Semua Bab Putra Hartawan dari Rahim Perawan: Bab 131 - Bab 140

185 Bab

Bab 25

Seorang pria gagah dengan garis wajah sedikit mirip dengan anak tersebut keluar dari pintu kaca otomatis dan langsung memanggil neneknya.Mentari menatap pria itu dan nenek yang ia tolong bergantian. Ini benaknya mulai menghubungkan dengan apa yang ia pikirkan sebelumnya bahwa sang nenek memiliki kemiripan dengan seseorang yang ia kenal tapi dia lupa siapa orang itu. Ternyata setelah bertemu dengan cucunya Mentari baru tahu ternyata cucu yang dimaksud oleh nenek tersebut adalah Mr Revan."Pantesan wajah nenek ini seperti mirip seseorang? Ternyata dia mirip dengan MR Revan," batin Mentari. "Nah, Mentari ini cucu nenek. Kenalkan namanya Revan," ucap sang nenek memperkenalkan lelaki yang masih berdiri kaku menatap Mentari."Revan, kenalkan ini Mentari. Dia gadis yang baik. Tadi nenek dibantu nyeberang sama dia terus dianterin juga ke sini." Nenek itu menatap cucunya dengan senyum mengembang. Sementara lelaki itu menatap Mentari tanpa kedip. Lebih memilih menatap lantai seolah petak-peta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-28
Baca selengkapnya

Bab 26

Seketika kemacetan terjadi di ruas jalan tersebut. Beberapa orang berkerumun untuk menolong mentari yang sudah tergeletak di trotoar. Beruntung Gadis itu memakai helm sehingga kepalanya aman dari benturan. Darah mengalir di tangan kiri Mentari sementara Gadis itu sudah kehilangan kesadaran dirinya ketika sama-sama mendengar teriakan beberapa orang yang melihatnya. Dunia Mentari menjadi gelap gulita dan tak lagi bisa mendengar apapun."Panggil ambulans!" teriak seseorang yang lebih dulu menolong Mentari. Tak berselang lama ambulans datang dan Gadis itu diangkut menuju ke rumah sakit. Beberapa orang membantu Mentari. Ada yang membawa motornya ke bengkel ada pula yang mengikuti Mentari ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit Gadis itu langsung dibawa ke UGD dan ditangani oleh tim medis. "Mas, apa ada keluarga pasien di sini? Kami butuh persetujuan untuk tindakan operasi karena tulang tangannya patah," ucap Perawat. Seorang pemuda dan seorang pemudi yang membawanya ke rumah sakit m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

Bab 27

Hanya segera menghubungi suaminya namun hingga beberapa kali mencoba untuk menelpon tak ada jawaban selain suara operator. Memang tadi pagi suaminya mengatakan kalau hari ini akan keluar kota untuk meninjau lokasi pembukaan cabang baru. Tak putus asa hanya menghubungi Bintang, putra pertamanya. Namun ternyata * juga sedang berada di luar kota. Kalaupun dia memaksakan untuk pulang membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 jam agar sampai di rumah sakit tempat Mentari dioperasi. Alhasil Aina memilih untuk berangkat sendiri ke rumah sakit dan mengatakan kepada Bintang untuk menghubungi bapaknya nanti."Maaf ya, Ma, Mama ke rumah sakit duluan saja Bintang akan segera pulang. Nanti Bintang sampaikan juga sama Papa."Karena kondisinya sedang kacau Aina meminta sopir untuk mengantarnya ke rumah sakit. Jika dia memaksakan untuk melihat tersendiri ia khawatir tidak akan sampai dengan selamat.Ketika mobil sudah terparkir sempurna enak kegas turun dan berlari menuju ruang operasi. Di depan ruangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

Bab 28

"Mentari?" gumam Revan. Sambil memejamkan mata sejenak pria itu membuka pesan dari Mentari. Pria itu tampak salah tingkah seperti ABG sedang jatuh cinta padahal kini sosok yang membuatnya salah tingkah itu tidak ada di hadapannya. Hembusan nafas terdengar kasar keluar dari mulut Revan. Percuma dia menata hatinya kalau ternyata pesan yang ia terima tidak sesuai dengan harapan. Dia pikir Mentari akan mengungkapkan perasaan rindu atau sejenisnya. Ternyata hanya mengucapkan kata maaf karena belum bisa kbali bekerja. "Revan, lagian apa yang kamu harapkan. Mentari tidak mungkin tertarik padamu karena dia sudah memiliki kekasih," ucap Revan pada dirinya sendiri. Mendadak wajah tampan pria itu diliputi mendung. Dia hampir melupakan fakta kalau Mentari sudah memiliki Bintang di hatinya. Dia terlalu percaya diri kalau sang asisten pasti tertarik padanya. Dada pria itu naik turun dengan nafas tak beraturan tatkala mengingat betapa dekatnya Mentari dengan Bintang. Pria tersebut juga tampak b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya

Bab 29

"Gimana, Mentari Kamu suka nggak sama bunganya?" tanya Revan.Mentari kembali melirik Abangnya yang terus menatap dirinya dengan tatapan tajam. Dia tahu abangnya tidak suka dengan sikap Revan yang mendadak baik padahal biasanya pria itu selalu membentak dirinya bahkan menuduh dia sebagai gadis yang tidak punya harga diri."Sebenarnya Mister nggak usah repot-repot membawakan bunga untuk saya," jawab Mentari retoris. Gadis itu tak mau mengatakan dirinya suka atau tidak suka terhadap bunga yang dibawakan oleh bosnya. Karena dia khawatir jika mengatakan suka bosnya akan salah paham padanya dan jika dia bilang tidak takut atasannya itu marah dan semakin membencinya. Sehingga dia mengambil jawaban teraman.Meskipun Mentari sama sekali tidak tertarik dengan Revan tapi gadis itu tetap menghormatinya karena bagaimanapun Revan adalah bosnya di kantor. Dia tidak mau menjadi karyawan yang kurang ajar hanya gara-gara berbeda prinsip.Dalam agama yang dianutnya tidak pernah diajarkan bahwa kepada
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya

Bab 30

Sejak hari itu Revan terus mencari cara untuk mendekati Mentari. Setiap habis dari kantor dia akan selalu menyempatkan diri mendatangi rumah sakit sembari membawakan sesuatu untuk Mentari. Seperti hari ini dengan diantar seorang sopir Revan yang sudah lelah bekerja masih menyempatkan diri untuk datang ke rumah sakit."Pak Min, Pak Min kan sudah nikah ya?" tanya Revan tiba-tiba. "Iya, Mister anak saya sudah dua malah!" jawab sang sopir sembari terkekeh. Setiap membayangkan anak kembarnya yang lucu-lucu di rumah pria itu selalu berbinar bahagia. Revan bisa melihat kebahagiaan Pak Min dari kaca spion yang ada di atas kepala."Dulu bagaimana pak menaklukkan hati istrinya?" Pak minta senyum mendengar pertanyaan dari sang atasan yang di luar dugaan. Pasalnya selama ini bosnya yang dingin dan irit bicara itu tidak pernah menyinggung soal perempuan apalagi sampai pertanyaan cara menaklukan hati perempuan. "Wah kalau saya dulu pernah perjuangan, Mister. Saya yang dulunya pengangguran dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya

Bab 31

Revan berjalan lurus tanpa terpengaruh oleh tatapan mata-mata lapar yang menginginkan dirinya. Bahkan beberapa perawat muda yang melintas sampai berhenti sekedar untuk menatap wajahnya yang tampan.Ketika langkah Revan sudah sampai di depan kamar rawat Mentari pria itu tidak langsung masuk. Seperti biasanya dia akan mengintip terlebih dahulu melalui celah kaca kecil yang terdapat di pintu untuk memastikan ada siapa saja di dalam.Kedua matanya membola saat melihat satu sosok yang sangat dia kenal berada di dalam dan terlihat begitu dekat dengan Mentari. "Pria itu? Kenapa bisa ada di sini? Apa hubungan mereka sebenarnya? Apa hubungan Mentari dengan keluarga Bintang sudah sedekat itu?" Mendadak nyali Revan ciut. Seorang yang tak pernah mundur dalam menghadapi klien seperti apapun, merasa kerdil saat harus bersaing dengan keluarga Bintang. Ya, selama ini dia tahu kalau Bintang berasal dari keluarga yang juga menguasai kerjaan bisnis. Bahkan jika dibandingkan dengan dirinya, keluar Bint
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya

Bab 32

"Cantik. Eh, maksud saya ... Mentari cukup cerdas dan cekatan. Saya suka sama dia!" jawab Revan tanpa sadar.Fatan menaikkan sebelah alisnya mendengar kata "suka" dari bibir Revan. "Suka?" "Mak-sud saya saya suka dengan kinerjanya. Saya sudah merasa cocok." Revan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ya, dia memang cerdas dan cekatan. Saya tahu saat dia magang di perusahaan saya waktu masih kuliah dulu."Revan menghembuskan nafas lega. Pria itu seperti tengah tertangkap basah melakukan kesalahan padahal tidak. Ia merasa Fatan seperti ayah Mentari yang tengah menginterogasinya.***Hari ini sudah tepat satu minggu Mentari berada di rumah sakit yang sudah diperbolehkan pulang karena kakinya sudah bisa dipakai untuk berjalan. Memang tidak ada yang sampai dioperasi tapi bagian sendi yang bergeser membuat Gadis itu tak bisa berjalan dengan sempurna. Sedangkan bagian lengan kiri yang mendapatkan operasi kini sudah lebih baik meskipun belum bisa sepenuhnya digunakan. Revan sudah berada d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya

Bab 33

Mentari menatap mamanya lalu tersenyum. "Tentu saja, Ma. Mentari tidak akan melupakan fitrah Mentari sebagai seorang perempuan. Hanya saja untuk saat ini Mentari memang belum berpikir untuk berumah tangga. Mungkin dua atau tiga tahun lagi Mentari akan memikirkannya.""Tapi jangan sampai sama bosmu itu ya?" celetuk Bintang."Ish, tentu saja nggak! Abang tahu sendiri dia itu bagaimana, kan?" Mentari mengerucut bibirnya sehingga pipinya menggembung lucu.Sisa perjalanan mereka diisi dengan gelak tawa karena mereka semua suka sekali menggoda Mentari. Hingga suara dering ponsel yang begitu nyaring menghentikan tawa mereka. Wajah Mentari mendadak pucat ketika tahu siapa yang saat ini menghubunginya."Siapa, Sayang kenapa tidak diangkat?" tanya Aina."I-itu, Ma ... Dia ..."***"Dia siapa, Nak?" desak Aina. Wanita itu tampak penasaran melihat ekspresi mentari yang begitu berbeda saat melihat nama si penelpon. "Ne-neneknya Mr Revan," jawab Mentari lirih. Gadis itu sebenarnya sudah tak ingi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya

Bab 34

Dengan gerakan cepat Revan bangkit dari berbaringnya lalu menatap wajah neneknya yang sudah dipenuhi dengan keriput dari samping."Nenek serius? Jadi sekarang nenek sudah menjadi seorang muslim?" tanya Revan tak percaya.Nenek mengangguk pasti. Wajah sang nenek terlihat sangat cerah saat ia tersenyum."Nenek tidak pernah seserius ini sebelumnya, Van."Revan sekali lagi meyakinkan dirinya kalau apa yang ia dengar dari mulut neneknya itu hanya mimpi. Selama ini sang nenek lah yang mengajarkan arti makna hidup dikala kedua orang tuanya lebih mementingkan urusan bisnis daripada mengasuh dan menjaganya. Sang nenek juga tidak pernah mengenalkan Tuhan padanya sehingga hal itu membuat dirinya benar-benar tidak bisa percaya pada Sang Pencipta."Entahlah, Nek," lirih Revan. ***Hari ini Mentari sudah bersiap untuk kembali bekerja. Meskipun tangan kirinya masih belum bisa digunakan tapi wanita itu tetap masuk sesuai dengan arahan dari bosnya. Sama atasan sudah mengatakan kalau Mentari hanya me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
19
DMCA.com Protection Status