All Chapters of Putra Hartawan dari Rahim Perawan: Chapter 161 - Chapter 170

185 Chapters

Bab 55

"Minggu depan datanglah ke rumah. Ada acara santunan anak yatim yang sudah diadakan secara rutin. Nanti saya kenalkan pada cucu-cucu saya. Saya yakin kalian cocok jika berteman," ujar kyai tersebut. "Insyaallah, Kyai. Saya usahakan untuk datang." Setelah bersalaman dan saling mendoakan, Revan pamit meninggalkan madrasah yang biasa digunakan untuk belajar para siswa saat pagi hari. Jika malam memang difungsikan untuk kegiatan pengajian. "Mentari, kuharap kamu adalah jodoh yang disiapkan Allah untukku. Tunggu sampai aku benar-benar layak untuk menjadi pendampingmu. Dan jika saat itu tiba, semoga Allah menyatukan kita dalam ikatan suci bernama pernikahan," ucap Revan dengan mata berbinar-binar. Setelah mengucapkan hal itu, ia menginjak pedal gas dan mobil mulai melaju meninggalkan kawasan madrasah. ***"Assalamualaikum, Mister. Selamat pagi!" sapa Mentari sembari membungkuk hormat. Jika sebelumnya dia tak pernah mengucap salam untuk bosnya ini, sejak tahu kalau Revan masuk Islam di
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Bab 56

Mentari melengos, tak mau bersitatap dengan Revan yang terus menatapnya dengan intens. Wajah gadis berhijab itu terasa panas, bahkan ia menduga saat ini kedua pipinya sudah merona. "Katakan, Mentari apa yang bisa membuatmu yakin untuk menerima pinangan seorang pria?" desak Revan. Terdengar helaan nafas panjang dari mulut Mentari. Sungguh gadis itu tak suka urusan pribadi di bahas saat bekerja begini. "Maaf, Mister jika tidak ada pekerjaan yang akan dibahas saya keluar dulu," pamit Mentari. Gadis berhijab itu langsung berdiri. Ia membungkukkan badannya sekilas lalu melangkah menjauhi kursi. "Tunggu, Mentari!" Revan mencegah Mentari keluar. "Saya serius mengatakan ini. Maukah kamu menjadi istriku? Membersamai langkah perjuanganku dalam menjalani kehidupan yang lebih baik di bawah cahaya hidayah Islam? Aku ... ingin kamu menjadi wanita yang selalu meluruskan ketika aku sedang salah mengambil jalan," ucap Revan dengan tatapan penuh keyakinan. Ditodong langsung seperti itu membuat Me
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Bab 57

"Eyang?" Mentari hendak protes tapi dihalangi oleh papanya melalui tatapan mata.Gadis itu menatap Revan sekalian yang juga menatapnya dengan senyum kemenangan. Jika tadi siang dia tak mendapat jawaban dari Mentari langsung. Malam ini seolah semesta berpihak padanya. Kyai yang membimbingnya ke jalan yang benar ternyata adalah kakeknya Mentari dan justru memintanya untuk menikah dengan cucu kesayangannya yang juga merupakan gadis yang diincarnya. Hati siapa yang tak berbunga-bunga jika jalan terjal yang semua tak berujung sudah menemukan pangkalnya. Jalan menuju kemenangan dalam menaklukkan gadis yang dicintai sudah terbuka lebar dengan restu dari tetua yang paling dihormati di keluarga Mentari."Abi, apa tidak sebaiknya hal seperti ini kita bicarakan dengan tenang? Sepertinya Mentari juga belum siap untuk menikah," bantah Aina. Sebagai seorang ibu, tentu dia ingin yang terbaik untuk putri bungsunya. Jika putrinya tidak bersedia, maka tidak boleh ada paksaan dalam hal jodoh. Cukup dir
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Bab 58

Sejak perjodohan itu Mentari menjadi lebih pendiam ketika berada di kantor. Gadis berhijab itu juga menghindari bertatap muka dengan Revan. Ya selalu meminta pada Widi untuk mewakilinya jika terpaksa harus berinteraksi dengan atasan."Kamu sengaja menghindari saya?" tanya Revan ketika tanpa sengaja berpapasan dengan Mentari. "Tidak, Mister," jawab Mentari sopan. Sebisa mungkin Mentari tidak memperlihatkan kegenggahan yang sedang ia rasakan. Dia juga tak mau memperlihatkan jika saat ini Revan berusaha untuk mendekatinya. "Apa kamu yakin? Kok saya merasa Kamu sengaja menjauhiku ya?" Revan memblokir jalan sehingga Mentari Tak Bisa lewat. Gadis itu menatap Revan dengan kepala mendongak karena jarak tinggi mereka yang lumayan jauh. "Permisi, Mister saya mau lewat." Mentari masih bersikap sopan pada Revan meski tingkah pria itu membuatnya tak suka. "Katakan dulu, kenapa kamu menghindari Saya? Apa karena lamaran itu? Bukankah saya sudah bilang untuk memberikan waktu sebanyak yang kamu
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Bab 59

"Kirimkan file laporan penjualan cabang empat sekarang. Saya tunggu paling lambat 5 menit dari sekarang."Belum sempat Mentari menjawab, panggilan sudah ditutup sepihak oleh Revan. Tiga hari belakangan Revan memang kembali seperti semula. Otoriter, tegas, dingin, dan tak punya hati. Entah, apakah lamarannya dulu benar-benar karena cinta atau hanya sekadar basa-basi semata. Gadis itu mau mengumpat tapi tak ada waktu. Lima menit untuk membuka laptop, lalu mencari data yang diminta dan mengirimkannya. Mata yang tadinya sudah mulai sempurnangantuk dan tak bisa melek, kini terbuka . Gadis itu segera melaksanakan tugas yang diberikan bosnya tengah malam begini. ***Mentari seperti kembali pada masa awal-awal dia masuk kerja di perusahaan Revan. Sifat otoriter pria itu kembali lagi. Padahal selama beberapa bulan terakhir bos dingin itu sudah lebih manusiawi bahkan melamarnya sebagai istri. Mentari tercenung setelah berhasil mengirimkan file yang diminta oleh Revan. Memikirkan kembali jawa
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

Bab 60

"Mentari, apa kamu lupa sekarang tanggal berapa?" tanya Revan mengalihkan pembicaraan. "Tanggal 15, Mister."Gadis berhijab itu bukan tak tahu dengan maksud pertanyaan dari bosnya. Hanya saja ia ingin menguji dulu seberapa sabar pria yang ada di hadapannya ini. Revan mendengkus kesal. Namun tak berani untuk menunjukkan emosinya."Artinya apa?" tanya Revan lagi membuat Mentari tiba-tiba nyengir.***Mentari menutup mulut rapat-rapat. Wanita itu tahu betul kalau Revan tengah gelisah menantikan jawaban. Tapi Mentari tidak akan memberitahu Revan dengan mudah. Gadis yang selalu memakai pakaian syar'i itu masih akan melihat keseriusan Revan. Di hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Revan, Mentari akan menguji kesabaran Revan. Rasanya Mentari ingin sekali tertawa melihat ekspresi Revan yang terlihat lucu. "Maksud Mister?" tanya Mentari berlagak bodoh. "Arti apa?" tanya Mentari lagi. Sengaja gadis itu pura-pura nggak paham.Perkataan Mentari sukses membuat Revan merasa dongkol. "Kamu tid
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

Bab 61

"Saya ... tidak ditolak?"Setelah melewati hari yang berat, akhirnya Revan berhasil mendapatkan hadiah istimewa di penghujung hari. Ditemani senja indah yang menghiasi langit, pria itu mendapatkan jawaban indah yang sangat didambakan oleh telinganya."Saya menerima lamaran Mister," sambung Mentari.Senyum merekah mulai terpancar dari wajah kusut Revan. Pria itu hampir kehilangan kata-kata karena terlalu bahagia. Jawaban dari Mentari sudah memusnahkan seluruh kegundahan dan kegelisahannya. "Ini bukan mimpi, kan?"***Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan bagi Revan. Lamarannya sukses dan tak lama lagi mentari akan menjadi pengantinnya. Gadis berhijab yang dulu ia benci karena pakaian dan keyakinannya yang bertentangan dengan dirinya itu kini akan menjadi pendamping hidupnya. Kehadiran Mentari telah menjungkirbalikkan kehidupan Revan. Hati yang dulu beku perlahan mencair dengan sikap dan keteguhan Mentari. Jika gadis lain tergila-gila padanya, Mentari sebaliknya. Dia sangat c
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

Bab 62

Revan dan Mentari mulai sibuk menyiapkan pesta pernikahan. Setelah acara lamaran selesai, kedua keluarga langsung menggelar rapat untuk menyusun acara pernikahan kedua mempelai. Nenek dan Aina yang paling antusias dan heboh memilih berbagai tetek bengek pernikahan, seperti undangan, souvernir, dekorasi sampai ke gaun pengantin. Sementara Mentari hanya bisa pasrah dengan pilihan mamanya.Revan sama sekali tidak keberatan dengan syarat yang diajukan oleh Mentari. Menurut Revan, Mentari juga tidak mengajukan syarat yang sulit untuk dipenuhi. Revan yakin, pesta pernikahannya dengan Mentari dapat berjalan dengan lancar nantinya. Terlebih keduanya tidak memiliki orang di masa lalu. Jadi menurut Revan tak akan ada orang yang mengganggu rumah tangga mereka kelak. "Banyak sekali hal yang harus disiapkan untuk acara pernikahan," gumam Mentari saat melihat daftar hal-hal yang harus ia lakukan untuk mempersiapkan pesta pernikahannya dengan Revan."Mengurus pesta pernikahan memang bukan hal yang
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more

Bab 63

"Mentari, kamu tidak perlu memaksakan diri seperti ini. Serahkan saja sama Revan semuanya. Dia pasti bersedia menyelesaikan sisanya," protes Aina.Tepat setelah Aina selesai bicara, tiba-tiba Mentari ambruk. Wanita itu jatuh pingsan karena terserang demam tinggi. Mentari langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menerima perawatan intensif."Kenapa Mentari tidak menjawab telepon?" gumam Revan mengkhawatirkan Mentari, tanpa tahu jika calon istrinya itu tengah dilarikan ke rumah sakit. "Apa terjadi sesuatu padanya?"***"Mentari, ponsel kamu bunyi terus. Mungkin dari Nak Revan," ujar Aina seraya menyodorkan telepon genggam milik Mentari.Saat ini Mentari tengah berbaring di rumah sakit dengan tubuh lemas. Wanita itu sudah sadar setelah pingsan selama beberapa jam. Demam Mentari berangsur-angsur turun usai mendapatkan penanganan dari petugas medis."Pasti Mister cari-cari aku," gumam Mentari. Gadis itu menatap ponsel yang masih digenggaman mamanya lalu menarik nafas dalam sebelum menerima.
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more

Bab 64

"Mentari, aku membawa buah-buahan untuk kamu," ujar Fatih sembari menyodorkan buah tangan yang ia bawa untuk Mentari."Terima kasih, Fatih," ucap Mentari seraya melempar senyum tipis pada Fatih.Keduanya saling melempar senyum satu sama lain dan hal ini membuat kecemburuan Revan makin berkobar. "Kenapa Mentari tersenyum pada laki-laki itu? Kenapa Mentari ramah sekali pada laki-laki itu?" batin Revan dengan perasaan berkecamuk. "Saya juga membawa buah!" seru Revan ikut menyela. Pria itu juga tidak mau kalah. "Buah yang aku bawa pasti lebih mahal dari buah laki-laki itu," ucap Revan dalam hati."Terima kasih, Mister," jawab Mentari singkat.Selama Revan berada di ruangan tersebut, Mentari lebih banyak berbincang dengan Fatih. Revan selalu berusaha memotong percakapan mereka, tapi sayangnya Mentari tidak memberikan respon bagus. Mentari terlihat agak cuek pada Revan dan mengabaikan pria itu."Ada apa dengan Mentari? Apa dia sengaja ingin membuatku kesal?" geram Revan dalam hati. Dari t
last updateLast Updated : 2023-11-26
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status