“Angga? Kenapa kamu bisa disini?” tanya April. “Karena aku tidak akan meninggalkanmu, dalam keadaan apapun,” jawabnya yang membuat hati April terenyuh. “CEO? Kau Angga?” tanya Lucy. Dulu, Lucy memiliki cita-cita yang sangat besar, yaitu menikahkan Camila dengan Angga. Tapi terlalu sulit karena mereka bagaikan bumi dan langit. Namun sekarang, Lucy sedang menyaksikan Angga yang menggendong tubuh April dengan bayi yang terkandungnya. “Tante, jika Tante mengatakan pembicaraan Anda dengan April, maka suami Anda—”“Sa-saya mengerti, Pak Angga.” Lucy yang sangar seperti kucing besar yang mengamuk, kini hanya bisa menunduk takut seperti anak kucing yang malang. Angga membawa April pergi dari rumah itu. “April, aku harap kamu tidak kelelahan. Kamu harus menjaga kesehatanmu, ya. Ah, maaf karena aku marah kemarin-kemarin, ya. Setelah kamu mengungkapkan isi hatimu yang sebenarnya, aku jadi kalang kabut. Tidak tahu harus bersikap bagaimana agar kamu nyaman denganku. Jadi aku malah banyak dia
Baca selengkapnya