All Chapters of ELEANORE Putri Sang Perdana Menteri: Chapter 11 - Chapter 20

98 Chapters

Part 10 Give Me Your Love Father

"Nona, anda dipanggil tuan besar di ruang kerjanya."Perintah ayah tak bisa kuabaikan begitu saja meski aku masih sibuk dengan mengisi tugas kuliah. Jangan sampai ada panggilan kedua dari sekretaris ayah karena ayah tak suka orang yang mengabaikan perintahnya."Baik Mr Johans. Aku akan segera ke sana," ucapku kepada sekretaris kepercayaan ayah yang sudah ikut lama jauh sebelum aku lahir.Pria paruh baya memberiku seulas senyuman hangatnya, aku menyukai Mr Johans layaknya seorang ayah yang selaly memberi dukungan kepadaku. Kadang beliau membelaku di hadapan ayah jika di mata ayah ada kesalahan dariku."Berpakaianlah yang bagus, Nona. Kemungkinan tuan besar akan mengajak anda keluar hari ini."Keluar bersama ayah belum tentu mengajak ke suatu tempat dan jangan harap itu terjadi. Ayah tak pernah sekalipun mengajak kami anak-anaknya berlibur, beliau sibuk dengan tugas kerajaan dan biasanya aku beserta ketiga kakakku saja yang berlibur."Nona, pakaian apa yang harus saya persiapkan?" tanya
Read more

Part 11 Father Has A Plan

Ternyata acara yang dimaksud Naval adalah acara sederhana saja, sekedar rapat juga memperbarui foto-foto anak panti yang sudah beranjak dewasa dan pemilihan beberapa anak panti untuk bekerja di kerajaan atau kastil milik para perdana menteri."Keluarlah bersama anak-anak panti. Ada hal yang ayah bicarakan dengan pamanmu saat ini.""Iya ayah. Eleanore ada di taman jika ayah memanggil nanti."Ayah hanya memagutkan kepala saja lalu menyuruhku menutup pintu. Entah apa yang ingin ayah dan paman Pedro bicarakan, ayah tak melibatkan Naval maupun Smith. Mungkin mengenai perjodohan Esperanza karena kebetulan paman Pedro-lah yang memperkenalkan pria itu pada kakak perempuanku."Sudah selesau pembicaraan dengan ayah anda, Nona?" tanya Hellen saat aku sudah berada di luar. "Iya seperti itula. Ayah menyuruhku keluar. Oh, ya di mana Julian?"Tak seperti biasanya Hellen dan Julian terpisah, mereka selalu bersama-sama mengikutiku dari samping. Aku tak pernah membiarkan mereka berjalan di belakangku.
Read more

Part 12 Marriage Plan

Sepasang mata sedang menatap lekat-lekat dua orang perempuan muda dari balkon. Sesekali ia menyunggingkan senyuman ketika salah satu perempuan itu kalah dalam bermain lempar kartu, ikut tertawa kala ada yang terjatuh dan mendengkus kesal ketika kartu yang dilempar melesat.Ia jarang sekali melihat pemandangan seperti ini, kesibukannya sebagai pebisnis membuatnya sering berada di luar daripada di rumah. Ya bicara soal rumah, tempat yang ia tinggal sekarang bersama adik-adik dan ayahnya bukanlah sebuah tempat tinggal yang nyaman melainkan seperti penjara. Ada kalanya ia ingin mengajak adik-adiknya tinggal di apartemen yang selama ini ia tempati jika merasa sibuk atau memerlukan ketenangan kala masalah melanda. Namun hal tersebut tak pernah bisa terealisasi, sang ayah melarang hanya karena privasi. "Aku benar-benar tak menyukai hal ini, Naval."Suara dari arah balik pintu membuatnya berpaling dari pandangannya di taman. Ia memutar badannya lalu berjalan ke arah sang adik yang sudah dud
Read more

Part 13 My First Date With Ken

Pada akhirnya ayah melakukan hal yang tak aku sukai. Setelah Ez terus terang tak mau lagi menemui teman kencannya kini gantian aku yang harus pergi dan makan malam bersama pria yang tak kukenali. Aku ingin menolak, tetapi ayah akan marah besar dan menyebabkan pertengkaran antara Naval dan ayah.Beberapa jam lagi aku akan menghadiri makan malam dan pakaian pun sudah disiapkan oleh bibi meski masih lama, tetapi tangan cekatan bibi Brigith telah memilihkan sebuah gaun untukku. Rasanya tak nyaman jika kehidupan bahkan perjodohan diatur."Non, warna toska ini saja ya?" Bukankah lebih bagus daripada yang biru?""Iya terserah bibi," jawabku malas sembari mengerjakan tugas kuliah. Untungnya hari ini ayah mengijinkan membolos kelas bahasa. Jadi setidaknya aku memiliki waktu santai."Kenapa memangnya, Non? Apa nona enggan menemui calon suami?" tanya bibi dengan bercanda."Pria itu belum tentu jadi calon suamiku, Bi. Lagipula aku tak tahu seperti apa pria yang akan dijodohkan denganku," desahku
Read more

Part 14 Happiness Of Ken

Wajah berseri ditunjukkan Ken pagi ini. Mario sang ayah maupun adiknya tampak terheran melihat Ken bernyanyi dan bersiul. Hannah sang adik tercengang menyaksikan kakak tercintanya berubah dalam semalam sejak makan bersama anak perdana menteri."Kurasa anak perdana menteri itu disukai olehmu, Ken?" tanya Mario menatap Ken yang sumringah, ia bahkan menaruh alat makannya hanya untuk mendengarkan cerita pertemuan semalam."Iya cerita pada kami. Aku dan ayah juga ingin tahu. Yang aku dengar-dengar dari para gadis lainnya kalau anak bungsu keluarga Ulmer itu sangat pendiam dan tidak mudah didekati," beritahu Hanna mengenai gosip dari kalangan anak bangsawan lainnya."Kau memang benar, Hanna. Gadis yang tidak pura-pura, ia memang tak banyak bicara dan terkesan acuh. Itulah yang membuatku penasaran dengannya," jawab Ken."Jadi kau setuju dengan perjodohan ini, Ken? Tuan Ulmer sudah menyetujuinya jika kau memang menginginkan gadis itu menjadi istrimu," timpal Mario menyoal tentang pembicaraan
Read more

Part 15 I Just Wanna Free

Aku membuka mata dan mendapati di sebuah kamar inap rumah sakit. Aku tidak tahu berapa lama mataku terpejam dan tak menyadari jika kedua pria ini yang menunggu sejak tadi. Aroma obat memenuhi ruang pernapasanku dan itu membuatku mengingat masa kecil ketika sakit.Usia tujuh tahun aku terkena demam sebab bermain hujan bersama Hellen dan Julian. Pada akhirnya aku mengalami demam parah sedangkan kedua sahabatku itu dalam keadaan baik-baik saja. Berbeda denganku, aku harus masuk rumah sakit selama tiga hari. Ayah tak hanya menghukum Hellen dan Julian melainkan diriku.["Kau tahu, Elea. Anak-anak Ulmer tidak boleh sakit. Mereka harus kuat. Tahan rasa sakit itu."]Sekali saja ayah menjenguk dan memarahiku. Ketiga kakakku yang bergantian menjaga dan bibi Brigith. Sejak saat itu aku tak boleh sakit dan tak mau kedua sahabatku disalahkan karena aku sakit. Tubuh ini harus kuat menghadapi udara apapun."Kau sudah tersadar? Kau sungguh membuatku takut, Elea."Itu suara Jason yang nadanya memekakk
Read more

Part 16 Gone Away

Tangan kekar itu membuka pintu dan perlahan masuk ke sebuah ruangan yang dipenuhi alat musik mendiang istrinya. Ia menyalakan saklar lampu di sebelah pintu. Ada perasaan rindu menyergap di relung hatinya dan kenangan manis kembali hadir tepat di depan mata, ia menyunggingkan senyum hangat ketika bayangan seorang wanita memainkan alat musiknya dengan suara merdunya."Erendira, sudah dua puluh tahun kau pergi dari hidupku dan tak pernah sedetik pun aku melupakanmu.""Apa kau merindukanku, Ere?"Jaquavius atau Ius menatap hampa ruangan yang selalu menjadi tempat mereka menghabiskan waktu berdua dengan memainkan musik, bernyanyi dan berdansa bersama. Kenangan yang selalu hadir dalam ingatannya selama puluhan tahun ini."Andai saja kau menyetujui perkataanku waktu itu. Mungkin kau ada di sini bersama ketiga anak kita. Kau membuatku harus mengambil keputusan berat mengenai bayi itu. Bayi yang sangat kau harapkan kelahirannya dan juga membuatmu harus pergi."Ius berjalan pelan menuju tengah
Read more

Part 17 Someone Looking For Me

Aliran sungai ini begitu jernih dan ikan-ikan saling berebut makan seakan sedang berlomba untuk mendapatkan yang kuberikan pada mereka. Aku menyukai tempat ini dan berharap dapat tinggal di sini selamanya bersama orang yang kucintai kelak. Namun apakah hal itu ada? Aku sendiri saja sangsi.Udara di sini masih bersih tanpa ada polusi meski tak ada jalanan beraspal, tetapi beberapa warga memodifikasi kendaraan beroda empat dengan menggunakan tenaga surya untuk mengangkut barang atau hasil bumi dan dijual ke kota. Di desa ini sama seperti desa lainnya yaitu memiliki kepala desa dan susunannya untuk mengurus keperluan para warga yang jumlahnya tak sebanyak di desa sebelah. Tempat ini satu-satunya yang bisa dilalui mobil, akan tetapi membutuhkan waktu lama dan memutari bukit. Sedangkan jalan pintas hanya perlu dua puluh sampai setengah jam.Aku menemukan tempat ini tanpa sengaja saat Jason mengajakku bermain di hutan belakang kampus yang memang tak boleh dikunjungi. Dasar kami yang bosan
Read more

Part 18 Where Are You, My Love

"Bagaimana kau bisa kehilangan gadis itu, Ius? Ia tidak tahu dunia luar sama sekali.""Dan kalian sudah lengah menjaga nona kalian. Kalian pantas dihukum."Julian berusaha melindungi Hellen yang hendak dibawa oleh salah satu pengawal kakak dari sang tuan. Pedro Lucas Ulmer menantu kerajaan dan menguasai beberapa wilayah karena perusahaan yang dipegangnya menjadi satu-satunya penghasil bumi."Saya yang salah karena sudah lengah menjaga nona muda, Tuan. Hellen tidak tahu apapun sebab pada saat kejadian ia tak berada di tempat.""Tidak usah saling menyalahkan, Paman. Jangan menghukum kedua sahabat kesayangan Elea. Jika adikku tahu, ia tak akan mau lagi menerima perjodohan itu. Apa ayah mau?"Naval menyuruh Julian dan Hellen meninggalkan mereka di ruang keluarga. Semua keluarga Ulmer sudah berkumpul membicarakan mengenai kaburnya Eleanore yang tak diketahui siapapun bahkan cctv tak mampu memperlihatkan gadis tersebut. Area belakang memang terpasang cctv, tetapi benda itu bergerak melalui
Read more

Part 19 Would You Be My Friend

Harus aku katakan secara jujur jika kekuasaan Ken begitu besar karena ia berhasil menemukan di desa ini padahal jika hendak ke sini kita harus melewati dua pilihan jalan. Ia memilih jalan pintas, sebenarnya kasihan melihat dirinya yang kelelahan dan napasnya yang tersengal menuju desa ini. "Ken tak mudah akrab dengan orang lain dan terkesan acuh, kerap kali ia dikatakan sombong. Namun sejak bertemu anda, Ken berubah menjadi orang yang berbeda," kata Nthanael. Aku baru mengetahui nama sahabat Ken tadi. Pria ini tampak lebih ramah dibanding Ken. "Apa tuanmu tak suka berdekatan dengan orang seperti mereka?" tanyaku berhati-hati agar tak menyinggung. "Ah Ken bukan seperti yang anda pikirkan, Nona. Ken beda dengan anak sok kaya lainnya. Anda pasti paham maksud, bukan?" Kami memerhatikan Ken yang sedang bercengkrama mengenai bisnis dengan para warga pria. Ia tak tampak kikuk dan canggung berdekatan saat warga desa mendekatinya. Coba teman-temanku yang lainnya? Mereka tak akan mau bertem
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status