All Chapters of Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO: Chapter 41 - Chapter 50

62 Chapters

Bab 41. Tanda tanya besar

Setelah keluar dari rumah Kayla, Pelangi begitu terlihat sedih. Apa yang Akarsana katakan begitu membekas di hatinya, ia tidak bisa melihat Akarsana membencinya, Pelangi tidak mau sampai itu terjadi. Diperjalanan pulang, Pelangi bahkan tidak berhati-hati dan sempat beberapa kali menabrak orang-orang yang berlalu lalang di jalan. Beberapa kali juga Pelangi dimaki-maki oleh mereka karena tidak berhati-hati dan Pelangi tahu itu adalah kesalahannya dan tidak mempermasalahkan mereka mau memaki Pelangi sejahat apa, bahkan di halte bus pun Pelangi masih bisa meneteskan air matanya. Namun, ia segera menghapus air mata itu agar orang-orang tidak semakin memandangnya aneh. Beberapa saat kemudian, Pelangi mendapatkan bus untuk kembali pulang. Ia hanya diam dan berharap bisa secepatnya sampai di rumah untuk menenangkan pikirannya. Sesampainya di rumah, Pelangi langsung masuk ke dalam dan bertemu dengan Danurdara yang tengah berada di dapur. "Kamu sudah pulang, Pelangi?" tanya Danurdara masih t
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

Bab 42. Ide gila

Suasana seketika hening, Sofia atau bahkan Akarsana sendiri sama-sama diam. Setelah percakapan barusan mereka semakin canggung dan Sofia hanya bisa duduk terdiam sambil sesekali melirik ke arah Akarsana. Sofia buru-buru berbalik ke arah Akarsana, menatap lelaki itu dengan tatapan dalam membuat Akarsana yang ditatap mengerutkan keningnya. "Apa?" tanya Akarsana bingung. Namun Sofia hanya diam dan terus memperhatikan Akarsana dan tentu saja malah membuat Akarsana sendiri tidak nyaman. Beberapa kali Sofia mengerutkan keningnya seperti tengah memikirkan sesuatu. "Ada apa, Sofia?" tanya Akarsana lagi dan lagi. Ia jelas tidak tahu apa yang sedang Sofia lakukan dan pikirkan. "Aku masih bingung tentang kebencianmu pada Pelangi. Kenapa kamu begitu membencinya? Padahal aku sudah mengatakan jujur tentang tanggapan pribadiku soal Pelangi," jawab Sofia. Akarsana menghembuskan napasnya lelah, jadi sudah beberapa menit lamanya ia mengatakan semuanya, tapi Sofia juga belum mengerti arah dari
last updateLast Updated : 2024-08-15
Read more

Bab 43. Mama ingin kamu menikahi Pelangi

Sebagai saudara kembar Kayla tentu Prita merasa tidak terima karena harta warisan saudaranya jatuh ke tangan orang lain. Apa lagi orang tersebut tidak memiliki hubungan darah. Jelas Prita mencak-mencak. Prita bukan satu-satunya keluarga Kayla. Melainkan Kayla memiliki tiga orang keponakan, tapi di antara tiga orang anak Prita hanya Akarsana yang mendapatkan warisan. Itu pun cuma sepuluh persen. Sementara Pelangi yang tidak memiliki hubungan apa-apa dengan wanita itu malah mendapatkan delapan puluh persen dari keseluruhan harta Kayla. Bahkan perusahaan yang kini dipimpin oleh Akarsana telah menjadi milik Pelangi. Prita mendengus marah. Kesal sekali rasanya mengingat fakta itu. Entah apa yang ada di pikiran Kayla ketika menuliskan surat wasiatnya kepada Pak Andy. Pak Andy pula, kenapa tidak diingatkan klien-nya? Seharusnya sebagai pengacara, Pak Andy juga menjadi penasihat. Prita merasa keduanya benar-benar menyebalkan. Sementara itu Renjana duduk melamun di tepi ranjang bersama sang
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

Bab 44. Demi kebahagiaan Mama

Akarsana sempat mematung untuk beberapa saat kemudian. Ia tidak mengira ibunya akan meminta pertolongan semacam ini. Akarsana sama sekali tidak berpikir ibunya bertindak sejauh ini. Menikahi perempuan asing itu? Yang benar saja, Akarsana tidak mungkin menikahi perempuan yang tidak ia cintai. Bagaimana bisa Akarsana mencintai Pelangi yang baru ia temui sekali? Akarsana masih mencintai Naomi. Berharap perempuan itu kembali suatu hari nanti. Prita dan Renjana saling melirik satu sama lain. Renjana mulai kesal, karena sang Kakak tidak kunjung memberikan respons. Akarsana cukup jawab saja mau atau tidak, kenapa kakaknya itu malah menghabiskan waktu mereka dengan melamun seperti orang bodoh. Di luar kamar Akarsana, Sofia berharap Akarsana tidak mengiyakan permintaan Ibu mereka. Menurut Sofia, cara yang dilakukan Prita sudah sangat keterlaluan. Demi sebuah warisan, Prita melakukan berbagai cara termasuk menipu perempuan polos seperti Pelangi. Sofia meremas kelima jarinya. Sofia menjadi s
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

Bab 45. Makan malam

Ardian makan malam bersama keluarga Pelangi. Hadyan sangat senang jika Ardian sering datang ke rumahnya, karena Ardian datang tidak pernah dengan tangan kosong. Lelaki itu akan selalu membawakan Hadyan banyak makanan enak. Danurdara tidak kalah senang seperti Hadyan. Ia merasakan suasana di meja makan menjadi lebih hangat karena keberadaan Ardian. Mereka makan malam sembari mengobrol ringan. Entah menanyakan kesibukan Ardian selama bekerja di rumah sakit atau yang paling sering menggoda Hadyan yang banyak makan. "Tidak apa-apa Hadyan. Kamu banyak makan supaya tambah besar," ujar Ardian sambil mengusap rambut hitam Hadyan. Hadyan mengunyah makanannya dengan lahap. "Tapi kata Kak Diana, aku makan dengan rakus!" Seketika suasana meja makan menjadi berubah lebih hening. Semua orang di meja makan menatap ke arah Diana yang sejak tadi diam dan cemberut saja. Jujur saja Danurdara tidak menyukai sikap Diana yang satu ini. Di saat orang lain menikmati makan malam sembari mengobrol, Diana
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

Bab 46. Chat

Pak Andy dan Pelangi sama-sama terdiam, apa yang dikatakan Pelangi membuat Pak Andy juga sedikit merasa bingung. Bukankah seharusnya Pelangi senang menerima harta warisan dari Kayla? Tapi sekarang Pelangi malah ingin mengembalikan harta warisan itu. Pelangi sesekali melirik ke arah Pak Andy yang terdiam, melihatnya berjalan menjauhi Pelangi, lalu kembali membawa sebuah kotak beludru berwarna hitam. "Pelangi," panggil Pak Andy. Pelangi mendongakkan kepalanya, ditatapnya Pak Andy dengan tatapan bingung. "Ya, Pak?" "Saya tahu kamu bingung sekarang, tapi gunakanlah kartu atm ini untuk membeli sesuatu yang kamu butuhkan atau jika kamu membutuhkan uang, kamu bisa memakainya." Pelangi awalnya terdiam, ia jelas semakin bingung dengan apa yang Pak Andy lakukan. "Tenang saja ini milik Bu Kayla, Pelangi. Maksud saya selama kamu bingung, kamu bisa menggunakan kartu ini terlebih dahulu," lanjut Pak Andy menjelaskan. "Baiklah, Pak. Saya menerima kartu atm ini." Pelangi menerimanya dan Pak
last updateLast Updated : 2024-08-19
Read more

Bab 47. Rencana Prita

Tidak pernah Pelangi sangka, Akarsana akan menghubunginya lebih dulu. Walau sekadar mengucapkan rasa terima kasihnya, Pelangi sudah cukup senang. Pesan yang Akarsana kirim berbunyi, "Terima kasih sudah menjadi pendonorku, ya? Aku harap suatu hari kita bisa bertemu walau cuma sekali saja." Senyum di bibir Pelangi mengembang seketika. Ia memeluk ponselnya seolah itu adalah Akarsana. Jangan ditanya seberapa senang Pelangi membaca pesan yang ditulis oleh Akarsana sendiri. Tidak pernah ia bayangkan sebelumnya akan ada interkasi di antara mereka berdua walau cuma lewat online saja. Namun, senyum Pelangi tidak bertahan lama, karena setelahnya senyum Pelangi perlahan memudar ketika teringat sikap Akarsana kepadanya beberapa hari yang lalu ketika ia berada di rumah mendiang Kayla saat Pak Andy membacakan surat wasiat Kayla. Akarsana tampak dingin, sama sekali tidak bersahabat, padahal Pelangi berharap lelaki itu bersikap sedikit baik padanya. Andai saja Akarsana tahu orang mendonorkan hati
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more

Bab 48. Taman

Di perjalanan ke rumah Kayla, perasaan Pelangi benar-benar kacau. Ia bahkan begitu takut dengan apa yang akan terjadi nanti. Pelangi tentu saja tahu apa yang akan terjadi, jika ia di sana, ia sangsi jika semuanya akan baik-baik saja.Sesampainya di depan rumah Kayla, seperti biasa Pelangi begitu ragu untuk masuk ke dalam. Ia beberapa kali untuk kembali saja ke rumah, tapi hati kecilnya mengatakan, jika Pelangi harus masuk ke dalam. Tentu saja dengan hati-hati Pelangi langsung masuk ke dalam rumah Kayla dengan raut wajah kaku. Bagaimana jika ia bertemu dengan Akarsana nanti?Tidak, itu bukan yang harus Pelangi pikirkan sekarang yang harus ia pikirkan sekarang adalah bagaimana ia harus bertindak ketika orang-orang menatapnya dengan tatapan tidak menyenangkan.Setibanya di dalam rumah, Pelangi bertemu dengan Prita yang sedang menyiapkan makanan. Prita menaruh berbagai macam masakan ke atas meja membuat Pelangi semakin takut untuk masuk."Pelangi? Kamu sudah datang?" tanya Prita dengan ra
last updateLast Updated : 2024-08-21
Read more

Bab 49. Aku hamil?

Matahari siang menyinari wajah Sofia dengan lembut saat ia melangkah keluar rumah. Pandangannya tertuju pada dua sosok yang sedang berjalan pelan di sepanjang teras depan rumah. Pelangi dan Akarsana, kakaknya, berjalan beriringan namun menjaga jarak.Sofia mengerutkan keningnya. Dengan langkah cepat, Sofia menghampiri mereka. Kehadirannya membuat keduanya terkejut. Akarsana terlonjak kecil, matanya membulat. "Sofia!" seru Akarsana.Sofia menarik tangan Akarsana dan berjalan agak menjauh dari Pelangi. "Kakak, jangan menyakiti perasaan Pelangi.""Sofia, aku tidak melakukan itu. Kamu pikir aku sejahat itu. Aku memang tidak menyukai keberadaan Pelangi di sini," jawabnya dengan suara pelan."Baiklah." Sofia merasa lega. "Aku harap kamu tidak perlu menuruti keinginan Mama."Sofia kemudian pergi. Akarsana berjalan mendekati Pelangi dan mengajaknya duduk di kursi di teras depan. Akarsana menatap Pelangi membuat jantung gadis itu berdebar sangat cepat. Ini pertama kalinya Pelangi bisa sedek
last updateLast Updated : 2024-08-22
Read more

Bab 50. Bunga mawar untuk Pelangi

Renjana dengan tatapan tidak percayanya menatap ke arah Diana. Apa yang dikatakan Diana jelas membuat Renjana kalang kabut. "Apa? Kamu hamil?" tanya Renjana.Diana terdiam ketika melihat ekspresi tidak percaya Renjana pada dirinya. Apa lelaki itu tidak mau bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia lakukan? "Aku akan memberikan buktinya jika kamu tidak percaya, Renjana. Aku tidak main-main tentang hal penting seperti ini," jawab Diana kesal luar biasa dengan sikap Renjana."Jangan-jangan kamu bermain dengan lelaki lain dan malah meminta pertanggung jawaban dariku?" Tuduhan tanpa bukti Renjana membuat Diana begitu kesal. Ia bahkan berharap jika Renjana akan menerimanya dengan mudah, tapi apa yang Diana dapatkan?Tentu saja yang Diana dapatkan hanya tatapan tidak percaya Renjana dan tuduhan tidak mendasar yang lelaki itu jadikan alasan. Diana tidak habis pikir, kenapa Renjana begitu jahat padanya? Bahkan Diana sudah selalu berusaha untuk membuat Renjana bahagia."Apa kamu masih tidak
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status