All Chapters of Putra Hartawan dari Rahim Perawan: Chapter 1 - Chapter 10

185 Chapters

Kehamilan Misterius

"Katakan, siapa ayahnya?" Abi Hanif menatap nyalang Aina, putri tunggalnya. Wajah lelaki yang biasanya teduh dan menenangkan itu berubah akibat kobaran emosi yang menguasai.Aina menggeleng dengan derai air mata terus membanjiri pipinya. "Aina Zahra! Abi tidak pernah mengajarkanmu untuk berbuat maksiat, kenapa kamu begitu tega melempar kotoran di muka Abi, hah?" Dada Abi Hanif naik turun tak beraturan. Napasnya tersengal-sengal."Ampun, Abi. Aina benar-benar tidak tahu. Aina bahkan tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun," rintih Aina. Gadis itu berlutut di hadapan Abinya dengan kedua tangan tertangkup di depan dada."Kamu pikir Abi bodoh? Kamu bukan Siti Maryam perawan suci yang hamil tanpa laki-laki, Aina! Jangan membodohi Abi!" Suara lelaki paruh baya itu semakin meninggi."Sekarang apa yang harus Abi katakan pada keluarga Pak Karim? Padahal pernikahanmu dengan Danis sudah ditentukan!" Abi Hanif melengos saat tatapan matanya bertemu dengan mata Aina yang basah. "Danis ber
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Diasingkan

"Kalau sudah sadar, segera bangun dan pergi dari sini!" ucap Abi Hanif tegas membuat harapan Aina yang sempat melambung kembali terjun bebas. Rupanya Abi dan Ummi masih ingin membuangnya bahkan setelah Aina pingsan.Dengan gerakan cepat Aina bangun lalu bersimpuh di kaki Abi Hanif. Menangis, meraung, memohon pengampunan."Maafkan Aina, Bi. Aina mohon jangan buang Aina, Bi. Aina nggak tahu bagaimana nasib Aina kelak kalau harus pergi dalam kondisi seperti ini," ucap Aina memelas."Kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu sendiri, Aina. Ini adalah hukuman karena kamu sudah mencoreng keluarga kita!""Tapi, Bi-""Abi rasa kamu tidak lupa hukuman apa yang pantas didapatkan oleh seorang pezina dalam agama kita! Karena sekarang tidak ada yang bisa menegakkan hukuman itu, maka Abi yang akan membuatmu sadar atas perbuatanmu!" Abi Hanif memalingkan wajahnya agar tidak goyah.Sebagai ayah yang telah mendidik buah hatinya, tentu tidak mudah melakukan hal ini. Lelaki itu bahkan merasakan sakit
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Bukan Anak Pujan

"Pak Hanif, kami sudah sangat percaya sama Anda. Kita juga sudah sepakat jika putra saya pulang dari luar negeri pernikahan putra putri kita segera dilaksanakan. Sekarang putra saya sudah pulang dan dia sendiri yang meminta acara pernikahan dimajukan. Lalu apa masalahnya sekarang? Putri Anda juga sudah wisudah, kan?" desak Pak Karim.Abi Hanif menghela napas panjang. Tak tahu harus memulai dari mana untuk mengatakan alasan pembatalan perjodohan mereka. Tidak mungkin juga dia harus berkata jujur jika putrinya hamil. Susah payah dia menutupi aib tersebut, tidak mungkin dia membukanya begitu saja. "Sekali lagi mohon maafkan kami, Pak Karim. Putri saya ... dia ... pergi," lirih Abi Hanif.Sekali lagi pasangan suami-istri yang berada di hadapannya itu kaget. Pasalnya, Abi Hanif terkenal sangat ketat dalam mendidik putri semata wayangnya. Tidak mungkin putrinya bisa pergi begitu saja."Maksud Pak Hanif apa? Aina kabur begitu?"Abi Hanif terdiam sejenak. Ia melirik sang istri seolah meminta
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Masih Menjadi Misteri

Aina merasakan kepalanya sangat berat. Aroma minyak kayu putih terasa sangat menyengat di hidungnya. Mendadak perutnya kembali mual. Namun ia juga merasakan kedua matanya sangat berat untuk dibuka."Non, Non Aina! Non Aina sudah sadar?" Bik Esih menatap majikannya dengan mata berbinar."Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar, Ai. Hampir saja aku membawamu ke puskesmas kalau tidak sadar juga," ujar Bidan Andini. Aina menatap Bidan Andini dan Bik Esih bergantian lalu menatap perutnya yang masih rata. Ucapan Bidan Andini kembali terngiang membuatnya kembali bergidik. "Kamu kenapa, Ai? Apa ada yang kamu rasakan sekarang?" "Nggak kok, Mbak. Cuma lagi pusing aja." Aina mencoba untuk bersikap biasa saja. "Baiklah, kalau gitu nanti obatnya diminum, ya? Jangan lupa makan yang banyak. Makan yang kamu ingin, nggak usah ditahan-tahan," nasehat Bidan Andini.Aina mengangguk lalu tersenyum. Bik Esih mengantar Bidan Andini sampai pagar setelah semua urusan selesai. "Non, mau Bibik buatin sesuatu? B
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Kupikir Dia Berbeda

"Danis nggak habis pikir, Bi. Aina ... bisa melakukan hal itu. Kupikir dia gadis shalehah yang selalu terjaga. Kupikir dia akan menjaga kesuciannya untuk imam yang akan menikahinya. Ternyata harapanku terlalu tinggi ya, Bi?" Danis menunduk lesu. Pria mana yang tak kecewa jika gadis yang akan dinikahinya tiba-tiba menghilang dan alasan menghilangnya karena telah hamil. Danis sendiri sudah sangat yakin mencintai sosok Aina, putri seorang pemilik yayasan pendidikan. Tak hanya memiliki akhlak yang baik, Aina selama ini juga dikenal sebagai gadis yang cerdas. Penampilannya selalu tertutup karena takut apa yang dimiliki dilihat oleh laki-laki non mahram. Namun berita yang baru saja Danis dengar mematahkan sayah harapannya untuk membina rumah tangga bersama wanita yang akan membersamainya di dunia hingga menuju ke surga. "Danis pikir Aina berbeda dengan gadis-gadis di luaran sana yang tergoda gaya hidup bebas. Ternyata sikapnya yang lembut serta penampilannya hanya menutupi sifat aslinya
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Provokasi

Abi Hanif merangsek ke depan dan menghalangi orang-orang yang hampir kalap tersebut. "Tunggu! Kalau ada masalah kita bicarakan baik-baik, jangan main hakim sendiri!" ucap Abi Hanif tenang. "Halah, dasar munafik! Nggak usah didengerin! Ayo bakar saja gedung ini! Jangan sampai kita mendapatkan azab karena dosa zina yang dilakukan oleh putri ketua yayasan ini! Ayo semuanya, kita bakar saja!" Seorang pria dengan wajah garang dan rambut agak gondrong memprovokasi warga. "Tunggu dulu! Apa untungnya bagi kalian kalau gedung ini dibakar? Apa kalian ingin putra-putri kalian berhenti sekolah?" Abi Hanif berbicara dengan sangat tenang. Tidak takut dengan semua kemarahan warga karena dia tahu ada seseorang yang sengaja memprovokasi mereka. Mendadak suasana yang semula riuh menjadi hening. Kemarahan yang semula membara perlahan padam mendengar pertanyaan dari Abi Hanif. "Siapa yang mau ikut saya ke dalam? Ayo kita bicarakan baik-baik." Abi Hanif menatap satu per satu pria di barisan paling de
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

Bedrest

Bik Esih tergopoh-gopoh membuka pintu karena bel pintu terus-terusan berbunyi dan terpaksa meninggalkan Aina sendirian di kamar dalam keadaan pingsan."Nyo-nyonya?" "Kenapa lama sekali, Bik? Di mana Aina?" Ummi Widuri Tempak gusar.Wanita berhijab itu tidak tenang sejak semalam. Bayangan wajah putri semata wayangnya terus emmbayang di pelupuk mata hingga terpaksa dia datang tanpa memberi tahu suaminya."Non Aina di atas, Nyonya." Sikap Bik Esih yang mencurigakan membuat Ummi Widuri segera berlari menuju kamar terdekat. Dia pikir putrinya akan memilih tinggal di lantai satu mengingat sedang hamil muda. Ternyata semua kamar di lantai satu kosong. Saking paniknya, dia sampai lupa menanyakan pada Bik Esih di mana kamar putrinya."Nyonya, Non Aina ada di kamar atas!" ucap Bik Esih yang tiba-tiba muncul dari dapur membawa baskom berisi air dan kain kecil.Tepat saat Ummi Widuri menapakkan kakinya di anak tangga pertama, seorang bidan masuk diiringi Mang Asep."Sayang, kamu kenapa, Nak?" U
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

Perasaan Aneh

Aina masih terbayang wajah pria yang membuat jantungnya berdetak ketika di pintu rumah sakit tadi. Gadis yang sebentar lagi akan menjadi ibu tunggal bagi anaknya itu meraba dada kirinya. Detak jantung Aina tak biasa. Rasa mual yang semula sering menyiksa, mendadak hilang. Bahkan dia menginginkan makan sesuatu hanya dengan mengingat aroma yang ditinggalkan pria tak dikenal itu."Mang Asep, nanti tolong berhenti di rumah makan seafood, ya. Tiba-tiba Aina ingin makan cumi krispi," ucap Aina."Siap, Non. Laksanakan!" jawab Mang Asep sembari menyetir. Bik Esih tersenyum karena akhirnya Aina mau minta makan setelah tiga bulan ini hampir tidak ada makanan yang benar-benar masuk ke lambungnya. Karena setiap kali mencoba makan, detik itu juga langsung dimuntahkan. Mobil berbelok ke sebuah restoran seafood. Aina turun ditemani Bik Esih. Entah dapat dorongan dari mana, Aina ingin sekali makan di tempat."Bik, Ai mau makan di sini. Bibik temenin Ai makan, ya?" Bik Esih mengangguk. Apapun yang
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Berjuang Berdua

"Hati-hati!"Suara bariton dari pria bertubuh tegap itu masuk ke rungi Aina. Spontan ia segera menegakkan tubuhnya karena merasakan sentuhan dari seorang pria tak dikenal. "Terima kasih," ujar Aina lalu membungkuk sekejap dan memilih pergi tanpa menoleh lagi. Sementara pria yang barusan menolongnya menatap kepergian Aina dan kedua tangannya yang masih di udara bergantian. Ada getaran aneh yang menjalar di sekujur tubuh pria itu. Malam hari Aina tampak gelisah dalam tidurnya. Bayangan seorang pria yang menggendong bayi mungil hadir dalam mimpinya. Lalu pria tersebut tersenyum pada Aina."Astaghfirullah!" Aina terbangun. "Ternyata aku mimpi," gumam Aina.Memikirkan apa yang ada dalam mimpinya barusan membuat jantung Aina berdetak kencang. Bayi dan pria itu, kenapa seperti nyata? Aina menatap jam dinding, ternyata waktu menunjukkan pukul 3 dini hari. Gegas Aina bangun dan ke kamar mandi. Tak berselang lama gadis itu keluar dengan wajah yang sudah segar.Aina berdiri di atas sajadah. Me
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Bintang untuk Aina

"Siapkan operasi, sekarang!" perintah dokter. "Baik, Dok."Aina yang mendengar hanya bisa pasrah. Tak peduli apapun caranya, yang penting bayi dan kandungannya bisa lahir dengan selamat. Sembari berdoa dalam hati, ia memasrahkan urusannya ini pada Allah. "Keluarga Nyonya Ainun!" Seorang perawat memanggil.Mang Asep dan Bik Esih segera mendekat. "Kami, Sus. Apa bayinya sudah lahir?" tanya Bik Esih dengan tatapan cemas."Belum. Bayinya terlilit tali pusat dan membutuhkan tindakan operasi. Kami butuh persetujuan dari pihak keluarga. Apa suaminya sudah datang?" tanya perawat itu.Bik Esih dan suaminya saling pandang. Mereka menelan ludahnya yang sama-sama terasa susah. Bik Esih meminta pendapat suamiya memalui tatapan mata."Suaminya sedang di luar negeri, Sus. Tidak memungkinkan untuk datang sekarang," ucap Mang Asep beralasan. Tidak mungkin dia mengatakan kalau Aina belum menikah. Karena itu akan membuat citra Aina yang berhijab menjadi buruk."Kalau begitu, apakah Bapak dan Ibu ini o
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status