Dalam waktu tiga bulan aku sudah semakin dekat dengan Ken dan keluarganya terutama tuan Montgemery. Ayahnya Ken berbeda dengan ayah, ia senang bercanda dan selalu mengajakku mengobrol tanpa ada batasan. Aku menyukainya sebagai ayah mertua, ia selalu menanyakan kabarku atau sesekali menelepon seperti saat ini."Kau sudah menerima hadiah dariku, Nak?" "Tentu saja. Terima kasih, Tuan."Kemarin aku menerima sebuah bingkisan besar, aku kira dari ketiga saudaraku yang ingin memberi kejutan sebab aku berulang tahun. Namun siapa sangka jika hadiah mewah tersebut dari ayahnya Ken. Kalau ayahku sendiri tak mungkin."Jangan memanggilku Tuan, Nak. Panggil saja ayah. Aku lebih menyukainya daripada kau memanggilku layaknya orang tak kenal," guraunya di seberang telepon dengan tertawa."Baiklah .. ayah." Canggung rasanya saat aku harus memanggilnya ayah meskipun nantinya ia akan menjadi ayah mertua. "Nah aku menyukai suaramu saat kau memanggilku," kekehnya. Dari nada bicaranya kudengar ia tampak s
Read more