Mentari menatap mamanya lalu tersenyum. "Tentu saja, Ma. Mentari tidak akan melupakan fitrah Mentari sebagai seorang perempuan. Hanya saja untuk saat ini Mentari memang belum berpikir untuk berumah tangga. Mungkin dua atau tiga tahun lagi Mentari akan memikirkannya.""Tapi jangan sampai sama bosmu itu ya?" celetuk Bintang."Ish, tentu saja nggak! Abang tahu sendiri dia itu bagaimana, kan?" Mentari mengerucut bibirnya sehingga pipinya menggembung lucu.Sisa perjalanan mereka diisi dengan gelak tawa karena mereka semua suka sekali menggoda Mentari. Hingga suara dering ponsel yang begitu nyaring menghentikan tawa mereka. Wajah Mentari mendadak pucat ketika tahu siapa yang saat ini menghubunginya."Siapa, Sayang kenapa tidak diangkat?" tanya Aina."I-itu, Ma ... Dia ..."***"Dia siapa, Nak?" desak Aina. Wanita itu tampak penasaran melihat ekspresi mentari yang begitu berbeda saat melihat nama si penelpon. "Ne-neneknya Mr Revan," jawab Mentari lirih. Gadis itu sebenarnya sudah tak ingi
Terakhir Diperbarui : 2023-10-31 Baca selengkapnya