca selengkapnya

BAB 25 | Kesalahan Fatal

Sepanjang waktu yang mereka habiskan di London, Geisha terus saja menekuk wajahnya. Ia sama sekali tidak bersemangat seperti ketika baru turun dari pesawat tadi. Gadis itu lebih banyak melamun."Kalau kau diam terus, aku akan membawamu ke hotel!" ancam Ganesha yang merasa jengah dengan sikap Geisha yang memilih diam. Gadis itu hanya mengangguk atau pun menggelengkan kepala setiap Ganesha berbicara."Geisha!" gertak pria itu marah.Geisha tidak merespons. Gadis itu justru berjalan cepat mendahului Ganesha."Aku tidak akan mengikutimu! Terserah kau saja!" teriak Ganesha saat punggung Geisha perlahan menjauh darinya. "Kau dengar aku?! Aku tidak akan mengikutimu! Pergilah sesuka hatimu!"Geisha masih enggan menolehkan kepalanya, meski Ganesha terus berteriak ke arahnya. Gadis itu semakin mempercepat langkah kakinya."Hah! Terserah kau saja!" dengus Ganesha kesal. Pria itu terdiam sesaat, sebelum akhirnya memutuskan pergi dari tempatnya semula. Ia enggan memikirkan Geisha kali ini. Biarlah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-04
Baca selengkapnya

BAB 26 | Bagimu, Aku Apa?

Di tengah-tengah usaha pencariannya terhadap Geisha, ia menangkap siluet sosok pria yang tengah berdiri tak jauh dari area toilet wanita. Pria itu memegang sebuah tas, yang ia yakini sebagai milik Geisha.Ganesha memutuskan untuk menghampiri pria tersebut."Bukankah ini milik kekasihku?" tanya Ganesha dengan wajah tak bersahabat begitu ia menjangkau pria tersebut. Ganesha melirik pada ransel di tangan pria itu, kemudian merebutnya dengan paksa saat ia yakin bahwa itu milik Geisha."Seharusnya, kau tidak boleh membiarkan kekasihmu berjalan seorang diri di negeri orang, Tuan. Kecuali, jika kau memang tidak peduli terhadapnya," ucap pria tersebut, yang merupakan Jack.Ganesha mendengus keras. "Tidak perlu mengajariku. Pergilah! Aku yang akan menunggunya."Jack menggeleng tak percaya. Pria itu lantas meninggalkan Ganesha yang kini menunggu di tempatnya semula."Kak Jack, aku sudah sele–sai."Ganesha menoleh. Ia menatap Geisha dengan wajah keruh. "Kau pergi ke mana saja?! Aku mencarimu seja
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

BAB 27 | Ada yang Tidak Beres

"Bagiku ... kau ...." Ganesha semakin mengeratkan pelukannya. Wajahnya tenggelam di balik punggung Geisha."Aku tidak tahu," ucap pria itu, "jangan bertanya. Yang jelas, aku tidak memiliki perasaan untukmu." Pria itu kembali menekankan. Ia begitu trauma dengan perasaan mendalam yang ia tunjukan untuk wanita. Dirinya sudah sering kali menerima pengkhianatan dari wanita yang ia sayangi.Geisha bergeming. Bukankah ucapan Ganesha sudah sangat jelas? Perasaannya hanya bertepuk sebelah tangan, tanpa bisa terbalas sampai kapan pun. Hatinya mendadak sakit. Dadanya bergemuruh sesak. Perlahan, lelehan air mata mulai mengalir keluar dari sudut matanya, membasahi bantal yang menjadi alas berbaring kepalanya.***Sore itu, mereka pergi ke sebuah selat yang cukup terkenal di Istanbul, yang sering disebut gerbang dua benua. Ganesha mengajak Geisha berwisata dengan pesiar Bosphorus."Seharusnya, kau membawa mantelmu. Bukankah aku sudah katakan sebelumnya? Udara musim gugur sedikit lebih dingin. Terleb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

BAB 28 | Firasat Buruk

Ganesha baru saja menjauh dari pintu kamar hotelnya. Ia mendekati pintu lift, kemudian menekan sebuah tombol. Dengan sabar, pria itu menanti hingga pintu tersebut terbuka. Dari dalam sana, keluar seorang pelayan pria dengan sebuah troli.'Sepertinya room service,' batin Ganesha. Ia berpikir untuk membuat pesanan melalui pelayan tersebut. Namun, dirinya mengurungkan niat. Lebih leluasa jika datang dan memilih menu secara langsung, pikirnya.Ganesha segera masuk ke dalam lift setelah pelayan beserta troli itu keluar dari dalam. Pria itu menekan tombol. Pintu lift tertutup, kemudian bergerak turun.Begitu tiba di lantai satu, Ganesha segera keluar dan menuju service bar. Pria itu memesan dua porsi kebab dan baklava, makanan khas Turki, juga dua gelas Turkish tea."Your order will be delivered in twenty minutes, Sir," ucap wanita yang menerima pesanan Ganesha.Ganesha menganggukkan kepala. Kemudian, ia memutuskan untuk meninggalkan service bar. Dua puluh menit cukup untuk sekedar mencari
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

BAB 29 | Apakah Ulah Tuan Black?

Geisha terbangun dari tidurnya dalam kondisi kepala yang teramat berat. Dunia terasa berputar-putar baginya. Ia mengernyit dalam mata terpejam. Gadis itu menekan pelipisnya seraya mendesis pelan.Geisha kembali membuka matanya perlahan saat pusing pada kepalanya perlahan menghilang. Untuk sesaat, ia dibuat linglung dengan pemandangan ruangan yang tengah ia tempati.Gadis itu melirik ke sana kemari. Kemudian, ia menemukan sebuah tiang penyangga cairan infus. Punggung tangannya terpasang jarum infus. Geisha mengernyit bingung."Kami sudah memeriksa pria yang Tuan maksud. Tapi, tidak ada yang aneh dengan pria itu, Tuan. Dia hanya turis biasa. Namanya Elliot Jack. Ibunya berkebangsaan Turki, sementara ayahnya berdarah Asia. Dia pergi ke Turki untuk mengunjungi orang tuanya." Terdengar suara seorang pria dari luar ruangan yang ditempati oleh Geisha."Bagaimana dengan ibuku?" Kali ini, Ganesha yang berbicara."Tuan, Nyonya Clarissa sepertinya tidak ada kena-mengenanya dengan kejadian ini.""
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-06
Baca selengkapnya

BAB 30 | Maafkan Aku, Master!

Ganesha baru tiba di rumahnya, dan pengawalnya sudah langsung memberondongnya dengan beberapa laporan."Tuan, Nona Geisha memberontak. Tangannya terluka, dan dia tidak ingin diobati," lapor pria berseragam jas hitam tersebut.Ganesha menghela napas, kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar yang ditempati oleh Geisha. Pria itu mengatur napas sejenak, sebelum akhirnya membuka pintu. Ia terbelalak mendapati darah gadis itu yang bercecer di atas lantai."Master!" Geisha melompat turun dari ranjang yang kondisinya sudah berantakan. Tangan kanannya menutupi punggung tangan kirinya. Menekannya dengan kuat untuk menghentikan pendarahan akibat jarum infus yang dilepas secara paksa."Apa-apaan, kau ini?!" gertak Ganesha.Geisha terkesiap mendengar Ganesha yang meneriakinya dengan wajah garang. Gadis itu seketika mundur beberapa langkah dengan kepala tertunduk."Paman Daniel, panggil perawat untuk mengobati lukanya!" teriak Ganesha kepada pengawalnya yang menunggu di luar kamar."M–Master, ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status