All Chapters of ELEANORE Putri Sang Perdana Menteri: Chapter 21 - Chapter 30

98 Chapters

Part 20 Welcome Home Miss Eleanore

Seharusnya sebagai orang tua, ayah akan senang atau setidaknya menyambutku ketika datang. Namun bukan pelukan hangat yang kuterima, bentakan juga tamparan yang ayah berikan. Tak pernahkah ayah berpikir jika yang aku butuhkan hanya satu. Ayah memelukku dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Itu saha membuatku merasa diakui olehnya. "Tuan Ulmer, jika memang anda sedang dalam keadaan emosi maka marahlah dengan suara keras. Tapi jangan menampar putri anda begitu keras." Ken membela dan terlihat tak suka jika ayah memukul wajahku. Aku semakin membenci ayah dengan semua tindakannya selama ini. Apapun yang kulakukan selalu salah di depan matanya. "Ayah, aku tahu ayah marah saat ini. Tapi kalau ayah sampai menampar adikku. Aku maupun Naval dan Ez tak akan terima." "Tampar saja aku, Yah. Aku tak bisa mendidik adik-adikku dengan baik. Namun hanya satu permintaanku, jangan melukai tubuh Eleanore. Ia sudah menderita sejak kecil." Naval menggenggam erat tanganku dan merapikan rambutku yan
Read more

Part 21 Happy Day Of Eleanore

Sudah hampir seminggu aku di rumah Ken. Rasanya berbeda jika dibandingkan di kastil, di sini aku merasakan kekeluargaan dan setiap hari Ken mengajakku jalan-jalan ke kota. Mengunjungi tempat yang tak pernah aku datangi. Tuan Mario tak menanyaiku kapan diriku akan pulang, ia tak menyinggungnya sama sekali.Ken membawaku berjalan-jalan hingga ke luar negeri dan ia membuatku tampak bodoh karena selama hampir dua puluh tahun aku hanya berada di kota kelahiran saja bahkan untuk naik pesawat pun tak pernah aku lakukan. Sampai Jason mengataiku anak kolot. ["Makanya sesekali ikutlah denganku ke Amerika. Kau akan tahu dunia di dalam pikiranmu itu tak hanya seluas di sini saja."]Bagaimana bisa aku ke luar negeri? Ke luar kota saja aku di dampingi oleh beberapa pengawal, itu pun hanya untuk menghadiri pameran seni budaya atau sekedar melihat lukisan yang dipesan ayah. Mana bisa aku ke luar negeri dan bersantai?"Kau akan menyukai tempatnya. Semua yang kau inginkan ada di sana," ucap Ken sebelu
Read more

Part 22 There is Something Wrong

Ken menghabiskan waktu seminggu ini dengan mengajak Eleanore jalan-jalan ke Amerika. Ia tak menyangka sama sekali jika gadis itu tak pernah menginjakkan kakinya di negara tersebut. Terkesan aneh dan kolot bagi Ken karena Eleanore anak yang serba diatur kehidupannya. Senyuman kebahagian terpancar dari wajah cantik Eleanore ketika ia mengajaknya ke sebuah taman hiburan di pinggir kota Amerika, Eleanore tampak berbinar melihat berbagai pertunjukkan para warga dan ikut menari bersama. "Kau pernah naik wahana ini?" Ken terlihat bingung saat ia mengajak Eleanore menaiki bianglala yang ada di taman hiburan."Kalau melihat dari kejauhan aku pernah, tapi kalau menaikinya aku belum pernah sama sekali," ujar Eleanore yang malu karena meminta Ken untuk naik bersama-sama."Apa ketiga kakakmu tak pernah membawamu ke pesta rakyat di kota kita?"Sekali lagi Ken dibuat bingung oleh Eleanore dan kasihan pada hidup gadis tersebut. Ia merasa tuan Ulmer terlalu keras pada putru bungsunya yang harus teri
Read more

Part 23 Tell Me Who Are You, Hellen

Ken mengajakku makan malam di sebuah restoran milik kawan dekatnya semasa sekolah dulu. Aku pernah ke sini bersama Jason dan kawan lain saat mengerjakan tugas kuliah jadi sang pemilik mengenaliku tanpa ia tahu jika aku adalah anak perdana menteri yang ia kagumi."Aku tak menyangka anda anak dari tuan Jaquavius, Nona. Kalau tahu sejak awal, saya akan mengratiskan makanan di sini.""Janggan begitu tuan Mars. Perlakukan saya sama seperti pembeli lainnya."Aku tak suka perlakuan khusus kalau ada orang yang tahu jika aku adalah anak seorang perdana menteri yang disegani dan dikagumi oleh masyarakat sini. Aku pun tak menyangka ayah di luar merupakan sosok yang disukai, bersahabat dan tampak berbeda saat ayah berada di kastil."Lain kali biarkan calon istriku ini berada di ruangan khusus bersama teman-temannya, Mars."Ken selalu saja menyebutkan diriku calon istrinya jika ada yang bertanya padahal aku belum sama sekali mengiyakan soal perjodoham kami ini. Ia seakan menjadikan diriku istrinya
Read more

Part 24 Stalking Someone

["Kalian harus tetap menjaga rahasia ini dari siapapun termasuk ayahku. Kalian bekerja untukku bukan ayahku. Dan awasi setiap pergerakannya."]Tanpa diketahui siapapun, aku menguping pembicaraa antara kakakku Naval dan kedua pengawalku. Malam kemarin aku bermaksud meminjam buku di ruang perpustakaan yang kebetulan memang tak ada penjaga di sana jadi aku bisa bebas mengambil buku milik Naval.["Aku tak mau kalian sampai lengah mengawasinya. Apa kalian paham?"]Untuk pertama kalinya aku melihat raut wajah tegas dan penuh emosi Naval yang selama ini tak pernah diperlihatkannya padaku. Ia selalu menunjukkan sisi kelembutannya tiap bertemu denganku, tetapi kali ini berbeda sama sekali. Siapa yang dimaksud Naval? Dan sekarang aku pun baru tahu jika Hellen dan Julian bukan disuruh oleh ayah melainkan Naval yang mempekerjakan mereka."Melamun lagi? Memang apa sih yang kau pikirkan?" Jason menepuk bahu agak kencang dan aku membalas memukulnya. "Aku cari di perpustakaan ternyata kau ada di tam
Read more

Part 25 What Happen With My Family

Jason menyerahkan selembar kertas mengenai informasi identitas Hellen dan Julian. Eleanore tahu pasti jika Jason memakai koneksi dari sang ayah maupun kakeknya yang memiliki kekuasaan meski memakan waktu tiga hari. Ia mengambil dengan gemetar berharap hal yang dipikirkannya tidak sesuai."Kau takut jika keluarga dari kedua pengawalmu itu orang jahat?" Jason membaca pikiran Eleanore saat ini. Ia tahu sahabatnya itu tak suka jika ada hal yang berhubungan dengan penjahat."Aku tak membacanya, tapi kata ayahku. Hellen memiliki kerabat yang dipenjara karena suatu kesalahan.""Maksudnya? Bukankah kedua orang tuanya sudah meninggal?"Eleanore membaca satu persatu mengenai jati diri kedua pengawalnya. Dimulai dari Hellen yang ternyata tak tahu ayahnya siapa dan seorang ibu yang pergi diam-diam sewaktu Hellen masih bayi. Sedangkan Julian malah memiliki orang tua dan mereka masih berhubungan hingga sekarang."Apa ini semua benar, Jas?"Jason mengangguk membenarkan pertanyaan Eleanore. Gadis itu
Read more

Part 26 My First Kiss

Hari ini aku mengunjungi makam ibu di atas bukit. Di sana banyak pemakaman yang diperuntukkan bagi kaum bangsawan dan kerajaan sedangkan di bagian bawah pemakaman sederhana tapi semua di sini tertata rapi dan bentuknya tidak berantakan."Nona, sudah lama tidak mengunjungi nyonya besar. Kira-kira satu tahun bukan?"Aku mengangguk pelan pada Hellen. Sejak mengetahui identitas Hellen, aku tetap bersikap biasa dan seakan tak terjadi apapun. Aku tak mau ia dan Julian tahu jika diriku sudah mengetahui informasi mengenai mereka berdua. Biarlah aku simpan sendiri hingga mereka mengakuinya sendiri."Iya karena kesibukanku. Kau tahu sendiri ayah selalu melarangku keluar setelah aku kabur dari sangkar emasnya, bukan?" Aku selalu menyebut kastil itu adalah sebuah sangkar yang dibuat ayah untukku."Oh ya kau ke mana kemarin dengan Naval?" tanyaku yang membuat Hellen dan Julian saling memandang satu sama lain. Mereka memiliki rahasia yang tak boleh kuketahui."Tuan Naval meminta Hellen melakukan pe
Read more

Part 27 I Love You Eleanore

Hari ini Eleanore tampak bahagia sebab Ken akan berkunjung ke kastil menemui sang ayah dan meminta restu. Sejak bangun tidur hingga menjelang sarapan, ia tak hentinya memilah pakaian yang pantas untuk dikenakan. Pakaian yang dipilih Brigith maupun Hellen tak ia ambil."Aku rasa kau cocok memakai ini, El."Esperanza datang ke kamarnya sembari membawa gaun selutut bermotif bunga kecil berwarna cokelat. Pakaian yang dirancangnya sendiri itu memang sengaja dibuatkan untuk sang adik di hari pertemuan hari ini dan ia tak perlu mengukurnya karena mereka memiliki ukuran pakaian yang sama."Terima kasih, Ez. Gaun ini bagus sekali. Kau sendiri yang membuatnya?""Ya tentu saja. Kalau bukan aku lalu siapa lagi," sahut Ez berpura-pura menyombongkan diri.Esperanza dan Brigith membantu Eleanore memakai gaun tersebut. Ez tersenyum puas melihat hasil rancangan pertamanya dipakai sang adik dan tampak pantas dikenakan Eleanore. "Kau akan ikut pertemuan itu, Ez?""Kalau aku tidak ikut. Tuan besar akan
Read more

Part 28 Don't Touch Her

Jason tak pantang menyerah, ia tetap akan mengatakan rasa cintanya pada Eleanore meski gadis itu menolaknya. Ia tahu ini adalah sebuah kesalahan karena terlambat memberitahu, tetapi hatinya akan merasa lega jika Eleanore juga tahu."Jadi apa yang ingin kau katakan, Jas?"Siang ini Jason memberanikan diri bertamu ke kastil Ulmer dan menemui Eleanore. Ia tahu akan ditolak setelah mengucapkannya dan ia tak peduli selama undangan pernikahan Eleanore belum datang menghampirinya. Toh ... ia juga berhak memiliki rasa suka pada sahabatnya."El, ucapanku yang kemarin apa kau sudah pertimbangkan?""Maksudmu yang mana, Jas?" tanya Eleanore pura-pura tak tahu.Eleanore berusaha untuk tenang dan tidak akan marah pada sahabatnya yang telah mengatakan jika pria di depannya itu mencintainya. Ia berterima kasih pada Jason selama ini tetap menjadi sahabatnya dan selalu ada untuknya. Namun untuk mencintainya, itu tidak mungkin. Eleanore sudah menganggap Jason sebagai saudara."Jangan berpura-pura tidak
Read more

Part 29 A Little Secret

Dalam waktu tiga bulan aku sudah semakin dekat dengan Ken dan keluarganya terutama tuan Montgemery. Ayahnya Ken berbeda dengan ayah, ia senang bercanda dan selalu mengajakku mengobrol tanpa ada batasan. Aku menyukainya sebagai ayah mertua, ia selalu menanyakan kabarku atau sesekali menelepon seperti saat ini."Kau sudah menerima hadiah dariku, Nak?" "Tentu saja. Terima kasih, Tuan."Kemarin aku menerima sebuah bingkisan besar, aku kira dari ketiga saudaraku yang ingin memberi kejutan sebab aku berulang tahun. Namun siapa sangka jika hadiah mewah tersebut dari ayahnya Ken. Kalau ayahku sendiri tak mungkin."Jangan memanggilku Tuan, Nak. Panggil saja ayah. Aku lebih menyukainya daripada kau memanggilku layaknya orang tak kenal," guraunya di seberang telepon dengan tertawa."Baiklah .. ayah." Canggung rasanya saat aku harus memanggilnya ayah meskipun nantinya ia akan menjadi ayah mertua. "Nah aku menyukai suaramu saat kau memanggilku," kekehnya. Dari nada bicaranya kudengar ia tampak s
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status