All Chapters of Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO: Chapter 31 - Chapter 40

62 Chapters

Bab 31. Tamu tak terduga

Pelangi berdandan serapi mungkin. Hari ini dia memutuskan untuk bertemu Kayla dan memang sengaja tidak menghubungi wanita itu dulu, karena Pelangi ingin memberikan kejutan untuknya. Dia membayangkan ekspresi terkejut wanita itu nanti dan tersenyum geli. Setelah puas berdandan, Pelangi keluar kamar dan melihat ayahnya tanpa kursi roda sedang duduk di sofa sambil menonton tv. “Ayah, aku pergi dulu. Tidak akan lama kok.” Pelangi berpamitan pada Danurdara membuat lelaki itu mengangguk dan mengizinkan anaknya untuk pergi. Pelangi pun segera keluar dari rumah dengan tas kecil yang sudah tersampir di bahu, dia juga sudah memesan ojek online untuk pergi ke tempat tujuannya. “Atas nama Pelangi.” Pelangi mengangguk saat seorang driver ojek online menghentikan sepeda motornya di hadapan pelangi yang memang sudah menunggu di depan rumah. Pelangi pun menerima helm yang diberikan abang ojek tersebut dan segera menaiki sepeda motornya. Perjalanan cukup memakan waktu sampai akhirnya sepeda m
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

Bab 32. Rasa takut

Tanpa sadar, Pelangi sedari tadi diperhatikan oleh beberapa penumpang dari kursi lain. Beberapa di antaranya menyadari kalau Pelangi sedang menangis sembari menatap ke jendela bus. Pelangi mengusap kedua pipinya. Menyeka air matanya susah payah. Namun, Pelangi tidak bisa menghentikan air matanya yang terus meleleh hingga ia kelelahan. Pelangi mengarahkan kedua tangannya. Dia berusaha menahan diri agar tidak menangis, karena sekarang kedua mata Pelangi berubah menjadi bengkak. Jika dia pulang dalam keadaan begini, ayahnya pasti akan khawatir. Pelangi turun dari bus. Berjalan dengan lesu menuju ke rumah rusunnya berada. Gadis itu menarik tali tasnya, kepalanya menunduk sepanjang dia melangkah. Sesampainya di depan rumahnya, Pelangi melihat pintunya dibuka. Dari arah luar, Pelangi bisa melihat ayahnya sedang berada di ruang tamu, duduk menghadap ke arah pintu. "Aku pulang, Yah," sapa Pelangi. Danurdara menatap Pelangi. Sepasang mata bengkak Pelangi menjadi perhatian Danurdara
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

Bab 33. Pulang

Hari demi hari berlalu, Akarsana sudah diperbolehkan untuk pulang. Beberapa kali Prita melihat ke arah Sofia seakan-akan tengah mengancam Sofia untuk tak menceritakan apa pun tentang penyebab kematian Kayla pada Akarsana. Sesaat kemudian, mereka sampai di rumah sakit dan melihat Akarsana yang tengah duduk di sofa sambil memainkan ponselnya."Apa kamu senang sudah boleh pulang?" tanya Prita membuat Akarsana langsung menoleh dan melihat sosok Prita di sampingnya."Mama?" "Tidak rindu dengan Mama?" Akarsana tersenyum lalu memeluk Prita erat. Dia tentu saja merindukan Prita, ibunya. "Bagaimana kabarmu, Sofia?" "Aku baik-baik saja." Sofia menatap Akarsana dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Akarsana mengerutkan keningnya membuat Prita menyadari hal itu, lalu memberikan kode pada Sofia untuk segera berjalan lebih dulu.Sofia yang tahu akan kode itu hanya bisa diam dan menuruti apa yang Prita suruh. "Apa kamu sudah siap pulang?" tanya Prita lagi."Aku sudah merindukan kamarku."
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more

Bab 34. Wanita yang disukai Ardian

“Ada apa, Sofia? Katakan padaku.” Sofia menatap Akarsana, kedua matanya kini berkaca-kaca. “Tante ....” Suaranya tercekat sulit sekali mengatakan, tetapi Akarsana harus mengetahui semua. “Tante Kayla udah nggak ada. Tante meninggal dunia, karena jatuh dari lantai atas.”Akarsana tentu saja terkejut dengan apa yang barusan dia dengar. Tidak mungkin, kenapa semua orang tidak mengatakan sejak awal kepadanya? Kenapa baru sekarang saat Akarsana kembali ke rumah, mereka mengatakan semuanya?“Kenapa kalian tidak memberitahu aku? Bahkan aku tidak ada saat pemakaman Tante, kenapa kalian malah merahasiakan semua ini?” Akarsana kecewa sekali. Kayla adalah tantenya dan sudah seharusnya Akarsana tahu, jika sesuatu terjadi kepada Kayla. Apalagi kepergian Kayla untuk selamanya, Akarsana malah tidak diberitahu oleh siapapun.“Maaf, Akarsana. Kamu juga tidak baik-baik aja, Mama ingin kamu fokus pada kesembuhan kamu lebih dulu.” Prita mengeluarkan suaranya, padahal jelas selama ini Prita tidak member
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Bab 35. Kabar tak terduga

Amora membantu Akarsana membukakan pintu. Begitu pintu dibuka lebar, sepasang mata Akarsana membeliak. Dia pun menengok ke belakang menatap Amora yang kini menyilangkan tangan di depan dada. "Apa-apaan ini, Amora?" Hampir saja Akarsana memekik. "Apa lagi, Pak? Itu pekerjaan yang harus Anda kerjakan, Pak. Kenapa masih bertanya lagi?" jawab Amora santai. "Tapi kenapa sebanyak ini, Amora? Yang benar saja," keluh Akarsana. Bayangkan saja, Akarsana baru kembali ke kantor setelah cukup lama mengambil cuti karena sakit. Setibanya Akarsana ke kantor, dia diberi pekerjaan sangat banyak di atas mejanya. Di meja kerja Akarsana—ada banyak sekali tumpukan berkas, bahkan hampir tidak muat lagi. "Jangan banyak protes, Pak!" tegur Amora berani. "Kalau Bapak protes terus kebanyakan mengeluh, kapan Pak Akarsana menyelesaikan semua pekerjaan ini? Semakin Bapak banyak bengong, waktu Pak Akarsana akan terbuang sia-sia sebelum mengerjakan ini!" Akarsana menggeleng tanda heran. Dia mencibir A
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

Bab 36. Pesan dari Naomi

"Aku hanya memiliki nomor ponselnya saja, kalau alamat rumahnya aku tidak tahu." Pelangi terdiam memikirkan cara bagaimana untuk Diana bisa berbicara dengan Renjana secara langsung. Apalagi keadaan sedang sangat genting sekarang. "Coba kamu hubungi dia melalui ponsel dan ajak dia untuk bertemu secara langsung, karena keadaanmu tidak bisa dibicarakan lewat ponsel," ujar Pelangi memberikan ide.Sejujurnya Diana ragu untuk mengatakannya pada Renjana, tapi apa yang dikatakan oleh Pelangi memang benar adanya. Ia tidak bisa menyembunyikan terus-menerus apa yang sekarang sedang ia alami. Lagipula Renjana juga berhak tahu."Aku akan mencobanya." Pelangi menganggukkan kepalanya. Diana sedang membutuhkan dukungan dan tentu saja Pelangi akan selalu mendukung Diana. Beberapa saat berlalu, Diana sudah beberapa kali mencoba untuk menghubungi Renjana tapi nyatanya tidak bisa. Renjana seperti hilang ditelan bumi."Bagaimana, Diana? Apa dia mengangkatnya?" tanya Pelangi."Aku sudah berulang kali me
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

Bab 37. Surat wasiat

"Pelangi? Kenapa tidak masuk ke dalam?" tanya Pak Andy sambil membenarkan jas yang ia pakai. "S-saya ragu, Pak," jawab Pelangi masih dengan jawaban yang sama. "Ragu? Kenapa harus ragu? Masuklah dengan saya jika kamu takut." Pak Andy pun berjalan lebih dulu sambil memberikan kode pada Pelangi untuk mengikutinya dari belakang. Tentu saja Pelangi menurut dan segera masuk ke dalam mengikuti Pak Andy. Beberapa saat kemudian, Pelangi sampai di sebuah ruang tamu besar yang di sana Prita dan keluarganya memang sedang menunggu kedatangan Pak Andy. Ini pertama kalinya Pelangi melihat Prita, saudara kembar Kayla. Selama berkunjung ke rumahnya, Pelangi belum satu kali pun bertemu dengan saudara kembar Kayla. Pandangan mata Pelangi lalu mengarah pada sosok pria yang sedang duduk di kursi, bahkan sampai menajamkan matanya. Ia merasa penglihatannya agak bermasalah. Apa benar yang di depannya adalah Akarsana? Pelangi melafalkan huruf demi huruf yang merangkum namanya yang begitu indah di dalam ha
last updateLast Updated : 2023-09-11
Read more

Bab 38. Siapa Pelangi?

Sofia merasa tidak asing dengan sosok perempuan di depannya. Sebelumnya Sofia pernah bertemu dengan Pelangi di taman belakang sedang mengobrol dengan Kayla. Iya, benar. Pelangi adalah perempuan yang sama dengan yang ia lihat waktu itu. Walau Sofia tidak terlalu menghafal wajah Pelangi kala itu, karena duduk memunggungi pintu, namun dari posturnya, rambutnya, Sofia yakin perempuan di depannya sekarang adalah seorang penjual bunga yang dimaksud mendiang Kayla. Dalam hati Sofia bertanya-tanya, kenapa Pelangi ada di rumah ini lagi? Sementara Kayla sudah meninggal dari beberapa hari lalu. Ada kepentingan apa juga? Bahkan Pelangi datang dengan disambut oleh Pak Andy, pengacara Kayla. Pelangi berdiri di antara keluarga Maheswara. Tatapan mereka begitu dingin sama sekali tidak bersahabat. Sebenarnya Pelangi juga tidak tahu kenapa ia diminta datang kemari. Siapa yang akan Pelangi temui? Tidak ada lagi Kayla di sini yang bisa ia ajak berbicara seperti saat wanita itu masih hidup. Pelang
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

Bab 39. Mimpi di siang bolong

Bagai mimpi di siang bolong, Pelangi tidak menyangka kalau Kayla akan meninggalkan warisan untuk dirinya bahkan sebanyak delapan puluh persen dari kekayaan wanita itu. Jujur saja Pelangi tidak pernah mengharapkan harta warisan Kayla. Sama sekali tidak. Pelangi secara tulus senang bisa menjadi teman mengobrol Kayla di sisa-sisa hidup wanita itu. Pelangi bahkan mendapat bayaran dari Kayla hanya untuk menjadi teman mengobrolnya selama ini. Suasana di ruang keluarga menjadi sangat riuh dan berisik sekali, karena teriakkan Prita dan Renjana yang sama sekali tidak terima Pelangi mendapat warisan dari Kayla, namun suara berisik itu tidak bisa didengar oleh Pelangi. Ia terlalu terkejut. Sama sekali tidak menyangka, jika undangan Pak Andy menyuruhnya datang kemari untuk mendengar pembagian warisan. Tidak bagaimana mungkin ini terjadi? Pelangi pasti sedang bermimpi. Tidak mungkin orang yang tidak memiliki hubungan darah apa pun dengan dirinya malah memberinya harta yang begitu banyak? Malaha
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

Bab 40. Putus asa

Keadaan hening seketika, kepergian Pak Andy malah membuat keadaan semakin hening dan canggung. Tentu saja Pelangi merasa tertekan benar-benar tertekan sampai ia bingung harus melakukan apa untuk saat ini."Aku benar-benar tidak menyangka dengan apa yang sudah Kayla perbuat," ucap Prita. Pergerakan Prita membuat semua orang menoleh termasuk Akarsana yang tadinya hanya diam. Kecewa dan marahnya Prita membuatnya memilih untuk pergi ke kamar disusul oleh Renjana di belakangnya. Pelangi sama sekali tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, namun beberapa saat berlalu tiba-tiba Sofia menghampirinya sambil tersenyum."Hai, aku Sofia," sapa Sofia memperkenalkan diri kepada Pelangi."Aku Pelangi," sahut Pelangi sambil berusaha untuk tersenyum. Ia menatap ke arah Sofia mungkin hanya Sofia saja yang ramah padanya di sini. Dilihat dari sikapnya ketika berbicara dengan Pelangi."Apa kamu baik-baik saja, Pelangi?" Pertanyaan Sofia benar-benar membuat hati Pelangi langsung berantakan. Ia jela
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status