All Chapters of Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO: Chapter 61 - Chapter 70

98 Chapters

Bab 61. Terjatuh

Ketika Pelangi tiba di rumah Akarsana, perempuan itu tidak menemukan siapa-siapa di pos satpam. Biasanya akan ada Pak Udin yang menyapa, dan menyambut kedatangannya dengan ramah, tapi Pelangi tidak menemukan lelaki setengah baya itu di dalam posnya. Pelangi mendengar suara ribut-ribut dari luar. Dia mengenali suara itu sebagai suara Diana—sang adik. Pelangi tidak buang-buang waktu. Dengan cepat Pelangi berlari menuju ke dalam, berusaha menghentikan kekacauan yang dibuat oleh Diana hari ini. Sementara di dalam rumah Maheswara, Diana berusaha menyerang Renjana, tapi dihalangi oleh Prita yang berdiri di tengah-tengah Diana dan Renjana. Diana mencak-mencak, karena Renjana tidak berusaha menjelaskan kepada keluarganya. Sama halnya dengan Renjana, Prita pun bungkam saat ditanya kebenaran dari kata-kata Diana. Prita hanya menjelaskan kalau Diana adalah adiknya Pelangi. Cuma itu saja. "Tante jangan diam saja! Cepat jelaskan kepada mereka di sini kalau Renjana bersalah! Dan yang aku kataka
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 62. Kesedihan Diana

Sofia ikut berduka atas kehilangan yang Diana alami. Sebagai saudara Renjana, Sofia ikut merasakan rasa bersalah. Mungkin, ia akan membawa perasaan ini sampai selamanya. Di dalam kepalanya secara otomatis akan terus mengingat kejadian pagi ini di rumah. Akarsana semula menundukan kepalanya, lantas mendongak seiring mendengar suara tangis dan jeritan Diana di dalam ruang perawatannya. Akarsana meraup wajahnya dengan kasar. Tidak dia sangka kalau Renjana akan melakukan hal sefatal ini. Akarsana tidak tahu menahu awalnya. Andai saja Diana tidak datang ke rumah, mungkin Akarsana dan Sofia tetap tidak akan mengetahuinya. Lelaki itu merasakan kursi di sebelahnya bergerak, ternyata Sofia beranjak dari kursi hendak mendekat ke pintu ruangan Diana. Akarsana menahan lengan Sofia, kemudian menggelengkan kepalanya. "Biarkan Pelangi saja yang menenangkan Diana," tutur Akarsana lembut. "Jika Diana melihat kamu, maka secara otomatis Diana akan bertambah sedih." Gadis itu duduk kembali ke kursin
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 63. Rasa terkejut Ardian

Sofia mengejar langkah Ardian yang cepat. Gadis itu heran kenapa Ardian kelihatan seperti orang yang panik."Aduh! Kenapa dia cepat sekali jalannya, sih!" Beberapa kali Sofia hampir saja jatuh tersandung, karena mengejar langkah lelaki di depannya. Bagaimana Ardian tidak terkejut? Dia pikir Sofia ada di rumah sakit, karena Akarsana sembuh atau apa atau mungkin ada saudaranya yang tengah dirawat di rumah sakit ini. Tapi ternyata, Ardian menemukan fakta paling mengejutkan. Bagaimana bisa ... ya, Tuhan! Ardian benar-benar tidak habis pikir. Diana mengalami apa katanya ... keguguran? "Kak—" Sofia melambaikan sebelah tangannya kepada Akarsana. Kakak dan adik tersebut kelihatan sama-sama bingung. Apa lagi ketika Akarsana dan Ardian tanpa sengaja saling melempar tatap, Akarsana mengenali Ardian. Tentu saja, karena Ardian—salah satu perawat—yang merawatnya dulu ketika masih sakit. "Dia ... bukannya?" Satu jari Akarsana menunjuk pada Ardian yang menerobos masuk ke dalam ruang perawatan Di
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 64. Kemarahan Akarsana

Setelah pamit kepada Pelangi dan Ardian, Akarsana dan Sofia pun memutuskan untuk pulang saja karena hari sudah semakin sore. Tampaknya, Pelangi dan Ardian terlibat obrolan yang sangat serius—antar keluarga. Sebagai orang luar, Akarsana dan Sofia tidak ingin ikut campur. Mereka tahu kapan akan berbicara atau tidak. Di sepanjang perjalanan, Akarsana hanya diam membisu. Tatapannya fokus tertuju ke depan, sesekali menengok ke kanan dan kiri. Sofia bisa merasakan ada kemarahan pada diri Akarsana sekarang. Tidak pernah sekali pun Sofia melihat Kakak tertuanya merasa begitu marah sekaligus sangat merasa bersalah. Jujur, Sofia pun berada di posisi serba salah. Di satu sisi Sofia sangat membenci tindakan Renjana. Namun di sisi lain, Sofia juga tidak tega melihat Diana yang menangis histeris kehilangan calon bayinya. Ditambah lagi perdebatan antara Pelangi dan Ardian. Ardian, lelaki itu bersikeras akan menghubungi Danurdara, Ayah Pelangi dan Diana untuk mengabari hal ini. Sementara itu Diana
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 65. Kebohongan Pelangi

Malam telah tiba, Pelangi baru saja tiba di rumahnya setelah bertemu dengan Ardian. Saat memasuki rumah, Pelangi melihat Hadyan—sang adik tengah mengerjakan pekerjaan rumahnya di ruang keluarga dengan televisi yang menyala. Pelangi duduk di salah satu sofa, membuat Hadyan yang menyadari keberadaan Pelangi pun langsung menatap sang kakak. "Kakak dari mana?" tanya Hadyan pada Pelangi. "Tadi kakak bertemu Kak Ardian, tugas sekolah kamu sudah selesai?" Pelangi bertanya balik, ia menengok sedikit ke buku PR Hadyan. "Belum, sebentar lagi selesai, Kak. Ini aku sedang mengerjakannya," ucap Hadyan. Pelangi mengangguk, ia menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. Pelangi kembali terduduk, ia ikut duduk di samping Hadyan, tepatnya di karpet bulu yang terasa empuk saat diduduki. Pelangi mengintip PR yang sedang Hadyan kerjakan. Pelangi juga menaruh tas yang tadi ia bawa ke atas meja yang kosong. "Ada yang susah tugas sekolahmu?" tanya Pelangi. "Ini, aku sama sekali tidak mengerti bagaimana p
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 66. Permintaan maaf Akarsana

Di dapur, Pelangi sedang mencuci piring usai mereka sarapan bersama. Pelangi bersenandung kecil sambil menuangkan sabun cuci piring di spons kemudian meremas spons itu hingga mengeluarkan busa, ia mulai mencuci piring itu hingga bersih. Danurdara yang mendengar senandung kecil dari Pelangi ketika ia kebetulan ingin pergi ke dapur pun menghampiri putrinya, merasa penasaran tentang apa yang membuat putrinya terlihat bahagia seperti itu. Sangat jarang sekali Pelangi bersenandung seperti itu, hal itu menimbulkan rasa penasaran di hati Danurdasa. Kira-kira ada hal apakah yang membuat Pelangi yang jarang bernyanyi tiba-tiba saja menyanyi? "Sepertinya putri Ayah sedang senang, apa yang membuat kamu senang seperti itu?" Pelangi menoleh ke arah sang ayah ketika ayahnya bertanya demikian. "Tidak ada, Ayah, aku hanya ingin bernyanyinya saja," ucap Pelangi sambal menyengir. "Kamu yakin tidak ada apa-apa? Tidak ada yang kamu sembunyikan 'kan dari Ayah?" tanya Danurdara pada sang putri.
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 67. Gosip

Siang itu, kantin di kantor Akarsana tampak ramai. Setiap meja telah terisi penuh. Sebagian staff yang tidak kebagian tempat duduk jadi berdiri di tengah jalan sembari mengedarkan pandangan ke sekitar. Berharap ada satu kursi kosong yang bisa dia duduki. Di salah satu meja—yang ada di tengah-tengah kantin paling heboh sendiri. Secara tidak sopan para staff itu sedang bergosip tentang perempuan yang datang ke kantor dan mencari Akarsana. Perempuan yang dimaksud oleh para stafftidak lain, dan tak bukan adalah Pelangi. Ya, kedatangan Pelangi ke kantor Akarsana siang ini menimbulkan banyak tanda tanya di kepala para staff. Karena selain Amora, tentu mereka tidak tahu kalau Pelangi adalah seseorang yang khusus diundang oleh bos mereka. Sesungguhnya, Amora tidak tahu pasti Pelangi ini siapa. Kedudukannya apa, kenapa Prita sangat menggebu-gebu ketika memintanya menyampaikan pesan pada Akarsana untuk mengantar sebuah buket bunga mahal lengkap dengan alamat Pelangi. "Dilihat dari pe
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 68. Lift

Sekumpulan staff yang baru kembali dari makan siang, tidak sengaja berpapasan dengan Akarsana dan Pelangi. Sejak awal Pelangi menginjakan kakinya di kantor ini, dia tanpa sadar telah menjadi pusat perhatian. Jika alasannya bukan karena penampilan fisik Pelangi yang cantik, beberapa dari mereka cuma penasaran ada hubungan apa antara Pelangi dan bos mereka. Entah pacar, calon istri, atau mungkin masih saudara jauh. Kan, tidak ada yang tahu. Daripada menjadi bahan gosip satu antero kantor, kenapa tidak diperkenalkan secara resmi saja kepada semua orang. Ditambah lagi jawaban menyebalkan Amora, membuat mereka dengan kompak misuh-misuh dalam hati. "Lihat, cepat!" Anggun paling antusias memberitahu teman-temannya. "Pak Akarsana, mau makan siang, ya?" sapa Anggun dan rekan-rekannya sambil basa-basi. Akarsana tidak menjawab dengan spesifik. Melainkan hanya mengangguk ringan sembari tersenyum tipis. "Mau bergosip lagi? Sana, kembali ke tempat kerja masing-masing!" seru Amora,
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 69. Foto

Akarsana dan Pelangi memutuskan untuk menambah menu kue lainnya lagi. Pesanan sebelumnya telah siap, Akarsana hanya tinggal mengambilnya ke meja kasir saja. Pelangi menundukkan kepalanya seiring menyuapi dirinya sendiri dengan sepotong kue. Perempuan cantik itu tampak menikmati kue yang dibelikan oleh Akarsana untuk dirinya. Belum pernah Pelangi memakan kue seenak itu. Diam-diam Akarsana merasa bersalah kepada Pelangi. Dia menyesal karena telah menyeret perempuan itu sampai ke dalam masalah keluarganya. Apa lagi jika bukan masalah harta warisan tantenya? Padahal sebagai pemilik harta kekayaan itu sendiri telah memberikannya kepada Pelangi. Akarsana berharap Ibu beserta adik-adiknya mau menerima keputusan mendiang Kayla dengan lapang dada. Namun, Ibu dan adik lelaki Akarsana menolak dengan keras. Sampai menganggap Pelangi sebagai orang yang jahat. "Kamu tidak ingin makan kuenya, Akarsana?" tegur Pelangi, tanpa sadar mengarahkan sendok kuenya ke depan Akarsana. Lamunan Aka
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 70. Rasa kecewa Akarsana

Ardan pergi menuju perusahaan Akarsana, ada sebuah kabar yang harus ia beritahu Akarsana secara langsung. Kabar ini pasti akan melukai Akarsana, tetapi ia harus memberikan kabar ini agar Akarsana berhenti mencintai seseorang yang bahkan sudah memiliki suami. Ardan tidak ingin Akarsana terperangkap hubungan yang salah, meskipun ia tahu kalau Akarsana dan Naomi sudah tidak saling menghubungi lagi karena larangan Prita. "Kamu bisa lihat sendiri ini," ucap Ardan sambil menunjukkan sebuah foto pada Akarsana. Ardan mendapatkan foto itu dari seorang temannya yang tinggal di Amerika dan kebetulan temannya itu salah satu teman dari suami Naomi. Ardan terlalu geram pada Naomi yang membohongi Akarsana, Akarsana harus tahu kalau Naomi itu sudah menikah. Ardan tidak ingin Akarsana terjebak dengan wanita iblis itu. Akarsana menerima ponsel Ardan, ia melihat foto yang Ardan tunjukkan padanya. Seketika tubuhnya mematung ketika melihat foto itu, wajah Akarsana memerah pertanda ia sangat marah
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status